Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/
Sinopsis
Pada sebuah taman bunga, Kupu-Kupu berterbangan. Bunga-Bunga menyambut mesrah tarian Kupu-Kupu yang datang di pagi itu. Bunga dan Kupu-Kupu hidup saling menghargai dan menolong. Mereka hidup saling bergantung antar sesama.
Di tengah kecerian isi taman. Ada dua ekor Bunglon yang sedang mengintai Kupu-Kupu yang sedang menari. Namun mereka tidak bisa menangkapnya. Dua Bunglon itu pun lalu bertengkar, saling menyalahkan. Mereka memutuskan untuk berpisah.
Bunglon besar bergerak lagi mengejar Kupu-Kupu yang sedang berterbangan. Bunglon Besar kehabisan tenaga, dan tidak bisa menangkapnya. Sedang Bunglon Kecil mengamati Kupu-Kupu yang sedang berterbangan. Ia mencari Kupu-Kupu yang lelah dan hinggap di atas ranting bunga. Bunglon Kecil berhasil menangkap Kupu-Kupu Kuning.
Kupu-Kupu Kuning berdo’a pada Tuhan agar diberi pertolongan. Pertolongan Tuhan pun datang. Bunglon Besar berusaha merebut Kupu Kuning dari tangkapan Bunglon Kecil. Bunglon Kecil pun langsung melepaskannya. Dan Kupu-Kupu Kuning terbang tinggi.
Bunglon-Bunglon itu bertengkar lagi
Setting
Pada taman bunga di pagi hari
Tokoh
1. Kupu-Kupu yang sedang hidup bersama saling menolong.
2. Bunga-Bunga yang senantiasa menyambut mesrah kehadiran Kupu-Kupu pada taman
3. Bunglon-Bunglon, binatang yang rakus, senantisa berusaha memangsa Kupu-Kupu. Dan sukanya bertengkar antar sesama Bunglon.
Adegan Satu
Kupu-Kupu berterbangan di taman. Mereka menari dan menyanyi
1. Kupu-Kupu : Kini kami yang terbang
Riangkan bunga-bunga
Yang mulai berkuncup mekar
2. Bunga-Bunga : Kupu-Kupu, selamat datang!
Ayo hinggaplah padaku
Ku kan berikan sari madu
Kupu-Kupu berterbangan sedang bunga-bunga menggapai-gapai
merayu Kupu-Kupu
lambaikan senyum yang merdu
3. Bunglon Besar : Ohoi, kamilah para Bunglon
Hidup kami yang melata
tak halangi tuk memangsa
4. Para Bunglon : Klesat-klesot gerak kami pada tanah
Tapi kadang sampai pada pucuk cemara
Klesat-klesot gerak kami mengendap-endap
Memangsa belalang, Kupu-Kupu hap hap
Mangsa kami tak mengira
bahwa kami berada dibalik rerumputan, menempel pada batang pohon
Berubah-berubah,itulah warna kami
menyerupai benda-benda yang kami singgahi
bunglon itu lalu pergi bersembunyi
bunga-bunga mekar bermunculan menyambut Kupu-Kupu yang terus berterbangan dan kadang-kadang hinggap pada pohon dan bunga-bunga
5. Bunga-Bunga : Wahai Kupu-Kupu, pagi ini sungguh kami merasa
riang karena kalian tak pernah bosan bertandang
kemari
6. Kupu-Kupu : Kami akan merasa merindukanmu para bunga,
bukankan kami sedikit memilki hidup yang
bergantung pada kalian?
7. Bunga Mawar : Bungaku terasa layu bila sepagi tak ada hadirmu
wahai temanku Kupu-Kupu
8. Kupu Putih : Juga sayapku seakan terkulai kalau tah sentuh sari-
sarimu
9. Bunga Mawar : Benarkah ucapanmu wahai temanku
10. Kupu Kuning : Pernahkah kami bohongi kalian wahai bunga-
bunga yang indah
11. Bunga Melati : Kalian memang teman yang baik tak pernah
menyakiti sesama apalagi berkata bohong.
12. Kupu Merah : Kita berharap terus untuk berbuat baik dan selalu
berkata yang jujur. Karena kebaikan dan kejujuran
membuat hidup menjadi indah dan damai. Kita
akan selalu menjaga cinta kasih dan saling
menolong.
13. Bunga Bougenvil : Begitu sebaliknaya, menyakiti sesama adalah
perbuatan yang amat merugi bagi diri sendiri.
akan tak memiliki teman yang mau diajak bermain
apalagi menolong dikala membutuhkannya.
Bohong di hari depannya penuh dengan sesal
karena semua menjauhinya.
14. Kupu Hitam : Mungkin perjamuan ini bisa kita lanjutkan esok
pagi. Selamat tinggal sampai bertemu dikala surya
menghangatkan isi taman ini
15. Bunga Matahari : Bersama embun yang usai mandikan dedaunan dan
bunga-bunga kami ucapkan selamat jalan
16. Bunga-Bunga : Sampaikan salam kami pada setiap apapun yang
kalian jumpai dan kalian singgai. Salam canda-
tawa hidup riang nan damai.
Kupu-Kupu berterbangan meninngalkan bunga-bunga yang melambaikan daunya tertiup angina
Adegan Dua
Bunglon-bunglon bermunculan dari persembunyiannya
17. Bunglon Besar : Bodoh, bodoh hari ini kita amat bodoh. Kita terlalu
banyak perhitungan untuk menangkapnya
18. Bunglon Kecil : Aku pikir itu harus kita lakukan. Kita akan
menjadi lebih ceroboh kalau tak hati-hati
19. Bunglon Besar : Bukankan kita sudah perpengalaman berpuluh-
puluh tahun untuk menangkap Kupu-Kupu
20. Bunglon Kecil : maksud kamu kemudian kita sudah lihai dalam
memangsanya
21. Bunglon Besar : Tentunya begitu dong
22. Bunglon Kecil : Perlu kita ingat mereka Kupu-Kupu hidupnya
` tidak hanya di taman ini saja, mereka banyak
bergaul dengan makluk hidup lain. Tentunya ]
semakin lama mereka semakin pandai, apalagi
hanya menghindari dari jebakan-jebakan kita. Aku
yakin mereka telah banyak belajar dari
pengalaman nenek-moyangnya dan tentunya di
tambah dengan pengalaman-pengalaman baru yang
mereka dapatkan dari lingkungan sekitar.
23. Bunglon Besar : Halaaaa, omomng kosong! Nyatanya kita tidak
berhasil menangkapnya
24. Bunglon Kecil : Hari ini kita tidak berhasil, lalu kita belajar dari
kegagalan. Besok kegagalan itu tidak akan
terulang. Akan tetapi kalau kita tak terpelajar,
hanya landasan pokoknya menangkap, kita akan
selamanya tidak akan behasil.Ingat keberhasilan
itu didapatkan kalau ada usaha belajar yang
sungguh-sungguh
25. Bunglon Besar : Sudah diam, aku tak mau mendengarkan kata-kata
mutiaramu lagi. Aku pergi
(pergi diiringi musik)
(satu persatu bunglon itu pergi)
Adegan Tiga
Bunglon Besar termangu sendiri di tinngalkan bunglon-bunglon yang lain
26. Bunglon Kecil : Beginilah kehidupan kami para Bunglon, selalu tak
mau berfikir panjang, dan selalu suka bertengkar.
Makanya kalian akan sulit menemukan kami hidup
bergerombol seperti Kupu-Kupu, Burung, Ikan,
Semut dan binatang- binatang yang lain. Hidup
kami suka menyendiri atau paling banyak adalah
sepasang. Karena hidup bersama dengan sesama
selalu menghadirkan pertengkaran- pertrengkaran.
27. Bunga-Bunga : ( bernyanyi)
Inilah bunga warna-warni berkuncup
membangunkan matahari
Embun-embun bercengkrama
pada rerumputan
28. Bunglon Kecil : (bernyanyi)
Klesat klesot hap hap
Klesat klesot hap hap
Klesat klesot hap hap
29. Kupu Kuning : (bernyanyi)
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Lepaskan aku, aku ingin terbang menghias taman!
30. Bunglon Kecil : Kulitku lebih indah dari tarian sayap-sayapmu
Aku tidak membutuhkan indah warnamu
31. Kupu Kuning : Alangkah indah kalau taman ini kita hias bersama.
Kau hiasi batang, cabang dan ranting pepohonan
dengan keindahan kulit dan tajam matamu. Kau
mainkan musik dedaunan yang mulai mengering
dengan suara-suara lompatanmu
32. Bunglon Kecil : Aku tak butuh bujukanmu, semanis apapun kata-
katamu tidak akan menggerakkan hatiku untuk
mengurungkan menikmati lezatnya dagingmu
ketika berada dimulutku
33. Kupu Kuning ` : (bernyanyi)
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Jangan-jangan kau gigit aku
Biarkanlah aku terbang, aku ingin menghias taman
34. Bunglon Kecil : Jangan kau berteriak-teriak. Kau tak kan bisa lepas
dari tangkapanku, sebelum kau ku masukkan ke
dalam perutku. Aku beri kesempatan kau untuk
berdo’a pada Tuhan
35. Kupu Kuning : (berdo’a) Tuhan kalau aku harus menghadapMu
hari ini. Berikanlah cara yang terbaik untuk
kembali kepadaMu. Tapi Tuhan, kalau kehidupan
itu masih baik untukku maka berilah kekuatan
kami untuk mampu bertahan dalam menghadapi
ujian ini
Adegan Empat
Tiba-tiba segerombolan Kupu-Kupu datang berterbangan beriring-iringan dengan bunglon-bunglon yang mengendap-endap
36. Kupu-Kupu : (bernyanyi)
Kupu-Kupu berterbangan.
Sayapnya indah
bentuk tubuh yang sintal.
Wahai bunglon, tak tertarikkah kalian memangsa
Kami
37. Beberapa Kecil : Wahai Kupu-Kupu teruslah bernyanyi. Sebentar
lagi kalian akan Tertangkap, dan kami akan
memakan kalian tak tersisakan
38. Para Bunglon : (bernyanyi)
Ohoi kamilah para Bunglon
Hidup kami yang melatah
tak halangi tuk memangsa
jenis serangga yang berterbangan
klesat-klesot gerak kami pada tanah
tapi kadang sampai pada pucuk cemara
39. Kupu-Kupu : Ayo kejarlah kami. Kami yakin kalian tak bisa
menagkap kami. Hidup kami tebang, sedang kau
melata
40. Bunglon-bunglon : Jangan sombong pasti kami menangkap kalian
41. Kupu-Kupu : Terbanglah terbanglah kalau kalian bisa sepertiku
Bunglon Kecil teperangah melihat banyak Kupu-Kupu berterbangan menari-nari di udara
Beberapa saat kemudian Kupu-Kupu itu sudah lenyap dari pandangannya
Satu-persatu bunglon bertemu dan menghampiri bunglon yang sedang membawa mangsanya
42. Bunglon Besar : Ternyata pandai kau menipu. Kau tak mau ikut
bersama kami Lantaran kau mau mengambil
kesempatan pada kesempitan kami. Kami yang
mengejar mangsa dari satu pohon ke pohon yang
lain, lalu kau yang menagkapnya untuk kau
nikmati sendiri
43. Bunglon Kecil : Jangan kalian berprasangka buruk padaku. Kupu
Kuning ini aku tangkap bukanlah dari
segerombolan Kupu-Kupu yang kalian kejar. Aku
telah menangkapnya sebelum segerombolan Kupu-
Kupu itu melintas pada taman ini.
44. Bunglon Besar : Kau jangan mungkir. Sekarang serahkan kupu
kuning ini pada kami
45. Teman Bunglon : Ayo serahkan cepat! daripada kami akan
melukaimu
46. Bunglon Kecil : Kalau kalian menginginkannya. Inilah kupu
kuning ini aku lepas dan tangkaplah kalau kalian
menginginkannya
Bunglon Kecil melepaskan kupu kuning lalu terbanglah kupu kuning itu ke udara.
Mereka para Bunglon mengamati kupu kuning menari diangkasa lalu di ikuti Kupu-Kupu lain.
47. Bunglon Besar : Kau belum pandai! Mengapa kau lepaskan kupu
kuning itu?
48. Bunglon Kecil : Kalian sendiri yang belum pandai, tak bisa
menagkap Kupu-Kupu yang sudah tak bertenaga
untuk terbang dari kejaran kalian.
49. Bunglon Besar : Tenaga Kupu-Kupu itu kembali pulih karena ia
beristirahat dalam cengkeramanmu. Sebagai
gantinya maka kau yang akan menjadi mangsaku
50. Bunglon Kecil : Tangkaplah aku kalau kamu merasa yang paling
berkuasa
Bunglon-bunglon itu terus berkejaran akan tetapi si bunglon kecil selalu bisa mengecoh dan mentertawakannya.
Bunglon besar beserta temannya semakin marah dan semakin lama ia kehabisan tenaga.
51. Bunglon Kecil : Ayo tangkaplah kalau kamu merasa kuat dan
berkuasa. Ternyata amarahmu manangkapku tak
didukung dengan tenaga yang kuat. Kau tenyata
juga lemah, lalu kenapa selalu sombong. Ayo
tangkaplah wahai bunglon berbadan besar tapi
bertenaga cindil. Ayo tangkaplah aku dan
santaplah dagingku sebagai ganti daging Kupu-
Kupu itu!
Bunglon Kecil terus mentertawakan Bunglon Besar dan teman-temannya.
Bunga-bunga pun tersenyum melihat kelakuan para bunglon.
52. Bunga-Bunga : (bernyanyi)
Wahai para bunglon
Janganlah berterngkar
Wahai para bunglon
Janganlah berbohong
Hiduplah saling berteman
Hiasi hidup bergandeng tangan
Kupu-Kupu berdatangan bersorak-sorai menari
Tamat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar