Jumat, 30 Mei 2014

Agus Sunyoto: Pemitosan Wali Songo itu Ulah Belanda

http://islamindonesia.co.id

Usai menamatkan buku Ensiklopedia Islam, hati Agus Sunyoto tiba-tiba tersentak. Dalam buku yang diterbitkan oleh Ikhtiar Baru Van Houve tersebut, ia sama sekali tak menemukan satu pun kata yang menyebut Wali Songo. Ingatannya kemudian melayang kepada sebuah buku lain berjudul Walisanga Tak Pernah Ada? karya Sjamsudduha, yang pernah dibacanya beberapa waktu sebelumnya.


“Saya pikir adalah ahistoris, kalau ndak mau saya bilang naïf, saat kita membahas perkembangan Islam di Indonesia, sama sekali tidak menyebut nama Wali Songo”, ujar sejarawan kelahiran Surabaya, 54 tahun yang lalu itu.

Istilah Wali Songo memang kadung dimengerti oleh sebgaian besar masyarakat Islam Indonesia hanya sebagai mitologi. Itu setidaknya tercermin dari cerita-cerita yang berserakan di kalangan masyarakat yang hanya mengidentikan Wali Songo dengan soal-soal karomah, keajaiban dan realita supranatural yang kadang tidak terjangkau otak manusia modern. Yang terjadi adalah sejarah Wali Songo jika tidak dipuja-puja berlebihan malah dijadikan bahan ejekan oleh sebagian orang untuk merujuk sebuah kepercayaan agama yang berbau tahayul dan tidak rasional.

Agus tentu saja prihatin dengan kondisi seperti itu. Dengan mengandalkan dana yang tidak besar dan didapat dari sumbangan sanasini, ia lantas memutuskan untuk membuat sebuah penelitian sejarah ilmiah terkait dengan Wali Songo. Beberap tahun kemudian jadilah penelitiannya tersebut menghasilkan sebuah buku yang diberi judul Atlas Wali Songo terbitan Pustaka Iman (Mizan Group) pada 2012.

Benarkah Wali Songo hanya mitos belaka? Bagaimana sesungguhnya kisah sejarah 9 lelaki yang selama ini disebut-sebut sebagai para pionir Islamisasi di tanah Jawa dan Nusantara itu? Beberapa waktu lalu, Islam Indonesia berkesempatan berbincang-bincang dengan Agus Sunyoto. Berikut petikannya:

Mas Agus, saya mendengar penulisan buku ini, berawal dari “kekesalan” anda saat mengetahui sebagian masyarakat Islam tidak mengakui eksistensi Wali Songo dalam sejarah Islam di Indonesia, benarkah itu?

Kesal sih ndak. Saya cuma ingin meluruskan bahwa kenyataan sejarah justru membuktikan bahwa setelah 800 tahun penyebaran Islam di Nusantara mengalami kemandekan dan tidak bisa diterima secara luas. Justru di era Wali Songo-lah Islamisasi bisa berjalan secara massif. Ini kan realitas sejarah yang membuktikan bahwa Islamisasi itu adalah hasil jerih payah Wali Songo.

Memang menurut kepercayaan anda, Islam kapan sih datang ke Indonesia?

Sudah sejak tahun 674 Masehi, Islam sudah menginjakkan kaki di Jawa. Itu didasarkan pada berita yang disampaikan orang-orang Cina di era Dinasti Tang yang menyebut tentang kehadiran orang-orang Tazhi (Arab) di Kerajaan Kalinga yang dipimpin oleh Ratu Shima. Orang-orang Tazhi yang mayoritas adalah para pebisnis itu sangat kagum dengan kondisi Kalinga yang walaupun belum mengenal Islam, tapi situasinya aman sejahtera.

Mereka lantas menyebarkan Islam?

Ya, tapi bisa disebut kurang berhasil. Mengapa? Bisa jadi itu terkait dengan cara penyampaian mereka yang kurang memperhitungkan kondisi sosial budaya setempat, sehingga orang-orang Jawa kurang tertarik kepada Islam. Situasi tersebut berlangsung sampai 800 tahun lamanya.

Kemunculan Wali Songo memecah kebuntuan tersebut?

Ya betul sekali. Karena Wali Songo sangat paham dengan kultur sosial yang berlaku di kalangan masyarakat Jawa menjadikan dakwah Islam yang mereka sampaikan diterima secara baik. Mereka masuk bisa lewat wayang, kidung-kidung lokal yang dimodifikasi dengan subtansi Islam, ya banyaklah hal yang membuktikan bahwa dakwah yang mereka lakukan sangat fleksibel sehingga tanpa harus kehilangan subtansinya, orang merasa tertarik dengan Islam.

Jika betul Wali Songo adalah fakta sejarah, lalu mengapa muncul pendapat yang menyebut keberadaan mereka hanya mitos belaka?

Awalnya itu karena politik Belanda. Pasca Perang Diponegoro (1825-1830), Belanda sangat phobi kepada hal-hal yang berbau Islam dan tarekat. Karena itu, dimunculkanlah bahwa seolah-olah Islam adalah kekuatan yang tak jelas asal usulnya dengan menciptakan berbagai cerita-cerita mitos.. Jadi ya pemitosan Wali Songo itu ulah Belanda

Apa usaha nyata dari Belanda untuk membuat Wali Songo terahistorisasi di Nusantara?

Ada sebuah kitab yang bernama Babad Kediri. Ini kitab dibuat tahun 1832, dua tahun setelah Perang Diponegoro berakhir. Ceritanya, seorang jaksa pribumi bernama Porbowijoyo mendapat proyek dari Residen Kediri yang Belanda totok untuk membuat sebuah cerita yang mengecilkan peran Wali Songo. Lantas sang jaksa membayar seorang dalang yang entah bagaimana ia lalu kesurupan. Dalam situasi “kesurupan” itulah, si dalang meracau. Isinya bercerita tentang sejarah Kediri dan pendeskreditan Sunan Bonang, Sunan Giri dan sunan-sunan lainnya. Isi racauan inilah yang kemudian dicatat oleh sang jaksa dan dijadikan kitab berjudul Babad Kediri.

Saya heran, mengapa justru cerita versi orang kesurupan ini, bisa lolos dalam sejarah kita?

Ya para sejarawan kita kan umumnya didikan Belanda. Yang kata Belanda benar, ya benar juga kata mereka. Termasuk racauan orang kesurupan kalau datangnya dari Leiden ya itu jadi sejarah.

Beralih kepada konflik Syeikh Siti Jenar vs Wali Songo, itu benar-benar terjadi?

Sebetulnya sih yang berkonflik itu bukan Syeikh Siti Jenar lawan Wali Songo, tapi Siti Jenar vs Sultan Trenggono, anaknya Raden Patah yang pendiri Kesultanan Demak itu. Ceritanya, Siti Jenar yang didikanBaghdad(di Baghdad hubungan penguasa dan rakyat sangat egaliter) itu merasa jengah melihat orang-orang Jawa begitu feodalnya hingga memperlakukan para penguasanya layaknya Tuhan. Sebagai contoh, kalau menghadap raja, rakyat harus sujud. Lalu kata “ing sun” yang artinya aku hanya berhak diucapkan oleh raja, rakyat hanya boleh memakai kata “kawulo” yang artinya budak. Nah Syeikh Siti Jenar merasa prilaku itu “mengotori” ketauhidan seorang muslim. Ia lantas mbalelo(berontak). Caranya, dengan secara sengaja mempraktekan kata “ing sun” untuk dirinya dan para pengikutnya serta menolak mentah-mentah untuk bersujud kepada raja. Dalam perspektif politik Sultan Trenggono ini jelas subversiv dong. Maka dikejar-kejarlah dia sebagai musuh negara dan agama.

Katanya Syeikh Siti Jenar tertangkap lantas dipancung?

Ah enggak benar itu. Pemancungan itu cuma mitos saja. Yang benar adalah Syeikh Siti Jenar lantas disembunyikan oleh Sunan Gunung Jati, hingga ia wafat biasa di Cirebon. Lha dia kan orang Cirebon.

Terakhir nih Mas, orang kita biasanya kalau menganalisa sejarah menggunakan konsep mitos-logos yang dipakai oleh para bule untuk menganalisa sejarah mereka, dalam kasus Wali Songo ini menurut saya tentunya tidak tepat menggunakan konsep itu sebagai pisau analisa. Bagaimana menurut Mas Agus?

Mitos logos itu kan produk modernisme. Sangat tidak relevan jika itu dipakai sebagai pisau untuk menganalisa sejarah kita yang pemahamannya sering berbeda dengan Barat. Jika dipaksakan kita akan menjadi orang-orang yang disebut Derrida (maksudnya Jacques Derrida, filsuf post modernisme asal Prancis) sebagai korban logosentrisme.
***

Dijumput dari: http://islamindonesia.co.id/detail/1154-Agus-Sunyoto-Pemitosan-Wali-Songo-itu-Ulah-Belanda

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito