Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/
1.
Agaknya hanya diriku yang jadi kagok, ketika berlangsung lomba pidato di
kalurahan, siang itu, sehari sebelum hari perayaan Agustusan. Soalnya,
pada lumrahnya pidato-pidato yang berdengung, di kampung-kampung, maka
lebih dari limapuluh perkataan “pembagunan” disebut-sebut, yang teramat
bersifat klise, lagipula membuat pidato itu mirip sebagai ungkapan yang
verbal semata.
Saya hanya menyebit tiga patah kata pembangunan, yang
saya kaitkan dengan istilah “pembangunan mental spiritual”, “pembangunan
bangsa dan manusia seutuhnya”, dan upaya
untuk “membangun ciri budaya ethnis yang menuju Zaman Baru”, sebelum
kita berbicara tentang “sesuatu etos yang terbangunkan”, begitu godam
revolusi mengguntur di antariksa. Nah, itu dia. Pak Lurah melotot tanpa
makna, sedang Pak RT yang menunjuk diriku sebagai wakilnya,
geleng-geleng kecil, karena ada konotasi pembangunan yang dirasanya
kurang lazim, kurang sering terdengar lewat media massa. Aku berkeringat
dan tak mengharapkan kemenangan. Tetapi jauh di dalam batinku, aku
merasa lebih benar bila bukan hanya cringis-criwis berpidato tentang hal
yang satu ini, tanpa pendalaman maknawinya. Jadi, alangkah baiknya,
bila masalah community development dan personality development lebih
dulu dijlenterahkan dan dimasyarakatkan seluas-luasnya, sehingga
pengertian sejati tentang pembangunana bangsa jadi sesuatu yang luhur,
suci dan terhormat—bukan hanya disebut berulangkali. Terlebih untuk
kawula muda di kampung-kampung, di desa-desa, yang pada banyak hal
menemukan kesimpangsiuran dari susuran kata bergetah ini.
2.
Alangkah baiknya kalau dipeti lagi pendapat Phillips Roupp dalam
“Approaches to Community Development” (1953) menulis sebagai berikut :
it is a term to which a number of ideas have become vaguely attached.
One of these ideas is that of “development” toward better standards of
living, more efficient use of physical resources, better helat, and more
education for illiterates. A second idea stresses the community, rather
than the individual as the unit to whom the approach should be made,
and the means through which development should be achieved. A third idea
is that the community as such be stimulated and assisted ti progress by
own and initiative”. Artinya sebagai berikut : Pembangunan merupakan
perkataan yang menimbulkan beberapa pemikiran (gagasan). Antara lain,
ialah bahwa pembangunan dimaksudkan suatu pengarahan yang menuju
perbaikan tingkat hidup yang lebih baik, penggunaan sarana fisik yang
lebih efisien, kesehatan lebih terjamin, serta pemberantasan butahuruf.
Kedua, menekankan kepada masyarakat di mana pembangunan direncanakn,
diusahakan, dan hasilnya untuk dinikmati oleh mereka. Ketiga, bahwa
pembangunan itu dirangsang dan dibantu untuk memajukan atas swadayanya
sendiri.
3.
Oleh sebab itu pembangunan masyarakat—lebih-lebih masyarakat desa—harus
melihat pada tujuannya, kendati dapat dianggap benar, bahwa hasilnya
tergantung dalam daya-upayanya. Karena manusia dalam uapaya itu tak
selamanya bisa ke tanah tepi. Justru pembangunan adalah suatu ikhtiar
yang mengarah kepada tujuan yang ditentukan oleh sistem nilai suatu
masyarakat. Dalam hal itulah maka terdapat sejumlah gagasan dan ide
dalam pembangunan yang aktif. Dengan adanya pendapat, agar masyarakat
desa didorong dan dirangsang untuk berinisiatif, maka itu berarti bahwa
pembangunan meliputi pembangunan manusianya, karena warga desa diliputi
serba keterbelakangan, dibandingkan dengan pembangunan kota. Maka perlu
ditingkatkan kesadaran, keyakinan dan partisipasi sepenuhnya, lewat
langkah disadarkan (conscienter), dibangunkan perhatiannya
(sensibiliser) dan dengan demikian seluruh lapisan dapat diajak
kerjasama. Laju pembangunan materi berkejar-kejaran dengan laju
perkembangan pandangan rakyat terhadap nilai-nilai hidup. Sedangkan
inisiatif adalah asset perjuangan hidup yang wigati. Dengarlah pula : “
It is the nature of community development that it must come from within
trough the greates of the people ini accordance with needs determined by
their values..” Ya, sebenarnya gagasan pembangunan masyarakat harus
berasal dari kelompok bersangkutan, dengan segala kemungkinan adanya
partisipasi sebagian besar dari rakyat tersebut, selaras dengan
nilai-nilai yang ada. Tepat pula, apabila titik-tolak itupun bersumber
dari masyarakat, ditopang kebutuhan bersama yang paling dirasakan oleh
sebagian besar dari mereka, hingga dengan demikian rakyat dapat
memberikan sumbangsihnya. Reaksi positif niscaya timbul dari
kelompok-kelompok yang secara ethnis dan sosio-kultural berkepentingan
terhadap peningkatan kualitas hidup setinggi-tingginya.
4.
Adalah suatu kisah yang menarik, bahwa menurut alkitab, pemerintahan
raja Salomo yang bijaksana ternyata memberikan keamanan dan ketentraman
yang memuaskan, sebagaimana diwartakan “Orang Yahudi dan Israel diam
dengan tentram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon
aranya…seumur hidup Salomo” (Raja 4:25). Dikatakan, rahasia dari
keamanan yang dialami oleh pemerinntahan Salomo adalah lantaran
diterapkannya hukum-hukum Yehuwa (Allah) yang adil dan benar-benar,
namun bukankah hal ini sesuai dengan firmanNya, bahwa tatkala memasuki
Tanah Perjanjian, bangsa Israel dinyatakan : “Jikalau kamu hidup menurut
ketetapanKu, dan tetap berpegang pada ketetapanKu, tanah itu akan
memberi hasilnya. Dan kamu akan diam di negerimu dengan aman, tenteram.
Dan aku akan memberikan damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga
kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun (Imamat 26
:3-6). Sungguh sayang, setelah Salomo tiada, Israel segera pula
menyepelekan Yehuwa, berpaling pada pemujaan berhala dan penyembahan
seks yang keji. Akibatnya negeri kehilangan keamanan, dan ditaklukan
oleh Fir’aun Sisak dari Mesir. Para ahli mengatakan dalam bahasa puitis :
kemanan yang dialami di bawah pemerintahan Salomo hanyalah terbatas
sifatnya. Raja manusia ini mustahil bisa membebaskan rakyatnya dari
penyakit, dosa dan kematian. Suatu hal, yang pernah dipertanyakan oleh
Sang Sidharta Gautama berpuluhtahun sebelumnya, yang gelisah oleh bahaya
ini.
5.
Dalam pada itu, Sir Leon Radzinowics dan Joan King dalam kitabnya,
“The Growth of Crime” (Perkembangan Kejahatan) mengatakan, dalam dua
puluh tahun pertama dari abad ini, bahkan selama perang dunia pertama,
angka kejahatan tetap tidak berubah, hanya sejalan dengan pertambahan
jumlah penduduk. Baru pada masa depresi sesudah perang, nyata terlihat
adanya kecendrungan yang bersifat tetap. Selama tahun-tahun pergolakan
ekonomi, pengangguran dan perang besar lain lagi, (Kejahatan) tanpa bisa
dibendung menambah kecepatannya. Satu hal yang menyolok, bila anda
memperhatikan kejahatan dalam skala dunia, adalah sifatnya yang terus
meningkat dan meluas di mana-mana. Sementara itu, dari hasil penelitian
di AS dalam dasawarsa terakhir, nampaknya pengaturan sisikamling
kurang begitu efektif lagi, sehingga kelompok-kelompok yang pada
beberapa kota “lebih maju dari tahun sebelumnya” toh dibarengi dengan
sulitnya mengorganisasikan kelompok-kelompok penyelenggara keamanan
daerah, sementara angka kejahatan meningkat tinggi. Bertambahnya
kedurhakaan yang menjamah negri-negri maju, bukan mustahil karena
bangsa-bangsa yang terlibat langsung itu kurang memahami kecendrungan
pembangunan “merata” di golongan akar-rumput, kalangan jelata. Atau,
program yang dilaksanakan justru belum mampu mengangkat derajat kaum
lemah. Jikalau demikian, apakah usaha meningkatkan siskamling yang
berskala luas tidak harus pula diimbangi dengan pemekaran sumberdaya
insani di berbagai sektor, yang langsung dapat memelihara ruang hidup
(lebensraum) kaum kromodongso itu? Kalau ini terjadi, alamat tercapai
suatu rangkuman sayuk antara iktikad pembangunan penguasa dengan dambaan
kecil. Juga terutama pada masyarakat pedusunan, harap kita amati
perkembangan terakhirnya. Situasi keamanan yang terpelihara, belum
menjamin terpeliharanya taraf hidup ideal yang diimpikan kaum lemah.
6.
Bagaimana pula kita terbaring, tanpa diusik oleh sesuatu yang
menakutkan, menggelisahkan? Biar di bawah anggur, biar di bawah pohon
ara, biar di bawah pohon zaitun—sebenarnya bisa memotret desa-desa yang
jauh dan dekat dengan diri kita. Cara wicara tentang pembangunan yang
dijelmakan oleh masyarakat yang merasa akan teguh merebut keunggulannya,
bobotnya, niscaya juga bermakna : bisa mempertahankan prinsip
kemanusiaan, sejauh yang diterapkan para pendahulu pembangunan wilayah.
Cuma saja, adakah perjalanan yang ditempuh dari pusat-pusat perlembagaan
regional itu menuju lingkar-keliling, tetap membawa gagasan murni dari
mulanya, ataukah sudah dibebani pesan-pesan yang lebih baru, lebih
memenuhi gelegak waktu, kendati tak sepenuhnya dipahami?
* Tanggungjawab posting atas PuJa [PUstaka puJAngga]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar