Olivia Kristina Sinaga
http://www.ruangbaca.com/
Ada begitu banyak kisah fabel. Namun, kebanyakan masyarakat Indonesia mungkin lebih mengenal si beruang kuning penyuka madu, Winnie the Pooh. Beruang yang memiliki ‘otak sangat sedikit’ ini menjalani hari-hari di A Hundred Acre Woods bersama teman-temannya, Piglet, Eeyore, Tigger, Rabbit, Owl, Kanga, Roo, dan seorang anak laki-laki kecil, Christopher Robin.
Fabel lain yang menyajikan petualangan dan hiruk-pikuk kehidupan para karakter binatang adalah The Wind in the Willows. Karya Kenneth Grahame yang terbit pertama kali pada 1908 ini tergolong karya klasik dalam sastra anak-anak. Karakter- karakter utama berpusat pada Mole (tikus tanah), Ratty (tikus air), dan Mr. Toad (katak).
Ada beberapa persamaan antara The Wind in the Willows dengan Winnie the Pooh karya A.A. Milne. The Wind in the Willows awalnya digunakan sebagai serial cerita sebelum tidur untuk anak tunggal Grahame, Alastair, dan ketika ia dikirim bersekolah, cerita berlanjut dalam bentuk surat. Milne menulis Winnie the Pooh dan temantemannya di A Hundred Acre Woods untuk anaknya, Christopher Robin, yang menjadi satu- satunya tokoh manusia dalam cerita tersebut.
Karakter-karakter dalam kedua cerita adalah binatang, keduanya telah diadaptasi ke layar kaca maupun perak, dan mengilhami musisi (ingat lagu Return to Pooh Corner yang dinyanyikan Kenny Loggins?), dan sama-sama berasal dari Inggris. Untuk ilustrasi yang memperindah buku masingmasing, Grahame dan Milne sepakat memanfaatkan talenta seni E. H. Shepard.
Tempo bertutur Grahame dalam buku ini kadang bergerak lambat dan cepat bergantian, seperti sungai Thames yang menjadi latar belakang cerita. Ritme cerita berpacu lekas jika Mr. Toad—pemilik Toad Hall— yang arogan, kaya, gampang tertarik pada satu hal secepat ia bosan dan berpindah pada hal lain, muncul di antara Mole yang lembut dan Ratty yangs antai, ramah, mencintai sungai dan melindungi Mole di bawah sayapnya. Di samping ketiga karakter tersebut ada teman mereka, yakni Badger (berangberang) yang tinggal di Wild Wood, figur penyendiri yang baik hati dan ‘membenci masyarakat’.
Kegilaan Mr. Toad akan petualangan seringkali menjeratnya dalam kesulitan. Untungnya, ia mempunyai teman-teman yang sabar dan baik hati serta siap menolongnya. Mole yang awalnya kagum (bisa dikatakan cenderung kaget) pada kehidupan di tepi sungai bisa beradaptasi setelah terus-menerus menghadapi Mr. Toad yang impulsif dan cepat puas akan dirinya sendiri. Ia berpindah dari satu obsesi ke obsesi lain, seperti rumah perahu dan kereta kuda.
Petualangan terpanjang karena kegilaannya itu terjadi saat ia menemukan mobil. Sederet kecelakaan menggiringnya ke penjara atas tuduhan pencurian, cara mengemudinya yang membahayakan nyawa binatang lain, dan sikapnya yang tidak menghargai polisi daerah setempat. Beberapa bab paling seru dalam buku ini merupakan rangkaian pelariannya. Untunglah Mr. Toad mempunyai teman-teman setia yang mengubahnya dan memenangkan kembali Toad Hall, yang telah dikuasai oleh para musang saat ia tidak ada.
Personifikasi karakter-karakter dalam The Wind in the Willows mewakili beragam kehidupan kelas dalam masyarakat Inggris. The Wind in the Willows seringkali dibandingkan dengan Animal Farm karya George Orwell karena di satu sisi merupakan komentar mengenai dinamika kelas dalam kehidupan negara asal grup musik The Beatles ini. Secara kasar ‘River Bankers’ (penghuni tepi sungai) merepresentasi kelas atas, sementara ‘Wild Wooders’ (penghuni hutan) merepresentasi kelas bawah.
Walau pada awalnya terbit tanpa ilustrasi, bertahun-tahun kemudian banyak versi dengan ilustrasi muncul. Mungkin karya E. H. Shepard, diterbitkan pada 1931, adalah yang paling populer. Grahame memang tidak hidup cukup lama untuk melihat hasil akhirnya. Namun, versi ini dipercaya sebagai karya yang ditandatangani Grahame karena ia senang dengan sketsa Shepard.
The Wind in the Willows banyak mengilhami lahirnya berbagai versi, bahkan sekuel dirinya. Edisi The Folio Society terbit tahun 2006 menyajikan fitur 85 ilustrasi, 35 di antaranya berwarna, oleh Charles van Sandwyk. William Horwood menciptakan sekuel The Wind in the Willows: The Willows in Winter, Toad Triumphant, The Willows and Beyond, The Willows at Christmas. Wild Wood oleh Jan Needle, terbit tahun 1981, dengan ilustrasi oleh William Rushton.
Buku ini merupakan penuturan kembali cerita The Wind in the Willows dari sudut pandang penghuni kelas pekerja Wild Wood. Mereka mengalami keterbatasan uang. Pekerjaan pun sulit diperoleh. Perspektif mereka sangat berbeda atas gaya hidup mudah Toad dan temantemannya yang kaya dan tidak pedulian. Beberapa insiden terkecil dari cerita aslinya diperjelas dalam buku ini—narator Wild Wood kehilangan pekerjaan yang sangat dibutuhkannya sebagai sopir Toad ketika Badger, Mole, dan Rat memutuskan untuk menghentikan kegilaan Toad menyetir. Klimaks buku ini datang saat Toad masuk penjara: para musang mengambil alih Toad Hall dan mengubahnya menjadi perkumpulan sosialis bernama Brotherhood Hall.
Beberapa film dan versi televisi The Wind in the Willows termasuk versi animasi Walt Disney tahun 1949, The Adventures of Ichabod and Mr. Toad. Tahun 1983 muncul animasi menggunakan boneka stop-motion, bukan gambar, oleh Cosgrove Hall, diikuti oleh serial televisi dan dibuat dengan gaya yang sama—versi ini dikatakan sebagai adaptasi yang paling setia. Lalu muncul animasi pada 1996 dengan bintang utama Michael Palin dan Alan Bennett sebagai Ratty dan Mole; mengikuti adaptasi The Willows in Winter. Di tahun yang sama muncul versi live-action yang ditulis dan disutradarai oleh Terry Jones.
Panggung teater tidak mau ketinggalan dalam mengadaptasi fabel ini. Milne memproduksi Toad of Toad Hall pada 1929. Alan Bennett, sebelum berperan sebagai Mole dalam film (1996) telah menulis adaptasi panggung The Wind in the Willows dan berperan sebagai karakter yang sama pada 1991. Mr. Toad’s Mad Adventures dihasilkan oleh Vera Morris. Tak ketinggalan untuk radio, Kenneth Williams membuat sebuah versi dari buku tersebut.
Para musisi pun terkena imbas lekatnya pengaruh buku anak-anak ini. The Piper at the Gates of Dawn, tajuk album pertama Pink Floyd dicomot dari judul bab 7 dalam buku The Wind in the Willows. Walau demikian, lagu-lagu dalam album tersebut, yang sebagian besar ditulis oleh Syd Barrett, tidak berhubungan langsung dengan isi buku. Album The Healing Game karya penyanyi-penulis lagu Van Morrison di tahun 1997 memuat lagu Piper at the Gates of Dawn. The Wind in the Willows juga merupakan judul lagu yang ditulis Alan Bell dan dinyanyikan oleh banyak artis, termasuk Blackmore’s Night.
Kenneth Grahame (1859- 1932) lahir di Edinburgh dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Berkshire, di mana ia dikirim pergi ke luar rumah saat berusia lima tahun setelah kematian ibunya. Ayah Grahame, yang tidak mampu mengurus keempat anaknya, menyerahkan mereka dalam pengawasan sang nenek. Walaupun diperlakukan dengan baik, anak-anak Grahame saling bergantung dalam penghiburan dan dukungan emosional. Kenangan masa kecil dan jam-jam yang dihabiskan di sisi atas sungai Thames itulah yang mengisi Grahame dengan materi untuk The Golden Age, Dream Days dan kemudian karyanya yang paling dikenal, The Wind in the Willows.
Grahame dikirim ke St Edward’s School pada usia sembilan tahun, yang menggiringnya lebih dekat pada hari-hari sederhana dan menyenangkan di tepi sungai. Rencananya untuk belajar di Oxford University terhempas karena kekurangan dana. Keluarganya pun berkeras menyuruh ia bekerja di Bank of England. Pada tahuntahun kerjanya di bank Grahame mulai menulis esai dan cerita. Ia sering menulis di The Yellow Book, media periodik yang mengkhususkan diri pada sastra dan seni, dan pada St James’s Gazette.
Ia bertemu Dr Frederick Furnivall pada 1886 yang mengenalkannya pada penulis-penulis lain: Tennyson, Browning, Ruskin, dan William Morris. Furnivall jugalah yang menyemangatinya dalam menulis. Pada 1893 Grahame menerbitkan koleksi esai berjudul Pagan Papers yang diterima dengan sangat baik. The Golden Age (1895) dan Dream Days (1898) memantapkan reputasinya lebih jauh dan membuatnya diingat lantaran pengertian yang luar biasa tentang pikiran anak-anak.
Pada 1898 ia menikahi Elspeth Thomson, yang melahirkan anak tunggal mereka, Alastair, pada tahun berikutnya. Setelah The Wind in the Willows terbit pada 1908, kesehatan Grahame memburuk dan memaksanya untuk mengundurkan diri dari pekerjaan perbankannya. The Wind in the Willows memberikan keuntungan besar untuk Grahame, sehingga ia bisa berhenti dari pekerjaannya di bank (yang ia benci walaupun tergolong pekerjaan terhormat dan berpenghasilan besar). Ia lalu pindah ke daerah pedesaan, seperti yang dilakukan tokoh-tokoh dalam ceritanya.
Grahame terus menulis artikel dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Setelah kematian tragis putranya, saat menjadi mahasiswa di Oxford University, Grahame mengucilkan diri di rumahnya dekat sungai Thames. Di rumah itu ia hidup hampir sebagai seorang pertapa hingga kematiannya, 1932.
Grahame melabuhkan karakterisasi para binatang yang sederhana dan riil dengan latar sisi sungai yang bersahaja tanpa menghilangkan kesenangan yang dihasilkannya. The Wind in the Willows merupakan ramuan petualangan dan moralitas yang sangat disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa, dan tidak diragukan akan terus disukai oleh generasi mendatang. Bukankah selalu ada anak yang haus akan kisah dan petualangan dalam dirinya, iya kan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar