(Membahas Buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT)
Theo Uheng Koban Uer *
Flores Pos (Ende) 7 Juli 2012
Seorang seniman, dalam hal ini, seorang sastrawan, berkreasi untuk memperlihatkan hidup dalam artinya yang semesta dan kekal. Mereka membukakan nilai-nilai dalam keragamannya yang tidak terhitung. Mereka menimbulkan ngeri dengan yang mengerikan dan membikin orang bersorak dengan yang menggirangkan. Mereka membanjiri perasaan-perasaan yang mendesak dari kenyataan-kenyataan, mengayakan pandangan hidup orang, mempengaruhi dalam keyakinan dan sikap susila seseorang.
Nilai-nilai kehidupan yang disajikannya bertujuan untuk dinikmati, bermanfaat untuk perkembangan hidup, mengkritik kekuasaan dan penguasa yang otoriter, mendorong keseimbangan batin dan kemandirian, menata etika dan etis pergaulan, menegakkan persatuan dan keadilan serta persaudaraan, dan sebagainya dalam koridor Ketuhanan yang Maha Esa sebagai kebenaran yang mutlak.
Seorang pengarang adalah anggota masyarakat yang berpijak pada buminya yang nyata, namun melalui kreativitas dan imajinasinya, dia menciptakan suatu kenyataan baru sebagai hasil imajinasinya. Dan dari aspek sosiologis, seorang sastrawan sebagai anggota masyarakat perlu membangun suatu dunia sosial yang bermanfaat bagi anggota kolektivitasnya.
Sebagai anggota komunitas dia harus berupaya untuk secara tetap mendialogkan kehidupan dengan anggota komunitasnya. Dengan demikian, seorang sastrawan, sebagai subjek kreator harus berada pada kondisi transendental sehingga muatan intelektualitas dan emosionalitasnya mempresentasikan kondisi lingkungan kolektivitasnya.
Melacak Sastrawan NTT
Upaya melacak sastra dan sastrawan NTT (Nusa Tenggara Timur) yang dilakukan Yohanes Sehandi dalam buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (yang diterbitkan Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2012, 130 halaman) ini memang belum berbuah banyak, apalagi ada banyak hambatan yang tidak disebutkan dalam buku ini. Namun demikian, si pelacak sastra dan sastrawan NTT ini sudah mempunyai disposisi batin untuk menerima segala kemungkinan yang bakal terjadi. Hanya ada satu tekad penulis buku ini: “Kalau bukan sekarang, kapan lagi!”
Apabila kita menelusuri sejarah kesusastraan, baik kesusastraan di dunia Barat maupun kesusastraan nasional Indonesia, telah terbukti bahwa suatu masyarakat itu akan berkembang maju apabila masyarakat tersebut mempunyai minat, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa dan kesusastraannya.
Kekhasan sastra Indonesia modern berkembang bersamaan dengan perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Nasionalisme bertumbuh dan berkembang sejalan dengan berkembangnya sastra Indonesia mulai dengan Angkatan Pujangga Baru dan ditingkatkan melalui Angkatan 45 dengan tokoh kunci Chairil Anwar yang memperkenalkan bahasa Indonesia ke dunia Barat, kemudian dilanjutkan oleh angkatan-angkatan sesudahnya.
Menurut hemat saya, mungkin penulis buku ini, Yohanes Sehandi, dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Universitas Flores, memiliki intuisi seperti itu. Kondisi wilayah NTT mungkin akan berubah dan berkembang dari “Nasib Tidak Tentu” (NTT) akan munuju ke kondisi yang lebih pasti atau lebih baik, apabila para peminat bahasa dan sastra lebih meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai yang disajikan dalam setiap karya sastra oleh para pengarangnya atau sastrawannya sendiri, dalam hal ini sastrawan NTT.
Jika demikan, maka akan muncul beberapa masalah, antara lain, bagaimanakah masyarakat NTT memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra NTT tersebut. Apakah para pembaca dan peminat karya sastra NTT sungguh merespon nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra NTT tersebut. Wadah manakah yang bisa digunakan untuk memanfaatkan hasil karya sastra NTT tersebut. Dan mungkin masih banyak lagi masalah yang perlu didiskusikan bersama melalui buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT karya Yohanes Sehandi ini.
Inilah Sastrawan-Sastrawan NTT
Penulis buku ini menyodorkan 22 nama sastrawan NTT dengan hasil karya sastranya. Diurutkan berdasarkan umur atau usia setiap sastrawan. Sesungguhnya ada 64 yang telah didata pada ahkir Januari 2012. Masih ada 42 orang lagi yang belum bisa diperkenalkan secara lengkap, tetapi nama-nama mereka sudah tercantum dalam buku ini (halaman 71).
H. B. Jassin seorang visioner kesusasteraan Indonesia, mungkin sebelum menulis berbagai buku kritik sastra dan esai sastra Indonesia, bekerja seperti penulis buku ini lakukan. Dalam bukunya Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (Jilid 1), mengawali tulisannya dengan topik “Bahasa Indonesia dalam Perkembangannya” mengamanatkan bahwa bahasa Indonesia bertambah kaya, baik di bidang kebahasaan maupun kesusasteraan dengan masuknya bahasa dan sastra daerah. Dan sekarang sedang digalakkan upaya meliterasikan sastra lisan ke dalam bahasa Indonesia di seluruh wilayah Nusantara.
Memang, selama berkarya H.B. Jassin banyak dikritik, bahkan diejek atau dicemoohkan. Tetapi tokoh yang satu ini tahan bantingan. Malah sebaliknya, beliau mendapat julukan terhormat, Paus Sastra Indonesia. Banyak pihak mendukung perilakunya termasuk karya-karya tulisnya. Buku-bukunya Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (bahkan sampai 4 Jilid), Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45, Angkatan 66, dan masih banyak lagi yang lain, sungguh diminati oleh para pembaca dan peminat sastra Indonesia, baik dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya di Belanda.
Sekali lagi saya mengatakan bahwa mungkin Yohanes Sehandi, penulis buku ini, terinspirasi oleh perilaku H.B. Jassin atau secara intuitif terdorong oleh semangat H.B. Jassin tersebut, lalu dengan berani dan gamblang menyodorkan “Inilah Sastrawan-Sastrawan NTT.” Meskipun pribadi-pribadi tersebut tidak atau belum bersedia menyandang predikat sastrawan. Tujuann utamanya adalah agar para sastrawan NTT dan karya-karyanya dikenal dan dicintai oleh masyarakat NTT sendiri. Masalah yang muncul adalah apakah gagasan ini dapat menggugah para pembaca dan peminat sastra kita di NTT?
Gerson Poyk dan Dami N. Toda
Penulis buku ini ingin menunjukkan kepada para pembaca dan peminat sastra bahwa sastrawan NTT itu bisa disejajarkan dengan sastrawan serta budayawan Nasional Indonesia. Untuk itu ada dua tokoh besar dalam sastra yang diperkenalkan dalam buku ini, yakni Gerson Poyk sebagai perintis sastra NTT dan Dami N. Toda sebagai kritikus sastra.
Dengan mencermati biografi (riwayat hidup) dan data karya-karya sastranya, sudah sepantasnya kalau Gerson Poyk menyandang predikat “Perintis Sastra NTT.” Karena dialah seorang sastrawan yang secara intelektual dan emosional mempresentasikan kondisi lingkungan NTT kepada dunia luar bahwa inilah kondisi lingkungan anggota kolektivitasnya, mewakili kolektivitas NTT.
Beliau memperkenalkan NTT melalui novel-novel dan cerpen-cerpennya, seperti Cumbuan Sabana (1979), Puber Kedua di Sebuah Teluk (1985), Tarian Ombak (2009), Enu Molas di Lembah Lingko (2009), Keliling Indonesia dari Era Bung Karno sampai SBY (2011), dan sebagainya. Menurut penulis buku ini, beberapa karya Gerson Poyk sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Rusia, Belanda, Jepang, dan Turki. Ini berarti karya beliau bisa dijadikan promosi pariwisata NTT. Menjadi pertanyaan berikutnya adalah dapatkah generasi penerus berikutnya bisa berbuat lebih dari Gerson Poyk?
Berikut tentang Dami N. Toda sebagai kritikus sastra. Dari berbagai opini, beliau layak disebut sebagai kritikus sastra. Hanya sayangnya predikat ini belum tercantum dalam jajaran kritikus sastra nasional, seperti H. B. Jassin, W.S. Rendra, Ajip Rosidi, dan sebagainya. Sesungguhnya sebagai budayawan yang diakui dunia internasional, Dami N. Toda adalah seorang kritikus yang mendasarkan pandangannya pada psikoanalisis Jung karena mengulas novel-novel Iwan Simatupang, seperti Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969), Kering (1972), dan Koong (1975).
Novel-novel Iwan Simatupang ini agak sulit dicerna oleh pembaca yang tidak memahami psikoanalisis. Demikian pula beliau dapat menganalisis puisi-puisi nyentrik dari Sutardji Calzoum Bachri yang aneh-aneh bentuknya, namun bernas isinya, sebab mendialogkan kehidupan yang nyata hidup dan universal. Dengan membaca hasil telaahannya dapatlah dikatakan bahwa beliau seorang kritikus sastra. Pertanyaan berikutnya lagi adalah apakah akan muncul Dami N. Toda yang baru lagi di daerah ini?
Catatan Refleksi
Yohanes Sehandi, penulis buku ini, sudah membuka cakrawala bagi para pembaca dan peminat sastra dalam wilayah Provinsi NTT. Inilah suatu tantangan yang perlu dihadapi, baik oleh para sastrawan maupun oleh para pembaca, peminat sastra, dan masyarakat luas di NTT sebagai penikmat sastra. Untuk itu baiklah kita menyimak pesan atau himbauan sekaligus catatan refleksi kritikus sastra Indonesia, H.B. Jassin dalam bukunya Tifa Penyair dan Daerahnya (1977 : 4-5).
Pertama, menjadi sastrawan itu tidak mudah, sebab sebagai pemikir, penyair, dan pengarang itu, bertindak “memaksa” orang meninjau lebih mendalam hakikat segala. Mereka memiliki bakat dan karakter yang memungkinkan mereka melihat dengan kepolosan seorang anak kecil yang masih hidup dalam dunia yang serba ajaib. Di belakang alam yang nampak dan penjelmaan-penjelmaannya, di belakang hidup dan kejadian sehari-sehari, mereka melihat kerajaan Tuhan, yakni Kerjaaan Kasih yang terbentang teratur.
Inilah sebabnya maka hasil seni yang baik, tahan hidup di segala zaman, karena kecakapan seniman merasakan, memilih, dan membentuk inti atau saripati yang berlaku bagi segala zaman. Kekuasaan penyair ialah bahwa ia bisa menangkap dalam perkataan dan memberi bentuk apa yang cuma dirasakan samar-samar dan tidak jelas bentuk serta rupanya bagi orang biasa.
Kedua, sebaliknya peminat sastra yang juga adalah seniman walaupun seniman pasif, sudah sepantasnyalah dengan usaha yang sungguh untuk mengerti apa yang disajikan oleh seniman atau sastrawan. Mereka harus memiliki kesediaan untuk melatih diri. Untuk menikmati karya sastra perlu ada kasih sayang dan cinta serta studi yang mendalam terhadap hasil karya. Sebab untuk mengerti sastra, orang harus mengerti bahasa dan kemungkinan-kemungkinan pengungkapannya.
*) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
FKIP, Universitas Flores
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar