Selasa, 29 Maret 2011

Kabar di Hari Minggu

Denny Mizhar
http://sastra-indonesia.com/

Hari minggu kali ini, menjadi hari yang tidak biasa bagi keluarga Arman. Kalau hari minggu biasanya mereka sekeluarga nyantai di rumah sambil nonton tv bersama-sama. Sulastri sebagai istri bekerja sebagai guru SD swasta di desa tempatnya tinggal juga libur. Dengan hari minggu mereka bisa berkumpul. Arman sebagai suami juga menghentikan semua pekerjaanya di sawah yang dipunya, walau cuma sepetak. Minggu yang tidak biasa, karena mereka di kagetkan surat yang datang dari anaknya. Surat tersebut dibawa oleh seorang laki-laki berbadan tinggi dan tegar. Tak sempat mengenalkan namanya. Ia bercerita. Sebelum bercerita tentang anak mereka, laki-laki itu membuka tasnya dan memberikan surat dari anak mereka.

Laras anak pertamanya, sejak lima tahun lalu tak pernah pulang. Ia pergi meninggalkan keluarganya. Waktu itu Lastri belum menjadi guru di SD yang terletak di kampungnya. Kepergian Laras memang berat buat keluarga yang ditinggalkannya. Laras punya adik dua, satu masih umur 4 tahun waktu itu, sedang adik ke duanya duduk di kelas satu sekolah menengah pertama. Kepergian laras adalah keterpaksaan yang harus dilakukannya karena ia beranggapan anak pertama punya tangung jawab pada keluarga. Keluarga pun harus merelakan demi hidup keluarganya. Pada masa-masa menjelang kepergian Laras, sawah yang dimiliki Arman terserang hama. Kenekatan Laras adalah jalan satu-satunya.

Lewat agen yang ada di kota dengan jarak tempuh kira-kira satu jam. Laras harus mengikuti pelatihan dahulu. Pelatihan ketrampilan bekerja: merawat anak, memasak, dan segala yang berkait dengan pekerjaannya. Laras dengan cepat bisa menguasai. Laras bisa pergi, karena agen yang mengurus segala administrasi buatnya segera membrangkatkan. Keinginan Laras bekerja dengan gaji yang banyak adalah harapannya. Laras pun pergi dengan pesawat dari agen tempatnya mendaftar menjadi pekerja. Sampai di tempat kerjanya, Laras dikenalkan dengan majikan yang telah memesan lewat agennya. Laras senang. Laras memang memiliki kebiasaan yang grapyak sama orang yang baru dia kenal. Begitu pula majikan yang baru dikenalnya. Majikannya punya seorang bayi sama persis seperti adiknya umur dari anak majikan barunya. Gaji Rp. 125.00 perhari, tapi gaji tersebut harus dipotong oleh agen yang memberikan pelatihan, menguruskan administrasinya hingga dia dapat bertemu dengan majikannya. Awal yang indah hingga tiga bulan berlangsung. Laras dapat mengirimkan uang gajinya pada ibunya ketika bulan pertama hingga ke tiga dilaluinya. Bulan-bulan selanjutnya, tak ada kabar lagi mengenai Laras. Sempat Arman menanyakan pada agen yang memberikan pelatihan dan mengurus administrasinya. Pengurus agen tersebut tak menjawab, bahkan tak tahu menahu. Saat itu satu tahun kepergian Laras. Agen tersebut mengatakan bahwa Laras sudah putus hubungan kemitraan sejak enam bulan yang lalu. Arman tak bisa berbuat sesuatu, harus meminta bantuan siapa dan di mana.

***

Anak muda yang tak sempat mengenalkan nama bercerita tentang Laras. Minggu menjadi duka bagi keluarga Arman dan Lastri. Berkali-kali mengucapkan penyesalan kenapa harus mengijinkan Laras pergi waktu itu. Di kampungnya baru pertama kali ada yang berangkat ke Malaysia, yakni Laras. Baru bulan ketiga laras di Malaysia banyak yang berangkat dari mulai anak-anak muda hingga orang-orang tua yang rela meninggalkan anak dan istrinya. Hal tersebut dilakukan karena melihat keberhasilan Laras mengirim uang pada keluarganya. Hampir sama yang dialami oleh tetangga Laras yang berangkat ke Malaysia. Datang-datang ada yang tak mebawa uang malahan membawa istri muda, begitupun anak-anak muda kampungnya Laras, ada yang berhasil dan kabar terus mengalir ke kampung. Ada juga yang bernasib sama seperti Laras, hanya sebulan, dua bulan memberi kabar lalu tak ada kabar.

Kesedian yang dirasakan oleh Arman berbuah senang walapun harus mengeluarkan air mata. Laras masih hidup.

“Lalu, laras sekarang di mana?”

“Ibu coba baca surat yang dari tadi Ibu pegang”

“Apa kabar Emak, Bapak, dan adek-adek. Laras harap sehat-sehat saja. Juga laras sekarang sehat. Ma’afkan Laras, tidak pernah memberi kabar. Laras sekarang sedang bekerja sebentar untuk cari uang buat pulang. Ma’af mak, nanti kalau Laras pulang tak membawa apa-apa. Hanya sesuatu yang berharga buat Laras. Semoga Mak juga senang. Bila ingin tahu kondisi Laras secara detail. Tanyalah pada yang membawa surat ini. Tahun depan mungkin Laras pulang. Sudah ya Emak, Bapak dan adik-adik. Laras mau bekerja dahulu. Bekerja seadanya untuk mencari uang saku. Semoga Tuhan masih mempertemukan kita.”

Singkat sekali surat yang ditulis Laras. Hingga keluarganya masih menyimpan tanya.

“Dik, ceritakan. Ada apa dengan Laras”

“Bu Lastri dan Pak Arman, harus tabah. Sejak empat bulan awal, Laras sudah tidak bisa berkirim surat dan mengirim uang lagi. Laras tidak digaji. Laras diawasi oleh majikannya. Jangn kaget ya, Bu. Laras diperkosa oleh anak majikannya. Lalu laras melambaikan tangan dari cendela. Jika ada isyarat begitu, maka itu adalah seseorang minta bantuan. Lalu kami mencari akal, bagaimana menyelamatkan Laras. Sebelum itu, Laras menjatuhkan kertas ke bawah lewat cenjela yang terbuka. Dari situ kami tahu, ada saudara sebangsa minta tolong. Kami masih berunding dengan teman-teman. Tapi ketika akan melaksanakan rencana kami. Laras sudah di bawa oleh polisi Malaysia. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Mau melapor juga sudah jerah. Tak pernah mendapat perhatian dari petugas negara kita yang ada di sana”

Tangis Lastri semakin menjadi-jadi, Arman menenangkan bersama adik-adik Laras.

“Lalu, apa yang kalian lakukan”

“Kami tak berani mengunjungi Laras di penjarah. Kami juga takut sebab paspor kami mati. Kalau paspor mati, kami juga bisa masuk penjara”

“Apa, Adik, dan teman-teman adik tak mengurusnya”

“Kami sempat hendak mengurusnya. Ketika itu KBRI yang ada di Malaysia berjubel orang-orang sebangsa mengurus administrasi di sana. Tapi perlakuan petugas KBRI pada kami tidak membuat kami senang. Terutama saya. Bahkan saya hampir saja berkelahi karena harus menangkis pukulan tongkat yang hendak dijatuhkan di kepala saya. Hambir semua kena pukul. Karena saya merasa manusia yang harus diperlakukan layaknya manusia dan kecewa dengan perlakuan petugas KBRI yang ada di Malaysia. Saya pun balik tak mengurus paspor saya. Keberadaan saya pun ilegal. Saya merasa tidak aman diterotorial harusnya melindungi kami tapi malahan membuat kami menderita”

“Oh, ya dik. Saya lupa menanyakan nama njenengan”

“Nama saya Ahmad Pak. Tolong Pak, beritahukan pada tetangga bapak. Lebih baik bekerja di kampung sebagai petani dari pada harus pergi ke negeri orang yang tidak aman buat keselamatan. Tapi kalaupun harus bekerja di Malaysia lebih baik diperjelas agen yang akan membawanya. Kerja yang lumayan aman adalah bekerja di pabrik yang ada di sana. Keterjaminan tersebut karena ada undang-undang yang mengaturnya. Tapi lebih baik tidak Pak”

Pak Arman dan Bu Lastri senang tetapi juga resah. Apa yang dibawa anaknya. Kenapa harus terjadi begitu.

***

Minggu di tiga bulan sesudah Ahmad ke rumah mereka. Seorang anak kecil mengetuk pintu rumah mereka. Semua yang ada di dalam terheran. Siapa anak itu. Mereka bertanya-tanya. Dari belakang Laras dengan mententeng tas. Seketika air matanya keluar.Bedungan ketabahannya tak menahan. Mereka saling rangkul dan peluk.

“Itu yang Laras bilang di surat, Mak. Laras hanya bisa membawa itu. Mak dan Bapak pasti sudah dapat cerita dari Ahmad. Mak, ma’afkan Laras Mak. Laras tidak bisa berbuat sesuatu. Laras sedang berfikir. Bagaimana Fatoni kalau sudah besar nanti menanyakan bapaknya. Laras tidak tahu Mak”

Sulastri mengusap air matanya.

“Sudalah, nduk. Sekarang kamu istirahat dulu. Tenangkan dirimu. Ketika kondisi sudah membaik. Kita fikirkan nasib Fatoni. Emak dan Bapak telah menerima kamu dengan segala hal yang terjadi. Terpenting bagi Emak adalah kamu selamat”.

Fatoni berlarian di halaman rumah. Laras duduk menunguinya. Sambil menerawang matanya. Membayangkan nasib Fatoni di masa akan datang.

Lamongan-Malang, November-Desember 2010
(Terinspirasi dari cerita teman, mantan TKI di Malaysia)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito