Kamis, 03 Maret 2011

Armageddon: Relegiusitas Danarto Pada Pertunjukan Teater

Denny Mizhar *
http://sastra-indonesia.com/

Lampu menyala di panggung dengan setting batu-batu besar dan sebuah taman. Belakang terbentang kain separuh hitam dan separuh putih. Panggung pertunjukan pun dimulai, iringan musik yang digubah oleh Leo Zaini dan naskah drama yang diadaptasi oleh Okto Fajar dari salah satu cerpen karya Danarto “Armageddon” berpadu saling mengisi dan membatu menjadi satu kemasan pertunjukan teater. Di awali dengan adegan pencarian seorang Ibu mencari pada anak gadisnya yang sudah lima malam tidak pulang. Tokoh Ibu yang diperankan oleh Ade Diana Afrianti, sedangkan Gadis diperankan oleh Caulina Dike Virginis Sholiha.

Ibu tersebut khawatir terhadap anak gadisnya. Tiba-tiba muncul mahluk yang bernama Bekakraan yang diperankan oleh Erza Sahrul Mubarok. Ibu yang gelisah, kehilangan anak gadisnya didekati oleh Bekakra-an dengan membisikkan kalimat “aku adalah mahluk suci yang menemani setiap kesepian”. Ibu tersebut pun berbincang-bincang dengan Bekakraan yang selalu memainkan tubuhnya dengan dinamis, mengerakkan tangannya, kepalanya, meloncat dari batu ke batu, lahan berlahan membisikkan kebusukan sikap pada Ibu yang mencari anak gadisnya.

Tak disangka, anak gadisnya pun pulang dengan tubuh telanjang. Senyum sumringah, membelai-belai rambutnya, tubuhnya, wajah bahagia nampak pada gadis tersebut. Ibu gadis pun mengintograsi anaknya, ke mana perginya dengan waktu lima malam yang membuatnya resah. Anak gadisnya tak menjawab, ia ingin merahasiakan. Tetapi mahluk yang serbah hitam yang bernama Bekakraan sepertinya memiliki mata di mana-mana. Perbuatan anak gadis tersebut pun terbongkar. Hingga berujung dengan jawaban, bahwa kepergiannya selama lima malam ditemani Boneka.

Tentu saja Ibunya naik pitam. Sebab Boneka adalah kekasih Ibunya. Anak gadinya tidak tahu menahu, bahwa Boneka adalah kekasih Ibunya. Anak gadisnya pun meminta ma’af pada Ibunya atas ketidak tahuannya. Ibunya pun luluh dengan permintaan ma’af anaknya. Tetapi, Bekakara-an mahluk yang serba hitam melancarkan propaganda pada Ibu tersebut, dengan kesaktiannya Bekakaraan memutar waktu menampilkan kembali adegan percintaan yang dilakukan anak gadis tersebut dengan Boneka.

Tirai yang diwakili lampu membedakan ruang masa, di mana anak gadisnya terlihat sedang bercinta dengan Boneka. Tokoh Boneka yang diperankan oleh Nanang Syaiful Rohman dan Tokoh Gadis II yang diperankan oleh Januari Krintianti. Dengan alunan musik mereka menari dan membentuk simbol-simbol adegan percintaan yang bergairah. Gerak tari yang lembut dan sedikit erotis menjadi adegan bayangan Gadis dan Boneka bercinta yang dibuka waktu masanya oleh Bekakra-an.

Sepontan Ibu tersebut kembali naik pitam, anak gadisnya diikat. Sambil membawa kapak, lalu dipotong kedua tanggannya. Darah mengalir di batu tempat anaknya diikat. Anak gadinya terjatuh. Anak gadisnya pun menangis, memohon ma’af pada Ibunya. Bekakraan tetap saja memompa sikap kemarahan yang telah turun, menjadi naik kembali. Masih tetap saja dengan ulahnya yang banyak tinggkah. Akhirnya Ibu tersebut memotong leher anaknya, hingga terpisah antara kepala dan tubuhnya. Bekakraan pun tertawa dengan kemenanggannya. Akhirnya kapak tersebut juga menimpah tubuh Bekakraan, kahirnya bekakra-an pun ikut mati.

Gedung J9 Universitas Negeri Malang yang penuh dengan penonton persembahan dari Teater Pelangi Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Indonesia pun berakhir. Dialog-dialog liris dari tokoh Ibu dan Gadis, gerak karikatural dari tokoh bekaraan dan gerak tari teatral yang diperagakan oleh Boneka dan Gadis usai. Penonton yang menyaksikan adegan demi adegan bertepuk tangan.

Secara utuh pertunjukan “Armageddon” yang diadaptasi oleh Okto Fajar Syafari dapat ditangkap pesannya. Jika kita melihat karya cerpen tersebut yang ditulis oleh Danarto memiliki pesan relegius. Pesan yang disampaikan oleh Tuhan lewat ayat sucinya “Bahwa kerusakan alam ini karena ulah manusia sendiri”. Kita dapat mengamati akhir-akhir ini, moralitas kemanusiaan mulai luntur, keseimbangan alam juga goyang. Seorang anak yang berani melawan orang tuanya, orang-orang tua yang membunuh anak-anaknya sendiri. Bahwa dunia ini akan berakhir dengan tanda-tanda yang kian waktu menyapa pada keseharian kita. Dunia yang tak seimbang lagi, dunia yang njomplang akibat ulah manusia yang tak patuh pada hukum-hukum alam (kausalitas Tuhan).

Bekakra-an sebagai simbol nafsu angkara; manusia yang suka bertingkah polah, akan nangkring dalam hidup kita. Jika diri kita tidak pernah merenung dan menggali dasar kebertuhanan kita. Mentaati suara-suara Tuhan yang telah tertanam dalam diri kita, ketika ditiupkan roh pada kita dan akhirnya kita hidup menjadi manusia. Jalan kebebasan telah kita punyai, kebebasan berkehendak. Kehendak pada kebaikan atau kehendak pada keburukan. Tuhan telah membebaskan kita, tapi kebebasan kita kadang salah jalan. Yakni kebebasan pada jalan keburukan yang kita tempuh dan jalan kebebasana ke arah Tuhan tertutup. Begitulah manusia makan akan tertimpah akibatnya, ketakseimbangan kemanusiaan dan alam.

Tetapi banyak cela yang menjadi catatan pada pertunjukan “Armageddon” tersebut. Keaktoran yang belum tergarap sepenuhnya sehingga pada tengah jalan pertunjukan ada titik jenuh akibat dialog liris yang tidak sampai. Kesan natural yang tidak nampak dari dialog-dialog tersebut yang menjadi sebab, tetapi tertolong dengan gerak karikatural tokoh Bekakra-an dan menjadikan pertunjukan dapat sedikit mengelitik. Selain itu, dramatik juga tidak terbangun dengan baik, panggung juga belum terkelola dengan maksimal, gerak-gerak tanpa ada motif terjadi.

Dengan berbagai catatan cela, pertunjukan Teater Pelangi Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia “Armageddon” yang dilaksanakan dua kali yakni pada tanggal 23 & 24 Pebruari 2011 bertempat di Gedung J9 Universitas Negeri Malang, sukses dengan penonton yang berhimpitan saat menyaksikan pertunjukan tersebut, di tengah-tengah tontonan-tontonan populer yang tidak memiliki nilai education.

*Anggota Teater Sampar Indonesia Malang dan Pegiat Pelangi Sastra Malang

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito