Sabtu, 10 September 2011

Dekonstruksi Cerita Panji Melalui Novel

Ribut Wijoto
http://www.beritajatim.com/

“Engkau janganlah ragu menjadi sumber inspirasi berkat kemurnian jiwa dari pertapaanmu, kesunyianmu, kesendirianmu. Perlihatkanlah, pertontonkanlah dan tunjukkan kini sebagai suatu pengetahuan mutakhir wahai sang psikopat, sang penyair, dan sang pemabuk.” (Hal 276).

Ini adalah potongan isi novel Tanha, Kekasih yang Terlupa buah karya S. Jai. Pengarang kelahiran Kediri 38 tahun lalu memang baru saja mempublikasikan karya terbarunya di bawah penerbit Jogja Mediautama.
Novel yang diselesaikannya kurang lebih selama setahun itu, bertutur tentang jalinan hidup sebuah dinasti keluarga Mak Kaji Idayu Kiyati, yang dibelit kemiskinan, penderitaan dan takdirnya. Juga kisah tentang Lastri Srigati yang mewarisi keterasingan ibunya dan dipaksa kawin dengan Matjain—pria pemuja leluhurnya yang keturunan Sunan Bonang dan jatuh cinta pada klenik. Kisah tentang arus jalan tiga anak turunnya seakan menuju alam cita di luar ruang dan waktu guna melintasi penderitaan dengan jalan keindahan Tanha: Ujub Kajat yang cacat, Maya Durghata Karini yang pemberontak, dan Dalla Ringgit yang tak bergairah.

“Karya ini sebetulnya bicara perihal kisah cinta. Tetapi saya menuliskannya dari percikan spiritualisme pendapat Javanolog Romo Zoetmulder tentang Cerita Panji. Bahwa dalam diri Raden Panji dalam kisah itu, ia menjumpai gambaran mengenai Tuhan yang menampilkan diri di dalam dunia,” ujar penulis lulusan Sastra Indonesia Unair itu saat ditemui di kantornya WYDII di Gubeng Kertajaya, Senin (22/8).

Jadi sesungguhnya, lanjut pengarang yang sebelumnya menelorkan sejumlah novel itu, dirinya mengaku ingin mendedahkan masalah cinta sejati pada novelnya kali ini. Cinta dalam pengertian yang luas. Cinta yang dinamis menyediakan diri dimaknai bagi siapa pun yang terbuka mata batinnya, karena hanya mereka yang terpilih yang dapat mengenal-Nya, yang kuasa menangkap bayang keindahan cinta itu.

Dalam buku Konservasi Budaya Panji (2009), S. Jai memang sempat menyinggung gagasan karyanya. Dikatakannya, idiom Tanha sengaja diambil dari kosakata Budhisme yang berpegang pada teologi “alam itu abadi tetapi jahat,” dan tanha adalah adalah keinginan atau kecenderungan untuk senantiasa berubah, dan penderitaan (dukkha) membentuk esensinya. Hal itu dimaksudkan untuk mengutuhkan seluruh gagasannya yang dapat ditarik satu benang merah terhadap ajaran tantra, sastra juga mantra.

“Oleh karena itu, novel ini saya tulis dalam gaya yang sangat liris, puitis dalam menafsir dan menemukan kembali spirit dalam menangkap bayang keindahan cinta itu di balik mitos Cerita Panji,” papar pengarang yang juga penulis novel Tanah Api itu.

Seperti diketahui, Cerita Panji adalah kisah percintaan dan perjodohan putera mahkota Kerajaan Jenggala dan putri Kerajaan Kediri banyak ditulis dalam bahasa dan huruf Jawa, tetapi kini telah menjadi cerita rakyat.

Cerita berlatar sosial politik Kerajaan Jenggala dan Kediri itu menurut filolog berkebangsaan Belanda Prof CC Berg, tersebar dan populer pada masa Singasari melalui ekspedisi Pamalayu ke nusantara oleh Kertanegara tahun 1297. Begitu populernya Cerita Panji dengan pelbagai versi seperti Panji Sekar, Panji Raras, Panji Dhadhap, Serat Panji.

Bahkan kisah itu sangat berpengaruh dalam kepenulisan sastra sesudahnya, semisal pada pujangga R.Ng Ronggowarsito dan Sumosentiko. Begitu kuat pengaruh sastranya, hingga Cerita Panji tumbuh subur sebagai cerita rakyat tulisan maupun lisan. Tak terbatas sebagai karya sastra. Sejumlah kesenian juga mengadobsi cerita-cerita Panji, diantaranya wayang, kentrung, yang paling sering dijumpai di masyarakat.

Menggugat Patriarki

Dalam kreasi S. Jai kisah tentang priyayi-priyayi keraton yang cenderung bersifat patriarkis tersebut disublimasi, diambil saripati spiritnya dan dipindahkan ke dalam kehidupan masyarakat awam yang miskin dalam kehidupan masa kini di sebuah dusun kecil di Kediri. Pangarang ini mempertanyakan, menggugat bahkan menafsirkan ke dalam makna baru melalui pergulatan tokoh-tokoh yang diciptakannya.

“Semua itu saya lakukan tanpa harus meninggalkan watak aslinya. Saya menyusupkan semacam moralitas dalam tafsir ulangnya, memperkaya ruang bermainnya dalam kemungkinan menyusun metarealitas atau realitas baru menjadi karya budaya,” terang ayah dari tiga anak ini.

Nyatalah novel ini lebih banyak berbicara perihal spiritual ketimbang kemiskinan dimana tokoh-tokohnya hidup, bergelut dan bergulat padanya. Pengarang punya nyali menyusup dalam ruh Cerita Panji untuk kemudian mendekonstruksi apa yang disebut sebagai “berhala dalam bentuk primitif, ” Cerita Panji sebagai teks agung dan berbahasa Jawa dengan kadar sastra yang tinggi.

Dengan kata lain, teks klasik tersebut menjadi tambang emas sastra pascamitos, untuk ditafsirkan ulang sebagai sastra yang kaya falsafi atas nama cinta pada yang Maha Tinggi. Pengarang yang pernah memenangkan sayembara menulis Cerita Panji di Dewan Kesenian Jawa Timur ini melakukan pembongkaran teks-teks yang untouchable (tak tersentuh) tersebut lalu membangunnya kembali dalam sebentuk novel. Karena dengan demikian teks-teks yang semula menyembunyikan kekurangan, kelemahan, bahkan kebohongan, serta mengandung sejumlah ketakkonsistenan, bahkan yang kontradiktif sanggup menemukan kembali makna barunya.

Walaupun diakui S. Jai pengertian baru itu bukannya satu-satunya yang diyakininya secara bulat. Setidaknya melalui novel ini menurutnya, dirinya telah meneguhkan semacam keyakinan bahwa cara manusia menangkap, memandang dan memahami kenyataan dan cara manusia membicarakan kenyataan, itu dua hal yang tetap misteri saling berebut.

“Manusia yang menentukan segalanya ataukah sebetulnya justru manusia dalam cengkeraman dan ditentukan oleh kuasa di luar dirinya,” ungkap advisor program sebuah NGO yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan itu.

Begitulah tokoh-tokoh dalam novel ini melampauinya dengan takdirnya masing-masing. Seorang ahli ilmu jiwa sanggup menembus jalan menuju alam cita di luar ruang dan waktu. Seorang lainnya frustasi dan mati. Sosok lainnya lagi hilang akal dan berkelana tanpa tujuan. Sementara ada yang mengebiri diri, atau mengulang pengembaraannya sebelum akhirnya menemukan tempat barunya yang jahanam.

22 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito