Rabu, 30 Desember 2020

ODE UNTUK PAK EDO

Atafras *
 
Ada guru baru di sekolahku. Guru bidang studi Bahasa Inggris. Pak Edo Gunawan Master Pendidikan. Orangnya sebetulnya gagah dan tampan, tapi menurutku sangat menyebalkan. Rambutnya yang selalu awut-awutan menambah lengkapnya kesan yang tidak menyenangkan bagiku. Mungkin juga bagi kebanyakan teman-temanku.
 
Setiap ada jadwal pelajaran Bahasa Inggris, perutku selalu mules. Pasalnya karena Pak Edo selalu saja punya alasan untuk menghukumku. Yang lupa bawa buku lah, yang baju tidak kumasukkan lah, atau bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan pun, aku terkena hukuman. Macam-macam pula bentuk hukumannya. Kadang skotjam, kadang sit-up, yang sering itu, Stand-up, alias berdiri di depan kelas. Malu? Sangat… Sesekali aku pernah bolos, malas ikut pelajaran malah ngumpet di UKS, pura-pura sakit. Eh….ujung-ujungnya Pak guru menyebalkan itu tahu. Dan esoknya, hukuman yang kurasa lebih berat pun harus kuterima. Asli, lama-lama aku pun menjadi semakin malu, karena selalu saja aku stand-up di depan kelas dan mengikuti pelajaran Pak Edo dengan berdiri. Bayangkan, dua jam pelajaran, alias dua kali empatpuluh menit, alias delapan puluh menit, atau sama dengan satu jam duapuluh menit aku harus berdiri. Uh, betul-betul menyebalkan pak guru yang satu ini. Satu-satunya yang membahagiakanku saat seperti itu adalah bunyi bel penanda pergantian pelajaran. Karena dengan begitu, Pak Edo pasti pindah ke kelas lain, dan aku bisa duduk dengan lega mengikuti pelajaran lain dari guru yang lain. Bagiku, mengikuti pelajaran Bahasa Inggris adalah siksa.
 
“Eh, Man, kamu mengapa sih kok nggak mau berusaha?” Yanto teman akrabku tiba-tiba bertanya, saat aku sudah duduk.
 
“Maksudmu?” Tanyaku balik dengan nada agak jengkel kepadanya. “Usaha bagaimana?’ Aku belum mengerti arah pembicaraannya.
 
“Ya… usaha belajar Man, yang sungguh-sungguh, biar nggak stand-up terus kalau pas pelajaran Bahasa Inggris. Masa Kamu nggak malu sih, setiap ada pertanyaan atau quis dari Pak Edo enggak bisa jawab, terus ikut pelajaran sambil berdiri gitu. “ Papar Yanto menjelaskan. “Nih, lihat nih! Aku sampai beli buku ini supaya bisa mengikuti alur pembelajaran Pak Edo, supaya nggak kena stand-up. Dan Alhamdulillah, sekarang aku jadi lebih enjoy mengikuti pelajaran beliau.” Yanto menyodorkan bukunya kepadaku.
 
“Ah….” kutarik nafas berat seraya menerima buku itu, “Kamu tahu kan Yan, gimana aku bisa beli buku? Aku nggak tega minta sesuatu dari emakku.” Aku hanya bisa menunduk, merenungi nasibku. Pilu.
 
“Ok deh, Man, gini aja, buku ini kamu buat resumenya, kamu tulis di buku catatanmu. Nanti setelah selesai kembalikan padaku. Gimana?”
 
“Ah, enggak lah, Yan. Trimakasih. Aku malas, biar saja gak papa stand-up terus. Lagipula Pak Edo yang lebay. Biar saja kuikuti saja pelajarannya dengan muak hati.” Sahutku menolak tawaran Yanto dan mengangsurkan buku itu.
 
“Parman..Parman…aneh kamu itu, kamu lho sebetulnya lebih pintar daripada aku. Tapi…ya sudahlah, kalau begitu terserah kamu.” Yanto pun memasukkan buku itu kembali ke dalam tasnya.
 
Obrolan kami pun terhenti karena bu guru IPS sudah memasuki kelas. Kami pun larut kembali dalam pikiran masing-masing dan mengikuti materi berikutnya. Di dalam hatiku sebetulnya aku mengakui, bahwa sejak Pak Edo mengajar di kelas kami, banyak teman yang jadi kian semangat belajarnya. Motivasi mereka macam-macam, ada yang karena malu dihukum terus, ada yang karena Pak Edo tampan, ada yang karena memang ingin bisa berbahasa Inggris dengan baik. Satu contoh diantaranya adalah Yanto. Anehnya, kok aku tidak seperti mereka. Aku justru muak pada cara Pak Edo setiap kali mengajar di kelas kami. Meskipun aku tahu pasti, Pak Edo sudah berbuat adil, siapa pun yang tidak bisa menjawab pertanyaan quisnya, pasti stand-up. Dan itu berlaku untuk siapa saja, siswa laki-laki maupun perempuan.
 
Semakin hari semakin sedikit jumlah temanku yang stan-up. Dan Itu artinya model pembelajaran yang diterapkan Pak Edo di kelasku telah berhasil. Tapi, makin hari aku pun makin sebal dan jengah kepada guru Bahasa Inggris sok pintar itu. Hingga pada suatu ketika, terjadi sesuatu di luar dugaanku.
 
Sore itu, seperti biasa, aku asyik dengan sabit di tanganku. Mencari rumput untuk sepasang kambing bantuan dari desa yang diberikan kepada semua pelajar yatim di desaku ini. Setelah kurasa cukup, rumput-rumput itu pun kuikat dan kutata di boncengan onthelku, tiba-tiba Cak Rokhim tetanggaku berteriak dari kejauhan.
 
“Man! Parman…!” tangannya melambai sambil berlari ke arahku.
 
Belum sempat juga aku bertanya, Cak Rokhim sudah berada di dekatku dengan nafas ngos-ngosan, “Man….emakmu, Man. Emakmu ditabrak orang, sekarang di puskesmas Kembangan.”
 
Tanpa banyak tanya aku pun mengikuti langkah Cak Rokhim yang segera menuntun sepedaku dengan setengah berlari.
 
Sesampai di puskesmas, di ruang UGD, kulihat emak dikerumuni banyak orang. Mereka tampaknya bertanya macam-macam pada emak yang menjawab dengan bicara ala ndesonya. Ada Pak dokter dan perawat, ada banyak orang juga yang tidak kukenal, dan ada seorang perempuan muda yang duduk di sebelah emak. Aku tidak sempat berpikir siapa dia. Di kepala dan siku kiri emak ada balutan perban. Nampak ada bekas luka yang ditutup jahitan.
 
“Lha…..ini anak saya datang…., sini Le…“ Ah, emakku ini sok gaul juga.
 
“Mak gak papa?” Tanyaku pendek.
 
“Alhamdulillah, Le, Emak gak papa. Mak tadi itu ditabrak orang di depan pasar. Emak juga nggak tahu gimana kejadiannya. Emak cuma ingat pas dagangan pisang kita itu habis, emak sangat gembira, dan maunya langsung pulang. Pas jalan cari ojekan, terus emak sudah nggak ingat lagi, Le…”
 
“Kata orang-orang, ibu ini ditabrak lari oleh pemuda bermotor ninja.” Sahut perempuan itu. “Melihat jalanan depan pasar yang macet, dan banyak orang berkerumun seperti ada yang butuh bantuan, suami saya segera turun dari mobil dan tidak tega, akhirnya ibu anda kami bawa ke sini. Ibu masih dalam kondisi pingsan tadi saat bapak-bapak ini membantu kami membawa ibu.”
 
Sesaat kemudian, datang seseorang dengan menenteng kresek putih berisi banyak sekali obat-obatan. “Ini, Ma. Letakkan di meja itu!” Ucapnya seraya mengangsurkan bungkusan kresek kepada perempuan yang sedang berbicara.
 
Semua mata beralih tertuju kepadanya. Termasuk mataku. Dan spontan jantungku berdegup hebat. Ada rasa malu dan bersalah yang luar biasa. Dengan kikuk kusapa dan segera kusalami tangan lelaki itu. “Pak Edo…” pucat pasi rasanya saat mendekati beliau. Seketika hilang semua rasa sebal dan muak.
 
“Lho, kok kamu, Man…ini ibumu ya?” tanya beliau bijak. Orang yang selama ini sering kumaki dalam hati, ternyata adalah pahlawan penyelamat.
 
Saat Pak Edo dan istri beliau berpamitan, berkali kuucap terimakasih. Sebelum masuk mobil, beliau pun sempat menyodorkan beberapa lembar uang berwarna biru kepadaku. Aku menolaknya, tapi beliau terus memaksa.
 
Aku kembali melangkah ke dalam puskesmas setelah mobil Pak Edo hilang dibalik tikungan. Hanya satu pikiranku saat itu. Aku hendak membeli buku Pintar Berbahasa Inggris seperti milik Yanto. Dan, aku berjanji dalam hati, akan belajar sungguh-sungguh. Yakinku, aku pasti tidak akan terkena stand-up lagi.
 
“Pak Edo, maafkan saya….” Desisku dalam hati. Tiba-tiba aku tak sabar pada pertemuan kami berikutnya di kelas, akan ada ode untuk Pak Edo, sebuah ucapan tulus dariku. Bukan lagi umpatan dalam hati, bukan lagi rasa muak, dan bukan lagi makian yang tersembunyi. Seketika, aku ingin berteriak, “Trimakasih Pak Edo……!“ lalu bisikku kembali, “Selamat tinggal stand-up…!”
***
____________

*) Atafras, nama aslinya Atrik Trisnowati Anisa Fitri Rasyida. Lahir di Surabaya 17 Oktober 1975. Aktif di KOSTELA dan FP2L. Seorang guru di SMP Negeri 1, Sekaran, Lamongan. http://sastra-indonesia.com/2020/07/ode-untuk-pak-edo/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito