Selasa, 05 Agustus 2008

KEJUTAN BUAT MAMA

Aini Aviena Violeta

Foto hitam putih itu aku temukan ketika sedang asyik membersihkan kamar Mama. Gambarnya masih lumayan jelas. Di foto itu kulihat Mama sedang menggendongku ketika aku masih bayi dengan penuh kasih sayang. Tak terasa air mataku meleleh di pipi. Aku rindu kasih sayang itu.

“Tok… tok… tok…” Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Aku pun langsung menuju pintu depan rumahku. Ku buka pintu perlahan. Ternyata Mama berdiri bersama adik. Mereka baru datang dari rumah nenek.

“Risty, kamu tadi kemana aja? Dari tadi Mama nunggu di sini, kamu belum nongol-nongol. Kan kasihan adik kepanasan” Mama mulai ngomel-ngomel.

“Uuuh… Kenapa sih adik terus yang dipikirin? Mama ga’ tahu apa, aku ini capek. Aku kan baru selesai bersih-bersih rumah. Aku kira Mama akan senang ngeliat aku mau bersih-bersih. Tapi ternyata itu jauh di luar dugaanku” Aku segera berlari menju kamar dan menutup pintu dengan sekeras mungkin. Aku memandangi foto Mama yang terpampang di sudut kamarku,M ama terlihat seperti bidadari. Tapi kenapa, di hari ibu ini Mama tidak lagi memberikan senyum indahnya? Mama tak lagi seperti dulu… semua ini gara-gara adik! Kenapa dulu aku mendambakan seorang adik? Kini Mama menjadi lebih sayang kepada adik daripada aku.

“Nina bobo oh nina bobo.” Aku mengintip Mama lewat lubang-lubang ventilasi kamarku. Mama membelai adik dengan penuh kasih sayang.

“Tidurlah tidur anakku sayang.” Terdengar lagi suara Mama yang merdu. Dulu, Mama menyanyikan lagu itu untukku. Tapi sekarang aku benar-benar telah kehilangan kasih sayang. Kasih sayang itu sekarang telah beralih ke adikku. Aku sangat sedih. Apa jangan-jangan aku anak tiri? Pikirku dalam hati.

“Mama jahat…!” Aku berteriak sekeras mungkin. Air mataku diam-diam telah menetes. Tapi, cepat-cepat ku seka air mataku.

“Risty, kenapa kamu teriak-teriak? Kamu sengaja membuat adik kamu bangun?” aku menoleh ke arah Mama yang berdiri tepat dibelakangku. Aku hanya bisa diam dan langsung ngelonyor pergi ke rumah Erra tetanggaku. Pasti air mataku tadi sudah menetes kalau aku tidak cepat-cepat pergi. Aku membuka kamar Erra tanpa permisi.

“Risty, kamu itu ngagetin aku aja sih! Ga’ sopan tau, masuk kamar orang tanpa permisi!” Erra memprotes kelakuanku.
“Sorry, gue cuma lagi kesel aja!”
“Emang kamu kesel sama siapa? Kok sampai kepala loe ada tanduknya?”
“Iiiiih… gua ini lagi kesel? Bukannya di Arem-arem,tapi malah di ledekin!”
“Ya ga’ gitu kaleee! Emang loe ada masalah lagi sama Mama loe?”

Belum sempat menjawab pertanyaan Erra, tiba-tiba Mama Erra masuk sambil membawa segelas susu hangat untuk Erra.
“Eh… nak Risty, udah lama?”
“Baru aja kok tante.”

Tidak lama kemudian, Mama Erra keluar dari kamar. Sepertinya aku iri pada Erra, ia mempunyai Mama yang selalu perhatian padanya.
“Oh… Iya, elo kan belum jawab pertanyaaan gue. Kenapa elo tiba-tiba kesel? Apa gara-gara Mama loe?”
“E..ee..eeenggak kok! Aku Cuma pengen main aja.”

Bicaraku gugup setengah takut. Terus terang saja, aku tidak berani bicara apa-apa tentang Mama pada Erra.
“Oh… Iya! Sekarang kan hari ibu. Risty, anterin aku ke supermarket dong! Aku mau kasih sureprize buat Mamaku.”

Aku bingung… Terlintas dibenakku untuk memberi sebuah kado pada Mama. Tapi, buat apa? Pasti ujung-ujungnya aku dapat marah dari Mama. Soalnya, itu kan uang tabunganku. Tapi, tak apalah aku harus mencobanya.
“Ockey Ra… Kita ke supermarket. Aku juga mau beli’in Mama hadiah.”

Erra segera memesan taxi. Setibanya di supermarket, aku bingung. Sejuta tanya menghantuiku, pertanyaan-pertanyaan terlintas di benakku.
“Ris, ngapain bengong?” Tanya Erra sambil menepuk bahuku.
“Aku bingung, kejutan apa yang pantas buat Mama? Dia udah punya segalanya.”
“Beli’in itu aja!” Erra menunjuk sebuah boneka barbie sambil senyum simpul.
“Ga’ ok lo, emang Mama gue ABG”
“Ngga’ papa lagi”

“Gimana kalau aku beli’in bunga aja, trus aku rangkai sendiri? Lumayan kan bisa ngirit dikit.”
“Ya udah, aku beli baju dan kamu beli bunga.”
“Kasidaaahh!” hampir terlontar bersamaan.

Erra pun pergi menuju stand baju. Aku mulai mencari bunga yang Mama suka. Setelah mendapatkan bunga yang aku cari, aku pergi menghampiri Erra dan segera menuju ke kasir. Jarum jam menunjukkan pukul 19.00 WIB. Aku dan Erra cepat-cepat kembali ke rumah Erra untuk merangkai bunga. Hatiku sungguh senang. Lalu, aku berdo’a ‘Semoga ketika Mama terima bunga ini aku mendapatkan kembali kasih sayang Mama yang hilang’ tapi, aku tidak yakin do’aku akan terkabul.

“Tok… tok… tok…” Sesampainya dirumah, Erra cepat-cepat mengetuk pintu sambil memandangi jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 19.45 Wib. Akhirnya pintu terbuka. Terlihat Mama Erra yang begitu khawatir.
“Erra sayang, kamu dari mana saja jam segini kok baru pulang? Mama kan khawatir.”
“Sorry Mama, soalnya aku mau beri sureprize ke Mama.” Erra memberikan bingkisan yang baru ia beli dari supermarket sambil tersenyum riang.
“Hhmm… apa ini sayang?”
“Mama buka aja sekarang!”
“Iya tante buka aja!”

“Aduh, bagus banget, terima kasih sayang.” Mama Erra begitu senang. Dipeluknya Erra dengan rasa sayang. Wajahnya tenggelam pada bahu Mamanya. Aku begitu terharu. Aku juga ingin merasakan hangatnya pelukan Mama. Pelukan yang hanya pernah aku rasakan sesaat.

“Ma, aku bantu Risty dulu ya, mau buatin rangkaian bunga untuk Mamanya.”
Erra melepas pelukan Mamanya. Lalu menarik tanganku menuju ruang keluarga yang cukup nyaman.

“Risty, kamu mau buatin Mama kamu bingkisan yach,” suara Mama Erra begitu lembut dan seketika mampu meluluhkan hatiku yang sedang kacau balu.

“Tapi, aku masih ragu Tan. Aku takut kalo-kalo aja Mama malah marah-marah. Mama kan nggak sayang sama aku.”

"Siapa bilang? Mama kamu sangat sayang kok sama kamu."
"Masak sih tante? Buktinya tiada hari tanpa kemarahan Mama."
"Kalau mama marah, mungkin kamu bandel." Mama Erra mengambil sesuatu di dalam almari tuanya dan memberikannya padaku.
"Apa ini tante ?" Tanyaku penasaran.
"Buka aja !"
Sepucuk surat berwarna biru iu kubuka perlahan lahan karena surat iu sudah lumayan kusut.

13 Agustus 1994


Ku ucapkan segala puji syukur kepada Engkau Ya Allah. Engkau telah mengaruniai kepadaku seorang bayi kecil nan mungil. Kini aku tak lagi kesepian. Si kecil selalu menjadi pelipur lara. Meskipun sering nakal tapi kadang lucu dan nyenengin. Aku berharap dia menjadi anak yang sholihah. Amien…….

Tanpa terasa, air mataku meleleh membasahi pipi. Kini aku sadari, aku memang yang salah. Aku tak bisa menjadi anak yang sholihah seperti yang Mama harapkan.
"Risty, udah malam, kamu harus cepet-cepet nyelesaikan rangkaian bungamu trus pulang, nanti Mama kamu khawatir nyariin kamu!"

Aku segera menghapus air mataku dan kembali merangkai bunga satu per satu dengan dibantu Erra dan Mamanya. Jarum jam menunjukkan pukul 21.00. dan aku harus segera pulang. Rangkaian bunga sudah siap untuk mengawali malam Hari Ibu. Sesampai di rumah degup jantungku semakin kencang. Aku nggak sanggup.

"Tok… tok… tok…"
Pintu depan rumah ku ketuk berulang kali. Pintu pun terbuka. Mama, dengan mata sayunya seperti ingin marah-marah padaku.
"Risty, dari mana? jam segini baru pulang. Mama kan bingung mikirin kamu, jangan-jangan terjadi apa-apa!."

Aku hanya merunduk tak berani menatap Mama. Aku diam sesaat.
"Selamat Mari Ibu." Dengan senyum tipis, aku memberikan rangkaian bunga yang dari tadi ku sembunyikan di balik punggung. Tiba-tiba air mata Mama menetes berlahan. Ia terdiam sejenak, kemudian memeluk dan mencium keningku dengan lembut. Pelukan itulah yang slalu ku rindu selama ini.

"Mama minta ma'af ya Ris jika selama ini kurang memperhatikanmu?" Mama menangis terisak isak.
"Risty juga minta ma'af Ma. Risty janji mulai sekarang Risty akan jadi anak yang baik dan nurut apa kata Mama."

Mama menghapus air mataku yang tengah menetes. Dalam hati aku berjanji akan menjadi anak halal untuk dibanggakan dan aku akan membuat Mama bahagia. Hari ini adalah hari yang menyatukan aku dan Mama kembali seperti dulu.**

Lamongan, 2008

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito