Dorothea Rosa Herliany
Sinar Harapan 1992
Limabelas tahun lalu tepatnya pada tahun 1977 terjadi peristiwa
sastra yang kontroversial. Pada saat itu Dewan Kesenian Jakarta (dewan
tertinggi dalam kelembagaan sastra Indonesia), menjatuhkan pilihan pada
kumpulan sajak Yudhistira ANM Sajak Sikat Gigi sebagai salah satu peraih
penghargaan karya kepenyairan terbaik sejajar dengan karya-karya
Sutardji Calzoum Bachri, Sitor Situmorang dan Abdul Hadi WM.
Seusai keputusan itu, tiga penyair senior yang disebut belakangan
menyatakan menolak terhadap penghargaan itu dengan alasan bahwa
penilaian dewan juri tidak meyakinkan. Pada dasarnya, mereka tidak ingin
disejajarkan dengan Yudhistira ANM yang dianggap masih muda.
Tetapi peristiwa itu menandai suatu gejala menarik dalam sastra
Indonesia ketika apa yang disebut beberapa pengamat sebagai sastra
kitszc telah diterima sebagai karya sastra “mapan”.
Main-main
Kumpulan sajak Yudhistira ANM Sajak Sikat Gigi merupakan salah satu
contoh puisi “lugu” yang kemudian populer dengan nama “puisi mbeling”.
sebagaimana yang dicetuskan Remy Sylado dalam lembaran puisi
“main-main”-nya di majalah Aktual (yang sekarang telah lama almarhum).
Pada waktu lembaran “Puisi Lugu” yang kemudian berubah nama menjadi
“Puisi Mbeling” di majalah Aktual muncul secara teratur, ternyata puisi
jenis itu termasuk paling banyak disukai – salah satunya karena nilai
menghiburnya -. Saat itu, hadirnya trend puisi humor ini ternyata banyak
mendapatkan tanggapan dari kalangan pengamat sastra, antara lain
Sapardi Djoko Damono, Dami N Toda, dan lain-lain.
Sialnya, kehadiran puisi mbeling hanya disebut sekadar sebagai “suatu
fenomena”. Para kritisi sastra “mapan” menilai hampir tak ada “unsur
sastra”-nya dalam karya puisi “mbeling” itu kecuali hanya “keinginan
untuk menghibur”, keinginan untuk melucu. Benarkah begitu? Para penyair
mbeling ternyata tak peduli apa tanggapan para “dewa sastra” itu.
Puisi jenis inilah yang agaknya sesuai dan tepat bagi para “apresian”
sastra muda. Karena aspek menghiburnya, maka akan menimbulkan daya
tarik yang lebih besar di tengah miskinnya tingkat ketertarikan
apresiatif generasi muda terhadap karya sastra. Hanya saja, apakah puisi
humor sesuai dengan nilai-nilai edukatif yang mereka butuhkan?
Senior
Tidak hanya para penyair pemula yang terlibat dalam penulisan puisi
humor, beberapa penyair senior ternyata tak sedikit yang juga punya
kecenderungan “mbeling” dalam penulisan puisi. Selain Yudhistira ANM,
sebut saja nama-nama seperti Sutardji Calzoum Bachri, Darmanto Yaman,
Eka Budianta, F. Rahardi, Taufik Ismail, Emha Ainun Najib, hingga Remy
Sylado.
Barangkali karena hanya “akibat sampingan”, dari nama-nama itu puisi
humor yang mereka ciptakan merupakan puisi “lepas” dalam arti tak utuh
dalam satu kumpulan. Terdapat beberapa puisi baru Taufik Ismail yang
memiliki kecenderungan “humor”, namun belum ada buku Taufik Ismail yang
secara khusus menghimpun puisi humornya ini.
Penyair yang khusuk dengan nilai-nilai humor ini antara lain
Yudhistira ANM dengan kumpulan puisinya Rudi Jalak Gugat dan Sajak Sikat
Gigi yang menghimpun tiga kumpulan sajak terdahulunya Hari-hariku,
Piala, Biarin!, dan Omong Kosong. Selain itu juga penyair F. Rahardi
dengan kumpulan puisinya Soempah WTS, Catatan Harian Sang Koruptor,
Silsilah Garong dan Tuyul.
Kecenderungan “dasar” yang tampak dalam puisi-puisi “humor”
kontemporer Indonesia ini adalah “protes sosial” dan “percabulan” pada
batas-batas “estetik” tertentu. Misalnya, dalam konotasi tertentu
penyair bicara tentang kondom (F. Rahardi), pakaian dalam (Seminar
Sehari Celana Dalam, Taufik Ismail), pelacur (F. Rahardi, Rendra), berak
(Jose Rizal Manua), perilaku seks keras majikan pada pembantunya
(Rendra).
Bahkan puisi-puisi tanpa nuansa-nuansa percabulan, karena efek
pencarian humor, justru menimbulkan konotasi percabulan. Lihatlah puisi
Yudhistira ANM (sajak Mencakar Dada Meremas Bukit); sambil cengar-cengir
Bu Pun Su mengajar silat pada Ang Niocu murid perempuannya/lamanya
sekian bulan/sesudah mahir Ang Niocu ujiannya menggeletak kena pukulan
ciamik suhunya/dadanya jadi bengkak perutnya jadi kembung/itulah ajaran
locianpwe budiman (1974).
Apakah efek humor senantiasa hanya berkisar pada sudut-sudut sensitif “badan sensor” seperti ini?
Sialnya, puisi-puisi demikian sadar akan karakternya yang harus bisa
dikomunikasikan dengan mudah, oleh karena bahasa ucapnya terasa sangat
komunikatif dan punya “irama” yang enak didengarkan meskipun tanpa
mempedulikan tatanan-tatanan persajakan yang baku. Ini semua dikarenakan
oleh situasi yang mengharuskan puisi-puisi demikian untuk
“dikomunikasikan” langsung dengan apresiatornya.
Memadaikah?
Dilihat dari keterlibatan beberapa penyair senior, semestinya materi
apresiasi puisi untuk menjawab aspek “menyenangkan” sebagai motivasi
awal tahap apresiasi bisa memadai. Tetapi dalam kenyataan, karena
kecenderungan “dasar” yang telah disebut di muka, maka tidak banyak
puisi demikian yang sesuai untuk apresian remaja.
Dalam proses kreatifnya, para penyair ini memang tidak membatasi diri
pada golongan apresiannya. Oleh karenanya mereka tidak terikat pada
“pagar-pagar” yang mempersempit kebebasan kreatifnya. Jika terjadi
pembentukan golongan apresian, itu adalah akibat yang terjadi di luar
skenario.
Yudhistira ketika menyelesaikan buku puisi Rudi Jalak Gugat
sesungguhnya pasti sadar akan publik sastra yang akan mereka hadapi.
Itulah sebabnya ia memilih idiom-idiom yang sesuai dengan latar kultural
masyarakat sastranya yang merupakan kelompok kaum muda. Ia pun
mengumpamakan mengenal “dunia batin” masyarakat sastranya itu – sehingga
ia merasa menjadi “pembela”nya.
Akan tetapi, apakah sastra tanpa memilah-milah golongan apresiannya –
harus selalu membangun nuansa-nuansa untuk membangkit-bangkitkan
“semangat” untuk “lantang” tanpa memberi alternatif? Karya sastra memang
multi interpretasi, tetapi ketajaman interpretasi ternyata memerlukan
proses panjang yang mengujinya. Apresian muda yang belum akrab dengan
sastra, sudahkah mereka melewati proses panjang itu?
Puisi humor, sesungguhnya fenomena lama. Tetapi kadang “nafasnya”
terlalu panjang pada saat sastra Indonesia mengalami krisis apresian.
Dan generasi muda pembaca karya sastra bebas memilih materinya sendiri.
***
Penulis adalah penyair
Dijumput dari: http://frahardi.wordpress.com/2011/06/24/krisis-sastra-tanpa-pembaca-dan-lubang-perangkap/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar