lamonganoke.wordpress.com
Jika Anda sedang berada di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, sempatkan diri untuk mencicipi wingko babat. Kue yang berbahan dasar beras ketan, kelapa, dan gula pasir ini bisa dengan mudah kita temui dari penjual yang menjajakannya di dalam bus, pedagang-pedagang kaki lima di pinggir jalan, sampai di depot-depot pembuat wingko babat.
Salah satu depot yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi adalah depot wingko babat Loe Lan Ing (LLI). Depot Loe Lan Ing berada sekitar 1 km di sebelah barat pertigaan Babat. Ini merupakan pertigaan titik temu antara kota Surabaya, Tuban, dan Bojonegoro. Wingko babat Loe Lan Ing merupakan wingko tertua di Babat. Saking tuannya, Ibu Kristina, generasi keempat penerus wingko babat Loe Lan Ing tidak tahu pasti kapan pertama kali wingko babat dibuat oleh buyutnya (Loe Lan Ing). Tapi Ia menjelaskan kalau wingko babat sudah ada sejak zaman Belanda.
Di dalam depot kita bisa melihat banyak wingko dengan berbagai rasa, mulai dari rasa cokelat, keju, durian, nangka, bahkan kopi. Dijamin legit gulanya kerasa, gurih ketan dan kelapanya mantap, serta harum aroma panggangannya bikin ngiler.
Resep wingkonya juga masih dipertahankan dari dulu. Sehigga wingko babat Loe Lan Ing kepadatannya pas, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek, juga tidak nempel di gigi saat digigit.
Di bagaian belakang depot, terdapat dapur tempat produksi wingko. Selain membeli, Anda juga bisa melihat langsung cara membuat wingko. Mulai dari mencampurkan tepung beras ketan putih, parutan kelapa kasar, dan gula pasir, hingga proses memanggang, semua dilakukan di dapur ini. Ibu Kristina juga menceritakan bahwa dulu proses pembuatan wingkonya masih mengunakan cara yang tradisional, semuanya dengan tenaga manusia. Baru sejak tahun 50-an proses produksi mulai menggunakan mesin.
Saran saya kalau Anda ingin mendapatkan wingko baru yang masih hangat, Anda bisa datang ke depot ini sekitar pukul 12 siang. Karena di waktu itu biasanya wingko baru selasai diproduksi dan siap dijual. Selain dijual di dalam depot, Wingko Loe Lan Ing juga dijual untuk para pedagang. Anda bisa membeli pada pedagang yang banyak ditemui di Babat jika tidak sempat mampir ke depot. Tinggal memilih saja wingko yang bungkusnya bertuliskan “Wingko Babat Loe Lang Ing (LLI).”
Harga wingko di depot Loe Lan Ing bervariasi, tergantung ukurannya. Untuk satu bungkus berisi 20 wingko ukuran kecil misalnya, dijual dengan harga Rp 45.000. Kalau Anda merasa 20 biji terlalu banyak, bisa juga membeli secara bijian. Satu biji wingko ukuran kecil dibanderol Rp 2.500 dan untuk ukuran besar seharga Rp 12.000 per biji. Depot wingko babat ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 22.00 WIB.
Selama ini banyak orang mengira bahwa wingko babat berasal dari Semarang. Memang panganan berbentuk bulat pipih ini cukup terkenal di ibu kota Jawa Tengah tersebut. Tapi sebenarnya wingko babat asli dari Babat. Loe Lan Hwa yang membawa wingko babat sampai ke Semarang. Ia tidak lain tidak bukan adalah saudara perempuan dari Loe Lan Ing, yang pindah ke Semarang. Ia juga yang membuat wingko babat terkenal di sana dengan merek Cap Sepoor, atau yang saat ini terkenal dengan nama wingko babat Kereta Api.
Jika masih belum yakin, Anda bisa mengecek bungkus wingko babat Kereta Api yang dulu diproduksi oleh Loe Han Hwa di Semarang. Di bungkus tersebut tertulis “d/h Loe Soe Siang.” Loe Soe Siang adalah ayah dari Loe Lan Ing dan Loe Lan Hwa. Dia-lah yang pertama kali memperkenalkan wingko babat di kota tua di Lamongan ini yang melegenda hingga sekarang.
Depot Loe Lan IngWingko Loe Lan Ing dibuat tanpa bahan pengawet. Meskipun begitu, wongko ini mampu bertahan hingga 6 hari, sangat cocok dijadikan sebagai oleh-oleh. Saat Anda sedang berada di Babat, tidak afdhol rasanya kalau tidak membawa wingko babat asli kota asalnya sebagai oleh-oleh untuk keluarga dirumah.
Depot Wingko Babat Loe Lan Ing
Jalan Raya Babat, no 198
Jika Anda sedang berada di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, sempatkan diri untuk mencicipi wingko babat. Kue yang berbahan dasar beras ketan, kelapa, dan gula pasir ini bisa dengan mudah kita temui dari penjual yang menjajakannya di dalam bus, pedagang-pedagang kaki lima di pinggir jalan, sampai di depot-depot pembuat wingko babat.
Salah satu depot yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi adalah depot wingko babat Loe Lan Ing (LLI). Depot Loe Lan Ing berada sekitar 1 km di sebelah barat pertigaan Babat. Ini merupakan pertigaan titik temu antara kota Surabaya, Tuban, dan Bojonegoro. Wingko babat Loe Lan Ing merupakan wingko tertua di Babat. Saking tuannya, Ibu Kristina, generasi keempat penerus wingko babat Loe Lan Ing tidak tahu pasti kapan pertama kali wingko babat dibuat oleh buyutnya (Loe Lan Ing). Tapi Ia menjelaskan kalau wingko babat sudah ada sejak zaman Belanda.
Di dalam depot kita bisa melihat banyak wingko dengan berbagai rasa, mulai dari rasa cokelat, keju, durian, nangka, bahkan kopi. Dijamin legit gulanya kerasa, gurih ketan dan kelapanya mantap, serta harum aroma panggangannya bikin ngiler.
Resep wingkonya juga masih dipertahankan dari dulu. Sehigga wingko babat Loe Lan Ing kepadatannya pas, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek, juga tidak nempel di gigi saat digigit.
Di bagaian belakang depot, terdapat dapur tempat produksi wingko. Selain membeli, Anda juga bisa melihat langsung cara membuat wingko. Mulai dari mencampurkan tepung beras ketan putih, parutan kelapa kasar, dan gula pasir, hingga proses memanggang, semua dilakukan di dapur ini. Ibu Kristina juga menceritakan bahwa dulu proses pembuatan wingkonya masih mengunakan cara yang tradisional, semuanya dengan tenaga manusia. Baru sejak tahun 50-an proses produksi mulai menggunakan mesin.
Saran saya kalau Anda ingin mendapatkan wingko baru yang masih hangat, Anda bisa datang ke depot ini sekitar pukul 12 siang. Karena di waktu itu biasanya wingko baru selasai diproduksi dan siap dijual. Selain dijual di dalam depot, Wingko Loe Lan Ing juga dijual untuk para pedagang. Anda bisa membeli pada pedagang yang banyak ditemui di Babat jika tidak sempat mampir ke depot. Tinggal memilih saja wingko yang bungkusnya bertuliskan “Wingko Babat Loe Lang Ing (LLI).”
Harga wingko di depot Loe Lan Ing bervariasi, tergantung ukurannya. Untuk satu bungkus berisi 20 wingko ukuran kecil misalnya, dijual dengan harga Rp 45.000. Kalau Anda merasa 20 biji terlalu banyak, bisa juga membeli secara bijian. Satu biji wingko ukuran kecil dibanderol Rp 2.500 dan untuk ukuran besar seharga Rp 12.000 per biji. Depot wingko babat ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 22.00 WIB.
Selama ini banyak orang mengira bahwa wingko babat berasal dari Semarang. Memang panganan berbentuk bulat pipih ini cukup terkenal di ibu kota Jawa Tengah tersebut. Tapi sebenarnya wingko babat asli dari Babat. Loe Lan Hwa yang membawa wingko babat sampai ke Semarang. Ia tidak lain tidak bukan adalah saudara perempuan dari Loe Lan Ing, yang pindah ke Semarang. Ia juga yang membuat wingko babat terkenal di sana dengan merek Cap Sepoor, atau yang saat ini terkenal dengan nama wingko babat Kereta Api.
Jika masih belum yakin, Anda bisa mengecek bungkus wingko babat Kereta Api yang dulu diproduksi oleh Loe Han Hwa di Semarang. Di bungkus tersebut tertulis “d/h Loe Soe Siang.” Loe Soe Siang adalah ayah dari Loe Lan Ing dan Loe Lan Hwa. Dia-lah yang pertama kali memperkenalkan wingko babat di kota tua di Lamongan ini yang melegenda hingga sekarang.
Depot Loe Lan IngWingko Loe Lan Ing dibuat tanpa bahan pengawet. Meskipun begitu, wongko ini mampu bertahan hingga 6 hari, sangat cocok dijadikan sebagai oleh-oleh. Saat Anda sedang berada di Babat, tidak afdhol rasanya kalau tidak membawa wingko babat asli kota asalnya sebagai oleh-oleh untuk keluarga dirumah.
Depot Wingko Babat Loe Lan Ing
Jalan Raya Babat, no 198
Tidak ada komentar:
Posting Komentar