Antara Dukun, Sabung Ayam dan Pembunuh Di Istana Negara
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
Prolog
Sewaktu koleksi bukuku hanya beberapa, kebanyakan fotokopian, aku membacanya setiap kata seperti bebijian emas berharga. Dengan suntuk serasa menggali sumber mata air dari tanah-tanah gersang. Berulang demi temukan ketepatan makna, lantas kugoyang nilai-nilai terkandung hingga pengertiannya berubah setiap harinya. Dan kudapati jiwa pengarangnya, meski guratan tersebut hasil terjemahan.
Perkiraanku melayang menyentuh uap kemungkinan terdekat menjauhi taksiran sebelumnya. Tapi biasanya, berpulang menyetiai pandangan semula, awal betapa diriku digedor kesaksian penulisnya. Aku baca kata-kata bebutiran pasir terhampar di bencah pesisir emas. Harapanku mereguk nikmat tandas, timbul haus mencekik tenggorokan bathin belia, manakala menapaki pengetahuan yang selalu baru sedenyut perasaanku kini.
Lambat-laun bacaanku bertambah, membeli buku-buku terbitan baru. Suatu hari, aku borong yang seolah tak mungkin terbaca seluruh dalam kepenuhan hidupku, itu membuat ketagihan. Selanjutnya aku selektif mengisi waktu dalam membaca, hanya tertentu sampai tuntas. Ada pula kubaca berulang kali, padahal yang berderet di rak adanya belum aku pelototin. Kadang beli buku, perlunya menyimak beberapa bab darinya.
Di sana jiwaku bertarung, membaca buku menyinauhi peredaran alam perubahan, mengelilingi gerak hidup dalam kehidupan. Menghirup bunga di taman atau mencium keharuman sebuah karangan. Kerap aku sandarkan pelbagai temuan realitas pribadi, berkeseluruhan sadar pula sepunggungnya. Berolah rasa tajamkan arah mencari titik penghampiran, serupa hakim menentukan hukuman, digoda di sisi hasrat ingin peroleh keindahan. Aku seperti mereka hadir di buku-buku memiliki perkiraan sendiri, sudut tekan berlainan. Usaha purnakan pribadi menjelajah, mengeruk berharap kelak dapati sembada.
Sembari menahan kantuk di sembarang siang menyerang. Aku teringat kawan Fahrudin Nasrulloh pernah berkata; “Buku yang terbaca merupakan takdir tersendiri.” Aku kira tidak berlebihan, kita sering dipertemukan ruang-waktu papasan, bertolak sedari tak teringinkan. Ini kentara bagi pemburu buku keluaran lama, pencari dituntun hawa lembut bersesuaian; misal membenci tokoh berinisial A, dapat dimungkinkan susah mencari karangannya. Tapi betapa menggemari sosok B, akan mudah perolah karya-karyanya di toko buku loakan, ini bersanding erat berhincit dekap di balik pahit kesumat.
Tidak keliru ujaran tempo dulu; “tak usah membenci guru, nanti berimbas ketakmanfaatan yang terperoleh darinya.” Cukup tidak sejalan, bukan tersinggung ke hati dalam pelajaran. Sebanding kemisterian kalbu merambahi yang berkisaran di lelingkup hayat dilakoni. Letak nantinya tertancam, atau mengawang selembaran kabut menyepuh kulitan ruh keilmuan di atas gunung bacaan.
Terus terang aku suka dapati undangan pembicara, dua jenis kesukaan aku temukan. Pada belakang namaku tertulis penyair atau sastrawan, padahal jika kutulis sendiri paling banter pengelana, mentok pengelola penerbitan, karena kadang berbagi menerbitkan karya kawan pun hasil cipta sendiri. Kedua, seolah yang kuugemi memberkah, tidak jauh laku sehari-hari dalam kepenulisan, membedah karangan lain.
Antara Dukun
Dalam keadaan tertentu aku kerap sebandingkan sosok penyair dengan dukun kampung. Kehebatan sang dukun tanpa menyebutkan diri, mereka percayai, tanpa lewati iklan juga tiada plakat depan rumahnya tertera paranormal. Dari sana aku tergelitik, alangkah indah tanpa katakan identitas, tetangga kampung sebelah, hingga desa-desa jauh mengetahuinya.
Aku kira jenis kekalahan tersendiri, membuka kursus atau lembaga karate, tetapi masih menancapkan plakat di pekarangannya. Sedangkan sang dukun bersegenap kemampuan berolah kanuragan; bathinnya diasah, raga-jiwanya ditempa menerus ke titik kepekaan tertentu mencapai gelombang informasi, yang tidak terdengar orang-orang awam.
Demikian mengobati, memecah batu-batu permasalahan, sering tak nyambung nalar. Namun khasiatnya melebihi diagnosa, logika ahli bedah, psikolog, pula melampaui sejarawan, jikalau tiada istilah mengacau akan hal-hal belum terketahui. Ia unggul dipelbagai bidang dan masih membawa bentuk pantangan; tidak menyebutkan dirinya dukun, hanya mengaku membantu, menolong semacamnya.
Sabung Ayam
Aku yang dulu sempat menggemari sabung ayam sampai ke luar kota menjajal kesaktiannya, ke Tuban, Pare, Kediri. Di Jogja, tidak luput tanding ke pelosok Kulon Progo daerah Garongan. Penyabung di sisi tertentu serupa dukun, keampuhannya kerap dijegal pendatang baru. Dan, penulis awal menerbitkan buku seperti pemilik ayam jago siap bertanding ke mana pun, demi membuktikan pada gelanggang digeluti, apakah benar jantan atau keok di pertarungan. Para kyai kampung yang pelihara jago, biasanya semasa muda suka mengadu ayam, mungkin ini terdukung hikayat jawara yang gemar beradu ayam. Dan, imajiku tumbuh di sana seharum semerbak sekembang melati di tengah-tengah taman pondokan.
Sastrawan mula keluarkan buku, biasanya muncul kejiwaan cukup menimba keilmuan pada sementara waktu. Mencoba bersegenap kemampuan dipunyai, sedangkan ajang bedah buku sejenis adu ayam di gelanggang. Ini keharusan selepas dilatih tiap hari, diberi makan terbaik tak seperti ayam biasa dikasih dedak, bebijian jagung semata. Namun disaji potongan daging kecil-kecil, tetesan anggur, diurut, disematkan nama, rerupa kemanjaan lain, yang dihajatkan tumbuh beringas. Pagi dimandikan air hangat segar, malam hari ditaruhnya di kandang layak, pertumbuhan jalu-nya dirawat teratur, demi sabetannya kelak mematikan lawan dengan telak.
Ayam bermental unggul, tak kan berteriak keok sampai ajal menjemput di pertandingan. Ini bisa dihitung jari, mungkin dari keturunan ayam jantan jawara atau dilambari asmak ampuh dalam tubuhnya. Setiap pejantan punya kharisma masing-masing, hanya orang tertentu yang mampu mengangkat fitrohnya sebagai aduan tangguh.
Aku perkenalkan M.D. Atmaja
Sebelumnya aku ucapkan terimakasih kepada mbak Jeng Titik Weber yang perkenalkanku padanya. Kami bertemu di angkringan dekat alun-alun utara Jogja, ngobrol kesana kemari seawal jumpa, yang sedurungnya lewat facebook saja. Berbincang soal pergeseran masa percepatan laju pertumbuhan kota gudeg, pun saling berkisah tetapak hayat kami jalani masing-masing, dan mbak Titik menceritakan pertemuannya atas sastrawan Pramoedya Ananta Toer semasa ia kuliah di luar negeri. Lantas membumbung pengetahuan di antara kami meresapi kehangatan akrab.
Dari sana, aku petik sikap teguh kepengarangan M.D. Atmaja. Terlintas seakan diriku sewaktu membukukan Balada, lantas dikenal “Balada-Balada Takdir Terlalu Dini,” yang sempat dibedah di Purna Budaya Yogyakarta 2001, atas sastrawan Iman Budi Santosa, Suryanto Sastroatmodjo (almarhum). Aku kira pengarang Atmaja kini merasai hawa bangga, layak sebangsanya, apalagi penerbitan buku perdananya sejerih ikhtiar murni. Beranjak sedari semangat membara, tak jauh memikirkan untung-rugi, ini sungguh bernilai nantinya, jika dikukuhkan niat sampai tutup usia.
Kenekatan tak lama menimbang, menggerus ragu menumpas was-was ketakutan dianggap sepeleh, kumprung sekelaminnya. Keberanian tersebut sangat berarti dalam negara kurang menghargai pemikiran anak bangsanya, tidak memberi ruang-waktu bagi jemari memegang pena bersuara lantang. Yang malah memakmurkan orang-orang bersenjata, duduk layak di kursi jabatannya di atas jeritan angka kemiskinan.
Di hadapanku, M.D. Atmaja. Getol menggembleng nasibnya berolah kata membawa nikmat bathin sekecup kasih informasi hayat, demi kesaksian hidup dimuka bumi pertiwi. Atas novel bertitel “Pembunuh Di Istana Negara” dan novel-nevelnya lebih lanjut. Aku dengar, ia sudah persiapkan tujuh novel di genggeman tangannya. “Aku kira, ini modal cukup untuk idealis disementara waktu;” kataku saat itu. Yang kini kita bedah, bersama pemerhati seni budaya Robin Al Kautsar beserta networker kebudayaan Halim HD, dalam acara Geladak Sastra #5 Komunitas Lembah Pring Jombang, dalam Padepokan Selo Aji (kediaman Ribut Sumiyono, Pematung batu di Trowulan) Jl. Raya Jati Sumber 11, Jatisumber, Watesumpak, Trowulan, Mojokerto, 23 Juli 2001, ba’dah Sholat Jum’at.
Tatkala mengantari “Kantring Genjer-genjer,” novel karya Teguh Winarsho AS, 2007, aku pernah mengutarakan; “…sebuah novel semacam kamus filsafat hidup, yang di dalamnya terkadung segala muatan keilmuan.” Kini aku tambahkan: Bentuk-bentuk penceritaan pun membutuhkan langgam, demi membantu pembaca menggambarkan suasana kepada kata-kata yang dihadirkan. Ini alam psikologi bekerja kepada perenungan terdalam, kesuntukan mencipta melodi dari setiap barisnya menentukan wewarna ruang dilukiskan. Tekstur jiwa, persetubuhan makna, wewujud pengendapan lain diharapkan ke dasar kefitrohan teks yang dihasrati kesana.
Teknik dapat dipelajari di mana saja, dunia konflik bisa diramu sebanyak pengetahuan terbaca, tapi seringkali luput tatkala tergesa-gesa, hingga bangunan tercanangkan kurang jenak meski duduk di tempat nyaman. Maka kesabaran dituntut, ketekunan hening diajukan, agar tidak sekadar lintasan cerita, rangkaian peristiwa yang kurang membuka kalbu pembaca. Alunan nada-nada tuturan yang diungkapkan, betapa membentuk dunia lain bagi penyimak menjelajahi. Olehnya ketenangan emosi membukakan cakrawala yang tak tersentuh kata, namun mampu diwakili penghampiran puitika di sekitarnya. Di sana terbaca mentah atau matangnya pengarang dalam meleburkan diri ke dunia. Gugusan itu pantulan menyikapi pesona hayati, maka jenjang usia menentukan, mematangkan situasi yang digambarkan karya. Selamat untuk yang terus menggelora.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar