Mala M.S
“Anggi jangan lupa obatnya diminum” Itulah kata-kata yang selalu diucapkan oleh Mama selama dua bulan terakhir ini, setiap aku bertanya kenapa kau harus minum obat; Mama selalu menjawab “Kamu kan sering pusing makanya mama nyuruh kamu minum obat itu biar kamu nggak pusing.” Jawaban yang sama sekali tidak membuatku puas. Dan tiap kali aku bertanya ke Papa; Papa hanya diam seribu bahasa, tapi seketika rasa penasaranku terhadap obat-obat itu hilang dikala aku bersama Rendy. Bila berada di dekatnya aku merasa tenang. Rendy adalah cowokku.
Aku sudah menjalin hubungan dengan Rendy selama tujuh bulan. Kami saling terbuka. Tak ada satupun masalah yang aku sembunyikan pada Rendy termasuk soal obat itu. Sebaliknya, Rendy juga demikian. Rendy sangat khawatir dengan keadaanku. Dia menyarankanku pergi ke Dokter Iwan. Dokter Iwan adalah dokter yang memberikan resep obat yang aku minum selama dua bulan terakhir ini. Pernah sekali aku bermaksud menanyakan penyakitku. Tapi dr. Iwan selalu menjawab “Adek tidak kenapa-napa apa, obat itu hanya sebagai penghilang rasa pusing.” Jawaban itu membuatku sedikit lega tapi belum sepenuhnya tenang. Seperti ada yang beliau sembunyikan dari aku.
***
Dua minggu kemudian.
“Bi, Mama sudah pulang belum?” tanyaku pada Bibi.
“Sudah Non, mungkin sekarang Nyonya lagi istirahat di kamar”
Aku kemudian pergi ke Kamar Mama.
“Ma, ke mall yuk! Anggi kan pengen beli baju baru.”
“Iya. Ini juga Mama baru mau mandi. Kamu tunggu aja bentar!”
Aku lihat meja Mama berantakan.“Meja Mama Anggi rapiin ya?!”
“Boleh”
Akupun menghampiri meja yang berantakan itu, sementara Mama beranjak ke kamar mandi. Satu persatu buku juga majalah aku rapikan. Tiba-tiba dalam majalah yang ada di tanganku; secarik kertas terjatuh tanpa sengaja. Ketika aku mengambil secarik kertas itu dan iseng membacanya ternyata surat itu dari Rumah Sakit yang ditandatangani oleh dr. Iwan yang menyatakan kalau aku mengidap penyakit leukimia dan umurku hanya tinggal enam bulan lagi.
“Anggi!!” teriak Mama.
Mama yang baru selesai mandi langsung menghampiriku.
“Ma… apa ini bener Ma?” ucapku tak kuasa menahan tangis sambil menunjukkan surat itu.
“Anggi, maafin Mama Nak!” kata Mama sambil matanya berkaca-kaca dan memelukku erat sekali seakan-akan Mama tidak mau kehilangan aku.
“Kenapa Mama merahasiakan semua ini pada Anggi Ma?!” aku melepas pelukan Mama.
“Kenapa Ma? kenapa?”
“Mama, Papa dan Dokter sengaja merahasiakan ini semua; karena kita tidak ingin melihat kamu bersedih sayang.”
Aku tertunduk dan air mataku terus mengalir.
Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk pergi ke Surabaya. Aku pergi tanpa memberitahu Rendy. Aku juga melarang Papa dan Mama untuk memberitahukan keberadaanku pada siapapun termasuk Rendy.
Tidak terasa aku sudah di Surabaya selama tiga bulan. Pagi ini Mama datang ke Surabaya untuk melihat keadaanku. Mama di Surabaya tidak lama, hanya satu jam. Sebelum pulang Mama memberikan secarik surat kepadaku. Setelah Mama pulang, aku membaca surat itu dengan hati tergetar.
Teruntuk
Kekasihku Anggi
aku nggak tahu kenapa kau pergi meninggalkanku
aku juga nggak tahu kemana kau pergi
aku selalu mencoba menghubungimu, mencarimu,
bahkan aku juga menanyakan pada orang tuamu
tapi semua sia-sia
namun aku tetaplah aku
meskipun kau jauh, aku selalu mencintaimu
Anggi…
“bila aku harus mencintai
dan berbagi hati itu hanya denganmu
namun bila ku harus tanpamu
akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta1”
sebait lagu itu telah mewakili hatiku.
Anggi…
i hope our love will last forever.
yang selalu mencintaimu
Rendy
Tanpa terasa, air mataku sudah sampai di pipi. Aku tak kuasa membaca surat dari Rendy. Dia begitu mencintaiku. Ingin rasanya aku memberitahukan semuanya pada Rendy tapi aku tak ingin melihat dia bersdih karena mengetahui keadaanku yang sebenarnya. ‘Rendy, maafkan aku. Andai saja kau tau keadaanku, kau pasti akan ikut bersedih’ ucapku dalam hati.
***
Lima bulan sudah aku berada di Surabaya. Itu berarti umurku hanya tinggal satu bulan. Aku kemudian memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Aku ingin sekali menemui Rendy. Tapi aku merasa belum siap bertemu dengannya. Akupun menelfon sahabat karib Gita.
“Hallo” terdengar suara Gita.
“Git, ini aku Anggi”
“Anngi, kamu sudah kembali?”
“Iya, aku sudah kembali. Kamu sekarang ke rumahku ya?!”
“Iya, aku akan datang ke rumahmu”
Beberapa menit kemudian, Gita sampai di rumahku dan aku mengajaknya pergi ke taman dekat lapangan basket.
“Nggi, selama ini kamu kemana aja. Sejak kepergianmu, Rendy sering melamun. Dia sangat terpukul atas keperginmu.”
“Aku pergi ke rumah saudaraku di Surabaya untuk menenangkan diri”
“Menenangkan diri?”
“Iya karena aku mempunayai masalah yang sangat berat”
“Masalah, Masalah apa? kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku?”
Ketika aku hendak menceritakan semuanya pada Gita, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara cowok memanggilku. Dan akupun menoleh.
“Rendy!” ucapku kaget. Ternyata Rendy sudah berdiri di belakangku. Akupun kemudian berdiri dan bermaksud untuk pergi. Namun seketika langkahku terhenti karena Gita memegang tanganku.
“Lepasin Git! Biarkan aku pergi” Pintaku seraya mencoba melepaskan tanganku dari tangan Gita.
“Please Nggi, kamu jangan pergi! kasihan Rendy.”
Akupun kembali duduk.
“Anggi maafkan aku. Akulah yang memberitahu Rendy kalau kamu sudah kembali ke Jakarta. Aku melakukan ini semua karena aku kasihan sama Rendy. Sebaiknya kalian selesein masalah kalian berdua. Aku permisi.” Gita pun pergi meninggalkan aku dan Rendy.
“Nggi, kenapa selama ini kamu pergi meninggalkan aku? Dan kenapa kamu nggak pernah ngasih kabar ke aku?” tanya Rendy yang sekarang berdiri tepat di belakangku. Namun aku tidak bisa berbuat banyak hanya diam dan menangis.
“Anggi, jawab donk! aku butuh penjelasan.”
Dengan pipi penuh air mata, aku mencoba untuk bicara.
“Please Ren, tinggalin aku!”
“Enggak Nggi, aku nggak akan ninggalin kamu.” Ucap Rendy tulus.
“Ren, aku nggak pantes buat kamu. Di luar sana masih banyak cewek yang lebih bisa kamu harapkan dari pada aku.”
“Jangan bicara seperti itu Nggi”
“Tidak Ren, aku hanya akan mengecewakanmu.”
Dengan berlinangan air mata aku berlari meninggalkan Rendy.
“Anggi, tunggu! aku sangat menyayangimu.” Teriak Rendy. Namun aku tak menghiraukannya sama sekali.
Setelah kejadian itu, Rendy berkali kali datang ke rumahku. Namun sekalipun aku tak pernah mau menemuinya. Dan tiap dia menelfonku. Aku pun tak pernah mengangkatnya.
***
“Anggi” Panggil mama.
“Iya Ma”
“Jadi ikut Mama ke super market nggak?”
“Iya Ma, tunggu bentar!” Akupun keluar kamar dan turun.
“Ayo Ma, kita berangkat.” ajakku
Baru sampai di depan pintu tiba-tiba aku pingsan. Mama lalu membawaku ke Rumah Sakit. Keadaanku sangat kritis. Setelah beberapa hari aku terbaring lemah di kamar ICU bertahan melewati masa kritis, aku pun sadar. Kulihat di sampingku ada kedua orang tuaku.
“Ma….” Ucapku tersendat-sendat.
“Sayang, kamu sudah sadar.” Sahut Mama dan Papa bahagia. Aku berusaha bicara meskipun terputus-putus.
“Ma… Pa… maa..fin Anggi. Tolong berikan surat ini pada Rendy.” Aku berusaha berkata sambil memberikan surat pada Mama.
“Laa… illaa… ha.. illa… llah….” Setelah itu aku merasakan tubuhku begitu hampa dan pandanaganku begitu gelap dan aku pun tak sanggup untuk tidak menutup mata dalam diam. Mengikhlaskan segalanya di ujung waktu nan abadi.
***
Untuk Kekasihku,
Rendy
Ren, ketika kau membaca surat ini
mungkin aku telah tiada
kita telah terpisah ruang dan waktu
Tuhan telah menata taqdir setiap hambahNya
aku harap kau tak merasa kehilangan atas kepergianku
dan aku berdoa semoga kau mendapat pendamping hidup
yang lebih baik dariku
yang setia mencintaimu sampai ajal menjemputmu
Yang slalu menyayangimu
Anggi
Setelah membaca surat dari Anggi, Rendy terdiam merenungi semuanya.“adakah selamanya cinta berakhir dengan kepedihan.” Dan Rendy pun berdoa dalam derai air mata yang terburai oleh duka yang sangat dalam.**
Lamongan, 2008
*)Salah satu lirik dalam lagu dari Band ElEmEn
Selasa, 05 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar