Minggu, 30 Desember 2012

Pemberi Warna Sastra Indonesia

Muslim Kasim *
Padang Ekspres, 21/12/2012

Puji dan syukur kita panjatkan ke ha­dirat Tuhan Yang Ma­ha Kuasa. Atas se­gala rahmat dan nik­mat-Nya. Hari ini ada­lah hari pelu­n­cu­run novel-novel kar­ya Sutan Zaili As­ril. Sa­lam hormat saya ke­pada Sutan Zaili As­ril, sosok pekerja keras, cerdas, kreatif dan senantiasa berpi­kir tajam dan membangun dalam tiap persoalan.
Rasanya tak mungkin kita untuk me­nyem­­bunyikan apresiasi kepada seorang Su­tan Zaili Asril, yang untuk selanjutnya saya sing­­kat menjadi SZA.

Bila Sumatera Utara mela­hir­­kan Sutan Takdir Alisyah­bana (STA), seorang sastrawan besar Nu­santara dalam buah karya “La­yar Terkembang”, “Dian tak Kun­jung Padam”, maka Su­ma­tera Barat pada era terkini me­la­­hirkan sastrawan berkelas, yak­­ni Sutan Zaili Asril atau SZA. Dan, dua tokoh ini adalah pe­nga­rang besar yang memberi warna terha­dap kesusastraan Indonesia…

Keterampilan menulis, bu­kan soal teoritis. Menulis adalah ke­pandaian praktis. Sulit bagi du­nia untuk melahirkan orang-orang yang pintar menulis, ka­rena sekolah menulis itu belum ada. Adakah sekolah khusus un­tuk me­lahirkan penyair? Me­la­hirkan pe­ngarang? Saya rasa ti­dak. Sese­orang yang mem­pu­nyai kemam­puan menulis ada­lah seseorang yang diama­nahi Tu­han untuk cakap menulis. Ia men­jadi seorang yang muncul, bu­kan seorang yang “lahir” atau dilahirkan!

Sekalipun sama-sama me­nu­lis, namun penulis, peng­a­rang dan wartawan itu berbeda ruang. Penulis menghasilkan tu­li­san. Pengarang meng­hasilkan ka­rangan. Wartawan meng­ha­sil­k­an berita. Istilah tulisan dipa­kai untuk menyatakan sebuah kar­ya tulis. Tulisan disusun ber­da­­sarkan pernyataan gaga­san orang lain. Penulis menyusun kem­bali hal-hal yang sudah di­kemukakan oleh orang lain itu dise­but penu­lis. Fondasi tulisan­nya adalah ana­lisis dan paparan se­buah ma­sa­lah atau peristiwa fak­tual. Mi­sal; tajuk, essay, feature dan lain­nya. Sementara, se­buah kara­ngan; lantainya fan­tasi, imajinasi atau rekaan. Mi­sal­nya berbentuk cerita pen­dek (cer­pen) dan novel. Pem­buat tu­lisannya lebih tepat di­se­but pe­ng­a­rang; bukan penu­lis. Se­dang­kan wartawan, mem­buat tulisan ber­dasarkan fakta dan data yang ti­dak beraroma pen­dapat pri­badi atau opini.

Zaili atau SZA, apakah se­orang wartawan semata? Penu­lis? Pengarang? Tidak! Seorang wartawan, belum tentu seorang pe­nulis atau seorang pengarang. Se­orang penulis belum tentu se­orang wartawan atau seorang pe­ngarang. Seorang pengarang be­lum tentu seorang penulis atau seorang wartawan.

Tapi SZA adalah salah se­orang penulis terlengkap yang di­miliki Indonesia. Beda dengan STA yang hanya sebagai penga­rang semata. Namun, SZA ada­lah penulis tiga profesi; ya war­ta­wan, ya penulis, ya penga­rang. Un­tuk itu, kita bang­ga pada so­sok SZA yang lahir darah Mi­nang­kabau tacinto.

Ternyata SZA bukan sosok p­e­nulis tiga profesi semata, tapi ma­kin sempurna manakala SZA juga dikenal bertangan dingin da­lam mengelola perusahaan pers. Di tangan SZA, Padang Ekspres menjadi koran nasional yang menggurita hingga pelosok Su­matera Barat. Tak lengkap su­rat kabar sebelum membaca Pa­dek. Padek menjelma men­jadi surat kabar referensi bacaan bagi orang Sumatera Barat. Untuk melihat Sumatera Barat dari kaca mata massa, buka saja Padek…

Begitu juga, dengan Pos­metro, Rakyat Sumbar, bahkan tangan dingin SZA juga berhasil mengukuhkan Padang TV di Pa­dang, Dharmasraya TV di Dhar­­masraya, Triarga TV di Bu­kittinggi menjadi televisi lokal yang memberi informasi ber­man­faat, memberi kecer­dasan di ruang pendidikan media yang sekaligus menjadi inspirasi bagi pemirsa.

Lama saya merenungkan ten­tang seorang Sutan Zaili Asril da­lam ruang karya yang selalu mem­­beri pengetahuan dan mem­­­buka ruang cakrawala pem­­baca. Zaili, sejak masa remaja, saya sudah mengenalnya. Ketika saya bertugas di Bali, Zaili adalah wartawan Kompas untuk Pulau Dewata. Tulisan-tulisan Zaili, sungguh menjadi inspirasi bagi masyarakat Bali. Dan ketika saya men­jadi Ketua Masyarakat Mi­nang di Bali, Zaili juga dikenal sebagai aktivis rantau untuk kegiatan sosial urang awak. Diam-diam saya kagum pada keuletan dan kegigihan SZA yang selalu ingin berbuat dan berkarya.

SZA layak menjadi panutan para penulis kita, para wartawan kita dan para pengarang kita. Dan saya berharap, semoga Padek Group menjadi labor bagi anak muda pekarya di Sumatera Barat.

Adat sebuah berita adalah fak­ta dan data. Adat kepe­nuli­san, analisis dan keta­jaman me­li­hat persoalan. Adat kara­ngan, ima­jinatif yang berfantasi di ruang pikiran yang mem­penga­ru­hi pikiran dan perasaan orang lain.

Berita adalah fakta dan data, kata orang kebenaran tidak me­mi­hak, kebenaran yang sesung­guh­­nya berpihak pada kebe­naran itu sendiri. Namun kebe­naran yang paling hakiki adalah ke­be­naran Ilahi. SZA, selama di Kom­pas adalah wartawan yang pe­nuh dengan karya jurnalistik yang diperhitungkan secara na­sio­nal. Ia me­menangkan peng­h­ar­gaan jur­­na­listik Kalpa­taru ta­hun 1989. Atas karya jur­na­lis­tik­nya yang cu­kup monumental ber­j­udul “DAS Musi: Batang Ha­ri Sem­bilan” yang terdiri atas empat lapo­ran dimuat Harian Pagi Kompas di dua halaman tengah harian itu.

Saya pembaca tulisan Cucu Magek Dirih ini. Tulisannya bernas, jernih dan cerdas, serta kaya dengan referensi. Jelas benar tergambar di situ, betapa luas dan dalamnya pengetahuan sang penulisnya. Dan yang lebih mem­buat kita hormat mana­kala, SZA diam-diam sedang me­ngem­bangkan jurnalisme Islami yang artinya memberi kabar, me­ngungkap kabar yang diawali dengan niat baik, bukan niat buruk mencelakakan orang atau berunsur dendam. Tidak begitu konsep SZA. Saya amati itu, SZA adalah seorang tokoh atau pelaku karya tulis yang objektif!

Dan belakangan saya amati, SZA juga sedang memberi virus sastra dalam konsep jurnalis­tik­nya yang kita sebut dengan jur­nalistik sastrawi. Di mana, tek­nik penulisan reportase yang di­tulis dengan gaya sastra yang ber­­tutur atau naratif, sehingga enak untuk dibaca.

Selamat juga kepada keluar­ga besar Padek Group yang telah ber­­hasil menjadi sebuah media su­­r­at kabar terkemuka yang tak le­pas dari tangan cerdas seorang SZA…

Malam ini terasa begitu indah. Begitu bergelora. Seakan Bu­mi Minangkabau ikut me­nyam­but karya ini dengan gem­bira. Sudah la­ma kita tak men­de­­ngar buah karya pengarang Mi­­nangkabau yang menjadi pra­sasti dalam pus­taka sastra In­donesia. Malam ini, di Hotel Grand Inna Muara Pa­dang, Cu­cu Magek Dirih akan me­lun­cur­kan lima dari tujuh no­velnya. Ini luar biasa. Membuat satu no­vel saja minta ampun susah­nya, tapi ini lima.

Kelima novel itu berjudul Re­volusi Kaum Guci, Jalan Ter­jal dan Berliku, dan Mimpi-mim­pi Myan—yang merupakan trilogi Revolusi Kaum Guci. Lalu Prahara di Surau Kaki Bukit, dan Penelokan. Kelima novel itu relatif tebal dengan jumlah halaman di atas 300 halaman.

Dan dua novel lagi, berjudul Aku Anak Pemberontak Peme­rin­tah Revolusioner Repu­blik In­donesia (AAP-PRRI), dan Sitti Ba­sulam. Dua novel yang terak­hir mengambil tema seja­rah dan me­ngambil pelataran peristiwa se­jarah (AAP-PRRI mengambil pe­lataran PRRI, dan Sitti Basu­lam mengambil pelataran Gera­kan 30 September 1965/PKI).

Saya mengharapkan, novel-no­vel karya SZA menjadi bahan ba­caan wajib bagi anak-anak di se­kolah. Mengapa? Revolusi Kaum Guci adalah novel yang tak bisa dilepaskan dari per­so­alan keadatan, pikiran dan pe­ru­ba­han sosial lainnya. Dan mua­tan buda­yanya kental. Ini bisa men­jadi bahan referensi bagi anak-anak se­kolah dalam mata pe­lajaran Bu­daya Alam Mi­nang­kabau.

Bahkan saya mengamati, no­vel-novel karya SZA adalah no­vel yang memberi pembaruan da­lam du­nia sastra kita. Kaya de­n­gan pe­ngetahuan dan pem­bu­ka ca­kra­­wala bagi pem­baca­nya. Dan juga bermuatan sejarah. Dan se­akan-akan karya fiksi SZA ber­fak­ta di tengah kehidupan so­sial kita. SZA berhasil me­nyusun ima­jinasi menjadi sesuatu yang mi­rip nyata sekalipun rekaan se­mata.

Kita sambut kehadiran novel karya SZA, semoga memperkaya ruang pikiran pembaca dalam semangat cinta atau gemar membaca…

Kalau dapat, tak hanya seka­dar penyemarak pustaka sastra In­donesia, tapi novel karya SZA juga mampu dan menjadi alat bagi pembaca dalam semangat gemar menulis….

Atas nama Pemerintah Pro­vinsi kami memberikan apre­siasi plus kepada SZA yang telah ikut membangun dunia sastra kita. Membangun dunia sastra atau dunia kepenulisan sama ar­tinya dengan mem­bangun piki­ran. Membangun pikiran dan per­buatan, sama juga artinya de­ngan membangun kecerdasan serta karakteristik anak bangsa.

Dan saya yakin, bahkan bertambah yakin; ternyata hidup adalah pikiran dan perbuatan. Apa yang kita dapati pada saat ini tak lebih dari hasil olah pikir dan perbuatan masa lalu, dan apa yang kita pikirkan dan per­buat pada saat ini, adalah un­tuk masa mendatang.

Terbaca oleh saya, ternyata sejak remaja SZA sudah berpikir un­tuk menjadi pengarang de­ngan melakukan perbuatan yang menghasilkan karya-karya ka­rangan. Tapi, sebelum menuju ke dunia kepengarangan, SZA me­lewati dulu sebuah jembatan “jur­nalistik” dan bisnis pers, un­tuk kemudian berdermaga di “istana pikiran” atau berlabuh di dunia karangan.

Berbahagialah SZA yang sampai pada cita-cita untuk menghasilkan karya novel. Dan mirip SZA, pada masa remaja dulu saya juga bercita-cita jadi war­tawan, penulis atau penga­rang. Sebelum memulai karir di pe­­­merintahan, saya bekerja mem­­­­buru berita. Memotret pe­ri­s­­­ti­wa. Menulis dan mela­por­ka­n­­nya ke surat kabar tempat saya jadi wartawan dulu. Tapi tak­dir berkata lain. Saya tak diciptakan untuk jadi wartawan, tapi jadi wakil gubernur. Kalau jadi penulis, seperti SZA, dalam ke­sibukan saya sempatkan me­nu­­­lis beberapa buku. Suatu hari nan­­ti, saya juga ingin mem­bu­kukan karangan-karangan saya dalam bentuk puisi. Karena sa­lah satu hobi saya adalah me­nulis puisi atau pantun.

Saya meyakini, sebuah karya tu­lisan jauh lebih panjang usia­nya daripada pembuatnya. Kar­ya Robohnya Surau Kami, La­yar Terkembang, Anak Pera­wan di Sarang Penyamun, Siti Nur­baya (Kasih Tak Sampai) hing­­ga kini masih hidup dan te­rus dibaca, dan pengarangnya ter­kenang sepan­jang risalah kita….

Selamat SZA….

Semoga SZA senantiasa di­lim­pahkan rahmat dan nikmat Yang Kuasa dan selalu diberi ke­se­hatan yang kuat, sehingga ber­pantang tidak berkarya sebe­lum ajal tiba… Soal hidup, bukan soal seberapa usia kita, tapi adalah soal apa-apa yang dapat kita lakukan dan kita perbuat bagi orang banyak dengan meng­ha­silkan berbagai karya yang ber­manfaat… Beruntunglah, orang yang tak pernah berhenti ber­karya di atas dunia……

Bahwa hidup yang mulia adalah hidup yang selalu meng­ha­silkan karya dan bermanfaat bagi orang banyak…, bukan se­baliknya!

*) Muslim Kasim, Wakil Gubernur Sumbar
Dijumput dari: http://padangekspres.co.id/?news=nberita&id=2785

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito