Senin, 28 Mei 2012

Membaca Suara Hati Rakyat di Buku Kumpulan Puisi “Jejak Mata Pena”

Tosa Poetra
http://sastra-indonesia.com/

Seminggu yang lalu, setelah lelah dari pagi sampai sore kerja di bengkel, saya langsung pulang. Biasanya saya jalan-jalan dulu sebelum pulang. Ya, hari itu memang diharuskan saya segera pulang, karena hari itu di rumah ada acara genduri setahun Yudistira, anak laki-laki saya yang kecil. Sampai di rumah, saya melihat ada paket di meja belajar saya, kiriman dari saudari saya yang bekerja di Hongkong.

Minggu, 27 Mei 2012

Perbandingan Budaya Indonesia dan Jepang

Satriani
http://www.ujungpandangekspres.com/

Budaya adalah kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup komunitas itu.

Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari nilai-nilai kesamaan dan perbedaan antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Dengan mengenali persamaan dan perbedaan kedua budaya itu, kita akan semakin dapat memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pihak yang berasal dari budaya yang berbeda.

Strategi Kebudayaan atas Papua *)

Indra J. Piliang *
http://www.tempo.co/

Masalah Papua terletak dalam sudut pandang Jakarta. Memang ada persoalan kompetensi pejabat-pejabat Papua yang mendapat kesempatan setelah otonomi khusus dijalankan, dan nama Papua dikembalikan dari nama Irian Jaya oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Rata-rata sejumlah kepala suku (besar) di Papua mendapatkan posisi, baik di pemerintahan, swasta, perusahaan, maupun perguruan tinggi, sampai jabatan-jabatan lain. Tak aneh kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memasukkan unsur “Papua” sebagai salah satu pertimbangan dalam matrikulasi reshuffle kabinet, sembari “melupakan” etnis Sunda atau Jawa Barat. Masalah ini, lagi-lagi, terkait dengan pola pikir Jakarta atas Papua dan daerah-daerah lain.

Keindonesiaan dalam Diri Affandi

Warih Wisatsana *
Kompas, 19 Okt 2008

SUDAH pasti, ditimbang dari sudut bobot, buku tentang Affandi kali ini tak tergolong ringan. Bayangkan saja, berat ketiga jilid dari seri bertajuk singkat Affandi ini adalah tak kurang dari 9 kilogram.

Namun, syukurlah, buku ini tak hanya berat secara fisik, isinya pun terbilang fenomenal. Tak hanya memuat ratusan gambar orisinal dari karya Affandi, melainkan juga menghadirkan sejumlah telaah dari pakar seni, baik dalam maupun luar negeri, di bawah koordinasi Eddy Soetriyono, pengamat dan kurator seni rupa yang tak kenal payah ini. Mereka adalah Astri Wright, Bambang Bujono, Helena Spanjaard, Jean Couteau, Jim Supangkat, serta tak ketinggalan Eddy Soetriyono sendiri.

Menafsir Puisi-puisi DN Aidit

Asep Sambodja
http://www.kompas.com

“Tukang pidato adalah seniman,” kata Njoto alias Iramani, menerjemahkan pernyataan Multatuli, “Ook de redenner is een kunstenaar.” Paling tidak, DN Aidit yang dikenal dunia internasional sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) itu juga menulis puisi.

Ada sembilan puisi DN Aidit yang terdapat dalam buku Gugur Merah: Sehimpunan Puisi Lekra, Harian Rakyat 1950-1965 yang dihimpun Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan, yang terbit pada bulan September 2008. Sebenarnya jumlah puisi Aidit lebih banyak dari itu, hanya saja ada puisi-puisi Aidit yang tidak lolos dari redaksi Harian Rakyat Minggu, Amarzan Ismail Hamid, yang kini menjadi redaktur senior Tempo dengan nama Amarzan Loebis.

Merawat Bahasa, Meruwat Bangsa

Damanhuri *
Lampung Post, 30 Okt 2008

SEBUAH bangsa sesungguhnya “sebuah komunitas yang diangankan, sebuah komunitas yang dianggit”. Itu kata-kata Benedict Anderson dalam bukunya yang telah menjadi klasik: Imagined Communities (1983) atau dalam terjemahan Indonesia, Komunitas-Komunitas Imajiner (Insist, 2001).

SASTRA DI MATA IGNAS KLEDEN : Mengulas Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan

Manneke Budiman, MA
http://www.fib.ui.ac.id/

Membaca Ignas Kleden dalam Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan serasa menyaksikan bangkitnya kembali kritikus Subagjo Sastrowardojo, yang pernah gemilang dengan karyanya Sosok Pribadi dalam Sajak bertahun-tahun yang lalu. Sejak kepergian Subagjo Sastrowardojo, terasa betul ada kevakuman dalam produksi kritik sastra yang berbobot hingga lahirnya buku Ignas ini. Ia tidak hanya memberikan contoh yang baik kritik sastra yang bermutu, tetapi juga mengajarkan kepada kita bagaimana cara membuat kritik sastra yang bermutu. Ia juga memperlihatkan bagaimana gagasan dapat dielaborasi baik secara ekstensif maupun intensif, bergerak keluar-masuk teks sastra yang sedang diulasnya, dan menciptakan hubungan serta relevansi antara yang khusus atau spesifik dan yang umum atau universal.

Sastra TKI dan Ciri-cirinya

JJ. Kusni
http://wachyu.depsos.org/

Mengikuti kehidupan perpuisian di dunia maya dan media cetak tanahair, sampai sekarang nampak bahwa sanjak cinta tetap merupakan arus kuat dan gelombang besar yang menggemuruh dan berdebur. Yang saya maksudkan dengan sanjak cinta, tidak lain daripada sanjak-sanjak yang mengambil cinta sebagai tema olahan. Barangkali keadaan demikian berkaitan dengan usia relatif muda para penulis karya-karya puisi tersebut, di samping asal strata sosial mereka yang bisa dikelompokkan pada lapisan kelas menengah,

Membaca “Dongeng” Nusantara

Achmad Sunjayadi *
Kompas, 27 Okt 2008

BEBERAPA waktu lalu ada yang mengusulkan untuk mengganti nama Indonesia menjadi Nusantara. Alasannya, nama Nusantara lebih sesuai dibandingkan Indonesia. Jauh sebelumnya, tahun 1920-an, Dr Setiabudi yang memiliki nama asli Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950) memopulerkan nama untuk tanah air negeri kita adalah Nusantara. Satu kata yang tak memiliki unsur kata ”Hindia” (dari kata bahasa Belanda = Nederlands Indië, Hindia Belanda). Nama yang digunakan pemerintah kolonial untuk menyebut negeri kita.

Bre Redana: Rekaan Ingatan

Jean Couteau, Warih Wisatsana *
Kompas, 3 Agus 2008

SESEORANG tengah menyaksikan lakon ketoprak Damarwulan. Pada tempat dan saat yang lain, dalam kisah yang berbeda, terlihat pula sang ”aku” duduk menyendiri di salah satu meja. Di tuturan yang tak terkait cerita di atas, ”aku” yang lain terbangun tiba-tiba di ranjangnya….

Memang, mereka semua adalah tokoh rekaan yang hadir dalam kedua buku kumpulan cerita pendek (cerpen) Bre Redana, baik yang terkini, Rex, maupun yang telah cetak untuk kedua kalinya, Urban Sensation.

Sejarah, Gagasan di Balik Peristiwa

St Sularto
Kompas, 25 Okt 2008

Menjelang pengukuhan guru besarnya, Prof Dr Antonius Eddy Kristiyanto OFM (50), teringat sejumlah nama. Di antaranya Kardiyat Wiharyato, guru sejarah di SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta, serta Martinus Antonius Weselinus (MAW) Brouwer OFM, psikolog dan kolumnis yang menentukan masa depannya sebagai anggota Ordo Fratrum Minorum (OFM).

Pak Kardiyat menimbulkan minat saya studi sejarah. Pengetahuan ensiklopedisnya mampu mengaitkan peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya. Saat mengajar ia tak bawa buku, bercerita sepanjang jam pelajaran. Pengetahuannya amat komprehensif,” kata Eddy Kristiyanto OFM.

Rasa Kebangsaan 1928

Armada Riyanto CM *
Kompas, 27 Okt 2008

SAAT revolusi fisik belum pecah, Indonesia tidaklah sunyi. Tahun 1928 dideklarasikan sebuah kesadaran revolusioner, ”cita rasa sebagai bangsa”. Rasa kebangsaan adalah energi kebersatuan yang memungkinkan tercipta negara bangsa baru, Indonesia.

Jauh dari ingar-bingar ritual upacara, ”Sumpah Pemuda” 28 Oktober 1928 sebenarnya merupakan produk rapat demi Kongres Pemuda Indonesia kedua.

Kongres Bahasa dan Nasib Sastra Daerah

Reiny Dwinanda
Republika, 26 Okt 2008

MASIH ingat dongeng Sangkuriang? Dongeng ini bercerita tentang alam, hubungan antarmanusia, dan interaksi manusia dengan hewan. Banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik dari kisah tersebut.

Legenda yang awalnya hanya diwariskan secara lisan itu makin dikenal dunia sejak dibukukan dalam sebuah karya sastra. Berbekal ide cerita legenda tersebut, lahirlah film berjudul serupa yang dibintangi Suzanna, artis kenamaan yang belum lama berpulang.

Biografi Lengkap Pangeran Diponegoro

Suryadi *
Kompas, 27 Okt 2008

MENULIS biografi lengkap seorang tokoh besar yang sudah meninggal ratusan tahun lalu mungkin tak semudah menulis biografi (pesanan) seorang penguasa/pengusaha yang masih hidup. The Power of Prophecy (Kekuatan Nujum) menyuguhkan biografi lengkap Pangeran Diponegoro (1785-1855), seorang Muslim yang saleh, tetapi tetap dipengaruhi kosmologi Jawa, yang mengobarkan ”perang suci” melawan Belanda (1825-1830).

Sosiawan Leak Akan tampil di Korsel

Benny Benke
http://www.suaramerdeka.com/

Sosiawan Leak, penyair dari Solo akan menampilkan puisi-puisinya dalam beberapa kesempatan di Korea Selatan. Selain akan tampil di Hankuk University of Foreign Studies, Seoul pada Jumat (1/6), dia juga akan membacakan puisi-puisinya di Ansan pada Sabtu (2/6), dan KBRI Seoul pada Minggu (3/6).

Di samping Leak, beberapa penyair Indonesia lainnya juga akan tampil dalam program yang dirancang oleh Indonesian Student Association in South Korea tersebut. Mereka di antaranya adalah Ahmadun Yosi Herfanda (Jakarta), D Kemalawati (Aceh), Asrizal Nur (Riau) dan Jumari HS (Kudus).

Hasan Tiro, Nietzsche, dan Aceh

Nezar Patria *
Kompas, 19 Okt 2008

HASAN Tiro dalam keadaan galau. Dia berada pada situasi batas eksistensial. Terpaku pada satu rak di toko buku di Fifth Avenue, New York, matanya tak lepas mengeja karya filsuf eksistensialis Jerman, Friedrich Nietzsche. Dia terbenam dalam aporisme Thus Spoke Zarathustra. Saat itu, September 1976. Beberapa hari lagi Hasan harus membuat keputusan penting: ke Aceh menyalakan pemberontakan bersenjata atau tetap hidup di New York sebagai pengusaha.

Happy Salma: Antara Lakon, Sastra, dan Layar Kaca

Eriyanti *
http://www.pikiran-rakyat.com/

Latar belakang profesinya lebih dikenal sebagai artis dan pemain sinetron. Namun Happy Salma, perempuan berkulit coklat dengan rambut blondy kelahiran, Sukabumi 4 Januari 1980 ini, kepiawainnya bermain peran dan mengolah kata, tidak diragukan juga.

Untuk dunia lakon, Happy pernah memerankan Nyai Ontosoroh adaptasi novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer di Jakarta pada 2007. Ia juga bermain apik dalam Ronggeng Dukuh Paruk adaptasi novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari di Bern Swiss, Belanda dan Jakarta pada 2011.

Puisi Kritik Kehidupan

Judul : SELENDANG BERENDA JINGGA
Penulis : Zulkarnain Siregar
Penerbit : Jejak Publishing, Yogjakarta 2011
Jenis : Sastra
Tebal : XXIX + 148
ISBN : 978.979.19552.4.9
Peresensi: Ali Soekardi
http://www.analisadaily.com/

Menulis Cerpen tak Sekadar Ajang Berekspresi

Buku : Telaga Fatamorgana
Penulis : Happy Salma
Penerbit : Koekoesan, Depok
Cetakan : November 2008
Tebal : 110 halaman
Peresensi : A.J. Susmana *
Lampung Post, 17 Mei 2009

Perempuan Nelangsa dalam Cerpen Happy Salma

Asep Sambodja
http://nasional.kompas.com/

Pada mulanya adalah kecurigaan. Kita dapat saja curiga kenapa Happy Salma menulis karya sastra. Kenapa Happy Salma menulis cerpen dan sudah pula diterbitkan dalam kumpulan cerpen Pulang (Depok: Koekoesan, 2006)?

Kalau kita mengutip Ignas Kleden, setidaknya ada tiga kegelisahan yang menyebabkan seseorang menulis, yakni kegelisahan eksistensial, kegelisahan politik, dan kegelisahan metafisik. Yang menjadi persoalan kemudian adalah kegelisahan macam apa yang melatarbelakangi Happy Salma ketika menulis cerpen?

Jurnal Kembang Kemuning: Menumbuh-Kembangkan Sastra Buruh Migran

JJ. Kusni
http://groups.yahoo.com/

Komunitas Perantau Nusantara [KPN] Hong Kong, yang kalau tidak salah, anggota-anggotanya terutama terdiri dari Tenaga Kerja Wanita [TKW] dalam surat siarannya di milis buruh-migran@yahoogroups.com [05 Maret 2005] dalam rangka memperingati Hari Kartini 21 April mendatang bermaksud menyelenggarakan lomba menulis puisi di kalangan buruh migran Indonesia. Surat siaran KPN itu menunjukkan bahwa “Tujuan utama yang hendak dicapai melalui lomba ini adalah :1) mengupayakan lahirnya penulis puisi dari kalangan pekerja migran Indonesia.2) memacu semangat para Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong dalam kecintaan mereka terhadap sastra”.

Kamis, 24 Mei 2012

Imaji Kota dengan Kereta Api Tua

Bandung Mawardi
Suara Merdeka, 6 Mei 2oo9

Joko Widodo sebagai lokomotif pemerintahan Kota Solo ingin memberi kejutan dengan realisasi wisata kereta api di Jalan Slamet Riyadi. Kejutan ini bukan mimpi tapi ikhtiar untuk membuat Solo semakin memiliki derajat sebagai kota yang bergerak. Kereta api adalah simbol dan fakta untuk laju gerak ekonomi, pariwisata, dan kultural. Kejutan itu mungkin direlisasikan pada bulan Juli nanti.

Senin, 21 Mei 2012

Tantangan Miterealis Han Gagas

Saifur Rohman
http://sastra-indonesia.com/

Cerpen-cerpen Indonesia mutakhir diwarnai oleh komodifikasi yang bisa disingkat dengan jimat “cerpen koran”. Bentuknya ringkas, isinya padat, dikemas dengan gaya yang unik, selesailah. Seperti membuat pop mie; cepat saji, segar, dan gurih.

Di tengah-tengah komodifikasi itu, kumpulan cerpen bertajuk Ritual (2012) karya Han Gagas sesungguhnya bisa diapresiasi sebagai sebuah perlawanan yang betul-betul berani terhadap kemasan cerpen koran. Sungguh pun tidak bisa dimungkiri, 17 cerita dalam kumpulan cerpen sebagian besar sudah dipublikasikan di media lokal maupun nasional.

Minggu, 20 Mei 2012

Film sebagai Pencerah Bangsa

Yusri Fajar *
__Harian Surya, 24 Des 2010

Festival film Indonesia 2010 usai digelar. Film karya sutradara Hanung Bramantyo Sang Pencerah yang awalnya terlempar dari nominasi, setelah terjadi pergantian dewan juri, film tentang perjuangan pendiri Muhammadiyah ini akhirnya meraih sejumlah penghargaan. Mutu memang harus menjadi pertimbangan utama dalam festival, meskipun keputusan juri tak selalu bisa memuaskan. Di Amerika, penilaian film oleh lembaga semacam Academy of Motion Pictures, Arts and Sciences (AMPAS) yang melibatkan sekitar 5000 orang juri handal juga masih membuahkan kekecewaan. Terlepas dari realitas ini, film Indonesia harus terus berbenah.

Memopulerkan Sastra Jawa Secara Populer

PRIYAYI ABANGAN, Dunia Novel Jawa Tahun 1950-an
Penulis : Sapardi Djoko Damono
Penerbit : Bentang, 2000
Peresensi : Faruk
http://majalah.tempointeraktif.com/

SASTRA Jawa modern adalah sastra terjepit. Begitulah kira-kira salah satu kesimpulan Sapardi Djoko Damono dalam bukunya, Priyayi Abangan: Dunia Novel Jawa Tahun 1950-an, yang baru saja terbit.

Pluralisme sebagai Benteng Republik

Airlangga Pribadi
Kompas, 6 Jan 2012

DI tengah kekhidmatan malam dua tahun haul wafatnya KH Abdurrahman Wahid lalu, Yudi Latif memberikan sambutan tentang sumbangan Gus Dur—sapaan akrab Abdurrahman Wahid—untuk Islam Indonesia. Kebesaran Abdurrahman Wahid—menurut Yudi—terletak pada paradoksal intelektualitasnya.

Adapun keistimewaan Gus Dur terletak pada kemampuan menghubungkan kosmopolitanisme pengetahuan yang menembus batas sekat-sekat kultural bertemu dengan kesadaran akan pentingnya pijakan tradisi dan kearifan lokal dalam merajut jalinan kebaikan bersama.

“Terbunuhnya” Kultur Tatap Muka

Indra Tranggono *
Kompas, 29 Maret 2009

SETIDAKNYA sejak era 1980-an, tanpa sadar, ”kita” menyelenggarakan ”perkabungan” kebudayaan atas ”terbunuhnya” kultur tatap muka. ”Kita” makin kesulitan untuk bertemu, berdialog secara intens, saling menyelami batin, mencium bau keringat, dan mengenali kemanusiaan dalam sebuah ruang sosial yang kondusif. ”Kita” mengalami keterasingan: kesendirian pun telah mengkristal menjadi kesunyian.

Wisata Bahasa

Sunaryono Basuki Ks *
_Suara Karya, 28 Maret 2009

MOHON maaf sebelumnya kepada semua pihak kalau-kalau yang saya tulis ini menyinggung perasaan atau wibawa atau apa saja yang Anda punyai. Tulisan ini sekedar mengemukakan keheranan saya akan kreatifitas bangsa ini dalam memberi nama-nama tempat.

Saya mulai dengan nama-nama pelabuhan. Jakarta punya Tanjung Priuk (Priok) yang dikalahkan oleh Surabaya karena punya Tanjung Perak, namun Semarang tak mau kalah punya Tanjung Emas. Luar biasa, kota terkaya di Indonesia. Namun “sialnya” Lampung “hanya” punya Tanjung Karang, dan Riau punya Tanjung Pinang. Celakanya lagi,. Di Pulau Bintan tempat Tanjung Pinang berada juga ada Tanjunguban. Sumatera Utara punya Tanjungbalai. Masih ada tempat lain yang bernama Tanjung Pandan.

Dubai International Poetry Festival: Oasis Pikiran dan Hati

Dorothea Rosa Herliany *
Kompas, 22 Maret 2009

AWAL bulan ini (4-10 Maret 2009), Dubai menyelenggarakan sebuah festival puisi yang sangat spesial. Ratusan penyair dari 45 negara datang dan masing-masing membacakan karya puisi-puisi mereka di enam lokasi berbeda (termasuk pusat pertokoan dan klub-klub sosial yang ada di Dubai) hampir setiap malam. Para kritikus sastra dari sejumlah negara diundang untuk membentangkan buah pikiran mereka di bidang ilmu sastra; Wole Zoyinka (Nigeria), peraih Nobel Sastra tahun 1986, penerima Nobel pertama dari wilayah sub-Sahara Afrika hadir; juga beberapa tamu kehormatan, seperti Breyten Breytenbach (penyair Afrika Selatan, aktivis antiapartheid yang beberapa tahun dipenjara), serta HH Prince Badr bin Abdulmuhsin (Saudi Arabia). Di tengah itu semua ada pembacaan puisi karya dua putra kepala negara dan peluncuran buku puisi Poetry from the Desert karya Yang Mulia HH Sheikh Muhammed bin Rashid al-Maktoum.

Manusia Pascakematian Humanisme

Bambang Sugiharto *
Kompas, 21 Maret 2009

”HUMANISME” adalah isu yang kini telah menjadi purba, kedaluwarsa. Begitulah kesan umum dalam era pascamodern milenium ketiga ini. Namun, sebetulnya itu tidak sepenuhnya benar.

Sebagai aliran filsafat ataupun ideologi, mungkin hal itu memang sudah berlalu. Humanisme telah didekonstruksi, dari sisi teoretis maupun praktik. Namun sebagai wacana reflektif ihwal humanitas atau tentang apa artinya menjadi manusia, hal itu jauh dari kedaluwarsa. ”Humanisme” kini justru menuntut perenungan ulang.

Senin, 14 Mei 2012

Pesantren dalam Kesusastraan Indonesia

Abdurrahman Wahid
Kompas, 26 November 1973

Sebagai objek sastra, pesantren boleh dikata belum memperoleh perhatian dari para sastrawan kita, padahal banyak di antara mereka yang telah mengenyam kehidupan pesantren. Hanya Djamil Suherman yang pernah melakukan penggarapan di bidang ini, dalam serangkaian cerita pendek di tahun-tahun lima puluhan dan enam puluhan. Juga Mohammad Radjab, sedikit banyak telah menggambarkan tradisi hidup bersurau di kampung, dalam otobiografinya yang berjudul Semasa Kecil di Kampung. Walaupun demikian, karya dua orang penulis itu belum lagi dapat dikatakan berhasil mengungkapkan hidup kejiwaan di pesantren. Paling banyak karya mereka baru memantulkan nostalgia akan masa bahagia yang mereka alami semasa kecil dalam lingkungan pesantren.

Sabtu, 12 Mei 2012

Saat Duo Cerbon Berpadu

Akmal Nasery Basral
http://majalah.tempointeraktif.com/
MAAF, MAAF, MAAF 
Karya dan sutradara: N. Riantiarno 
Pemain: Syaeful Anwar, Ratna Riantiarno, Prijo S. Wienardi, Sari Madjid, Cornelia Agatha, Embie C. Noer (dalang) 
Skenografi: Syaeful Anwar 
Penata Musik: Embie C. Noer

Krisis Apresiasi dan Kritik


Yohanes Sehandi *
http://kupang.tribunnews.com/

SEBAGAI pembaca dan pemerhati setia rubrik imajinasi Pos Kupang (PK) edisi Minggu yang dengan setia menyuguhkan cerita pendek (cerpen) dan puisi setiap terbitannya, secara pribadi saya mengucapkan terima kasih dan salut kepada PK yang terus menjaga dan membina rubrik ini sampai akhir tahun 2010 dan terus mempertahankannya pada tahun 2011 ini.
A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito