[MERAWAT JIWA-JIWA]
Aku tunda kantukku, demi fajar ranum gemerisik:
lelangkah ibu ke pasar, burung-burung berkicauan.
Yang terlelap di butiran awan, senandungkan bukit,
lereng bibir pantai tarian gelombang, membiru haru.
Sepasang sayap terbang melebihi ketinggian purba
pada harapan matahari, bayangan mengambili ruh.
Pengetahuan setajam mata sabit di tangan kembala,
kata-kata melingkar ke dalam kesadaran abad-abad.
Musik berdendang perang membunuh besar-besaran:
yang tak sanggup memanggil, akan terpenggal sia-sia.
[MERAWAT JIWA-JIWA, VERSI II]
Aku tunda kantukku
demi fajar ranum gemerisik, lelangkah ibu-ibu ke pasar,
burung berkicau di belantara kota membopongku keluar.
Butiran putri mendung senandungkan bayu-bayu pantai,
menarian gelombang lautan membiru hatimu menunggu.
Sepasang sayapnya terbang melebihi ketinggian bukit,
harapan setua bayang matahari mengambili ayat-ayat.
Meruh pengembala kata-kata memasuki kesadaran
abad-abad. Musik berdendang perang kebijakan di
mata dunia, yang tak memanggil terpenggal sia-sia.
[SETUWUNG SENYUMMU]
Cahaya langit melukis tetumpukan awan,
melewati ribuan angin serentak keyakinan.
Menghujani ubun-ubun pengab menggeliat,
bercangkul di ladang-ladang jiwa para insan
:
menebah tanah lempung dijanjikan kembara.
Memasuki hutan belantara penuh kekicauan
embun menetes di dedaun memanggil pagi.
Di luar gua jarum-jarum rumput meninggi
sesudut mata kubiarkan tanpa perpisahan.
Lelangkah membuka gerbang lamunan
mengikuti aliran sungai ke matahari.
Yang riuh ombaknya gemerincing, di
kedalaman dada isyarat senyummu.
[SETUWUNG SENYUMMU, VERSI II]
Cahaya langit cemerlang
melukis tumpukan awan.
Dan ribuan angin serentak,
keyakinan hujan tak bakal datang.
Ubun-ubun pengab geliatkan tubuh
keringat menggantungkan kalimah.
Bercangkul di ladang-ladang jiwa,
menebah lempung diri, dijanjikan.
Memasuki hutan belantara kicauan
embun menetesi dedaunan pagi:
memanggil hati di goa pertapaan.
Jarum rumput ilalang meninggi,
ke sudut mata langit perpisahan.
Langkah membuka gerbang lamunan:
seiring waktu lagu diam kutermangu,
mengikuti alunan sungai ke matahari.
Yang riak ombaknya menggemerincing
dalam dada, isyarat senyum penentu.
[MEMUNGUTI MIMPI]
Seringan tembang hujan menari-nari
dari langit cahaya membuka jendela
:
ia senantiasa menantikan kata-kata.
Sesayap rindunya mengapung setia,
memancarkan hidup gerimiskan doa
:
sunyi mengirisi kulit daging kekasihnya.
Di mana kepastian berdegup dalam dada
memburu membidik guguran gemintang
:
memunguti mimpi-mimpi perempuannya.
Meneguk matahari atas fajar persekutuan,
menjilat langit tumpahkan darah perawan
:
menampar pipi segoresan ombak menikam.
[MEMUNGUTI MIMPI, VERSI II]
Seringan nyanyian gerimis ke hati
cahaya lampu membuka jendela,
yang dinanti hanyalah kata-kata.
Sayap kekasih mengapung setia
memberikan pancaran doa-doa
menghiasi harum wengi lestari.
Sunyi, pastikan degupan dada
membidik bintang berguguran
memunguti mimpi dan harapan.
Meneguk angin fajar menyergap
menjilati langit gemuruh awan,
menumpahkan ombak menikam:
Aku yang selalu mencumbui puisi
tidak rela lepas sebelum kata-kata
menyunggi beban seribu penantian.
[SAJAK JEMBATAN]
Pandanglah lautku, ambillah segenggam awan
sembari tikam gelombang pada himpitan karang.
Pasir beterbangan menjelma lebah di matamu
dan angin tiupan itu pingsan dijemput syairku.
Di sini aku masuk dalam kesadaran jembatan
bayang-bayang menyusuri pantai ke hutan.
Aku menguntitmu
sejauh senja menghulu ke pintu.
[SAJAK JEMBATAN, VERSI II]
Pandanglah lautku, ambil segenggam awan
kan tertikam gelombang di himpitan karang.
Pasir beterbangan mengenai mata angin,
dari hadapan pingsan dijemput syairku.
Di sini, langkahku memasuki kesadaran,
bayang menyusuri hutan rimbun cemara.
Sebias cahaya kota asal matamu
menguntit di senjakala nun jauh,
terlelap mimpi menuju jembatanku.
[DALAM CANDI IJO]
Pahatan kepala naga memberi tanda
ke debu-debu di dinding langit batu.
Memasuki lorong-lorong kota purba
digulungnya gema waktu menstupa.
Kertas-kertas wasiat kekal terbaca
nafas pewaris menyebrangi kisah.
Kura-kura mengucurkan air mata
pada tangan terbuka cahayanya.
Zaman terisi gending bertuah
daya pecinta abadi di dalamnya.
[DALAM CANDI IJO, VERSI II]
Tubuh-tubuh kita gemetar
kunjungi rahim percandian.
Dada berselubung gemuruh
memandangi relief percintaan.
Rambut dewi alam semesta
terurai, ditiup jemari masa.
Dan sangkakala membahana
ke gerbang benderang senja.
Serupa membiar bunga batu
kelopak gemawan menjauh.
Di petang hari melipat peta
mata angin menuju lembah.
Pepucuk daun usia bertaut
dahan mengubah bimbang.
Adakah seruan bayu ditabuh
bertalu-talu ke pembaringan?
[UJUNG]
Makin ayu menghadap siur bayu,
pagi-pagi ombak laut berdentang
:
camar meniti buih tiadalah bosan.
Takdirnya belum terangkum nafas
:
kata-kata tersengal akan bersayap
ke belahan lain adalah gema suara.
[UJUNG, VERSI II]
Kan datang masa-masa lampau
serentang doa tengadah tangan.
Embun dedaun dimamah dendam,
kering dahaga ke ujung penantian.
[PEKUBURAN]
Tergesa pribadiku meminjam penamu
yang terpendam sedari abad lampau.
Izinkan menulisnya di bingkai waktu
sebab hawa kematian menguntitku.
Serintihan gerimis ke pucuk cemas
kenang terjatuh di tumpukan buku.
Dedaun pemandu angin kupu-kupu,
mengepak tiupan keluh ke wajahmu.
Ikan-ikan dingin menari di balik awan,
sehalus kabut pembuka gunung Lawu.
Bergulung angin menunggangi turangga
berderap maju mengingat masa kecilku.
Menerima mesin ketik nyanyikan kenang
mengecup kalbu di sepanjang tapak lalu:
menyusuri prasangka hantu, gumamku.
[PEKUBURAN, VERSI II]
Tergesa diriku meminjam bibirmu
yang terpendam sedari menunggu.
Izinkan kuucapkan di bingkai waktu
oleh telempap telah menanti mautku.
Ibunda malam memanggil di balik tirai
:
puja bergegas memanggul jasad layu.
Dalam pendengaran semakin khusyuk,
jiwa-jiwa hujan menumpahkan tarian.
Musim hening berhamburan keluar,
menjemput bersegala kerinduan.
[SAJAK PULANG]
Penyelamanmu ke dasar laut
tenggelam merangkaki bibir
:
matamu dipedaskan air mata.
Hanya angin penghuni nafas,
tersimpan batu di lipatan besi.
Terukir sebilah keris di jantung
gerbang langit sekilatan takdir.
Pulang berturangga sembrani,
melesatkan titah cahaya hati.
[SAJAK PULANG, VERSI II]
Aku simpan batu granit terlipat besi
kuukir sebilah keris tiada memesan
hanya jantung selalu berkata-kata.
Sepanjang dilempar batu langit,
masa membuka gerbang pulang.
Berdatangan menunggang turangga
titisan titah dewata di telapak tangan,
sejarah tercipta di bawah sadar insan.
[WARUNG KOPI DI HUTAN NGAWI]
Di gerbang waktu memandang wanita
: duduk di warung tengah hutan rimba
tak tersia segelas kopi ujung beranda.
Elang kendarai angin melintasi awan
ditatap menarik harap kucuran hujan.
Diciumnya bau-bau rumbut senjakala,
terpanggang kaki langit di ufuk purba.
Lelempengan bukit tungku cakrawala,
berpeluk petang mata-mata membisu.
Menelusuri malam bertenggelam lama
garis-garis pepohon tinggalkan cahaya.
Hawa dingin terusik hangatan unggun
kayu-kayu arang mendetak teriak api.
Gegas tumpangi mimpi ke batas fajar
seembun pesawahan basahi hari-hari.
[WARUNG KOPI DI HUTAN NGAWI, VERSI II]
Di kepung hutan belantara
pepohon kering meranggas
:
tangkai kemarau rontok sudah
taburkan debu-debu memucat
di jalanan berliku pilu sunyinya.
Tiap kali tergilas roda-roda masa
daun-daun berhamburan menyala
:
menari-nari menuju pinggiran kaki
berkidung-kidung sedih pertiwi.
Di sebalik mendung temaram,
aku memesan segelas wedang
:
manis kental panas menguap.
Seorang gadis terhempas melirik
bawakan cawan di ujung geretan
:
api tersulut, jantungnya blingsatan.
Melewati jendela terbuka, kupandang
musim gugur menanti mekar bunga
:
berharap hijau daun kembali di mata.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar