Rabu, 29 Februari 2012

Penelitian Naskah Melayu: Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Prof. Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi *
http://hermankhan.blogspot.com/

1. Pendahuluan

Penelitian naskah Melayu yang termasuk dalam sastra lama di Indonesia sebenarnya sampai sekarang belum dapat dikatakan banyak, jika dibandingkan dengan khazanah naskah sastra lama yang terdapat di tanah air kita, serta jika dibandingkan dengan khazanah naskah sastra lama yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Orang telah beberapa kali mencoba untuk memperkirakan jumlah naskah Melayu yang masih ada.
Sampai sekarang, angka yang menunjukkan jumlah naskah yang tersebar ini tidak pasti. Ada yang menyebut jumlah 4.000 (Chambert-Loir, 1980), ada yang memperkirakan 5.000 (Hussein, 1974: 12), bahkan ada yang menduga sampai 10.000 (Jones, 1980). Jumlah negara yang memiliki naskah ada dua puluh delapan, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Belgia, Brunei Darussalam, Cekoslowakia, Denmark, Hongaria, Indonesia, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman Barat, Jerman Timur, Malaysia, Mesir, Norwegia, Polandia, Perancis, Rusia, Singapura, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Swiss, dan Thailand (Chambert-Loir, 1980: 27). Miller (1982) menambahkan Australia.

Peta penyebarluasan di Indonesia juga belum dapat diketahui dengan pasti. Selain di Museum Nasional Jakarta, naskah Melayu juga terdapat di Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Ambon dalam jumlah kecil maupun besar. Namun jumlah terbesar tersimpan di Museum Nasional Jakarta (Rujiati-Mulyadi, 1980, 1981, 1984). Diperkirakan di tempat-tempat lain di Indonesia juga masih ada. Secara lisan pernah terbetik berita mengenai masih adanya naskah pribadi di daerah-daerah Minangkabau dan Bangka. Sayangnya informasi tertulis mengenai hal seperti itu tidak banyak tersedia.

Daftar naskah yang paling tua yang biasa disebut ialah daftar Valentyn (1726: 26–27) dan daftar Werndly (1736: 343–357). Sebenarnya, sebelum kedua daftar ini ada, suatu daftar naskah Melayu, Arab, dan Jawa yang pernah dimiliki oleh Antoine de St. Martin dan yang didaftar oleh Melchior Leydecker pada tahun 1696 (Haan, 1900: 297– 308) terlebih dahulu diketahui. Jumlah naskah dalam daftar ini sebanyak 89 buah, 60 di antaranya ialah naskah Melayu. Naskah Melayu yang didaftar oleh Valentyn berjumlah 26 dan 69 terdapat dalam tulisan Werndly.

Awal penghimpunan naskah Melayu agaknya dimulai dari keinginan untuk menyimpan suatu koleksi kenangan dari perjalanan ke daerah-daerah “Timur Jauh”. Keinginan untuk menghimpun ini agaknya dimulai pada akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. Hal ini berlanjut pada abad ke-18. Berdasarkan berita yang ada, orang baru mulai dengan giat mencari, mengumpulkan, dan menyalin naskah-naskah Melayu pada abad ke-19 untuk berbagai tujuan; antara lain juga untuk diangkut ke luar Indonesia, yang pasti ialah ke Belanda dan ke Inggris. Bahkan usaha penyalinan naskah juga diusahakan oleh pemerintah Belanda sendiri (Voorhoeve, 1964: 256–266). Kebanyakan para kolektor adalah mereka yang bekerja di kalangan agama yang juga “sibuk” menyusun kamus bahasa, mereka yang bekerja di kalangan pemerintahan, mereka yang mempunyai perpustakaan pribadi, tentara, dan berbagai badan swasta. Hal ini dapat diturut dari berbagai daftar atau katalog yang mulai ditulis pada abad ke-19, misalnya dari daftar tertua mengenai naskah Melayu yang terhimpun di London, (Tuuk, 1849, 1866), di Jakarta oleh Cohen Stuart pada tahun 1871 (Ronkel, 1909), dan di Berlin (Hurgronje, 1884).

2. Penelitian Naskah Sebelum Kemerdekaan

Bahasa yang dipakai dalam puluhan naskah Melayu lama menjadi bahan masukan bagi Werndly (1736) dalam menyusun buku tata bahasanya. Lama sesudah itu, yaitu pada tahun 1821, John Leyden ialah orang pertama yang menerjemahkan Sejarah Melayu ke dalam bahasa Inggris (Teeuw, 1961: 16). W.R. van Hoevell juga tertarik dengan menerjemahkan Syair Bidasari dalam bahasa Belanda pada tahun 1854 (Teeuw, 1961: 55).

Penelitian mengenai naskah-naskah Melayu yang berkembang sejak abad ke-19 dapat diikuti dalam berbagai terbitan seperti dalam BKI (Bijdragen tot Taal, Land-en Volkenkunde); JSBRAS (Journal of the Straits Branch, Royal Asiatic Society), kemudian menjadi JMBRAS (Journal of the Malayan [Malaysian] Branch, Royal Asiatic Society) yang sampai sekarang masih terbit; JSRAS (Journal of the Royal Asiatic Society); TBG (Tijdschrift voor Indische Taal, Land en Volkenkunde); VBG (Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen); VKI (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor de TaaI, Land en Volkenkunde).

Disertasi pertama mengenai naskah Melayu baru disusun pada akhir abad ke-19, yaitu disertasi Ronkel yang meneliti Hikayat Amir Hamzah (1895). Jauh sesudah itu baru muncul disertasi-disertasi lain mengenai Abdul Rauf (Rinkes, 1909), Cerita Panji (Rasser, 1922), Kitab Seribu Masail (Pijper, 1924), Sejarah Banjarmasin (Cense, 1927), Hamzah Fansuri (Doorenbos, 1933), Syair Kompeni Berperang (Rusconi, 1935), Sejarah Kutei (Mees, 1935), Hikayat Iskandar (Leeuwan, 1937), Hikayat Hasanudin (Edel, 1938), dan Samsuddin Pasai (Nieuwenhuyze, 1945). Tiga disertasi mengenai bahasa juga memakai naskah-naskah Melayu sebagai masukan (Emeis, 1945; Dankmeyer, 1945; dan Roolvink, 1948).

Sementara itu naskah-naskah lama cukup banyak menjadi bahan kajian bagi Klinkert (1893) dan Wilkinson (1901) dalam menyusun kamusnya yang sangat berguna bagi para peneliti naskah Melayu. Suatu tinjauan umum mengenai sastra Melayu oleh Hooykaas (1937) dan sejarah sastra Melayu himpunan Winstedt (1939) banyak mempergunakan naskah-naskah Melayu sebagai bahan masukan.

3. Penelitian Sesudah Kemerdekaan

Disertasi sesudah tahun 1945 ialah mengenai Hikayat Aceh (Iskandar, 1959), Assar al Insan (Tudjimah, 1961), Syair Perang Mengkasar (Skinner, 1963), Hikayat Banjar (Ras, 1968), Hikayat Ibrahim Ibn Adham (Jones, 1968), Pernyataan Sejarah Negeri Johor (Kratz, 1973), Tuhfat al Nafis (Matheson, 1973), Hikayat Muhamad Hanafiah (Brakel, 1975), Undang-undang Malaka (Liaw Yock Fang, 1976), Hikayat Tanah Hitu (Manusama, 1977), Hikayat Sri Rama (Ikram, 1978, diterbitkan 1980), Bustanussalatin (Grinter, 1979), Hikayat Hang Tuah (Sulastin, 1979, diterbitkan 1982), Adat Raja-raja Melayu (Sudjiman, 1979, diterbitkan 1983), Hikayat Indraputra (1980, diterbitkan 1983), Masalah Hikayat (Ismail Hamid, 1981), Silsilah Melayu dan Bugis (Beardow, 1982), Puisi Melayu Tradisional (Harun Mat Piah, 1982), Panji Narawangsa (Abdul Rahman Kaeh, 1983).

Sebelum tahun 1945, semua disertasi disusun di negeri Belanda. “Peta” ini berubah sesudah kemerdekaan. Selain beberapa disertasi yang ditulis di negeri Belanda, terdapat beberapa disertasi yang ditulis di Amerika, Australia, Indonesia, dan Inggris. Perlu dicatat bahwa dalam disertasi-disertasi tersebut ada beberapa yang menelaah atau membicarakan naskah Melayu tua. Salah satu naskah tua yang dibahas adalah Hikayat Muhamad Hanafiah yang telah menjadi milik Cambridge University Library pada tahun 1632 (Brakel, 1970: 56). Naskah kuno lain dimiliki oleh Bodleian Library di Oxford yang mencantumkan tahun 1633, yaitu naskah Hikayat Sri Rama (lkram, 1980: 72). Naskah Hikayat lndraputra yang bertahun 1700 yang disimpan di Perpustakaan KITLV, Leiden, telah dipilih dari 30 naskah yang tersebar di delapan negara untuk dikaji lebih lanjut (Rujiati-Mulyadi, 1983). Di luar disertasi-disertasi ini, cukup banyak terbitan yang membicarakan atau memuat teks naskah-naskah Melayu.

Di negeri Belanda, di samping karangan-karangan yang terdapat dalam majalah BKI, perlu dicatat juga terbitan yang memuat kajian dan “potret” mengenai dua naskah tulisan Arraniri oleh Voorhoeve (1955), suatu terjemahan dalam bahasa Melayu abad ke-16 mengenai Burda al Busiri (Drewes, 1955) dan Hikayat Patani (Teeuw dan Wyatt, 1970). Suatu seri baru yang dinamakan Bibliotheca Indonesica yang terdiri atas hasil-hasil kajian naskah, antara lain naskah-naskah Melayu diusahakan oleh KITLV di Leiden sejak menjelang tahun 1970-an. Kajian-kajian mengenai naskah Melayu itu ialah kajian-kajian mengenai Hikayat Banjar, Hikayat Patani, Hikayat Indraputra, dan Hikayat Ibrahim. Belanda dan Prancis juga banyak menaruh perhatian mengenai Indonesia. Menjelang tahun 1970-an, terbit majalah Archipel yang banyak memuat tulisan tentang berbagai segi kebudayaan Indonesia, tidak terkecuali sastra, termasuk sastra Melayu lama. Perlu dicatat pula terbitan mengenai Hikayat Dewa Mandu (Chambert-Loir, 1980).

Informasi yang banyak tentang hasil kegiatan naskah dan sastra Melayu lama berasal dari Malaysia. Jasa paling besar dalam upaya ini diberikan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur. Dalam majalah Dewan Sastra banyak dimuat artikel hasil penelitian mengenai sastra lama. Di samping itu, Dewan Bahasa dan Pustaka banyak menerbitkan buku-buku yang berisikan hasil kajian dan suntingan naskah-naskah Melayu, seperti Bustanussalatin (Iskandar, 1966), Tajussalatin (Khalid Hussein 1966), Hikayat Iskandar Zulkarnaen (Khalid Hussein, 1967), Bustanussalatin (Jones, 1974), Hikayat Misa Jayeng Kusuma (Abdul Rahman Kaeh, 1976), Ruba‘i Hamzah Fansuri (Hasjmi, 1976), Cerita Sulung Jawa (Jamilah Ahmad, 1978), Hikayat Indraputra (1979), Sulalatussalatin (Samad Ahmad, 1979), Hikayat Parang Puting (Jamilah Ahmad, 1980), Hikayat Sempurna Jaya (Jamilah Ahmad, 1980), Kisah Pelayaran Muhammad Ibrahim Munsy (Mohammad Fadzil Othman, 1980), dan Cerita-cerita Panji Melayu (Harun Mat Piah, 1980).

Selain Dewan Bahasa dan Pustaka, ada beberapa penerbit lain yang mengusahakan penerbitan sastra Melayu. Karya sastra yang diterbitkan antara lain Sejarah Melayu (Shellabear, 1982), Syair Ken Tambuhan (Teeuw, 1966), dan Hikayat Merong Mahawangsa (Siti Hawa Saleh, 1970). Kalau sebelum tahun 1945 Singapura banyak mencetak hasilhasil sastra lama, baik dalam huruf Latin maupun dalam huruf Jawi (cetakan baru), kini Liaw Yock Fang (1975) telah menerbitkan Sejarah Sastra Melayu yang banyak dipakai di Indonesia. Penelitian-penelitian baru mengenai sastra lama sesudah buku Sejarah Sastra Melayu tulisan Winstedt (1940) telah diusahakan untuk dimasukkan dalam kajiannya.

Bagaimana mengenai dunia penelitian naskah Melayu Indonesia? Sukar untuk mendapatkan bahan tentang sastra dan naskah lama yang ditulis pada tahun 1945-an. Situasi masyarakat pada waktu itu rupanya tidak memberi peluang untuk usaha ini. Baru pada tahun-tahun sesudah 1950 mulai terdapat tulisan-tulisan mengenai sejarah Melayu (Situmorang dan Teeuw, 1952) dan Hikayat Abdullah (Datuk Besar dan Roolvink, 1952). Terbitan-terbitan dalam huruf Jawi yang dapat memberi “latihan” bagi para calon peneliti naskah Melayu hanya terdapat pada tahun 1960-an, seperti Hikayat Abdullah, Hikayat Hang Tuah I dan II, Hikayat Si Miskin, dan Hikayat Lima Tumenggung yang diterbitkan oleh Gunung Agung dan Djambatan, Jakarta. Dari sekian banyak naskah Melayu di berbagai penjuru dunia, belum banyak yang diteliti orang. Menurut catatan Ismail Hussein (1974: 12), dari 5.000 naskah Melayu yang ada, hanya terdapat 800 judul yang dapat dilacak. Dari 800 judul ini baru sekitar 100 judul yang sudah diteliti (Fang, 1975: iii).

Tulisan-tulisan mengenai sastra Melayu, termasuk penelitian mengenai naskah, secara sporadis dapat ditemukan dalam majalah-majalah yang pada umumnya tidak lama hidup, seperti Bahasa dan Budaya (1952–1962), Pustaka dan Budaya (1960–?), Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia (1963–1968, 1977–?), Manusia Indonesia (1967–?), Bahasa dan Kesusastraan (1967–1974), Bahasa dan Sastra (1975–?), Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia (1980-sekarang).

Balai Pustaka rupanya tidak terlalu tertarik untuk menerbitkan hasil-hasil sastra lama. Beberapa tahun yang lalu telah terbit kembali Abu Nawas (Iskandar, 1981) dan Hikayat Kalilah dan Daminah (Baidaba, 1982). Sejak 1978 sampai saat ini, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Penelitian Buku Sastra Indonesia dan Daerah telah menerbitkan sekitar tiga puluh hasil transliterasi naskah-naskah Melayu. Naskah yang diterbitkan antara lain Hikayat Dewa Mandu, Hikayat Hang Tuah I dan II, Hikayat Nabi Jusuf, Hikayat Raja Jumjumah, Hikayat Si Miskin, Kisah Syah Merdan, Lakon Jaka Sukara, Pak Belalang, Pantun Melayu, Salasilah Kutei, Sejarah Tambusai, Silsilah Kutei, Silsilah Raja Sambas, Syair Anggun Cik Tunggal, Syair Burung Nun, Syair Bidasari, Syair Carang Kulina, Syair Perang Wangkang, Syair Raja Siak, Tajussalatin, serta Undang-undang Piagam, dan Kisah Negeri Jambi.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Penelitian Buku dan Sastra Indonesia dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sejak 1978 juga telah menerbitkan hasil-hasil kajiannya mengenai naskahnaskah Melayu. Kajian ini antara lain mengenai Hikayat Bakhtiar, Hikayat Gulam, Hikayat Kalilah dan Daminah, naskah undang-undang dalam sastra Indonesia lama, serta pengarang Melayu dalam Kerajaan Riau dan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Proyek Media Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga pernah menerbitkan suatu antologi mengenai Syair Simbolik (Jusuf, t.t.). Di luar proyek-proyek pembangunan, rupanya hanya beberapa penerbit saja yang “berani” menerbitkan hasil kajian mengenai naskah lama, seperti naskah Sang Kantjil (Dipodjojo, 1956), Tajussalatin (Dipodjojo, 1981), Kesusastraan Indonesia Lama pada Zaman Pengaruh Islam I (Dipodjojo, 1981), dan Pohon Perhimpunan (Junus (Ed.), 1983).

Bagaimana situasi dunia naskah di Riau ini? Dari 108 naskah yang terdaftar dalam “Naskah Kuno Daerah Riau” (Hamidy dkk., 1982/1983), hanya 21 yang tulisan tangan, selebihnya berupa cetak baru dan cetakan. Tidak terlalu banyak memang. Akan tetapi, jelas kekayaan itu sudah merupakan suatu modal yang sangat berharga. Mungkin juga masih banyak naskah yang tersimpan di tangan para peminat dan pencinta budaya lama di Riau ini. Naskah tersebut tidak usah dihimpun di satu tempat, karena agaknya tidak mungkin dilaksanakan. Usaha awal cukup berupa pencatatan supaya diketahui “pola penyebaran naskah lama” di seluruh daerah Riau. Sementara itu, usaha pengkajian perlu digalakkan dan kemudian diumumkan. Modal yang diperlukan ialah ketekunan, kesempatan, dan kemampuan untuk meneliti bermacam-macam corak tulisan itu. Daerah Riau yang pernah menjadi pusat kebudayaan Melayu saat ini menjadi pusat penelitian dan pengkajian kebudayaan Melayu (Melayulogi). Bangsa Indonesia dan semua peminat serta pengagum kebudayaan Melayu menunggu hasilnya.
___________________________________________

* Prof. Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi, lahir di Gorontalo pada 17 Sep­tember 1929. Pernah menjabat sebagai Lektor Kepala di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Tahun 1959 lulus dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra UI dan tahun 1980 menyelesaikan program doktoral di School of Oriental and African Studies, Uni­versity of London.

Beberapa karya ilmiahnya pernah dimuat dalam Jurnal Analisis Kebudayaan, Bibliotheca Indonesica, Dewan Bahasa dan Pustaka, dan sebagainya.

Beberapa jabatan yang pernah dipegang antara lain Kepala Pusat Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Yassin, Se­kre­taris Perhimpunan Persahabatan Indonesia Belanda, Wakil Ketua Him­pun­an Pembina Bahasa Indonesia.

__________

Makalah ini disampaikan pada Seminar “Masyarakat Melayu Riau dan Kebudayaannya”, yang diselenggarakan di Tanjung Pinang, Riau, Indonesia, pada tanggal 17 – 21 Juli 1985. (Dengan penambahan multilink dari MelayuOnline.com)

Mengingat pentingnya makalah ini, Redaksi MelayuOnline.com memuat ulang dengan penyuntingan seperlunya.

Kumpulan makalah (prosiding) seminar ini telah dibukukan dengan judul “Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan”, dengan editor Prof. Dr. Heddy Shri Ahmisa-Putra, setelah dilakukan penyuntingan ulang pada klasifikasi dan urutan pada daftar isi, bahasa, maupun perubahan judul. Editor juga memberikan Wacana Pembuka dan Wacana Penutup serta Kata Pengantar pada setiap bagian. Diterbitkan oleh Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM), Edisi Eksklusif (Hard Cover), 965 halaman.

Seluruh makalah pada buku tersebut akan dimuat berdasarkan urutan bagian secara bergantian. Buku tersebut terdiri atas 36 (tiga puluh enam) makalah pilihan yang terbagi dalam 8 (delapan) bagian yakni, 1) Sejarah dan Keragaman Kesulatanan Melayu; 2) Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia; 3) Sastra Melayu dan Sastrawan Melayu; 4) Naskah Melayu dan Penelitiannya; 5) Seni Pertunjukan Melayu; 6) Kepribadian, Adat Istiadat dan Organisasi Sosial Melayu; 7) Teknologi Melayu; dan 8 ) Melayu dan Non-Melayu.

Dijumput dari: http://hermankhan.blogspot.com/2010/12/penelitian-naskah-melayu-sebelum-dan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito