Agus Sulton
http://sastra-indonesia.com/
Membicarakan barang rongsokan, yaitu manuskrip atau orang pedesaan
menyebutnya sebagai buku kuno pastinya setiap orang mempunyai statemen,
setidaknya argumen tekstual tersendiri dalam memperlakukannya. Pihak
lain ada substansi otoritas koheren dengan menjadikan manuskrip layaknya
benda keramat, seolah-olah terselip teks mantra—yang bahkan bisa juga
menjadikan orang impulsifitas; mempraktekkan dan memenuhi sebuah
struktur ideal. Discourse masyarakat mengais ide sebagai perpanjangan
pertahanan keimanan yang baru dalam kepentingan-kepentingan
transendental dan keuniversalan Tuhan, mungkin juga (tentatif).
Masyarakat ada kehendak lain atau inpresif lain pihak bahwa,
manuskrip/artefak itu terdapat makhluk Tuhan yang menghuninya, ada
ritual (jalinan komunikasi) eksperimentasi dalam membongkar simbolisme
terselubung. Ini saya beranggapan sebagai kegelisahan ruang kedap
tersendiri untuk membongkar program tindakan yang berada atas
eksploitasi sistem-sistem kepercayaan. Kalau menyoal makhluk Tuhan yang
secara kasat mata terselip pada kekuatan iman kita. Bagaimana kita
memperlakukan-nya atau mungkin mengganggapnya teman sama-sama makhluk
Tuhan yang lemah, dan Tuhan adalah maha segala-galanya. Sekejam
Iblis-pun yang lincah bertaktik komunikasi untuk mendustai manusia, baik
sebagai objek referensi sejarah beradaban manusia sampai menyoal
penggusuran akan hunian yang—sepatutnya mencelakai keberadaan manusia
yang secara keimanan itu lemah. Lagi-lagi tergantung bagaimana
manusianya itu dalam mendekatkan dirinya kepeda Tuhan. Dan beranggapan
makhluk Tuhan selain manusia, yang sebagian orang tidak ada kekuatan
untuk mengaksesnya, toh itu juga sahabat kita yang memiliki ruang dan
waktu tersendiri. Tuhan sendiri bersabda ”Bahwa aku (Allah) tidak akan
menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah,” itu benar adanya,
tergantung manusia dan jin untuk menyikapi itu semua. Manusia keblinger
isi perut, entah sampai tidak terlintas apa yang terjadi setelah roh
tidak mau bersetubuh dengan jasad kita. Hunian dunia tak ubahnya hunian
kontrak’an, dengan hasil akhir adalah kekuatan ibadah. Beda lagi pada
kontruksi sosial jin, yang tiap-tiap individunya bisa mencapai ribuan
tahun. Kelompok lain, dosa seperti sebuah keharusan membunuh, pemabuk,
menggoda manusia yang tidak berdosa. Bahkan sebagian jin beranggapan,
mereka melakukan itu semua karena nenek dan buyut mereka sudah mengklaim
anak turunnya tidak akan bisa masuk surga, kebimbangan ini berdampak
pada anak cucunya yang selalu pasrah akan sebuah kondisi, dan perbuatan
merugikan sesama atau manusia menjadikan sajian utama untuk
mengekspresikan kekesalan. Pendapat lain mengakatan, kalau manusia ramai
menyoal isi perut sebagai kekuatan sebuah strata sosial, beda persoalan
pada jin eks Islam yang rame terkait sebuah kekuatan ilmu hitam dan
taktik strategi sebagai strata sosial. Kekuatannya sebagai tolak ukur
kekuatan kerajaan atau suku yang dikuasainya dengan prajurit yang
dimiliki. Kita punya satu kekuatan agama ”Manusia adalah makhluk
sempurna.”
Sedikit deskripsi tersebut membukakan pemikiran tersendiri, bahwa
manuskrip adalah benda mati sebuah kekuatan manuskrip diselip di dalam
teks. Tergantung bagaimana manusia itu mengolah kekuatan teks tersebut.
Teks itu akan meloncat-loncat kesadaran, dan kehilangan talinya pada
masalah tunggal, terletak pada pribadi setiap pihak. Hanafi (2005)
menyebutnya sebuah keajaiban adalah bisa jadi sebuah kekacauan hukum
alam, namun kehendak mengesampingkan keindependenan akal dan kebebasan
berkehendak manusia maka hukum alam itu susah untuk dirusak.
Pembicaraan sisi eksternal manuskrip memang tak ada habisnya.
Terkadang masyarakat membakarnya, beranggapan tidak ada guna dan manfaat
yang dapat diambil untuk memperlakukan benda tersebut. Dan selama saya
mengais rongsokan itulah yang sering ditemukan, pembakaran manuskrip,
pembiaran manuskrip tanpa perawatan sampai akhirnya menjadikan menu
favorit dari pihak rayap, bahkan manuskrip itu rusak karena virus telah
menyublin di peredaran darah mendekati ambang kematian yang sebelumnya
tidak pernah diperlakukan kontrol ke unit gawat darurat saat terjangkit
inveksi sampai akhirnya meninggal dunia menjilma menjadi bongkahan abu.
Penyebab lain, perdagangan yang tidak jelas mau diperlakukan seperti
apa. Yang pasti sejak tahun 70-an sampai sekitar 2007 perdagangan
manuskrip dilakukan besar-besaran melalui kolektor jalur pulau Bali,
surga para anjing untuk membawa manuskrip ke negara asal masing-masing
kolektor. Bukan hanya manuskrip yang ekspor, tetapi semua barang antik
lain yang memiliki nilai jual dan unsur sejarah bisa dirupiahkan. Satu
sisi masyarakat tidak peduli, selanjutnya dijual pada para kolektor
barang antik atau bahkan tidak ada perlakuan sama sekali. Lain pihak,
manuskrip dijadikan sesuatu yang sakral. Menurut saya, dikotomi tersebut
tidak bisa dijadikan suatu pondasi gelisah, yang kita butuhkan hanya
bagaimana untuk menyelamatkan sisa-sisa manuskrip yang tersimpan di
masyarakat dengan diperlakukan lebih ekstra, selanjutnya memanfaatkan
teks itu sendiri untuk dunia kekinian.
Menyoal kerakusan dan keserakahan manusia yang tidak bertanggung
jawab pada manuskrip memang tidak ada habisnya, malah berakibat sebuah
butiran air mata yang didapat. Tidak bisa saling menyalahkan
kesana-kemari, yang patut disalahkan kita yang sadar dan tahu akan
manfaat manuskrip itu sendiri tetapi tidak pernah memperhatikannya.
Pemerintah lebih berdosa akan hal ini, tapi labih berdosa lagi orang
yang punya letar belakang dibidang sastra lama atau didikan
filologi—yang tidak ada perhatian sama sekali pada masnuskrip-manuskrip
yang masih tersimpan di masyarakat (memburunya), bahkan mereka duduk
asyik, keenakan, bisa jadi terlalu manja menjadikan proyek tersendiri
pada koleksi di museum. Kita tidak usah banyak bacot, bahasa orang
Jombang ”kakean cangkem” atau berlagak sedih pada kondisi sumber
kebudayaan (manuskrip) bangsa Indonesia yang dicomot dan dibeli oleh
negara lain, yang kita harapkan bersama adalah bagaimana tanggung jawab
kalian selama studi filologi agar bisa dan mampu untuk memberikan
sumbangan menyelamatkan naskah-naskah kita di masyarakat yang jumlahnya
masih ribuan. Apalah gunanya memperbanyak dan mengenyam pendidikan
megister dan doktor departemen filologi kalau sebatas sebuah eksistensi,
bagi saya merupakan beban moral dan penderitaan.
Marilah kita sama-sama saling menyadari akan kondisi pernaskahan di
Nusantara, jangan sampai naskah-naskah kita di masyarakat diperlakukan
ala kadarnya berakibat musnah, diperjualbelikan, dan tidak ada semangat
inventarisasi atau menyelamatkannya. Bagi mereka yang belum tersadar,
hanya sibuk soal proyek akhirnya berujung pada perut mari saat ini kita
memulai kesadaran untuk menyelamatkan naskah-naskah di lingkungan
sekitar, yang tidak disadari menyimpan jumlah manuskrip yang luar biasa.
27 September 2011
Salam Filologi’ers.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar