Rabu, 01 Desember 2010

Mortalitas dalam Immortalitas

Agus B. Harianto
http://sastra-indonesia.com/
Kita selalu disuguhi dengan dua kata antonim tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mortalitas yag berasal dari kata berbahasa Inggris “mortality”, adalah ihwal yang pada akhirnya mati oleh berbagai faktor. Sedang imortalitas (immortality) berarti suatu kondisi keabadian. Atau, sesuatu yang dapat menjadi abadi.

Al-qur’an adalah salah satu contoh karya imortalitas yang diwariskan kepada umat islam, bahkan kepada seluruh umat manusia. Dalam bidang kebahasaan, sejarah telah menyebutkan keindahan bahasa yang ada di dalamnya. Berbagai upaya dilakukan umat manusia untuk membongkar rahasia di dalamnya. Tetapi, semua itu harus kembali pada esensi yang termaktub, bahwa ia bukanlah hasil kreasi manusia.

Di kehidupan ini, sangatlah tepat mengkaji kandungan makna dari warisan leluhur pembawa ajaran kedamaian. Baik itu mengkaji maupun mengaji. Mengajinya dengan ilmu bahasa dalam membacanya, seperti yang dilakukan khalayak umum di dunia. Ataupun, mengkajinya menggunakan kacamata keilmuan yang telah dan akan ada. Kesemua usaha yang dilakukan manusia tersebut tidak pernah mempengaruhi kehakikian dari mahakarya dunia tersebut.

Kalimat-kalimat indah dan penuh makna mendalam, berisikan ajaran-ajaran kebenaran yang menjadi panduan kehidupan, telah menarik perhatian dunia untuk meneliti sekaligus mengekspos dan mengeksplorasinya. Tidak ketinggalan pula sarjana-sarjana muslim, mereka juga berusaha menjelaskan kebakuan Al-qur’an dengan spesialisasi keilmuan mereka. Sehingga bermunculan tafsir-tafsir Qur’an yang beragam, dan semuanya adalah benar dari kacamata masing-masing. Dan, semuanya tidak akan berubah meski seseorang menafikannya ataupun tidak.

Usaha-usaha yang dilakukan umat manusia dalam mempelajari dan mengeksplorasi Al-Qur’an, baik itu dari teks maupun konteksnya secara langsung atau dari tafsir-tafsir yang diketengahkan oleh sarjana-sarjana muslim terdahulu, bukanlah kebakuan tersendiri dari penginterpretasian mahakarya dunia tersebut. Sesuai perkembangan jaman, akan bermunculan interpretasi-interpretasi lain dari sebelumnya yang bisa menggantikan ataupun menyempurnakan tafsir terdahulu. Dan ini pun seharusnya tidak terlepas dari orisinalitas sebuah tafsir dan interpretasi yang termanifestasi ke dalam kehidupan. Meski kesemua itu belumlah cukup untuk mengungkap esensi yang ada dalam mahakarya dunia tersebut.

Terlepas dari pertanyaan usaha penerjemahan, baik secara batini atupun lahiriah, baik bermanfaat ataupun tidak bagi sebagian kalangan atau individu yang lainnya, ikhtiar yang dilakukan oleh berbagai sarjana dari berbagai bidang keilmuan patutlah dihargai. Kembali pada varietas keilmuan, mereka telah susah payah berupaya menjelaskan kandungan isi Qur’an dengan spesialisasi keilmuan mereka masing-masing. Dan, apakah ini sudah mutlak benar? Pertanyan ini akan terjawab jikalau kita mampu menelusuri tafsir tersebut menggunakan bidang kelimuan yang digunakan. Meski hal itu, pada akhirnya, belum tentu mutlak benar sehingga tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan pendapat beberapa kalangan dari suatu keilmuan yang sama.

Secara logika, jikalau dari satu keilmuan saja dapat memungkinkan perbedaan tafsir dan pendapat, maka besar kemungkinannya jika hal itu ditelusuri dari bidang keilmuan yang berbeda. Maka tak ayal lagi, muncullah berbagai ragam dalam pengaplikasian interpretasi Qur’an tersebut.

Karya Sastra dan Mahakarya Sastra Dunia

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwasannya Al-Qur’an adalah mahakarya abadi yang mengandung unsur bahasa. Bahasa yang sangat indah berjuta makna inilah yang mengundang umat manusia untuk mengungkapkannya. Lantaran berbagai macam unsur terdapat di dalamnya, patutlah jika ia disebut sebagai mahakarya dunia. Hal itu akan terasa wajar jika kita mengembalikan pemahaman kita terhadap pencipta mahakarya tersebut.

Dalam literatur Islam, usaha penafsiran Qur’an telah didahului oleh penerima wahyu itu sendiri, yang tidak lain Nabi Muhammad, baik secara perilaku maupun penjelasan. Sehingga melahirkan pula mortalitas yang langgeng dalam imortalitas yang lain. Oleh sebab itu, hal ini berlanjut dengan interpretasi-interpretasi yang lain.

Usaha-usaha itu tak lepas dari niat mulia sang interpretator. Mereka ingin membenahi moralitas umat dari kacamata dirinya. Tolak ukur yang digunakan merupakan penyempitan itu sendiri. Menggunakan spesifikasi keilmuan yang dibidanginya, mereka merajut kata demi kata untuk pengeksplorasian. Sehingga tak ayal, di kemudian hari menuai sanjungan dan protes.

Sedangkan karya sastra adalah masterpiece dari anak manusia. Ini dapat mencakup berbagai bidang, style, dll. Pengolahan pemikiran, memungkinkan hal ini ada. Seperti halnya yang dirintis oleh Descartes, filosof dari Perancis, yang mendeklarasikan “Cogito Ergo Sum” (aku berpikir maka aku ada).

Dengan adanya jargon tersebut, eksistensi manusia diakui dari pemikirannya. Sejauh mana manusia itu berpikir akan terlihat dari hasil pemikirannya. Pengekspresian dan pengeksplorasian pemikiran anak manusia ini dapat memberikan penambahan tolak ukur suatu pemnbenahan ataupun tidak. Dengan catatan, ekspresi itu sendiri berangkat dari tujuan awal si peng-ekspresi, apakah terilhami untuk mengeluarkan unek-uneknya bagi dirinya sendiri ataukah bagi khalayak. Sebagian besar, hal ini bermula “dari diri sendiri, dan untuk diri sendiri.”

Kini giliran interpretator dan pembaca mengambilalih peranan. Sebaik apa kualitas ekspresi pemikiran mewarnai benak anak manusia. Tentu saja, hal itu tak lepas dari keilmuan yang dimiliki mereka. Interpretator (kritikus; pen.) mengeksploitasi dan mengeksplorasi sebuah karya sastra – yang tak lepas dari spesifikasi keilmuannya – memberitahukan kepada pembaca, kelebihan dan kekurangan sebuah karya sastra.

Sedangkan, pembaca, baik yang mempunyai spesifikasi keilmuan sama dengan interpretator ataupun tidak, akan sangat berterimakasih dengan usaha yang dilakukan interpretator. Terlepas pada suatu waktu, adanya pembaca yang memiliki spesifikasi keilmuan berbeda, akan menangkap interpretasi yang telah terungkapkan dengan pandangan sebelah mata. Maka, dengan spesifikasi keilmuan yang dimilikinya, interpretator lain berusaha mengungkapkan sebuah karya tersebut dengan spesialisasinya.

Diakui ataupun tidak, interpretator lain ini telah mengawali interpretasiannya dengan titiktolak sebuah atau beberapa interpretasi yang telah ada. Hal-hal kecil ataupun besar yang diungkapkannya, pasti lah berbeda dari kacamata sebelumnya. Dan, pada akhirnya, sebuah karya sastra telah melahirkan beraneka ragam kacamata.

Jika kita kembali pada imortalitas Qur’an, lahirnya kacamata-kacamata dari sebuah karya sastra adalah mutlak adanya, karena spesifikasi keilmuan beraneka ragam. Pertanyaannya adalah sebaik apa sebuah karya sastra dapat menjelma ke-imortalitas-an. Hal ini tak akan terlepas dari anggapan dan spesialisasi keilmuan dari pembaca sendiri. Orang-orang yang merasakan faedah dan pengarusan dari karya sastra lah yang dapat memberikan penilaian tersebut. Lantas, kesepadanan sebuah karya sastra dengan mahakarya abadi dunia? Ataukah, imortalitas Qur’an masih patut dipertanyakan dengan filosofis bahwasannya yang abadi hanyalah Allah, sedang ciptaannya adalah mortal? Wallahu a’lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito