Minggu, 02 Mei 2010

Tiga Corak Rubrik Sastra Surat Kabar

Adek Alwi*
http://www.suarakarya-online.com/

PALING tidak, ada tiga corak rubrik sastra dalam surat kabar. Pertama, rubrik sastra yang tidak mengaitkan isi dengan sifat surat kabar yang bersifat umum, dibaca oleh publik yang luas dan beragam. Jikapun ada dari sifat surat kabar yang dipegang, adalah halaman surat kabar yang relatif sedikit dibanding majalah; sehingga cerpen, esai, artikel sastra yang dimuat tidak dapat terlalu panjang seperti dalam majalah.

Tapi tema, seting, eksplorasi bahasa maupun gaya bercerita, ulasan atau telaah unsur-unsur sajak (seperti rima, irama, bentuk, metafora, imaji dan lain sebagainya), tak soal. Jadi, semangat rubrik sastra jenis ini sebetulnya sama dengan spirit majalah sastra, seni, budaya.

Corak rubrik sastra surat kabar seperti di atas merupakan ragam rubrik sastra tertua dalam surat kabar kita; setidaknya sudah ada sejak dekade 1950-an saat majalah sastra, seni, budaya, masih subur di negeri ini.

Kita ingat, dekade 1950-an ada majalah “Kisah” yang legendaris itu, ada majalah “Prosa”. “Budaja”, “Zaman Baru”, “Seni”, “Indonesia”, “Konfrontasi” dan banyak lagi. Di dasawarsa 1960-an, di samping masih terbitnya beberapa majalah dari dekade 1950-an juga 1940-an, ada majalah “Sastra”, “Horison”, dan “Budaya Jaya”. Maka denyut kehidupan sastra makin semarak dengan adanya rubrik-rubrik sastra di surat kabar itu.

Dewasa ini, ragam rubrik sastra seperti di atas (di Ibu Kota) masih dapat kita jumpai pada dua-tiga surat kabar, termasuk “Suara Karya”. Pada harian ini jejaknya bahkan sudah cukup panjang, sejak dekade 1970-an, ketika rubrik itu disebut “lembar pendakian sastra”. Sementara yang lain segenerasi dengan rubrik sastra “Suara Karya” sudah lama tiada seiring dengan tak terbitnya lagi surat-surat kabar bersangkutan, atau berubahnya visi dan misinya. Katakan misalnya surat kabar “Berita Yudha”, “Buana Minggu”, “Merdeka Minggu”, “Pelita”, “Swadeshi” dan sejumlah surat kabar lainnya.

Corak kedua, adalah rubrik sastra surat kabar yang mengaitkan isinya dengan karakter surat kabar secara lebih ketat. Pada rubrik sastra jenis ini, panjang tulisan (terutama cerpen dan esai) selain harus disesuaikan dengan ketersediaan kolom/halaman, menjadi penting pula pertimbangan keterkaitan karangan itu (misalnya tema cerpen serta esei) dengan hal-hal yang umum sifatnya, atau sebutlah konteks sosialnya. Pun, aktualitasnya; sesuatu yang juga menjadi ciri surat kabar. Ini sebabnya pada hari-hari di sekitar 30 September/1 Oktober, umpamanya, cerpen-cerpen yang muncul di rubrik sastra jenis ini biasanya berlatar dan yang temanya semacam rekonstruksi peristiwa di bulan yang sama tahun 1965, atau pada hari-hari sesudahnya; ketika pemerintah Orde Baru memburu mereka yang dianggap terlibat dengan kejadian itu.

Karena itu pula, karangan-esei yang memfokuskan penelaahan terhadap unsur-unsur sajak (imaji, metafora, rima, irama, dan sebagainya itu), jarang atau sama sekali tak ditemukan di dalam rubrik sastra surat kabar jenis ini. Esei-esei seperti itu dinilai terlalu spesifik, tak umum, juga tak aktual.

Tetapi tentu ada kecualinya, misalnya saat penyairnya meninggal. Namun itu pun dengan catatan jika penyairnya memang sangat populer, dikenal luas di tengah masyarakat. Ketiga, ialah rubrik sastra yang oleh penerbitnya dilihat bagian dari komoditas di tengah semangat pers yang telah bergeser dari pers-perjuangan, pers-pembangunan, menjadi pers-industri. Di sini, rubrik sastra itu dipandang sama dengan rubrik-rubrik lain di dalam surat kabar (dapat juga ditambah dengan tabloid) bersangkutan. Artinya, rubrik sastra itu pun harus mampu memberi kontribusi laba terhadap perusahaan; minimal mengikat pembaca untuk tidak lari ke surat kabar atau tabloid sejenis.

Pada rubrik sastra jenis ketiga di atas amat kecil kemungkinan esai atau artikel sastra dijumpai, apalagi yang bersifat telaah atau eksprimental. Begitu pula dengan sajak. Cerpen-cerpen yang dimuat, juga cerita bersambung, disesuaikan dengan minat atau kebutuhan segmen pembaca surat kabar kabar (atau tabloid) bersangkutan.

BETAPAPUN, ketiga corak rubrik sastra surat kabar itu memberi kontribusi yang tidak kecil artinya bagi kehidupan sastra di Tanah Air. Idealnya memang rubric sastra corak pertama.

Namun, dua jenis rubrik sastra lainnya pun sudah memberikan sumbangan, terlebih sejak akhir dasarwasa 1980-an atau awal 1990-an, ketika majalah sastra cuma tinggal “Horison”, majalah kebudayaan tersisa “Basis”, setelah “Budaya Jaya” tak pula lagi terbit di awal 1980-an.

Sekaligus itu juga berarti, dewasa ini, negeri berpenduduk yang katanya lebih 220 juta jiwa ini tidak lagi sekadar disebut paceklik media sastra, tetapi sudah melorot ke tingkat miskin-papa (meski belum sampai hina-dina). Nah, dalam situasi-kondisi seperti itu, syukur masih ada rubrik-rubrik sastra surat kabar. Syukur; karena rubrik-rubrik sastra itu tak hanya bermanfaat untuk sastrawan, peminat/pembaca sastra, tetapi juga untuk napas hidup sastra.

Tidak bisa dibayangkan sebuah bangsa, apalagi yang besar dan mengaku kaya-raya, yang menter-menterinya bermobil mahal, wakil rakyatnya wangi dan buncit perutnya, pagar istana preisdennya bernilai 20 miliar rupiah lebih, gedung-gedungnya tinggi mencongkaki langit; namun denyut hidup sastranya di pintu sakratulmaut lantaran kelangkaan media representatif. Padahal, hasil kreasi sastra itu akan dibaca bangsa lain pula sebagai identitas bangsa itu; padahal, Malaysia yang tempo dulu hormat ke negeri ini laiknya ke abang, jangan lagi media-media sastra representatif, tokoh-tokoh sastranya pun diberi negara gelar Sastrawan Negara dengan berbagai fasilitas.

Hemat saya, kesadaran kepada jati-diri/identitas bangsa melalui sastra itu yang mendong banyak orang atau pihak terpanggil menerbitkan media-media sastra, seni, budaya dasawarsa 1950-an atau sebelumnya; beberapa waktu sesudah atau menjelang bangsa ini merdeka. Padahal, secara materi bangsa kita zaman itu tentu belum sejaya sekarang. Tapi, itulah, mereka memiliki kesadaran, memiliki komitmen yang tinggi.

Apakah dengan begitu, saat ini, kita, bangsa ini, tidak lagi memiliki kesadaran serupa atas peran sastra bagi identitas bangsa, bagi pembangunan spritual? Tidak akan saya jawab pertanyaan ini, di tengah maraknya budaya kulit/fisik merajelala, sehingga orang senyum saja walau sudah menipu serta korup untuk memuaskan dahaga rakus itu dan budaya kulit/fisik itu. Lebih baik, sambil senyum haru, saya lagi-lagi memberi apresiasi pada rubrik-rubrik sastra surat kabar tadi: yang bercorak ketiga, dua, apalagi yang pertama. ***

*) Adalah sastrawan, wartawan, dan dosen Poltek UI

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito