Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/
1.
Seorang sahabat, baru-baru ini mengenalkan suatu istilah baru :Workaholisme. Apa pulakah itu? Teman kita menjelaskan yang dimaksudkan adalah “keranjingan kerja”, atau tegasnya kita dikendalikan oleh dorongan nafsu kerja, di mana keseimbangan sikap-kerja itu membuat orang jadi tanpa-daya. Dikatakan, kerja adalah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.
Dengan bekerja, kita memang dapat memperoleh berbagai manfaat, seperti : imbalan materi, rasa berguna dan kesempatan pergaulan yang relatif luas. Gejala normal demikian tak usah dimasalahkan, tentunya. Yang jadi soal, jika penderitaan keranjingan kerja ini, melepas kesibukan saja merupakan siksaan, dan dia tak bisa menghentikan kegiatan kerjanya. Kalau dipaksa mengaso, warkohalisme akan merasakan stress, depresi, dan sampai tidak bisa tidur (insomnia), karena, kerja baginya adalah obsesi yang berada di luar kontrol diri, seraya menyebut gejala ini, saya malahan teringat akan kaum perempuan, kaum “para empu” (mereka yang mumpuni, allround), yang sedari subuh hingga jauh malam masih terbelenggu oleh sibuknya kerja. Kadang, bukan soal tanggungjawab dalam bekerja itu yang dipersoalkan, melainkan jelmaan dari kerja yang mengejar serta memaksakan kehendaknya, sehingga si perempuan hanya bakal merasa berguna, jika dia melakukan kerja rutin dan ajeg, sebagai sarana untuk bisa dihargai dan dianggap manusia layak bagi sesamanya. Dengan kata lain : melaga empu, buat memperagakan Si Aku!
2.
Juga, ketika dunia tengah berfikir tentang usaha mencampakkan pikiran yang membebani ketenangan rumahtangga, diperoleh kesan, bahwa kaum wanita misalnya, telah lebih memilih adanya persoalan-persoalan berat ketimbang tanpa persoalan sama sekali. Hal begini justru nampak, waktu kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan sekitar penghidupan yang diemban dan dihayati kaum ibu—yang banyak kali membuatnya pusing menyangganya. Misalnya, karena anggaran rumahtangga yang terbatas, dan bagaimana dia berusaha untuk mengatasi hubungan antara dirinya dengan keluarga teman-teman suaminya, dan bagaimana dia harus bersikap sebagai ibu bagi karyawan, misalnya. Lantas, dalam mengatasi hambatan-hambatan ini, wanita kemudian mencoba mengalihkan perhatiannya dengan sesuatu yang kadang di luar lingkaran : yang pokok”, umpamanya : mengangkat anak miskin, giat rekreasi, bahkan giat berbelanja, giat dolan-dolan ke rumah tetangga, danlainlain. Kalau dia merasa buntu dan sumpeg di rumah, dapatkah kegiatan di luar rumahtangga itu membuat pikirannya bening kembali? Dalam hal ini, wanita kadang belum sanggup menanggulangi kemelut-kemelut seperti ini secara serentak, apalagi berurutan. Maka dicoba mencari jalan pintas. Kalau tak mampu bersikap terhadapkekasih suaminya, atau tak mampu menyiasati situasi instansional, maka sering dicari terowongan yang sempit, yang membuat tubuhnya tersenggol dan terjepit. Kewanitaannya ikutbicara, tapi dengan nada dasar yang “tidak pas” (terlalu tinggi, terlalu rendah)…
3.
Bagian yang lepas dari kehidupan anak manusia, justru adalah padarealita begini : kita datang bersama, baik lelaki maupun perempuan—dan karena itu, kitapun punya tugas untuk merembug serta menyelesaikan segalanya bersama-sama, hingga rampung. Mungkinkah kita belum menemukan cara terbaik untuk berdialog antara kaum pria dengan kaum wanita? Maksudku, dalam forum yang masing-masing pihak bisa saling menjaga jarak (lantaran panggilan kodratinya yang memang berbeda satu sama lain). Namun juga terikat kebersamaan—bahwa satu sama laim memikul tanggungjawab penyelamatan generasi, pelesetarian cita-cita juang yang suci. Dalam pentas kerjasama dwitunggal seperti ini, belantara hayati harus dipandang belantara penebaran cinta kasih nan universal—lantaran tiada bagian yang tersisa dan tercicir dari program-program “persetubuhan” hati nurani dan nalar-juang yang luhur. Setiap janji atau sakramen perkawinan, maupun pertemuan dua arus yang menuju kepada keabadian harapan yang diimpikan, agaknya harus dipandang sebagai sumbangan bagi makin kokohnya akar-budaya kita semua. Soalnya, pandangan yang nyata dari tiap kelompok yang menyadari rasa kesatuannya itu, tak bisa dipandang kecil. Senantiasa akan bisa kita kaji rentetan peristiwanya yang mengangkat kaum Ibu sebagai pahlawati yang berjangkauan jauh, lagipula bukan hanya secara alamiah dihadapkan kepada prosesi sambung-nyawa di tubuh bangsa, melainkan juga sebagau pekerja kehidupan lumtah, yang melakukan persetujuan dengan hari depan, lewat sikap intelektualnya.
4.
Menggunakan sebuah prinsip, wahai pembaca, sungguh merupakan lampah yang memerlukan keberanian. Karena di dalamnya bukan saja nampak, bagaimana kita membersihkan ruang dan peluang yang terdapat selingkungan hidup, sedemikian rupa, sehingga masyarakat yang kita rebut, adalah benar-benar masyarakat yang “macak”, kendatipun dia bersifat majemuk. Dalamprakteknya, manusia menghadapi batasan dan keterbatasan yang sangat melukai batinnya—dan dengan menyebut tantangan begini, kita bisa menyimpulkan tolak-tarik yang kuat antara diri sendiri yang tetap berkeprihatinan dan serangkum-himpun pribai-pribadi yang optimis menampung gelegar guntur. Hanya dengan keseimbangan seperti ini, dapat diharapkan terciptanya seorang pencahari guyub yang konsekuen.
5.
Fitrah yang nampak sekali disadari oleh kawula muda, sejauh ini sebenarnya adalah dalam kaitan pihak yang menggenapkan perencanaan yang berasal dari muasal kebajikan. Karena kita seringkali menimbang-nimbang kemungkinan denntang tembang-tembang manis, dan seraya memperhatikan rengkuhan dari orang-orang terdekat, dapatlah senantiasa terdekap “karuh, lenguh, keluh dan rikuh”, yang dalam kesehari-harian ternyata sarat di pundak kita, menekan serta menghimpit dan melemaskan tenaga kita. Pantas kita renungkan, bagaimna seorang manusia dewasa harus bisa mempertanggungjawabkan kepada sejumlah reyal tergenggam di tangan (dengan cucur peluh yang bagaimana)—dan bukan lantaran ongkang-ogkang yang mengandalkan rezeki nan kesasar. Zaman kini justru lebih mengutamakan imbalan dan fungsi kerja, dalam arti semurni-murninya, sehingga tiada yang bersifat penghamburan umur dan tenaga. Malahan terdapat proteksi terhadap kerja insani sebegitu rupa, hingga setiap individu berhak mengajukan rekayasa-rekayasa yang menentukan. Rekayasa yang mendorong tatanilai berlabuh.
6.
Garis besarnya, kehidupan pada gelommbang ketiga peradaban niscaya akan lebih menimbang secara cermat luapan emosi sejauh yang dapat ditopang oleh daya-gertak nurani. Dengan demikian, maka pemikiran yang utuh akan lebih dimuliakan orang. Hidup menjadi suatu pertaruhan yang benar-benar seru dan amat menentukan, manakala rekadaya yang muncul dari usia-usia muda diberi kesempatan bertumbuh-kembang menunjang kemekaran gagasan kaum yang berangkat tua, terutama kaum yang mapan, yang ada di harungan pembudayaan sekarang. Orang-orang itu adalah kreator-kreator yang tak kan bisa dicongkel begitu saja, karena peran sertanya adalah dominan dalam perkembangan lokal dan regional kemarin dan hari ini. Pergeseran tentu saja ada dan dibiarkan, namun demikian haruslah masih dalam batasan sehat dan normal, pencipta, pendulang dan penggali adalah mutiara barisan depan. Tapi para peronce dan penata butir-butir mutu-manikan itu, yang meneruskan mars tanpa henti ini, dan pada gilirannya mengurai senandung!
7.
Kembali pada obsesi kaum wanita kita, yang acapkali dewasa membuktikan bahwa dirinya berguna bagi keluarganya, bagi orangtuanya, bagi lingkungan sosialnya, hanya bila mampu bekerja. Saya cemas, kalau-kalau pikiran yang menyebabkan Workaholisme di kalangan kaum yang terpilih (ingat: perempuan para-empu-an), bukan selamanya timbul dari dasar kejujuran pribadi. Pula bukan lantaran dorongan emansipasi yang menggebu, yang menyebabkan Si Ana, Si Ani, dan Si Latifah itu begitu larut mendenyutkan ilmu. Ya, kita banyak mendengar tentang politikus wanita, polisi wanita, profesor wanita, hingga pangkat setinggi-tingginya. Jikalau kesempatan buat merauh profesi tertinggi dikompromikan dengan kebanggaan berkarya-berkreasi, barulah sebuah nama berhak dikibarkan. Tapi selama di balik pintu jiwa terdapat sebentik kecemburuan seksual, bahkan terdorong untuk mengungguli kaum lelaki, maka siapa tahu, tiba-tiba Pangeran Antah Berantah kembali memasukkannya sebagau “perhiasan sekar madu” sebagaimana lagu hiburan pernah melantunkannya?
* Tanggungjawab posting atas PuJa [PUstaka puJAngga]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar