Rabu, 04 April 2012

Berburu Rongsokan: Sebagai Langkah Menyelamatkan Artefak

Agus Sulton
http://sastra-indonesia.com/

Membicarakan barang rongsokan, yaitu manuskrip atau orang pedesaan menyebutnya sebagai buku kuno pastinya setiap orang mempunyai statemen, setidaknya argumen tekstual tersendiri dalam memperlakukannya. Pihak lain ada substansi otoritas koheren dengan menjadikan manuskrip layaknya benda keramat, seolah-olah terselip teks mantra—yang bahkan bisa juga menjadikan orang impulsifitas; mempraktekkan dan memenuhi sebuah struktur ideal. Discourse masyarakat mengais ide sebagai perpanjangan pertahanan keimanan yang baru dalam kepentingan-kepentingan transendental dan keuniversalan Tuhan, mungkin juga (tentatif).

Masyarakat ada kehendak lain atau inpresif lain pihak bahwa, manuskrip/artefak itu terdapat makhluk Tuhan yang menghuninya, ada ritual (jalinan komunikasi) eksperimentasi dalam membongkar simbolisme terselubung. Ini saya beranggapan sebagai kegelisahan ruang kedap tersendiri untuk membongkar program tindakan yang berada atas eksploitasi sistem-sistem kepercayaan. Kalau menyoal makhluk Tuhan yang secara kasat mata terselip pada kekuatan iman kita. Bagaimana kita memperlakukan-nya atau mungkin mengganggapnya teman sama-sama makhluk Tuhan yang lemah, dan Tuhan adalah maha segala-galanya. Sekejam Iblis-pun yang lincah bertaktik komunikasi untuk mendustai manusia, baik sebagai objek referensi sejarah beradaban manusia sampai menyoal penggusuran akan hunian yang—sepatutnya mencelakai keberadaan manusia yang secara keimanan itu lemah. Lagi-lagi tergantung bagaimana manusianya itu dalam mendekatkan dirinya kepeda Tuhan. Dan beranggapan makhluk Tuhan selain manusia, yang sebagian orang tidak ada kekuatan untuk mengaksesnya, toh itu juga sahabat kita yang memiliki ruang dan waktu tersendiri. Tuhan sendiri bersabda ”Bahwa aku (Allah) tidak akan menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah,” itu benar adanya, tergantung manusia dan jin untuk menyikapi itu semua. Manusia keblinger isi perut, entah sampai tidak terlintas apa yang terjadi setelah roh tidak mau bersetubuh dengan jasad kita. Hunian dunia tak ubahnya hunian kontrak’an, dengan hasil akhir adalah kekuatan ibadah. Beda lagi pada kontruksi sosial jin, yang tiap-tiap individunya bisa mencapai ribuan tahun. Kelompok lain, dosa seperti sebuah keharusan membunuh, pemabuk, menggoda manusia yang tidak berdosa. Bahkan sebagian jin beranggapan, mereka melakukan itu semua karena nenek dan buyut mereka sudah mengklaim anak turunnya tidak akan bisa masuk surga, kebimbangan ini berdampak pada anak cucunya yang selalu pasrah akan sebuah kondisi, dan perbuatan merugikan sesama atau manusia menjadikan sajian utama untuk mengekspresikan kekesalan. Pendapat lain mengakatan, kalau manusia ramai menyoal isi perut sebagai kekuatan sebuah strata sosial, beda persoalan pada jin eks Islam yang rame terkait sebuah kekuatan ilmu hitam dan taktik strategi sebagai strata sosial. Kekuatannya sebagai tolak ukur kekuatan kerajaan atau suku yang dikuasainya dengan prajurit yang dimiliki. Kita punya satu kekuatan agama ”Manusia adalah makhluk sempurna.”

Sedikit deskripsi tersebut membukakan pemikiran tersendiri, bahwa manuskrip adalah benda mati sebuah kekuatan manuskrip diselip di dalam teks. Tergantung bagaimana manusia itu mengolah kekuatan teks tersebut. Teks itu akan meloncat-loncat kesadaran, dan kehilangan talinya pada masalah tunggal, terletak pada pribadi setiap pihak. Hanafi (2005) menyebutnya sebuah keajaiban adalah bisa jadi sebuah kekacauan hukum alam, namun kehendak mengesampingkan keindependenan akal dan kebebasan berkehendak manusia maka hukum alam itu susah untuk dirusak.

Pembicaraan sisi eksternal manuskrip memang tak ada habisnya. Terkadang masyarakat membakarnya, beranggapan tidak ada guna dan manfaat yang dapat diambil untuk memperlakukan benda tersebut. Dan selama saya mengais rongsokan itulah yang sering ditemukan, pembakaran manuskrip, pembiaran manuskrip tanpa perawatan sampai akhirnya menjadikan menu favorit dari pihak rayap, bahkan manuskrip itu rusak karena virus telah menyublin di peredaran darah mendekati ambang kematian yang sebelumnya tidak pernah diperlakukan kontrol ke unit gawat darurat saat terjangkit inveksi sampai akhirnya meninggal dunia menjilma menjadi bongkahan abu.

Penyebab lain, perdagangan yang tidak jelas mau diperlakukan seperti apa. Yang pasti sejak tahun 70-an sampai sekitar 2007 perdagangan manuskrip dilakukan besar-besaran melalui kolektor jalur pulau Bali, surga para anjing untuk membawa manuskrip ke negara asal masing-masing kolektor. Bukan hanya manuskrip yang ekspor, tetapi semua barang antik lain yang memiliki nilai jual dan unsur sejarah bisa dirupiahkan. Satu sisi masyarakat tidak peduli, selanjutnya dijual pada para kolektor barang antik atau bahkan tidak ada perlakuan sama sekali. Lain pihak, manuskrip dijadikan sesuatu yang sakral. Menurut saya, dikotomi tersebut tidak bisa dijadikan suatu pondasi gelisah, yang kita butuhkan hanya bagaimana untuk menyelamatkan sisa-sisa manuskrip yang tersimpan di masyarakat dengan diperlakukan lebih ekstra, selanjutnya memanfaatkan teks itu sendiri untuk dunia kekinian.

Menyoal kerakusan dan keserakahan manusia yang tidak bertanggung jawab pada manuskrip memang tidak ada habisnya, malah berakibat sebuah butiran air mata yang didapat. Tidak bisa saling menyalahkan kesana-kemari, yang patut disalahkan kita yang sadar dan tahu akan manfaat manuskrip itu sendiri tetapi tidak pernah memperhatikannya. Pemerintah lebih berdosa akan hal ini, tapi labih berdosa lagi orang yang punya letar belakang dibidang sastra lama atau didikan filologi—yang tidak ada perhatian sama sekali pada masnuskrip-manuskrip yang masih tersimpan di masyarakat (memburunya), bahkan mereka duduk asyik, keenakan, bisa jadi terlalu manja menjadikan proyek tersendiri pada koleksi di museum. Kita tidak usah banyak bacot, bahasa orang Jombang ”kakean cangkem” atau berlagak sedih pada kondisi sumber kebudayaan (manuskrip) bangsa Indonesia yang dicomot dan dibeli oleh negara lain, yang kita harapkan bersama adalah bagaimana tanggung jawab kalian selama studi filologi agar bisa dan mampu untuk memberikan sumbangan menyelamatkan naskah-naskah kita di masyarakat yang jumlahnya masih ribuan. Apalah gunanya memperbanyak dan mengenyam pendidikan megister dan doktor departemen filologi kalau sebatas sebuah eksistensi, bagi saya merupakan beban moral dan penderitaan.

Marilah kita sama-sama saling menyadari akan kondisi pernaskahan di Nusantara, jangan sampai naskah-naskah kita di masyarakat diperlakukan ala kadarnya berakibat musnah, diperjualbelikan, dan tidak ada semangat inventarisasi atau menyelamatkannya. Bagi mereka yang belum tersadar, hanya sibuk soal proyek akhirnya berujung pada perut mari saat ini kita memulai kesadaran untuk menyelamatkan naskah-naskah di lingkungan sekitar, yang tidak disadari menyimpan jumlah manuskrip yang luar biasa.

27 September 2011
Salam Filologi’ers.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito