Senin, 26 Maret 2012

Naskah Teater Anak: Bunglon Dan Kupu-Kupu

Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/

Sinopsis
Pada sebuah taman bunga, Kupu-Kupu berterbangan. Bunga-Bunga menyambut mesrah tarian Kupu-Kupu yang datang di pagi itu. Bunga dan Kupu-Kupu hidup saling menghargai dan menolong. Mereka hidup saling bergantung antar sesama.

Di tengah kecerian isi taman. Ada dua ekor Bunglon yang sedang mengintai Kupu-Kupu yang sedang menari. Namun mereka tidak bisa menangkapnya. Dua Bunglon itu pun lalu bertengkar, saling menyalahkan. Mereka memutuskan untuk berpisah.

Bunglon besar bergerak lagi mengejar Kupu-Kupu yang sedang berterbangan. Bunglon Besar kehabisan tenaga, dan tidak bisa menangkapnya. Sedang Bunglon Kecil mengamati Kupu-Kupu yang sedang berterbangan. Ia mencari Kupu-Kupu yang lelah dan hinggap di atas ranting bunga. Bunglon Kecil berhasil menangkap Kupu-Kupu Kuning.

Kupu-Kupu Kuning berdo’a pada Tuhan agar diberi pertolongan. Pertolongan Tuhan pun datang. Bunglon Besar berusaha merebut Kupu Kuning dari tangkapan Bunglon Kecil. Bunglon Kecil pun langsung melepaskannya. Dan Kupu-Kupu Kuning terbang tinggi.
Bunglon-Bunglon itu bertengkar lagi

Setting
Pada taman bunga di pagi hari

Tokoh
1. Kupu-Kupu yang sedang hidup bersama saling menolong.
2. Bunga-Bunga yang senantiasa menyambut mesrah kehadiran Kupu-Kupu pada taman
3. Bunglon-Bunglon, binatang yang rakus, senantisa berusaha memangsa Kupu-Kupu. Dan sukanya bertengkar antar sesama Bunglon.

Adegan Satu

Kupu-Kupu berterbangan di taman. Mereka menari dan menyanyi

1. Kupu-Kupu : Kini kami yang terbang
Riangkan bunga-bunga
Yang mulai berkuncup mekar

2. Bunga-Bunga : Kupu-Kupu, selamat datang!
Ayo hinggaplah padaku
Ku kan berikan sari madu

Kupu-Kupu berterbangan sedang bunga-bunga menggapai-gapai
merayu Kupu-Kupu
lambaikan senyum yang merdu

3. Bunglon Besar : Ohoi, kamilah para Bunglon
Hidup kami yang melata
tak halangi tuk memangsa

4. Para Bunglon : Klesat-klesot gerak kami pada tanah
Tapi kadang sampai pada pucuk cemara

Klesat-klesot gerak kami mengendap-endap
Memangsa belalang, Kupu-Kupu hap hap

Mangsa kami tak mengira
bahwa kami berada dibalik rerumputan, menempel pada batang pohon

Berubah-berubah,itulah warna kami
menyerupai benda-benda yang kami singgahi

bunglon itu lalu pergi bersembunyi
bunga-bunga mekar bermunculan menyambut Kupu-Kupu yang terus berterbangan dan kadang-kadang hinggap pada pohon dan bunga-bunga

5. Bunga-Bunga : Wahai Kupu-Kupu, pagi ini sungguh kami merasa
riang karena kalian tak pernah bosan bertandang
kemari

6. Kupu-Kupu : Kami akan merasa merindukanmu para bunga,
bukankan kami sedikit memilki hidup yang
bergantung pada kalian?

7. Bunga Mawar : Bungaku terasa layu bila sepagi tak ada hadirmu
wahai temanku Kupu-Kupu

8. Kupu Putih : Juga sayapku seakan terkulai kalau tah sentuh sari-
sarimu

9. Bunga Mawar : Benarkah ucapanmu wahai temanku

10. Kupu Kuning : Pernahkah kami bohongi kalian wahai bunga-
bunga yang indah

11. Bunga Melati : Kalian memang teman yang baik tak pernah
menyakiti sesama apalagi berkata bohong.

12. Kupu Merah : Kita berharap terus untuk berbuat baik dan selalu
berkata yang jujur. Karena kebaikan dan kejujuran
membuat hidup menjadi indah dan damai. Kita
akan selalu menjaga cinta kasih dan saling
menolong.

13. Bunga Bougenvil : Begitu sebaliknaya, menyakiti sesama adalah
perbuatan yang amat merugi bagi diri sendiri.
akan tak memiliki teman yang mau diajak bermain
apalagi menolong dikala membutuhkannya.
Bohong di hari depannya penuh dengan sesal
karena semua menjauhinya.

14. Kupu Hitam : Mungkin perjamuan ini bisa kita lanjutkan esok
pagi. Selamat tinggal sampai bertemu dikala surya
menghangatkan isi taman ini

15. Bunga Matahari : Bersama embun yang usai mandikan dedaunan dan
bunga-bunga kami ucapkan selamat jalan

16. Bunga-Bunga : Sampaikan salam kami pada setiap apapun yang
kalian jumpai dan kalian singgai. Salam canda-
tawa hidup riang nan damai.

Kupu-Kupu berterbangan meninngalkan bunga-bunga yang melambaikan daunya tertiup angina

Adegan Dua

Bunglon-bunglon bermunculan dari persembunyiannya

17. Bunglon Besar : Bodoh, bodoh hari ini kita amat bodoh. Kita terlalu
banyak perhitungan untuk menangkapnya

18. Bunglon Kecil : Aku pikir itu harus kita lakukan. Kita akan
menjadi lebih ceroboh kalau tak hati-hati

19. Bunglon Besar : Bukankan kita sudah perpengalaman berpuluh-
puluh tahun untuk menangkap Kupu-Kupu

20. Bunglon Kecil : maksud kamu kemudian kita sudah lihai dalam
memangsanya

21. Bunglon Besar : Tentunya begitu dong

22. Bunglon Kecil : Perlu kita ingat mereka Kupu-Kupu hidupnya
` tidak hanya di taman ini saja, mereka banyak
bergaul dengan makluk hidup lain. Tentunya ]
semakin lama mereka semakin pandai, apalagi
hanya menghindari dari jebakan-jebakan kita. Aku
yakin mereka telah banyak belajar dari
pengalaman nenek-moyangnya dan tentunya di
tambah dengan pengalaman-pengalaman baru yang
mereka dapatkan dari lingkungan sekitar.

23. Bunglon Besar : Halaaaa, omomng kosong! Nyatanya kita tidak
berhasil menangkapnya

24. Bunglon Kecil : Hari ini kita tidak berhasil, lalu kita belajar dari
kegagalan. Besok kegagalan itu tidak akan
terulang. Akan tetapi kalau kita tak terpelajar,
hanya landasan pokoknya menangkap, kita akan
selamanya tidak akan behasil.Ingat keberhasilan
itu didapatkan kalau ada usaha belajar yang
sungguh-sungguh

25. Bunglon Besar : Sudah diam, aku tak mau mendengarkan kata-kata
mutiaramu lagi. Aku pergi

(pergi diiringi musik)

(satu persatu bunglon itu pergi)

Adegan Tiga

Bunglon Besar termangu sendiri di tinngalkan bunglon-bunglon yang lain

26. Bunglon Kecil : Beginilah kehidupan kami para Bunglon, selalu tak
mau berfikir panjang, dan selalu suka bertengkar.
Makanya kalian akan sulit menemukan kami hidup
bergerombol seperti Kupu-Kupu, Burung, Ikan,
Semut dan binatang- binatang yang lain. Hidup
kami suka menyendiri atau paling banyak adalah
sepasang. Karena hidup bersama dengan sesama
selalu menghadirkan pertengkaran- pertrengkaran.

27. Bunga-Bunga : ( bernyanyi)
Inilah bunga warna-warni berkuncup
membangunkan matahari
Embun-embun bercengkrama
pada rerumputan

28. Bunglon Kecil : (bernyanyi)
Klesat klesot hap hap
Klesat klesot hap hap
Klesat klesot hap hap

29. Kupu Kuning : (bernyanyi)
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Lepaskan aku, aku ingin terbang menghias taman!

30. Bunglon Kecil : Kulitku lebih indah dari tarian sayap-sayapmu
Aku tidak membutuhkan indah warnamu

31. Kupu Kuning : Alangkah indah kalau taman ini kita hias bersama.
Kau hiasi batang, cabang dan ranting pepohonan
dengan keindahan kulit dan tajam matamu. Kau
mainkan musik dedaunan yang mulai mengering
dengan suara-suara lompatanmu

32. Bunglon Kecil : Aku tak butuh bujukanmu, semanis apapun kata-
katamu tidak akan menggerakkan hatiku untuk
mengurungkan menikmati lezatnya dagingmu
ketika berada dimulutku

33. Kupu Kuning ` : (bernyanyi)
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Biarkanlah aku terbang, aku ingin menghias taman

34. Bunglon Kecil : Jangan kau berteriak-teriak. Kau tak kan bisa lepas
dari tangkapanku, sebelum kau ku masukkan ke
dalam perutku. Aku beri kesempatan kau untuk
berdo’a pada Tuhan

35. Kupu Kuning : (berdo’a) Tuhan kalau aku harus menghadapMu
hari ini. Berikanlah cara yang terbaik untuk
kembali kepadaMu. Tapi Tuhan, kalau kehidupan
itu masih baik untukku maka berilah kekuatan
kami untuk mampu bertahan dalam menghadapi
ujian ini

Adegan Empat

Tiba-tiba segerombolan Kupu-Kupu datang berterbangan beriring-iringan dengan bunglon-bunglon yang mengendap-endap

36. Kupu-Kupu : (bernyanyi)
Kupu-Kupu berterbangan.
Sayapnya indah
bentuk tubuh yang sintal.
Wahai bunglon, tak tertarikkah kalian memangsa
Kami

37. Beberapa Kecil : Wahai Kupu-Kupu teruslah bernyanyi. Sebentar
lagi kalian akan Tertangkap, dan kami akan
memakan kalian tak tersisakan

38. Para Bunglon : (bernyanyi)
Ohoi kamilah para Bunglon
Hidup kami yang melatah
tak halangi tuk memangsa
jenis serangga yang berterbangan

klesat-klesot gerak kami pada tanah
tapi kadang sampai pada pucuk cemara

39. Kupu-Kupu : Ayo kejarlah kami. Kami yakin kalian tak bisa
menagkap kami. Hidup kami tebang, sedang kau
melata

40. Bunglon-bunglon : Jangan sombong pasti kami menangkap kalian

41. Kupu-Kupu : Terbanglah terbanglah kalau kalian bisa sepertiku

Bunglon Kecil teperangah melihat banyak Kupu-Kupu berterbangan menari-nari di udara
Beberapa saat kemudian Kupu-Kupu itu sudah lenyap dari pandangannya

Satu-persatu bunglon bertemu dan menghampiri bunglon yang sedang membawa mangsanya

42. Bunglon Besar : Ternyata pandai kau menipu. Kau tak mau ikut
bersama kami Lantaran kau mau mengambil
kesempatan pada kesempitan kami. Kami yang
mengejar mangsa dari satu pohon ke pohon yang
lain, lalu kau yang menagkapnya untuk kau
nikmati sendiri

43. Bunglon Kecil : Jangan kalian berprasangka buruk padaku. Kupu
Kuning ini aku tangkap bukanlah dari
segerombolan Kupu-Kupu yang kalian kejar. Aku
telah menangkapnya sebelum segerombolan Kupu-
Kupu itu melintas pada taman ini.

44. Bunglon Besar : Kau jangan mungkir. Sekarang serahkan kupu
kuning ini pada kami

45. Teman Bunglon : Ayo serahkan cepat! daripada kami akan
melukaimu

46. Bunglon Kecil : Kalau kalian menginginkannya. Inilah kupu
kuning ini aku lepas dan tangkaplah kalau kalian
menginginkannya
Bunglon Kecil melepaskan kupu kuning lalu terbanglah kupu kuning itu ke udara.
Mereka para Bunglon mengamati kupu kuning menari diangkasa lalu di ikuti Kupu-Kupu lain.

47. Bunglon Besar : Kau belum pandai! Mengapa kau lepaskan kupu
kuning itu?

48. Bunglon Kecil : Kalian sendiri yang belum pandai, tak bisa
menagkap Kupu-Kupu yang sudah tak bertenaga
untuk terbang dari kejaran kalian.

49. Bunglon Besar : Tenaga Kupu-Kupu itu kembali pulih karena ia
beristirahat dalam cengkeramanmu. Sebagai
gantinya maka kau yang akan menjadi mangsaku

50. Bunglon Kecil : Tangkaplah aku kalau kamu merasa yang paling
berkuasa

Bunglon-bunglon itu terus berkejaran akan tetapi si bunglon kecil selalu bisa mengecoh dan mentertawakannya.

Bunglon besar beserta temannya semakin marah dan semakin lama ia kehabisan tenaga.

51. Bunglon Kecil : Ayo tangkaplah kalau kamu merasa kuat dan
berkuasa. Ternyata amarahmu manangkapku tak
didukung dengan tenaga yang kuat. Kau tenyata
juga lemah, lalu kenapa selalu sombong. Ayo
tangkaplah wahai bunglon berbadan besar tapi
bertenaga cindil. Ayo tangkaplah aku dan
santaplah dagingku sebagai ganti daging Kupu-
Kupu itu!

Bunglon Kecil terus mentertawakan Bunglon Besar dan teman-temannya.
Bunga-bunga pun tersenyum melihat kelakuan para bunglon.

52. Bunga-Bunga : (bernyanyi)
Wahai para bunglon
Janganlah berterngkar

Wahai para bunglon
Janganlah berbohong

Hiduplah saling berteman
Hiasi hidup bergandeng tangan

Kupu-Kupu berdatangan bersorak-sorai menari

Tamat

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito