Minggu, 27 Februari 2011

KORUPSI, MUSUH BESAR REVOLUSI

Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

Ini kata-kata terkepal padat kan menumpas kejahiliaan, memotong lengan busuk, membakar sampah bertumpuk demi damai perjuangan. Musik yang didengungkan bangsa berkeniscayaan memberkah kemenjadian -sentausa.

Di sini tiada impian, itu hanya pemilik bersuka angan kemalasan, lalu uang licik melicinkan hasutan. Selera manipulasi pengetahuan di atas kepicikan. Mereka mengorbitkan kacungnya berpropaganda pembodohan dan sebagian kita riang mengikuti tariannya, padahal selepas itu ribuan siksa mendera.

Plakat kemayu menghisap seluruh daya di televisi, di jalan-jalan menyayati pepohonan dipakunya gambar kaum koruptor. Betapa mudah kita memberi hak suara yang belum jelas pejuangannya, rupa pemanis buatan dipastikan mencipta kepedihan lama.

Tarian itu kampanye menyenangkan sesaat, kemudian kekayaan negeri dikeruknya habis tuntas. Yang terpampang menyediakan kabar seimbang, padahal segenap kasus tiada diselesaikannya becut.

Atas matangnya perhitungan, para jahanam seenaknya mendapati remisi dengan alasan tidak berakal, setelah menghabisi perbendaharaan lewat pangkat jabatan. Sementara maling-maling kelas teri, meringkuk di tahanan pengab tak ber-prikemanusiaan.

Kata-kata tegak ini terhimpun sehitam kesumat atas semua kelas tidak membiak, tambah ambruk ke jurang kebinasaan. Olehnya aku kumpulkan keseluruhan jejiwa kepadanya, aku salurkan melalai jari-jemari mengeras.

Inilah lesatan sehabis menyusuri lorong gemerlap keangkuhan; tiada mata lembut memandang para pengemis, pengamen, anak-anak terlantar di kota-kota terutama Ibukota, yang tersisikan dianggap kotoran tak dimanusiakan.

Tidakkah nyanyian kenyang mereka berasal jumlah gaji tak masuk nalar. Sedang di sana-sini kelaparan melanda, mengguncangkan iman, dan penyakit menderai warga miskin yang tidak dipedulikan pemerintah.

Mereka kencangkan dasi, kaca-kaca mobilnya tertutup rapat melewati pemukiman kumuh. Ini kudu dipercepat pemberangkatannya, membocorkan kerakusan dunia dengan menarik simpati suci, mengoreksian langkah, guna tidak keblusuk kembali.

Kita cukupkan dagelannya keluar masuk bui, tetapi masih dihormati bak pahlawan kesiangan. Kalau kita sedikit saja menahan letih, akan sanggup memurnikan tanah air pertiwi, menjebol waduk-waduk kurang berfungsi.

Penderitaan bertumpuk, kemanjaan sebahan menunggui kaki kesemutan. Melangkahlah, santuni yang benar butuh. Tak guna menyokong keluyuran, menghabisi gaji sekadar ugal-ugalan. Sementara di tempat sidang terlelap atau memandang sebelah mata ketimpangan, njomplang.

Sudah cukup kekumprungan para petinggi, seolah lelangkahnya demi kepentingan bangsa; pengawalan ketat, jalan-jalan disteril mempermudah laluan. Tapi selepas di kantor ongkang-ongkang kaki, terbukti banyak hal mendesak malah diabaikan.

Penggusuran tidak manusiawi, tiada lahan pengganti pemerataan. Kian berlomba mengeruk untung bagi perutnya buncin meledak, atau digerus cacing-cacing busuk seperti fikiran jahatnya.

Menimbun kekayaan tidak abadi, mencipta kebijakan yang meresahkan rakyat, bebahan tambang dikeruk bangsa asing. Atau dijual untuk tampang menterang yang sejatinya keropos, demi muka kejayaan segelintir ialah para pemilik hasrat serakah.

Ini suara-suara dibawah sadar membaca, mawas bercermin tidak mudah tertipu warna bendera. Tak terhanyut laguan iming-iming janji muluk keluarnya gedebus.

Mulut-mulut bungkam membuktikan ketakpercayaan, perdagangkan ilmu untuk nikmat sesaat. Bencana oleh ulah pakolah bejat, serupa begejil menghisap darah anak-anaknya, maka mari menerbangkan ini.

Ini nafas batu, tiada embun selain hati nurani yang setiap pagi memaafkan. Namun bebatu ditimpa siang terik keangkuhan, menggiring perasaan senjakala mematikan.

Tiada niatan memakmurkan bangsa berpengetahuan di atas kekayaan termiliki, tetapi semakin melindasi batu-batu oleh kendaraan berlesatan, tiadanya andap ashor sopan santun sesama.

Dan bebatuan di tangan tertindas menjelma awan, kelak menutupi cahaya kebangsaan. Kan gelap jalanan kesibukan menggila mencari kedudukan benda. Mendung menyebar di ubun-ubun, hujan batu ke mulut tamak, kepala lunak dimanja ketakutan hari depan. Pada hari ditentukan gelap semuanya, tak ada yang melintasi jalan-jalan raya.

Yang takut hujan deras, orang-orang di panggung bersegala kelicikan menyembunyikan kepemilikan. Yang bernasib pekat mengalami kesulitan gulita; betapa terang memandang para begundal terbirit ke selokan hukum-hukum turunan, penjajahan.

Ingatlah gerhana matahari tak datang setiap waktu, manfaatkan menumpas para pesolek menjerumuskan wewatak pembodohan berulang. Tengok buku “Doktrin Revolusi Indonesia” disusun S. Soedarman dan R.S. Jitno, penerbit Narsih Surabaya, Djalan Pasarkembang no 5, Djanuari 1963, pada Lampiran:

Keputusan Dewan Pertimbangan Agung tentang Perintjian Persoalan-persoalan pokok dan Program umum Revolusi Indonesia jang diambil dari Manifesto Politik Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1959, pada bagian 5 halaman 95, yang menyoal: Tentang Musuh-Musuh Revolusi Indonesia, sebagaimana kupetik di bawah ini dengan ejaan sekarang:

“Mengenai musuh-musuh yang sebenarnya dari Revolusi Indonesia adalah sangat penting, agar jangan sampai musuh dijadikan teman dan teman dijadikan lawan dalam revolusi. Semangat daripada Manifesto Politik ialah semangat melawan imperialisme disemua lapangan. Jadi tidak disangsikan lagi, bahwa musuh Revolusi Indonesia adalah imperialisme.”

Lanjut: “Jadi imperialis mana saja yang mencoba-coba memperdayakan Republik, yang membantu kontra-revolusi atau menjalankan sabotase-sabotese ekonomi adalah musuh-musuh Rakyat Indonesia.”

Dan srigala imperialisme kini membungkus tubuh-tubuhnya berbulu domba menujukkan gigi-gigi runcing cemerlangan di podium politik. Mencuci bersih bentuk korupsi saat kampanye, tatkala menduduki jabatan, sabotase-sabotase dilakukan;

membakar pasar-pasar tradisional, mengusir pedagang kaki lima tidak memberikan tempat layak, menggusur rumah-rumah penduduk serta pekuburan bersejarah. Menumbangkan bangunan peninggalan perjuangan, diganti gedung menjulang tak menyisakan uang sepeser pun bagi rakyatnya terjepit kelaparan.

Keangkuhan kian hari meraksasa. Imperialis tak hanya dari asing, juga bangsa sendiri berwatak sinting. Berhasrat mengeruk untung tak peduli sesamanya, mereka memperdayai republik menjadi kelinci percobaan, di atas konsep perekonomian yang tak bernafas kerakyatan.

Lamongan, Lampung, Jogja, februari 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito