Selasa, 05 Agustus 2008

DI UJUNG WAKTU

Mala M.S

“Anggi jangan lupa obatnya diminum” Itulah kata-kata yang selalu diucapkan oleh Mama selama dua bulan terakhir ini, setiap aku bertanya kenapa kau harus minum obat; Mama selalu menjawab “Kamu kan sering pusing makanya mama nyuruh kamu minum obat itu biar kamu nggak pusing.” Jawaban yang sama sekali tidak membuatku puas. Dan tiap kali aku bertanya ke Papa; Papa hanya diam seribu bahasa, tapi seketika rasa penasaranku terhadap obat-obat itu hilang dikala aku bersama Rendy. Bila berada di dekatnya aku merasa tenang. Rendy adalah cowokku.

Aku sudah menjalin hubungan dengan Rendy selama tujuh bulan. Kami saling terbuka. Tak ada satupun masalah yang aku sembunyikan pada Rendy termasuk soal obat itu. Sebaliknya, Rendy juga demikian. Rendy sangat khawatir dengan keadaanku. Dia menyarankanku pergi ke Dokter Iwan. Dokter Iwan adalah dokter yang memberikan resep obat yang aku minum selama dua bulan terakhir ini. Pernah sekali aku bermaksud menanyakan penyakitku. Tapi dr. Iwan selalu menjawab “Adek tidak kenapa-napa apa, obat itu hanya sebagai penghilang rasa pusing.” Jawaban itu membuatku sedikit lega tapi belum sepenuhnya tenang. Seperti ada yang beliau sembunyikan dari aku.
***

Dua minggu kemudian.
“Bi, Mama sudah pulang belum?” tanyaku pada Bibi.
“Sudah Non, mungkin sekarang Nyonya lagi istirahat di kamar”
Aku kemudian pergi ke Kamar Mama.
“Ma, ke mall yuk! Anggi kan pengen beli baju baru.”
“Iya. Ini juga Mama baru mau mandi. Kamu tunggu aja bentar!”
Aku lihat meja Mama berantakan.“Meja Mama Anggi rapiin ya?!”
“Boleh”

Akupun menghampiri meja yang berantakan itu, sementara Mama beranjak ke kamar mandi. Satu persatu buku juga majalah aku rapikan. Tiba-tiba dalam majalah yang ada di tanganku; secarik kertas terjatuh tanpa sengaja. Ketika aku mengambil secarik kertas itu dan iseng membacanya ternyata surat itu dari Rumah Sakit yang ditandatangani oleh dr. Iwan yang menyatakan kalau aku mengidap penyakit leukimia dan umurku hanya tinggal enam bulan lagi.
“Anggi!!” teriak Mama.

Mama yang baru selesai mandi langsung menghampiriku.
“Ma… apa ini bener Ma?” ucapku tak kuasa menahan tangis sambil menunjukkan surat itu.
“Anggi, maafin Mama Nak!” kata Mama sambil matanya berkaca-kaca dan memelukku erat sekali seakan-akan Mama tidak mau kehilangan aku.
“Kenapa Mama merahasiakan semua ini pada Anggi Ma?!” aku melepas pelukan Mama.
“Kenapa Ma? kenapa?”
“Mama, Papa dan Dokter sengaja merahasiakan ini semua; karena kita tidak ingin melihat kamu bersedih sayang.”
Aku tertunduk dan air mataku terus mengalir.

Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk pergi ke Surabaya. Aku pergi tanpa memberitahu Rendy. Aku juga melarang Papa dan Mama untuk memberitahukan keberadaanku pada siapapun termasuk Rendy.

Tidak terasa aku sudah di Surabaya selama tiga bulan. Pagi ini Mama datang ke Surabaya untuk melihat keadaanku. Mama di Surabaya tidak lama, hanya satu jam. Sebelum pulang Mama memberikan secarik surat kepadaku. Setelah Mama pulang, aku membaca surat itu dengan hati tergetar.

Teruntuk
Kekasihku Anggi

aku nggak tahu kenapa kau pergi meninggalkanku
aku juga nggak tahu kemana kau pergi
aku selalu mencoba menghubungimu, mencarimu,
bahkan aku juga menanyakan pada orang tuamu
tapi semua sia-sia
namun aku tetaplah aku
meskipun kau jauh, aku selalu mencintaimu

Anggi…
“bila aku harus mencintai
dan berbagi hati itu hanya denganmu
namun bila ku harus tanpamu
akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta1”
sebait lagu itu telah mewakili hatiku.

Anggi…
i hope our love will last forever.

yang selalu mencintaimu
Rendy

Tanpa terasa, air mataku sudah sampai di pipi. Aku tak kuasa membaca surat dari Rendy. Dia begitu mencintaiku. Ingin rasanya aku memberitahukan semuanya pada Rendy tapi aku tak ingin melihat dia bersdih karena mengetahui keadaanku yang sebenarnya. ‘Rendy, maafkan aku. Andai saja kau tau keadaanku, kau pasti akan ikut bersedih’ ucapku dalam hati.
***

Lima bulan sudah aku berada di Surabaya. Itu berarti umurku hanya tinggal satu bulan. Aku kemudian memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Aku ingin sekali menemui Rendy. Tapi aku merasa belum siap bertemu dengannya. Akupun menelfon sahabat karib Gita.
“Hallo” terdengar suara Gita.
“Git, ini aku Anggi”
“Anngi, kamu sudah kembali?”
“Iya, aku sudah kembali. Kamu sekarang ke rumahku ya?!”
“Iya, aku akan datang ke rumahmu”

Beberapa menit kemudian, Gita sampai di rumahku dan aku mengajaknya pergi ke taman dekat lapangan basket.
“Nggi, selama ini kamu kemana aja. Sejak kepergianmu, Rendy sering melamun. Dia sangat terpukul atas keperginmu.”
“Aku pergi ke rumah saudaraku di Surabaya untuk menenangkan diri”
“Menenangkan diri?”
“Iya karena aku mempunayai masalah yang sangat berat”
“Masalah, Masalah apa? kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku?”

Ketika aku hendak menceritakan semuanya pada Gita, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara cowok memanggilku. Dan akupun menoleh.
“Rendy!” ucapku kaget. Ternyata Rendy sudah berdiri di belakangku. Akupun kemudian berdiri dan bermaksud untuk pergi. Namun seketika langkahku terhenti karena Gita memegang tanganku.
“Lepasin Git! Biarkan aku pergi” Pintaku seraya mencoba melepaskan tanganku dari tangan Gita.
“Please Nggi, kamu jangan pergi! kasihan Rendy.”

Akupun kembali duduk.
“Anggi maafkan aku. Akulah yang memberitahu Rendy kalau kamu sudah kembali ke Jakarta. Aku melakukan ini semua karena aku kasihan sama Rendy. Sebaiknya kalian selesein masalah kalian berdua. Aku permisi.” Gita pun pergi meninggalkan aku dan Rendy.

“Nggi, kenapa selama ini kamu pergi meninggalkan aku? Dan kenapa kamu nggak pernah ngasih kabar ke aku?” tanya Rendy yang sekarang berdiri tepat di belakangku. Namun aku tidak bisa berbuat banyak hanya diam dan menangis.
“Anggi, jawab donk! aku butuh penjelasan.”

Dengan pipi penuh air mata, aku mencoba untuk bicara.
“Please Ren, tinggalin aku!”
“Enggak Nggi, aku nggak akan ninggalin kamu.” Ucap Rendy tulus.
“Ren, aku nggak pantes buat kamu. Di luar sana masih banyak cewek yang lebih bisa kamu harapkan dari pada aku.”
“Jangan bicara seperti itu Nggi”
“Tidak Ren, aku hanya akan mengecewakanmu.”

Dengan berlinangan air mata aku berlari meninggalkan Rendy.
“Anggi, tunggu! aku sangat menyayangimu.” Teriak Rendy. Namun aku tak menghiraukannya sama sekali.

Setelah kejadian itu, Rendy berkali kali datang ke rumahku. Namun sekalipun aku tak pernah mau menemuinya. Dan tiap dia menelfonku. Aku pun tak pernah mengangkatnya.
***

“Anggi” Panggil mama.
“Iya Ma”
“Jadi ikut Mama ke super market nggak?”
“Iya Ma, tunggu bentar!” Akupun keluar kamar dan turun.
“Ayo Ma, kita berangkat.” ajakku

Baru sampai di depan pintu tiba-tiba aku pingsan. Mama lalu membawaku ke Rumah Sakit. Keadaanku sangat kritis. Setelah beberapa hari aku terbaring lemah di kamar ICU bertahan melewati masa kritis, aku pun sadar. Kulihat di sampingku ada kedua orang tuaku.

“Ma….” Ucapku tersendat-sendat.
“Sayang, kamu sudah sadar.” Sahut Mama dan Papa bahagia. Aku berusaha bicara meskipun terputus-putus.
“Ma… Pa… maa..fin Anggi. Tolong berikan surat ini pada Rendy.” Aku berusaha berkata sambil memberikan surat pada Mama.
“Laa… illaa… ha.. illa… llah….” Setelah itu aku merasakan tubuhku begitu hampa dan pandanaganku begitu gelap dan aku pun tak sanggup untuk tidak menutup mata dalam diam. Mengikhlaskan segalanya di ujung waktu nan abadi.
***

Untuk Kekasihku,
Rendy

Ren, ketika kau membaca surat ini
mungkin aku telah tiada
kita telah terpisah ruang dan waktu
Tuhan telah menata taqdir setiap hambahNya
aku harap kau tak merasa kehilangan atas kepergianku
dan aku berdoa semoga kau mendapat pendamping hidup
yang lebih baik dariku
yang setia mencintaimu sampai ajal menjemputmu

Yang slalu menyayangimu
Anggi

Setelah membaca surat dari Anggi, Rendy terdiam merenungi semuanya.“adakah selamanya cinta berakhir dengan kepedihan.” Dan Rendy pun berdoa dalam derai air mata yang terburai oleh duka yang sangat dalam.**

Lamongan, 2008

*)Salah satu lirik dalam lagu dari Band ElEmEn

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito