Jumat, 18 Maret 2011

Gambaran Kelas Masyarakat Inggris

Olivia Kristina Sinaga
http://www.ruangbaca.com/

Ada begitu banyak kisah fabel. Namun, kebanyakan masyarakat Indonesia mungkin lebih mengenal si beruang kuning penyuka madu, Winnie the Pooh. Beruang yang memiliki ‘otak sangat sedikit’ ini menjalani hari-hari di A Hundred Acre Woods bersama teman-temannya, Piglet, Eeyore, Tigger, Rabbit, Owl, Kanga, Roo, dan seorang anak laki-laki kecil, Christopher Robin.

Fabel lain yang menyajikan petualangan dan hiruk-pikuk kehidupan para karakter binatang adalah The Wind in the Willows. Karya Kenneth Grahame yang terbit pertama kali pada 1908 ini tergolong karya klasik dalam sastra anak-anak. Karakter- karakter utama berpusat pada Mole (tikus tanah), Ratty (tikus air), dan Mr. Toad (katak).

Ada beberapa persamaan antara The Wind in the Willows dengan Winnie the Pooh karya A.A. Milne. The Wind in the Willows awalnya digunakan sebagai serial cerita sebelum tidur untuk anak tunggal Grahame, Alastair, dan ketika ia dikirim bersekolah, cerita berlanjut dalam bentuk surat. Milne menulis Winnie the Pooh dan temantemannya di A Hundred Acre Woods untuk anaknya, Christopher Robin, yang menjadi satu- satunya tokoh manusia dalam cerita tersebut.

Karakter-karakter dalam kedua cerita adalah binatang, keduanya telah diadaptasi ke layar kaca maupun perak, dan mengilhami musisi (ingat lagu Return to Pooh Corner yang dinyanyikan Kenny Loggins?), dan sama-sama berasal dari Inggris. Untuk ilustrasi yang memperindah buku masingmasing, Grahame dan Milne sepakat memanfaatkan talenta seni E. H. Shepard.

Tempo bertutur Grahame dalam buku ini kadang bergerak lambat dan cepat bergantian, seperti sungai Thames yang menjadi latar belakang cerita. Ritme cerita berpacu lekas jika Mr. Toad—pemilik Toad Hall— yang arogan, kaya, gampang tertarik pada satu hal secepat ia bosan dan berpindah pada hal lain, muncul di antara Mole yang lembut dan Ratty yangs antai, ramah, mencintai sungai dan melindungi Mole di bawah sayapnya. Di samping ketiga karakter tersebut ada teman mereka, yakni Badger (berangberang) yang tinggal di Wild Wood, figur penyendiri yang baik hati dan ‘membenci masyarakat’.

Kegilaan Mr. Toad akan petualangan seringkali menjeratnya dalam kesulitan. Untungnya, ia mempunyai teman-teman yang sabar dan baik hati serta siap menolongnya. Mole yang awalnya kagum (bisa dikatakan cenderung kaget) pada kehidupan di tepi sungai bisa beradaptasi setelah terus-menerus menghadapi Mr. Toad yang impulsif dan cepat puas akan dirinya sendiri. Ia berpindah dari satu obsesi ke obsesi lain, seperti rumah perahu dan kereta kuda.

Petualangan terpanjang karena kegilaannya itu terjadi saat ia menemukan mobil. Sederet kecelakaan menggiringnya ke penjara atas tuduhan pencurian, cara mengemudinya yang membahayakan nyawa binatang lain, dan sikapnya yang tidak menghargai polisi daerah setempat. Beberapa bab paling seru dalam buku ini merupakan rangkaian pelariannya. Untunglah Mr. Toad mempunyai teman-teman setia yang mengubahnya dan memenangkan kembali Toad Hall, yang telah dikuasai oleh para musang saat ia tidak ada.

Personifikasi karakter-karakter dalam The Wind in the Willows mewakili beragam kehidupan kelas dalam masyarakat Inggris. The Wind in the Willows seringkali dibandingkan dengan Animal Farm karya George Orwell karena di satu sisi merupakan komentar mengenai dinamika kelas dalam kehidupan negara asal grup musik The Beatles ini. Secara kasar ‘River Bankers’ (penghuni tepi sungai) merepresentasi kelas atas, sementara ‘Wild Wooders’ (penghuni hutan) merepresentasi kelas bawah.

Walau pada awalnya terbit tanpa ilustrasi, bertahun-tahun kemudian banyak versi dengan ilustrasi muncul. Mungkin karya E. H. Shepard, diterbitkan pada 1931, adalah yang paling populer. Grahame memang tidak hidup cukup lama untuk melihat hasil akhirnya. Namun, versi ini dipercaya sebagai karya yang ditandatangani Grahame karena ia senang dengan sketsa Shepard.

The Wind in the Willows banyak mengilhami lahirnya berbagai versi, bahkan sekuel dirinya. Edisi The Folio Society terbit tahun 2006 menyajikan fitur 85 ilustrasi, 35 di antaranya berwarna, oleh Charles van Sandwyk. William Horwood menciptakan sekuel The Wind in the Willows: The Willows in Winter, Toad Triumphant, The Willows and Beyond, The Willows at Christmas. Wild Wood oleh Jan Needle, terbit tahun 1981, dengan ilustrasi oleh William Rushton.

Buku ini merupakan penuturan kembali cerita The Wind in the Willows dari sudut pandang penghuni kelas pekerja Wild Wood. Mereka mengalami keterbatasan uang. Pekerjaan pun sulit diperoleh. Perspektif mereka sangat berbeda atas gaya hidup mudah Toad dan temantemannya yang kaya dan tidak pedulian. Beberapa insiden terkecil dari cerita aslinya diperjelas dalam buku ini—narator Wild Wood kehilangan pekerjaan yang sangat dibutuhkannya sebagai sopir Toad ketika Badger, Mole, dan Rat memutuskan untuk menghentikan kegilaan Toad menyetir. Klimaks buku ini datang saat Toad masuk penjara: para musang mengambil alih Toad Hall dan mengubahnya menjadi perkumpulan sosialis bernama Brotherhood Hall.

Beberapa film dan versi televisi The Wind in the Willows termasuk versi animasi Walt Disney tahun 1949, The Adventures of Ichabod and Mr. Toad. Tahun 1983 muncul animasi menggunakan boneka stop-motion, bukan gambar, oleh Cosgrove Hall, diikuti oleh serial televisi dan dibuat dengan gaya yang sama—versi ini dikatakan sebagai adaptasi yang paling setia. Lalu muncul animasi pada 1996 dengan bintang utama Michael Palin dan Alan Bennett sebagai Ratty dan Mole; mengikuti adaptasi The Willows in Winter. Di tahun yang sama muncul versi live-action yang ditulis dan disutradarai oleh Terry Jones.

Panggung teater tidak mau ketinggalan dalam mengadaptasi fabel ini. Milne memproduksi Toad of Toad Hall pada 1929. Alan Bennett, sebelum berperan sebagai Mole dalam film (1996) telah menulis adaptasi panggung The Wind in the Willows dan berperan sebagai karakter yang sama pada 1991. Mr. Toad’s Mad Adventures dihasilkan oleh Vera Morris. Tak ketinggalan untuk radio, Kenneth Williams membuat sebuah versi dari buku tersebut.

Para musisi pun terkena imbas lekatnya pengaruh buku anak-anak ini. The Piper at the Gates of Dawn, tajuk album pertama Pink Floyd dicomot dari judul bab 7 dalam buku The Wind in the Willows. Walau demikian, lagu-lagu dalam album tersebut, yang sebagian besar ditulis oleh Syd Barrett, tidak berhubungan langsung dengan isi buku. Album The Healing Game karya penyanyi-penulis lagu Van Morrison di tahun 1997 memuat lagu Piper at the Gates of Dawn. The Wind in the Willows juga merupakan judul lagu yang ditulis Alan Bell dan dinyanyikan oleh banyak artis, termasuk Blackmore’s Night.

Kenneth Grahame (1859- 1932) lahir di Edinburgh dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Berkshire, di mana ia dikirim pergi ke luar rumah saat berusia lima tahun setelah kematian ibunya. Ayah Grahame, yang tidak mampu mengurus keempat anaknya, menyerahkan mereka dalam pengawasan sang nenek. Walaupun diperlakukan dengan baik, anak-anak Grahame saling bergantung dalam penghiburan dan dukungan emosional. Kenangan masa kecil dan jam-jam yang dihabiskan di sisi atas sungai Thames itulah yang mengisi Grahame dengan materi untuk The Golden Age, Dream Days dan kemudian karyanya yang paling dikenal, The Wind in the Willows.

Grahame dikirim ke St Edward’s School pada usia sembilan tahun, yang menggiringnya lebih dekat pada hari-hari sederhana dan menyenangkan di tepi sungai. Rencananya untuk belajar di Oxford University terhempas karena kekurangan dana. Keluarganya pun berkeras menyuruh ia bekerja di Bank of England. Pada tahuntahun kerjanya di bank Grahame mulai menulis esai dan cerita. Ia sering menulis di The Yellow Book, media periodik yang mengkhususkan diri pada sastra dan seni, dan pada St James’s Gazette.

Ia bertemu Dr Frederick Furnivall pada 1886 yang mengenalkannya pada penulis-penulis lain: Tennyson, Browning, Ruskin, dan William Morris. Furnivall jugalah yang menyemangatinya dalam menulis. Pada 1893 Grahame menerbitkan koleksi esai berjudul Pagan Papers yang diterima dengan sangat baik. The Golden Age (1895) dan Dream Days (1898) memantapkan reputasinya lebih jauh dan membuatnya diingat lantaran pengertian yang luar biasa tentang pikiran anak-anak.

Pada 1898 ia menikahi Elspeth Thomson, yang melahirkan anak tunggal mereka, Alastair, pada tahun berikutnya. Setelah The Wind in the Willows terbit pada 1908, kesehatan Grahame memburuk dan memaksanya untuk mengundurkan diri dari pekerjaan perbankannya. The Wind in the Willows memberikan keuntungan besar untuk Grahame, sehingga ia bisa berhenti dari pekerjaannya di bank (yang ia benci walaupun tergolong pekerjaan terhormat dan berpenghasilan besar). Ia lalu pindah ke daerah pedesaan, seperti yang dilakukan tokoh-tokoh dalam ceritanya.

Grahame terus menulis artikel dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Setelah kematian tragis putranya, saat menjadi mahasiswa di Oxford University, Grahame mengucilkan diri di rumahnya dekat sungai Thames. Di rumah itu ia hidup hampir sebagai seorang pertapa hingga kematiannya, 1932.

Grahame melabuhkan karakterisasi para binatang yang sederhana dan riil dengan latar sisi sungai yang bersahaja tanpa menghilangkan kesenangan yang dihasilkannya. The Wind in the Willows merupakan ramuan petualangan dan moralitas yang sangat disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa, dan tidak diragukan akan terus disukai oleh generasi mendatang. Bukankah selalu ada anak yang haus akan kisah dan petualangan dalam dirinya, iya kan?

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito