Eko Endarmoko*
Media Indonesia, 19 Agus 2007
MENGINGKARI ramalan suram para ekonom pada masa resesi menjelang akhir 1990-an, kira-kira semenjak 2000-an, hasil penerbitan di Tanah Air-—entah berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun tabloid—-justru menunjukkan kecenderungan tumbuh subur. Bahan bacaan tersebut dihasilkan bukan hanya oleh penerbit yang mampu bertahan, melainkan juga oleh banyak penerbit baru yang bermunculan. Ikut meramaikan pasar dengan bacaan adalah sejumlah lembaga yang sebenarnya bukan berstatus sebagai penerbit, selain tidak sedikit pula orang yang mengupayakan penerbitan secara pribadi.
Sayangnya, harus ditambahkan, pertumbuhan dari segi jumlah itu belum juga diimbangi dengan peningkatan kualitas. Mudah melihat masih banyak soal mendasar yang belum ditangani dengan sepatutnya, mulai dari aspek-aspek yang bertalian dengan tata penyajian sampai bahasa. Juga bila kita baca terbitan yang menyertakan tulisan terjemahan, tidak sedikit di antaranya yang mengandung sekaligus dua kekeliruan: keliru dari segi penerjemahan, keliru pula dari segi ejaan dan tata bahasa Indonesia.
Tidak mudah menjawab pertanyaan mengapa mutu kebanyakan bahan bacaan kita mengecewakan, kalau tidak dapat dikatakan buruk. Salah satu penyebabnya barangkali karena masih banyak penerbit tidak memiliki tenaga penyunting yang baik, atau malah tenaga itu boleh dikatakan tidak ada, terutama pada instansi bukan penerbit yang memproduksi bahan bacaan.
Tulisan ini bukan bermaksud mengudar soal-soal di seputar dunia penerbitan yang sangat kompleks, melainkan ingin sedikit membicarakan pemakaian bahasa tulis yang dihubungkan dengan peran penyunting. Pemikiran yang hendak saya kemukakan di sini adalah bahwa kerja menyunting menuntut bukan saja pengetahuan bahasa atau linguistik, melainkan juga pengetahuan berbahasa.
***
MENYUNTING atau mengedit jamaknya dihubungkan dengan kegiatan mempersiapkan sebuah naskah, entah berupa tulisan pendek atau calon buku, dari segi bahasa. Tugas penyunting adalah mengelola bahasa sebuah naskah, melakukan perbaikan di mana perlu, dengan berpegang pada kaidah bahasa hingga sesampai di tangan pembaca, naskah itu menjadi lebih tertib secara tata bahasa. Dengan kata lain, kerja menyunting berurusan dengan bahasa, dan bahasa di sini diperlakukan sebagai sarana belaka bagi penulis guna menyampaikan ide atau perasaannya.
Itu saya kira rumusan yang terkesan terlampau menyederhanakan, sebab seorang penyunting sepatutnya menangani sekaligus bahasa dan gagasan, bentuk dan isi, sebuah naskah. Dalam hal demikian, redaktur kolom atau rubrik di koran dan majalah dapatlah kita setarakan dengan penyunting. Ia tidak hanya wajib memperbaiki ejaan yang keliru dan mengungkai kalimat yang ruwet, tapi juga meluruskan ide-ide yang bengkok—-hal terakhir ini belum banyak dipersoalkan, dan nanti akan kita bicarakan lebih jauh.
Sebenarnya, bukan aturan tata bahasa yang membimbing seorang penyunting, karena aturan itu tidak lebih dari perangkat kerja belaka, tetapi pengertian-pengertian. Pokok garapan penyunting adalah gagasan, bukan bahasa. Maka, masuklah ia dengan asyik ke tubuh naskah dari awal hingga tuntas menelusuri cerita atau penyajian pengertian demi pengertian. Sepanjang dan sampai selesai bekerja, perhatiannya lebih banyak tercurah ke isi daripada bentuk. Ia tergoda mengedepankan ide dalam wacana dan tidak terlampau memedulikan pemakaian bahasanya.
Pada titik itu, si penyunting telah terkecoh oleh pandangan dia yang tidak utuh mengenai kerja menyunting. Bacalah teks-teks, fiksi dan nonfiksi, dalam sejumlah koran dan majalah atau buku apa saja yang beredar sepanjang dua-tiga tahun terakhir. Tegas saya dapat mengatakan, sebagian besar daripadanya ditulis dengan bahasa yang buruk, kalau tidak dapat dikatakan tidak layak diterbitkan. Dengan mengabaikan kesalahan cetak yang bertebaran di sana-sini, kerap kita temukan kekeliruan yang sangat mendasar, misalnya dalam hal pemakaian tanda baca dan huruf besar, atau cara menuliskan kata dan istilah. Apalagi bila kita tengok pilihan kata yang serampangan serta tata kalimat dan cara penyajian yang ruwet.
***
MAKA saya jadi bertanya-tanya, apa gerangan yang telah dikerjakan para penyunting selama ini? Saya kira banyak dari kita tahu belaka, penerapan kaidah bahasa yang berlaku berperan membantu penciptaan kalimat yang mudah dimengerti. Itu sebabnya, agar ide penulis sampai seutuhnya ke pembaca, seorang penyunting pertama-tama dituntut menguasai kaidah bahasa, tahu persis bagaimana menggunakan tanda baca, bagaimana membangun kalimat yang efektif, mana bentuk kata yang baku dan mana yang tidak, dan seperti apa rupa wacana yang baik.
Jangan-jangan memang tidak sedikit penyunting yang terkecoh, sebab terlalu dibayang-bayangi kehendak menemukan maksud tertentu teks. Bila suatu ketika sang penyunting ragu akan, atau kurang memahami, maksud yang ia bayangkan terkandung di dalam teks, ia akan terdorong merombak teks tersebut. Sebagian penyunting malah meyakini bahwa pekerjaan mengubah itu bersifat niscaya, bahwa penyunting harus mencoret demi menunjukkan bahwa ia sudah bekerja.
Boleh jadi tidak disadari benar olehnya, tatkala membongkar bangun kalimat, ia sebenarnya juga membongkar dunia bahasa, dunia makna di dalamnya. Menjadi persoalan adalah manakala si penyunting mempreteli teks dan menatanya kembali, tentu dengan berpedoman kepada kaidah bahasa yang baku, sambil kemudian tanpa sadar memasukkan pengertiannya sendiri.
Demikianlah, jika ada yang mengatakan seorang penyunting harus teliti dan cukup memiliki pengetahuan bahasa, dua hal itu saja belumlah memadai. Keduanya bukan syarat, melainkan semacam sifat yang lekat pada diri penyunting, ada dan berfungsi dengan sendirinya. Jauh lebih bermanfaat adalah kecakapan berbahasa, yaitu bagaimana semua pengetahuannya tentang bahasa diwujudkan dalam praktik.
Fungsi seorang penyunting tidak berhenti pada perbaikan ejaan dan tata kalimat. Sebab, soal paling genting adalah apakah ide penulis sampai ke pembaca secara utuh, tidak kurang tidak lebih. Dan benar, dalam arti bersesuaian dengan fakta.
***
MUNGKIN berlebihan, tapi saya hendak mengatakan, seorang penyunting atau redaktur punya andil unik, sebuah peran yang ikut memberi pengaruh baik atau buruk pada iklim pemikiran dan penciptaan. Ia dapat 'melahirkan' seorang penulis yang piawai atau boncel, memicu sebuah polemik yang subur atau sungguh bebal, dapat pula ia mencerahkan atau menebar dengki.
Di dunia tempat sekian banyak ide berlintasan, apa kerja seorang penyunting sebenarnya? Tidak lain dari sebuah kerja meletihkan yang tidak banyak dimengerti orang-orang di luar sana. Saya membayangkan penyunting sudah bekerja sebelum sebuah naskah mulai ia coreti. Hal pertama yang ia kerjakan adalah membaca, dan kemudian menilai layak tidaknya naskah itu diterbitkan. Apa kriteria bagi sebuah naskah layak terbit? Tidak ada rumusan yang mudah, tapi umumnya karya sastra entah berupa novel, cerita pendek, atau puisi dinilai menurut ukuran-ukuran yang sebagian besar dipinjam dari ilmu sastra, sedangkan tulisan nonfiksi biasanya ditimbang dari sudut calon pembaca, apakah naskah itu menarik, baik topik maupun cara penyajiannya. Jika tidak layak, tinggal memberi tahu penulis sambil mengirim kembali naskahnya. Jika layak, barulah penyunting bekerja, bersentuhan langsung dengan naskah.
Ia mesti memperbaiki bahasanya, dari kekeliruan tanda baca, penulisan kata, susunan kalimat, sampai struktur wacana secara keseluruhan. Dan jangan lupa, tubuh sebuah wacana tidak lain dari kumpulan ide yang saling berjalinan. Sehingga, ia mesti terus-menerus awas terhadap setiap pernyataan atau pemakaian suatu istilah yang menurutnya rada ganjil, entah karena setahu dia tidak bersesuaian dengan fakta atau karena ia sendiri tidak terlalu yakin.
Tidak sulit menguji kebenaran tiap pernyataan yang menimbulkan keraguan, sebab kini sudah tersedia semakin banyak sumber rujukan, dari kamus, ensiklopedia, sampai situs-situs di internet. Penyunting atau redaktur, menurut saya, punya kewajiban moral yang melarangnya membiarkan keganjilan seperti itu pada naskah yang akan disiarkan. Paling sedikit, ia dapat mempersoalkan satu perkara pada penulis. Janganlah mentah-mentah kita telan pendapat Roland Barthes bahwa pengarang sudah mati.
* Eko Endarmoko, Penyusun Tesaurus Bahasa Indonesia, giat di Komunitas Utan Kayu.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2007/08/ide-dan-bahasa-tentang-tanggung-jawab.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar