Kukuh S Wibowo
http://www.tempo.co/
Para sastrawan bahasa Jawa akan menggelar Kongres Sastra Jawa III di Taman Wisata Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, 28-30 Oktober 2011. Kegiatan ini mendahului pelaksanaan Kongres Bahasa Jawa V yang diadakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Hotel JW Marriot, Surabaya, 27-30 November 2011.
Ketua Panitia Kongres Sastra Jawa III, Bonari Nabonenar, mengatakan Kongres Sastra Jawa III akan dihadiri sekitar 100 pengarang berbahasa Jawa dan beberapa tokoh yang selama ini memiliki kepedulian terhadap hidup matinya sastra Jawa. Di antaranya Ajip Rosidi, Arswendo Atmowiloto, dan Suparto Brata.
Berbeda dengan Kongres Bahasa Jawa V yang didanai pemerintah sebesar Rp 4 miliar, pembiayaan Kongres Sastra Jawa III berasal dari urunan perorangan, sanggar sastra, dan yayasan-yayasan yang peduli. “Kami urunan Rp 150 ribu per orang,” kata Bonari, Selasa, 23 Agustus 2011.
Kemasan acaranya pun, kata Bonari, juga jauh lebih sederhana dibanding Kongres Bahasa Jawa yang dihelat di hotel berbintang. Para satrawan hanya akan berdiskusi mengenai masa depan sastra Jawa, pameran buku berbahasa Jawa, serta pementasan sastra.
Kendati nuansa protesnya sangat terasa, namun Bonari menolak anggapan bahwa Kongres Sastra Jawa III berniat menandingi Kongres Bahasa Jawa V. Pria asal Trenggalek ini juga membantah bahwa kongres sastra digelar karena banyak sastrawan yang tidak dilibatkan ke dalam kongres bahasa.
Menurutnya, apa yang dia lakukan bersama para sastrawan justru ingin mencari masukan untuk direkomendasikan ke dalam arena kongres bahasa. “Biaya Kongres Bahasa Jawa kan besar, eman (sayang) kalau hasilnya tidak bisa diimplementasikan di lapangan,” ucap Bonari.
Ketua Pelaksana Kongres Bahasa Jawa V, Hizbul Wathon, tidak merasa yang dilakukan Bonari dan kawan-kawan sebagai bentuk tandingan. Dia justru mengaku gembira karena ada kegiatan yang mendahului kongres bahasa sehingga dapat saling melengkapi.
“Malah bagus, itu hal yang positif,” tutur Hizbul yang juga Kepala Bagian Kebudayaan dan Pariwisata Biro Administrasi Kemasyarakatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
23 Agustus 2011
http://www.tempo.co/
Para sastrawan bahasa Jawa akan menggelar Kongres Sastra Jawa III di Taman Wisata Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, 28-30 Oktober 2011. Kegiatan ini mendahului pelaksanaan Kongres Bahasa Jawa V yang diadakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Hotel JW Marriot, Surabaya, 27-30 November 2011.
Ketua Panitia Kongres Sastra Jawa III, Bonari Nabonenar, mengatakan Kongres Sastra Jawa III akan dihadiri sekitar 100 pengarang berbahasa Jawa dan beberapa tokoh yang selama ini memiliki kepedulian terhadap hidup matinya sastra Jawa. Di antaranya Ajip Rosidi, Arswendo Atmowiloto, dan Suparto Brata.
Berbeda dengan Kongres Bahasa Jawa V yang didanai pemerintah sebesar Rp 4 miliar, pembiayaan Kongres Sastra Jawa III berasal dari urunan perorangan, sanggar sastra, dan yayasan-yayasan yang peduli. “Kami urunan Rp 150 ribu per orang,” kata Bonari, Selasa, 23 Agustus 2011.
Kemasan acaranya pun, kata Bonari, juga jauh lebih sederhana dibanding Kongres Bahasa Jawa yang dihelat di hotel berbintang. Para satrawan hanya akan berdiskusi mengenai masa depan sastra Jawa, pameran buku berbahasa Jawa, serta pementasan sastra.
Kendati nuansa protesnya sangat terasa, namun Bonari menolak anggapan bahwa Kongres Sastra Jawa III berniat menandingi Kongres Bahasa Jawa V. Pria asal Trenggalek ini juga membantah bahwa kongres sastra digelar karena banyak sastrawan yang tidak dilibatkan ke dalam kongres bahasa.
Menurutnya, apa yang dia lakukan bersama para sastrawan justru ingin mencari masukan untuk direkomendasikan ke dalam arena kongres bahasa. “Biaya Kongres Bahasa Jawa kan besar, eman (sayang) kalau hasilnya tidak bisa diimplementasikan di lapangan,” ucap Bonari.
Ketua Pelaksana Kongres Bahasa Jawa V, Hizbul Wathon, tidak merasa yang dilakukan Bonari dan kawan-kawan sebagai bentuk tandingan. Dia justru mengaku gembira karena ada kegiatan yang mendahului kongres bahasa sehingga dapat saling melengkapi.
“Malah bagus, itu hal yang positif,” tutur Hizbul yang juga Kepala Bagian Kebudayaan dan Pariwisata Biro Administrasi Kemasyarakatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
23 Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar