Selasa, 23 Agustus 2011

PUISI DAN KAKI TANGAN SASTRA

Catatan Kurasi Sepuluh Kelok Di Mouseland
Timur Budi Raja
http://sastra-indonesia.com/

I.
Adalah suatu kenyataan yang menggembirakan, bahwa Sastra Indonesia, khususnya dunia kepenyairan dan penulisan puisi, sampai hari ini masih baik-baik saja. Tidak pernah mengalami ke-mandheg-an atau berhenti. Khazanahnya senantiasa bertambah, sejalan dengan lahirnya penulis-penulis muda yang kehadirannya cukup kontinyu dan intens mewarnai kelangsungan perjalanan hidup sastra Indonesia itu sendiri. Etos produktivitas dan pengembaraan dalam hal kekaryaan dapat dikatakan sangat tinggi.

Sebut saja nama-nama yang muncul dalam rentang waktu tujuh atau lima tahun terakhir ini; Mardi Luhung (Gresik), Didik Wahyudi (Surabaya), A. Muttaqin (Mojokerto), Alek Subairi (Madura), Ahmad Kekal Hamdani (Madura), Esha Tegar Putra (Padang), F. Aziz Manna (Surabaya), M. Faizi (Madura), Galih Pandu Adi (Semarang), M. Fauzi (Madura), Dian Hartati (Bandung), Musyafak Timur Banua (Semarang), Kurniawan Yunianto (Semarang), Whika Setiawan (Semarang), Adin Histeria (Semarang), Hanna Fransisca (Jakarta), Vivi Andriani (Semarang), Dody Kristanto (Surabaya), Ramon Damora (Kalimantan), Nurul latifah (Jogya), Rozi Kembara (Jogya), Dea Anugerah (Jogya), Fitri Yani (Sumatra), Nurel Javissyarqi (Lamongan), Muda Wijaya (Bali), Ni Made Purnama Sari (Bali), Pranita Dewi (Bali), Heru Emka (Semarang), Aan Mansyur (Makassar), Benazir Nafilah (Madura), Bode Riswandi (Tasikmalaya),…

Sebagian dari nama-nama yang saya sebut di atas, karyanya terhitung kerap dan pernah mengisi beberapa media yang ada. Sementara sebagian yang lain, karyanya tak terlalu sering muncul di media, tapi mereka cukup concern menghidupkan komunitas literer di lingkungan kebudayaannya.

Memandang peta kepenyairan akan menjadi lebih tepat, bila sejarah proses kerja kepenyairan beserta jejak-jejaknya yang riil diletakkan sebagai ukuran penekanan yang berada di level penting atas pembacaan. Setidaknya dengan begitu, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan. Pertama, membaca penyair yang karya-karyanya intens dimuat di media massa. Kedua, membaca penyair yang memiliki intensitas dan militansi di jalur kerja gerakan sastra.

Kedua motif dan cara pandang ini akan menjadi lebih menarik, bila masing-masing tidak sekedar mengedepankan persoalan isi dan kualitas teks-puisi yang dihasilkan. Apa lagi hanya dengan menetapkan media sebagai barometer peta kepenyairan. Kerja sastra, akhirnya tidak berhenti pada wilayah penciptaan dan publikasi semata. Di luar itu, faktor-faktor lain yang bersifat substantif, yang berpengaruh terhadap atmosfir apresiasi dan pertumbuhan karya sastra; seperti membangun komunitas literasi berikut menghidupkan mental attitude puisi yang direpresentasikan dalam bentuk laku kebudayaan konkrit, juga perlu ditempatkan pada posisi yang sama.

Kedua bentuk kerja kepenyairan seperti ini sama-sama berkontribusi terhadap perjalanan kelangsungan hidup sastra Indonesia, termasuk khazanah dan dinamikanya. Keduanya dapat bertemu dalam satu orientasi kepentingan, sekaligus secara bersamaan menciptakan pusaran gelombang yang berbeda; yang begitu angkuh berhadapan dan berpotensi saling menabrakkan.

Terlepas dari nilai apresiasi yang terbilang belum cukup serius dalam hal menempatkan puisi sebagai karya kreatif, yang jelas, puisi masih tetap ditulis dan penyair terus dilahirkan di antara medan peristiwa dan hegemoni realitas persoalan.

II.
Dipungkiri atau tidak, kelangsungan perjalanan hidup sastra Indonesia, menurut hemat saya bergantung kepada sinergitas mimpi dan usaha-usaha para pelaku yang tersangkut di dalamnya. Baik penyair, komunitas sastra, kritikus, penerbit, media, apresian, insitusi sastra, beserta unsur-unsur sistem lain yang saling melengkapi.

Asumsi beserta tudingan terhadap media sastra yang ada saat ini -yang konon kelahirannya dimotivasi sebagai sarana penampung publikasi pertumbuhan karya-karya sastra; seperti koran, majalah dan jurnal-, telah menjadi media yang dipolitisasi oleh orientasi lain di luar sastra (teks), tentu tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

Asumsi ini lahir karena beberapa alasan pembacaan. Pertama; kenyataan yang ditangkap masyarakat sastra, terutama para penulis secara umum, bahwa media-media sastra yang ada, tampak sebagai representasi mesin komunikasi dan informasi kepentingan, yang dikendalikan oleh sosok atau kelompok-kelompok sastra dominan bertabiat rezim. Kedua; perbedaan selera estetika redaktur media antara satu dengan yang lain, yang tampak begitu mencolok dalam hal pemuatan karya, seperti menegaskan perbedaan kepentingan atas apa yang diperjuangkan masing-masing media itu sendiri. Ketiga; intensitas pemuatan karya penyair tertentu dan ternafikannya karya penyair lain, menimbulkan dugaan, bahwa selera estetika redaktur media bermain dengan kecenderungan ukuran like or dislike pada otonomi wilayah pemuatan.

Media sastra yang ada, kini tak lagi dipandang begitu banyak pengaruhnya dalam perkembangan sastra Indonesia mutakhir. Munculnya jurnal-jurnal sastra, buletin dan antologi-antologi komunal yang diterbitkan secara independen, adalah sekian amsal lahirnya media alternatif yang merepresentasikan runtuhnya mitos media-media besar.

Sarana aktualisasi dan pertukaran informasi seperti Blog, Facebook dan Twiiter di dunia maya, memberi andil yang cukup besar terhadap perkembangan Sastra Indonesia dewasa ini. Sastra Indonesia yang sebelumnya dirawat dan dibesarkan oleh media cetak, pelan-pelan bergeser dan menjadi lebih cair, sejak sastra mengenal dan memasuki dunia cyber.

Arus deras yang mendera realitas sastra kita, memang tidak serta-merta lahir dari rahim pikir dan laku sastra itu sendiri. Terdapat sebuah perhelatan besar yang didorong lajunya arus industrialisasi dan gempuran teknologi media, yang bermetamorfosis sedemikian cepat dan tak terbendung. Dan sastra Indonesia berkelindan di dalamnya mencari posisi yang ajeg dan mengatasi. Kenyataan-kenyataan ini menegaskan, betapa reproduksi kepenyairan mengalami adaptasinya yang mengejutkan dan tak terreka sebelumnya.

III.
Sajak-sajak di dalam antologi ini adalah anak-anak dari kelahiran sastra yang sedemikian. Mereka lahir dari ketegangan-ketegangan dua cara pandang sastra, media dan arus sosial gerakan sastra yang semakin luber. Ketika batas-batas lama dan kode etik sastra bertransformasi menjadi bentuknya yang kini.

Adalah hal musykil mencari bentuk kesebangunan estetik di antara banyak sajak yang lahir di dalam antologi ini. Meski perbedaan gaya ungkap dari 10 penyair yang terdapat di dalam buku ini tak terlalu spesifik, yang pasti, setiap sajak memiliki dunianya yang unik dan memiliki pertalian sejarah dengan larik-lariknya sendiri. Pertalian yang kemudian mencoba merajut diri di dalam antologi Sepuluh Kelok di Mouseland. Mereka; Arganita Widawati, Arif Fitra Kurniawan, Arther Panther Olie, Dalasari Pera, Husni Hamisi, Lina Kelana, Neogi Arur, Oekusi Arifin Siswanto, dan Reski Kuantan setidaknya bertemu dalam perbedaan tema.

Sebuah sajak, ternyata tidak sekadar ditentukan oleh pengalaman personal penyairnya. Ada perangkat-perangkat lain sebagai ukuran yang mengikuti dan mutlak. Pengalaman kebahasaan, pergaulan kreatif, dan perjalanannya diantara bacaan-bacaan lain. Sepertinya harus. Di sini sajak baru disebut ‘hadir’ sebagai sajak. Ia bergerak, berbicara dan membangun mimpi-mimpi penyairnya; hadir sebagai tafsir terbuka terhadap realitas –menjadikan realitas menjadi benar-benar berbeda-, atau hadir untuk memberi makna baru terhadap realitas.

Kehadiran yang membangun dunianya sendiri, yang seperti ingin mengatakan, bahwa lahirnya sebuah sajak tak perlu lagi diiringi oleh ritual-ritual yang didudukkan sebagai penjelas, yang seringkali justru tak membuat sebuah sajak menjadi lebih kokoh dan liat –baik secara tekstual, interpretasi pembacaan dan perjalanannya-.

Barangkali, disebab itu Barthes menganggap pentingnya perayaan terhadap kematian penyair. Seperti analog tentang keluarga –anak dan orang tua-, bagaimana pun ternyata, pada akhirnya anak-anak harus menemukan kehidupan dan memperjuangkan hidupnya sendiri.

Sekelumit catatan ini hanyalah sebentuk pintu kecil yang berusaha membuka tamasya menuju teks-teks puitik dalam antologi ini. Dan tentu saja, pembaca merdeka membikin pintunya masing-masing. Selamat membaca, selamat bertamasya![]

Bangkalan-Bojonegoro, 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito