Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/
Musik Pagi.
Pagi hari tatkala ayam jantan masih berkokok dan embun-embun mulai berterbangan. Anak-anak mulai bangun dari tidurnya, dan menyanyikan sebuah lagi dari tempat tidurnya masing-masing.
Inilah pagi ayam jantan berkokok
Membangunkan matahari
Embun-embun bercengkrama
Pada rerumputan
berkemas menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah
Mereka siap dan pergi ke sekolah.
1. Anak-Anak : (berteriak bersama) berangkat ke sekolah!
(bernyanyi) Oh ibu dan ayah selamat pagi
Ku pergi sekolah sampai kan nanti
Sesampainya di ruang kelas mereka berucap salam dengan sesama teman mereka
2. Renti : hai teman-teman, selamat pagi dan selamat belajar! Sebelum
bapak ibu guru datang, mari kita berlatih menyanyikan hymne
guru, bagaimana?
3. Teman-teman : setuju….
Teman-teman sekolah menyambut dengan suka ria ajakan untuk berlatih bernyanyi.
Mereka kemudian membuat formasi barisan koor hymne
4. Renti : dua, tiga, empat
5. Anak-Anak : (koor)
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Di tengah nyanyian hymne, satu persatu mereka meninggalkan Lita. Hanya Mega yang masih setia menemani
Musik mengalun sedih
6. Lita : Mega, kenapa teman-teman meninggalkan kita?
7. Mega : saya tidak tahu
8. Lita : saya heran, padahal kan tadi teman-teman bersemangat untuk
belajar bernyanyi
9. Mega : ya, mungkin mereka belum sarapan
10. Lita : maksudnya?
11. Mega : ya mereka tidak kuat menahan lapar, kemudian mereka pergi
untuk beli jajan sebagai pengganti sarapan
12. Lita : aneh!?
13. Mega : kamu tadi sudah sarapan?
14. Lita : tidak biasa
15. Mega : maksud kamu?
16. Lita : ya, saya tidak biasa sarapan sebelum berangkat ke sekolah
17. Mega : jadi kamu belum sarapan kan?
18. Lita : belum
19. Mega : kalau begitu ayo kita beli jajan seperti mereka
20. Lita : saya tidak punya uang
21. Mega : sudahlah, ayo! (menarik tangan Lita)
Menghilang pergi ke kantin diiringi musik sedih
Diam
Musik ceria mulai terdengar. Hanung dan teman temannya berkumpul menyanyi dan menari
22. Hanung : hai teman-teman, aku punya uang banyak sekali
23. Rozi : halaaah, paling-paling kamu bohong
24. Hanung : hai Rozi, sejak kapan kamu tidak percaya sama saya?
25. Rozi : sejak kamu belum mentraktir kita
26. Eko : iya Hanung, kalau kamu betul-betul banyak uang. Traktir kita lagi dong!
27. Hanung : ah kalian, selalu saja minta ditraktir
28. Supri : lha kalau kita yang mentraktir ya tidak pantas, yang banyak
uangnya kan Hanung
29. Hanung : okelah, let’s go (sambil merogo sakunya mencari uang, namun
tak menemukannya) sebentar, uang saya dimana ya? Oh ya saya
ingat, uang itu tadi saya simpan di saku tas (mengambil tas dan
mencari uangnya, namun ia tidak menemukan uangnya)
30. Hanung : uang saya dimana ya, kok tidak ada. Hai teman-teman, apa kalian
menemukan uang saya?
31. Eko : paling kamu lupa tidak membawanya
32. Hanung : tidak, saya ingat betul, tadi saya simpan di saku tas ini
33. Supri : paling-paling sudah kamu buat beli jajan.
Di sasat mereka kebingungan, tiba-tiba Renti masuk kelas
34. Renti : ada apa ini?
35. Hanung : hai Renti, kamu yang mengambil uang saya?
36. Renti : apa kamu bilang Hanung?
37. Hanung : kamu mengambil uang saya!
38. Renti : jangan sembarangan kamu menuduh orang
39. Hanung : saya tidak menuduh. Saya hanya tanya
40. Renti : Hanung, Itu artinya menuduh
41. Hanung : terserah kamu. Sekarang kembalikan uang saya
42. Renti : dengar Hanung. ibu bapak saya tidak pernah mengajari saya
menjadi pencuri. Ibu bapak saya mengutuk anak-anaknya berbuat
yang merugikan orang lain.
43. Eko : sudah diam! Jangan bertengkar
44. Supri : Hanung, bagaimana kalau kamu tanya pada Lita dan Mega. Pada
waktu kita keluar beli jajan, mereka kan masih di dalam kelas
45. Rozi : ya hanung, tanya saja mereka berdua
46. Hanung : kalau begitu mari kita cari mereka
Mereka pun beramai-ramai memanggil Lita dan Mega. Mereka memaksa Lita dan Mega ke ruang kelas dan mengadilinya.
47. Lita : ada apa ini, kenapa kalian berbuat kasar kepada kami?
48. Rozi : ya, ini pantas diperlakukan pada pencuri
49. Mega : apa kamu bilang?
50. Eko : Mega, jangan berlagak. Terus terang aja!
51. Mega : hai teman-teman, maksud kalian apa?
52. Hanung : Lita si anak miskin dan kamu Mega. Tidak biasanya kalian
berdua ke kantin membeli jajan.
53. Lita : terus kenapa kalian berbuat kasar pada kami? Apa tidak boleh
kami sesekali membeli jajan.
54. Hanung : hai si miskin, diam! Darimana kamu dapat uang?
55. Lita : dibelikan sama Mega
Teman-teman lain mulai merasa menemukan siapa pencurinya
56. Rozi : hai teman-teman, sudah jelas kan siapa yang mencuri uang
Hanung.
57. Eko : pencurinya adalah……
58. Hanung : stop tidak perlu kalian jawab
59. Eko : Pencurunya adalah…..
60. Supri : Stop, tidak perlu dijawab. Tidak perlu dikatakan. Semua disini
sudah mengetahui siapa pencurinya. Hanung tanya sekali lagi
pada Lita!
61. Hanung : Lita si anak miskin, dari mana kamu uang untuk beli jajan?
62. Mega : hai, apa maksud kalian, kalian menuduh kami mencuri uang
kalian?
63. Hanung : Diam Mega, aku tidak tanya kalian.
64. Hanung : Lita, jawab! Dengan uang siapa kamu beli jajan?
65. Lita : saya dibelikan Mega
66. Eko : kesimpulanya, pencurinya adalah…………
67. Supri : stop, sekali lagi tidak perlu dijawab. Kita semua sudah tahu
pencurinya.
68. Renti : Mega, kalian mengerti kan maksud teman-teman?
69. Mega : ya aku mengerti. Kalian menuduhku mencuri uang Hanung.
70. Hanung : (marah) mega aku tidak menuduhmu. Tapi ini kenyataan. Kamu
adalah pencurinya
71. Mega : (marah) Hanung, jangan sembarangan kamu bicara..
72. Eko : Mega, jangan berkelit.
73. Mega : oh jadi kalian bersepakat menuduh kami pencuri
Teman-teman lain ramai berteriak mengatakan Mega dan Lita yang mengambil uang Hanung.
74. Hanung : dengarkan mereka Mega… bukan saya saja yang mengatakan
kamu dan temanmu si miskin itu pencuri. Tapi semua teman yang
ada di sini bersepakat bahwa kalian yang mengambil uang saya
75. Mega : atas dasar apa kalian menuduh kami?
76. Supri : ketika teman-teman pergi jajan, kalian masih saja tinggal di kelas
77. Eko : dan hari ini kamu banyak uang, buktinya kamu beli jajan
78. Hanung : Mega akui saja perbuatan tercela itu.
79. Mega : Berapa uang kamu yang hilang?
80. Hanung : lima puluh ribu
81. Mega : silakan cari di tas saya atau tas Lita
82. Hanung : Teman-teman tolong geledah tas mereka berdua
Teman-teman Hanung mengeluarkan semua isi tas mereka berdua tapi mereka tak menemukannya.
83. Eko : tidak ada Nung!
84. Rozi : ya jelas tidak ada, uangnya sudah dibelikan jajan
85. Mega : saya membeli jajan tidak dengan uang sebesar itu. Saya hanya
mebeli satu bungkus kerupuk yang harganya lima ratus rupiah
dan dengan uang lima ratus rupiah. Kerupuk itu kami makan
berdua. Demi Tuhan tidak lebih dari itu. Tanyakan pada Bulek
penjual jajan itu kalau tidak percaya!
86. Lita : ya aku akui itu, memang aku tidak sering keluar kelas untuk beli
jajan seperti kalian. Aku akui, kalian memang benar memanggilku dengan sebutan si miskin karena kami benar-benar anak miskin. Lebih dari itu yang aku alami. Kami bukan saja miskin, tapi kami juga tidak punya ibu. Sungguh teman kami tak pernah melakukan perbuatan tercela itu (menangis mengingat ibunya)
Musik mengalun sedih, mengiringi nyanyian
87. Mega : (menyanyi) Oh ibu air matamu
Ku ingin bersimpuh padamu
Nyanyikan dongeng belaianmu
Surga di telapak kakimu
88. Lita : maafkan saya ibu, sungguh aku tidak melakukan perbuatan yang
tidak terpuji itu. Sungguh ibu saya bukan pencurinya.
Tuhan kabulkanlah do’a si miskin yang sedang teraniayah ini.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang tidak menjadi haknya.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang tidak menjadi haknya.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang bukan haknya
Tuhan berikan kami petunjuk menuju jalan yang benar, jalan yang Engkau ridloi.
Tuhan, sungguh kabulkan do’a si miskin yang piatu yang kini
sedang teraniaya.
Nyanyian Mega terus mengalir mengiringi doa si yatim. Sedang Lita khusuk menagisi do’anya pada Tuhan.
Tiba-tiba Rozi dan Eko mengerang kesakitan. Mereka sakit perut. Mempertanyakan jajan yang mereka beli
89. Eko : aduuh sakit
90. Rozi : perutku juga sakit, aduuuh
91. Eko : mungkin roti yang kita beli tadi. Roti itu mungkin sudah jamuran.
92. Rozi : bukan hanya roti itu, tapi uang yang kita gunakan untuk membeli
93. Eko : maksudnya uang yang kita curi itu
94. Rozi : juga do’a Lita si miskin yang piatu itu.
95. Eko : aduuuh sakit
96. Rozi : perutku juga sakit, aduuuh
Tamat
Lamongan, 20 September 2004
Dijumput dari: http://ahmadzaini7576.blogspot.com/2010/11/doa-si-miskin.html
http://sastra-indonesia.com/
Musik Pagi.
Pagi hari tatkala ayam jantan masih berkokok dan embun-embun mulai berterbangan. Anak-anak mulai bangun dari tidurnya, dan menyanyikan sebuah lagi dari tempat tidurnya masing-masing.
Inilah pagi ayam jantan berkokok
Membangunkan matahari
Embun-embun bercengkrama
Pada rerumputan
berkemas menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah
Mereka siap dan pergi ke sekolah.
1. Anak-Anak : (berteriak bersama) berangkat ke sekolah!
(bernyanyi) Oh ibu dan ayah selamat pagi
Ku pergi sekolah sampai kan nanti
Sesampainya di ruang kelas mereka berucap salam dengan sesama teman mereka
2. Renti : hai teman-teman, selamat pagi dan selamat belajar! Sebelum
bapak ibu guru datang, mari kita berlatih menyanyikan hymne
guru, bagaimana?
3. Teman-teman : setuju….
Teman-teman sekolah menyambut dengan suka ria ajakan untuk berlatih bernyanyi.
Mereka kemudian membuat formasi barisan koor hymne
4. Renti : dua, tiga, empat
5. Anak-Anak : (koor)
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Di tengah nyanyian hymne, satu persatu mereka meninggalkan Lita. Hanya Mega yang masih setia menemani
Musik mengalun sedih
6. Lita : Mega, kenapa teman-teman meninggalkan kita?
7. Mega : saya tidak tahu
8. Lita : saya heran, padahal kan tadi teman-teman bersemangat untuk
belajar bernyanyi
9. Mega : ya, mungkin mereka belum sarapan
10. Lita : maksudnya?
11. Mega : ya mereka tidak kuat menahan lapar, kemudian mereka pergi
untuk beli jajan sebagai pengganti sarapan
12. Lita : aneh!?
13. Mega : kamu tadi sudah sarapan?
14. Lita : tidak biasa
15. Mega : maksud kamu?
16. Lita : ya, saya tidak biasa sarapan sebelum berangkat ke sekolah
17. Mega : jadi kamu belum sarapan kan?
18. Lita : belum
19. Mega : kalau begitu ayo kita beli jajan seperti mereka
20. Lita : saya tidak punya uang
21. Mega : sudahlah, ayo! (menarik tangan Lita)
Menghilang pergi ke kantin diiringi musik sedih
Diam
Musik ceria mulai terdengar. Hanung dan teman temannya berkumpul menyanyi dan menari
22. Hanung : hai teman-teman, aku punya uang banyak sekali
23. Rozi : halaaah, paling-paling kamu bohong
24. Hanung : hai Rozi, sejak kapan kamu tidak percaya sama saya?
25. Rozi : sejak kamu belum mentraktir kita
26. Eko : iya Hanung, kalau kamu betul-betul banyak uang. Traktir kita lagi dong!
27. Hanung : ah kalian, selalu saja minta ditraktir
28. Supri : lha kalau kita yang mentraktir ya tidak pantas, yang banyak
uangnya kan Hanung
29. Hanung : okelah, let’s go (sambil merogo sakunya mencari uang, namun
tak menemukannya) sebentar, uang saya dimana ya? Oh ya saya
ingat, uang itu tadi saya simpan di saku tas (mengambil tas dan
mencari uangnya, namun ia tidak menemukan uangnya)
30. Hanung : uang saya dimana ya, kok tidak ada. Hai teman-teman, apa kalian
menemukan uang saya?
31. Eko : paling kamu lupa tidak membawanya
32. Hanung : tidak, saya ingat betul, tadi saya simpan di saku tas ini
33. Supri : paling-paling sudah kamu buat beli jajan.
Di sasat mereka kebingungan, tiba-tiba Renti masuk kelas
34. Renti : ada apa ini?
35. Hanung : hai Renti, kamu yang mengambil uang saya?
36. Renti : apa kamu bilang Hanung?
37. Hanung : kamu mengambil uang saya!
38. Renti : jangan sembarangan kamu menuduh orang
39. Hanung : saya tidak menuduh. Saya hanya tanya
40. Renti : Hanung, Itu artinya menuduh
41. Hanung : terserah kamu. Sekarang kembalikan uang saya
42. Renti : dengar Hanung. ibu bapak saya tidak pernah mengajari saya
menjadi pencuri. Ibu bapak saya mengutuk anak-anaknya berbuat
yang merugikan orang lain.
43. Eko : sudah diam! Jangan bertengkar
44. Supri : Hanung, bagaimana kalau kamu tanya pada Lita dan Mega. Pada
waktu kita keluar beli jajan, mereka kan masih di dalam kelas
45. Rozi : ya hanung, tanya saja mereka berdua
46. Hanung : kalau begitu mari kita cari mereka
Mereka pun beramai-ramai memanggil Lita dan Mega. Mereka memaksa Lita dan Mega ke ruang kelas dan mengadilinya.
47. Lita : ada apa ini, kenapa kalian berbuat kasar kepada kami?
48. Rozi : ya, ini pantas diperlakukan pada pencuri
49. Mega : apa kamu bilang?
50. Eko : Mega, jangan berlagak. Terus terang aja!
51. Mega : hai teman-teman, maksud kalian apa?
52. Hanung : Lita si anak miskin dan kamu Mega. Tidak biasanya kalian
berdua ke kantin membeli jajan.
53. Lita : terus kenapa kalian berbuat kasar pada kami? Apa tidak boleh
kami sesekali membeli jajan.
54. Hanung : hai si miskin, diam! Darimana kamu dapat uang?
55. Lita : dibelikan sama Mega
Teman-teman lain mulai merasa menemukan siapa pencurinya
56. Rozi : hai teman-teman, sudah jelas kan siapa yang mencuri uang
Hanung.
57. Eko : pencurinya adalah……
58. Hanung : stop tidak perlu kalian jawab
59. Eko : Pencurunya adalah…..
60. Supri : Stop, tidak perlu dijawab. Tidak perlu dikatakan. Semua disini
sudah mengetahui siapa pencurinya. Hanung tanya sekali lagi
pada Lita!
61. Hanung : Lita si anak miskin, dari mana kamu uang untuk beli jajan?
62. Mega : hai, apa maksud kalian, kalian menuduh kami mencuri uang
kalian?
63. Hanung : Diam Mega, aku tidak tanya kalian.
64. Hanung : Lita, jawab! Dengan uang siapa kamu beli jajan?
65. Lita : saya dibelikan Mega
66. Eko : kesimpulanya, pencurinya adalah…………
67. Supri : stop, sekali lagi tidak perlu dijawab. Kita semua sudah tahu
pencurinya.
68. Renti : Mega, kalian mengerti kan maksud teman-teman?
69. Mega : ya aku mengerti. Kalian menuduhku mencuri uang Hanung.
70. Hanung : (marah) mega aku tidak menuduhmu. Tapi ini kenyataan. Kamu
adalah pencurinya
71. Mega : (marah) Hanung, jangan sembarangan kamu bicara..
72. Eko : Mega, jangan berkelit.
73. Mega : oh jadi kalian bersepakat menuduh kami pencuri
Teman-teman lain ramai berteriak mengatakan Mega dan Lita yang mengambil uang Hanung.
74. Hanung : dengarkan mereka Mega… bukan saya saja yang mengatakan
kamu dan temanmu si miskin itu pencuri. Tapi semua teman yang
ada di sini bersepakat bahwa kalian yang mengambil uang saya
75. Mega : atas dasar apa kalian menuduh kami?
76. Supri : ketika teman-teman pergi jajan, kalian masih saja tinggal di kelas
77. Eko : dan hari ini kamu banyak uang, buktinya kamu beli jajan
78. Hanung : Mega akui saja perbuatan tercela itu.
79. Mega : Berapa uang kamu yang hilang?
80. Hanung : lima puluh ribu
81. Mega : silakan cari di tas saya atau tas Lita
82. Hanung : Teman-teman tolong geledah tas mereka berdua
Teman-teman Hanung mengeluarkan semua isi tas mereka berdua tapi mereka tak menemukannya.
83. Eko : tidak ada Nung!
84. Rozi : ya jelas tidak ada, uangnya sudah dibelikan jajan
85. Mega : saya membeli jajan tidak dengan uang sebesar itu. Saya hanya
mebeli satu bungkus kerupuk yang harganya lima ratus rupiah
dan dengan uang lima ratus rupiah. Kerupuk itu kami makan
berdua. Demi Tuhan tidak lebih dari itu. Tanyakan pada Bulek
penjual jajan itu kalau tidak percaya!
86. Lita : ya aku akui itu, memang aku tidak sering keluar kelas untuk beli
jajan seperti kalian. Aku akui, kalian memang benar memanggilku dengan sebutan si miskin karena kami benar-benar anak miskin. Lebih dari itu yang aku alami. Kami bukan saja miskin, tapi kami juga tidak punya ibu. Sungguh teman kami tak pernah melakukan perbuatan tercela itu (menangis mengingat ibunya)
Musik mengalun sedih, mengiringi nyanyian
87. Mega : (menyanyi) Oh ibu air matamu
Ku ingin bersimpuh padamu
Nyanyikan dongeng belaianmu
Surga di telapak kakimu
88. Lita : maafkan saya ibu, sungguh aku tidak melakukan perbuatan yang
tidak terpuji itu. Sungguh ibu saya bukan pencurinya.
Tuhan kabulkanlah do’a si miskin yang sedang teraniayah ini.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang tidak menjadi haknya.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang tidak menjadi haknya.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang bukan haknya
Tuhan berikan kami petunjuk menuju jalan yang benar, jalan yang Engkau ridloi.
Tuhan, sungguh kabulkan do’a si miskin yang piatu yang kini
sedang teraniaya.
Nyanyian Mega terus mengalir mengiringi doa si yatim. Sedang Lita khusuk menagisi do’anya pada Tuhan.
Tiba-tiba Rozi dan Eko mengerang kesakitan. Mereka sakit perut. Mempertanyakan jajan yang mereka beli
89. Eko : aduuh sakit
90. Rozi : perutku juga sakit, aduuuh
91. Eko : mungkin roti yang kita beli tadi. Roti itu mungkin sudah jamuran.
92. Rozi : bukan hanya roti itu, tapi uang yang kita gunakan untuk membeli
93. Eko : maksudnya uang yang kita curi itu
94. Rozi : juga do’a Lita si miskin yang piatu itu.
95. Eko : aduuuh sakit
96. Rozi : perutku juga sakit, aduuuh
Tamat
Lamongan, 20 September 2004
Dijumput dari: http://ahmadzaini7576.blogspot.com/2010/11/doa-si-miskin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar