Kamis, 26 Juli 2012

Sastrawan NTT, Siapakah Engkau?

(Membahas Buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT)
Theo Uheng Koban Uer *
Flores Pos (Ende) 7 Juli 2012

Seorang seniman, dalam hal ini, seorang sastrawan, berkreasi untuk memperlihatkan hidup dalam artinya yang semesta dan kekal. Mereka membukakan nilai-nilai dalam keragamannya yang tidak terhitung. Mereka menimbulkan ngeri dengan yang mengerikan dan membikin orang bersorak dengan yang menggirangkan. Mereka membanjiri perasaan-perasaan yang mendesak dari kenyataan-kenyataan, mengayakan pandangan hidup orang, mempengaruhi dalam keyakinan dan sikap susila seseorang.


Nilai-nilai kehidupan yang disajikannya bertujuan untuk dinikmati, bermanfaat untuk perkembangan hidup, mengkritik kekuasaan dan penguasa yang otoriter, mendorong keseimbangan batin dan kemandirian, menata etika dan etis pergaulan, menegakkan persatuan dan keadilan serta persaudaraan, dan sebagainya dalam koridor Ketuhanan yang Maha Esa sebagai kebenaran yang mutlak.

Seorang pengarang adalah anggota masyarakat yang berpijak pada buminya yang nyata, namun melalui kreativitas dan imajinasinya, dia menciptakan suatu kenyataan baru sebagai hasil imajinasinya. Dan dari aspek sosiologis, seorang sastrawan sebagai anggota masyarakat perlu membangun suatu dunia sosial yang bermanfaat bagi anggota kolektivitasnya.

Sebagai anggota komunitas dia harus berupaya untuk secara tetap mendialogkan kehidupan dengan anggota komunitasnya. Dengan demikian, seorang sastrawan, sebagai subjek kreator harus berada pada kondisi transendental sehingga muatan intelektualitas dan emosionalitasnya mempresentasikan kondisi lingkungan kolektivitasnya.

Melacak Sastrawan NTT

Upaya melacak sastra dan sastrawan NTT (Nusa Tenggara Timur) yang dilakukan Yohanes Sehandi dalam buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (yang diterbitkan Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2012, 130 halaman) ini memang belum berbuah banyak, apalagi ada banyak hambatan yang tidak disebutkan dalam buku ini. Namun demikian, si pelacak sastra dan sastrawan NTT ini sudah mempunyai disposisi batin untuk menerima segala kemungkinan yang bakal terjadi. Hanya ada satu tekad penulis buku ini: “Kalau bukan sekarang, kapan lagi!”

Apabila kita menelusuri sejarah kesusastraan, baik kesusastraan di dunia Barat maupun kesusastraan nasional Indonesia, telah terbukti bahwa suatu masyarakat itu akan berkembang maju apabila masyarakat tersebut mempunyai minat, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa dan kesusastraannya.

Kekhasan sastra Indonesia modern berkembang bersamaan dengan perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Nasionalisme bertumbuh dan berkembang sejalan dengan berkembangnya sastra Indonesia mulai dengan Angkatan Pujangga Baru dan ditingkatkan melalui Angkatan 45 dengan tokoh kunci Chairil Anwar yang memperkenalkan bahasa Indonesia ke dunia Barat, kemudian dilanjutkan oleh angkatan-angkatan sesudahnya.

Menurut hemat saya, mungkin penulis buku ini, Yohanes Sehandi, dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Universitas Flores, memiliki intuisi seperti itu. Kondisi wilayah NTT mungkin akan berubah dan berkembang dari “Nasib Tidak Tentu” (NTT) akan munuju ke kondisi yang lebih pasti atau lebih baik, apabila para peminat bahasa dan sastra lebih meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai yang disajikan dalam setiap karya sastra oleh para pengarangnya atau sastrawannya sendiri, dalam hal ini sastrawan NTT.

Jika demikan, maka akan muncul beberapa masalah, antara lain, bagaimanakah masyarakat NTT memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra NTT tersebut. Apakah para pembaca dan peminat karya sastra NTT sungguh merespon nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra NTT tersebut. Wadah manakah yang bisa digunakan untuk memanfaatkan hasil karya sastra NTT tersebut. Dan mungkin masih banyak lagi masalah yang perlu didiskusikan bersama melalui buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT karya Yohanes Sehandi ini.

Inilah Sastrawan-Sastrawan NTT

Penulis buku ini menyodorkan 22 nama sastrawan NTT dengan hasil karya sastranya. Diurutkan berdasarkan umur atau usia setiap sastrawan. Sesungguhnya ada 64 yang telah didata pada ahkir Januari 2012. Masih ada 42 orang lagi yang belum bisa diperkenalkan secara lengkap, tetapi nama-nama mereka sudah tercantum dalam buku ini (halaman 71).

H. B. Jassin seorang visioner kesusasteraan Indonesia, mungkin sebelum menulis berbagai buku kritik sastra dan esai sastra Indonesia, bekerja seperti penulis buku ini lakukan. Dalam bukunya Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (Jilid 1), mengawali tulisannya dengan topik “Bahasa Indonesia dalam Perkembangannya” mengamanatkan bahwa bahasa Indonesia bertambah kaya, baik di bidang kebahasaan maupun kesusasteraan dengan masuknya bahasa dan sastra daerah. Dan sekarang sedang digalakkan upaya meliterasikan sastra lisan ke dalam bahasa Indonesia di seluruh wilayah Nusantara.

Memang, selama berkarya H.B. Jassin banyak dikritik, bahkan diejek atau dicemoohkan. Tetapi tokoh yang satu ini tahan bantingan. Malah sebaliknya, beliau mendapat julukan terhormat, Paus Sastra Indonesia. Banyak pihak mendukung perilakunya termasuk karya-karya tulisnya. Buku-bukunya Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (bahkan sampai 4 Jilid), Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45, Angkatan 66, dan masih banyak lagi yang lain, sungguh diminati oleh para pembaca dan peminat sastra Indonesia, baik dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya di Belanda.

Sekali lagi saya mengatakan bahwa mungkin Yohanes Sehandi, penulis buku ini, terinspirasi oleh perilaku H.B. Jassin atau secara intuitif terdorong oleh semangat H.B. Jassin tersebut, lalu dengan berani dan gamblang menyodorkan “Inilah Sastrawan-Sastrawan NTT.” Meskipun pribadi-pribadi tersebut tidak atau belum bersedia menyandang predikat sastrawan. Tujuann utamanya adalah agar para sastrawan NTT dan karya-karyanya dikenal dan dicintai oleh masyarakat NTT sendiri. Masalah yang muncul adalah apakah gagasan ini dapat menggugah para pembaca dan peminat sastra kita di NTT?

Gerson Poyk dan Dami N. Toda

Penulis buku ini ingin menunjukkan kepada para pembaca dan peminat sastra bahwa sastrawan NTT itu bisa disejajarkan dengan sastrawan serta budayawan Nasional Indonesia. Untuk itu ada dua tokoh besar dalam sastra yang diperkenalkan dalam buku ini, yakni Gerson Poyk sebagai perintis sastra NTT dan Dami N. Toda sebagai kritikus sastra.

Dengan mencermati biografi (riwayat hidup) dan data karya-karya sastranya, sudah sepantasnya kalau Gerson Poyk menyandang predikat “Perintis Sastra NTT.” Karena dialah seorang sastrawan yang secara intelektual dan emosional mempresentasikan kondisi lingkungan NTT kepada dunia luar bahwa inilah kondisi lingkungan anggota kolektivitasnya, mewakili kolektivitas NTT.

Beliau memperkenalkan NTT melalui novel-novel dan cerpen-cerpennya, seperti Cumbuan Sabana (1979), Puber Kedua di Sebuah Teluk (1985), Tarian Ombak (2009), Enu Molas di Lembah Lingko (2009), Keliling Indonesia dari Era Bung Karno sampai SBY (2011), dan sebagainya. Menurut penulis buku ini, beberapa karya Gerson Poyk sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Rusia, Belanda, Jepang, dan Turki. Ini berarti karya beliau bisa dijadikan promosi pariwisata NTT. Menjadi pertanyaan berikutnya adalah dapatkah generasi penerus berikutnya bisa berbuat lebih dari Gerson Poyk?

Berikut tentang Dami N. Toda sebagai kritikus sastra. Dari berbagai opini, beliau layak disebut sebagai kritikus sastra. Hanya sayangnya predikat ini belum tercantum dalam jajaran kritikus sastra nasional, seperti H. B. Jassin, W.S. Rendra, Ajip Rosidi, dan sebagainya. Sesungguhnya sebagai budayawan yang diakui dunia internasional, Dami N. Toda adalah seorang kritikus yang mendasarkan pandangannya pada psikoanalisis Jung karena mengulas novel-novel Iwan Simatupang, seperti Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969), Kering (1972), dan Koong (1975).

Novel-novel Iwan Simatupang ini agak sulit dicerna oleh pembaca yang tidak memahami psikoanalisis. Demikian pula beliau dapat menganalisis puisi-puisi nyentrik dari Sutardji Calzoum Bachri yang aneh-aneh bentuknya, namun bernas isinya, sebab mendialogkan kehidupan yang nyata hidup dan universal. Dengan membaca hasil telaahannya dapatlah dikatakan bahwa beliau seorang kritikus sastra. Pertanyaan berikutnya lagi adalah apakah akan muncul Dami N. Toda yang baru lagi di daerah ini?

Catatan Refleksi

Yohanes Sehandi, penulis buku ini, sudah membuka cakrawala bagi para pembaca dan peminat sastra dalam wilayah Provinsi NTT. Inilah suatu tantangan yang perlu dihadapi, baik oleh para sastrawan maupun oleh para pembaca, peminat sastra, dan masyarakat luas di NTT sebagai penikmat sastra. Untuk itu baiklah kita menyimak pesan atau himbauan sekaligus catatan refleksi kritikus sastra Indonesia, H.B. Jassin dalam bukunya Tifa Penyair dan Daerahnya (1977 : 4-5).

Pertama, menjadi sastrawan itu tidak mudah, sebab sebagai pemikir, penyair, dan pengarang itu, bertindak “memaksa” orang meninjau lebih mendalam hakikat segala. Mereka memiliki bakat dan karakter yang memungkinkan mereka melihat dengan kepolosan seorang anak kecil yang masih hidup dalam dunia yang serba ajaib. Di belakang alam yang nampak dan penjelmaan-penjelmaannya, di belakang hidup dan kejadian sehari-sehari, mereka melihat kerajaan Tuhan, yakni Kerjaaan Kasih yang terbentang teratur.

Inilah sebabnya maka hasil seni yang baik, tahan hidup di segala zaman, karena kecakapan seniman merasakan, memilih, dan membentuk inti atau saripati yang berlaku bagi segala zaman. Kekuasaan penyair ialah bahwa ia bisa menangkap dalam perkataan dan memberi bentuk apa yang cuma dirasakan samar-samar dan tidak jelas bentuk serta rupanya bagi orang biasa.

Kedua, sebaliknya peminat sastra yang juga adalah seniman walaupun seniman pasif, sudah sepantasnyalah dengan usaha yang sungguh untuk mengerti apa yang disajikan oleh seniman atau sastrawan. Mereka harus memiliki kesediaan untuk melatih diri. Untuk menikmati karya sastra perlu ada kasih sayang dan cinta serta studi yang mendalam terhadap hasil karya. Sebab untuk mengerti sastra, orang harus mengerti bahasa dan kemungkinan-kemungkinan pengungkapannya.

*) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
FKIP, Universitas Flores

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito