Ahmad Zaini*
http://sastra-indonesia.com/
Cahaya matahari di senja itu mulai berubah menjadi merah jingga. Kian lama kian redup. Lantas tak tampak lagi cahaya bundar memerah di ujung cemara di sebelah barat rumah. Gumpalan mega yang sejak sore bergantung di atas langit meredup dan dalam sekejap berubah menjadi gelap. Di atas langit kini tampak gemerlap bintang yang sejak tiga hari lalu tak muncul menghias indah malam lantaran cuaca hujan.
Sayup terdengar suara bunyi kentongan dari langgar yang menandakan waktu menjalankan shalat maghrib telah tiba. Suaranya riuh rendah terombang-ambing tiupan angin ke segala penjuru arah. Satu per satu para tetanggaku berjalan melewati jalan yang sudah mulai kering. Ya, sejak tiga hari lalu saat adzan maghrib dikumandangkan tak terlihat para tetangga yang berjalan menuju ke tempat beribadah itu lantaran jalannya licin dan becek. Maklum saja karena saat ini adalah musim penghujan.
“Subhanallah, malam ini kan ada acara mauludan di langgar! Hampir saja aku lupa.” Aku mencari istriku yang sejak tadi masih di ruang belakang.
“Bu, mari kita berangkat ke langgar! Malam hari ini ada acara mauludan di langgar.”
“Iya, saya sudah tahu Mas! Ini saya sudah menyiapkan jajan untuk hindangan dalam acara nanti.” Istriku menunjukkan kepadaku bungkusan tas kresek berwarna hitam yang aku sendiri tak tahu apa isinya.
“Alhamdulillah, kalau kamu sudah siap!”
Kami berdua berangkat ke langgar bersama-sama dengan para tetangga. mereka berduyun-duyun datang ke langgar. Di tangan mereka hampir semuanya membawa tas kresek yang isinya penuh dengan makanan. Ada yang berupa pisang, ada pula yang membawa makanan ringan lainnya. Pak Mustain sebagai ketua panitia sudah berdiri di depan pintu gerbang langgar menyambut kedatangan kami. Beliau mempersilakan kami dan para jamaah untuk masuk ke dalam langgar dan menyampaikan barang bawaannya ke bagian konsumsi.
“Taruh di sini, Pak Ahmad!” suruhnya. Kemudian tas yang kubawa dari rumah kuletakkan di situ.
“Ayo, langsung masuk saja, Pak!” Pak Mustain berdiri mengatur posisi duduk para jamaah agar langgar yang kecil itu mampu menampung orang banyak.
Ada sekitar lima puluh orang yang datang di langgar itu. Mereka duduk berbaris menghadap ke kiblat. Dibarisan depan dipenuhi para jamaah yang usianya sudah tua. Sementara yang muda-muda lebih banyak menempati barisan belakang. Bahkan dari mereka ada yang duduk di teras langgar.
“Mas, ayo, masuk saja! Di dalam masih ada tempat kosong,” seru Pak Mustain.
“Wah, di sini saja pak. Sambil mencari angin biar tidak mengantuk.” Jawab dari salah satu pemuda yang duduk di teras. Memang ada saja alasan mereka tak mau masuk ke dalam langgar.
“Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, dan Saudara sekalian! Pada malam hari ini kita akan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.,” kata Pak Mustain. Perhatian kami diarahkan kepada Pak Mustain yang berdiri di bagian depan. Kami mengikuti dan mendengarkan acara itu dengan khidmat dan khusuk.
Satu jam telah berjalan. Acara mauludan belum sampai kepada acara inti yaitu pembacaan shalawat nabi. Anak-anak yang kami bawa sudah lunglai di pangkuan. Sebagian dari kami juga ada yang tak kuasa menahan rasa kantuk yang menghinggapi kami. Bahkan Salah satu dari kami ada yang menguak disertai suara keras hingga membangunkan anak-anak yang terlelap di pangkuan orang tuanya.
Perlahan Pak Mustain menghimbau kepada kami dengan suara berwibawa agar mengikuti pembacaan shalawat nabi yang dibacakannya. Sesaat kemudian lantunan shalawat bergema di dalam langgar yang kecil di tepi jalan itu diikuti oleh suara para jamaah yang menirukan pembacaan Pak Mustain. Kami bersemangat melantunkan pujian-pijian kepada Nabi Agung Muhammad SAW.
***
Di luar langgar terdengar gemuruh suara air dari tanggul desa. Deburan deras air semakin mendekati kampungku. Para penduduk yang sedang bersantai di dalam rumah, seketika panik menyelamatkan barang-barang berharga miliknya. Mereka kemudian membawa anggota keluarganya mencari tempat aman ke dataran yang lebih tinggi daripada rumahnya. Air bengawan solo yang menjebol tanggul desa mereka memporakporandakan semua yang dilewatinya. Air itu, kini benar-benar menenggelamkan desa tersebut yang kesekian kalinya. Rumah-rumah di sekitar langgar, tempat kami bershalawat memperingati hari kelahiran nabi, roboh terseret derasnya air bengawan solo. Tinggal bangunan kecil itu yang masih tampak kokoh berdiri di tengah terjangan air bengawan solo.
Para penduduk yang melihat kejadian aneh itu ternganga keheranan. Matanya terbelalak dan menganggap bahwa telah terjadi peristiwa luar biasa. Saat air bengawan solo menerjang dan menyeret rumah-rumah penduduk, langgar yang di dalamnya penuh sesak para jamaah yang sedang bershalawat tak tersentuh air walau hanya setitik.
“Subhanallah! Subhanallah! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”
Kami dan para jamaah masih khidmat bershalawat seakan di luar langgar tidak terjadi apa-apa. Kami bersemangat melantunkan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan diiringi suara hadrah yang rancak. Bibir mereka mengucapkan shalawat hingga meneteskan air mata.
“Ya nabi salam alaika, ya rasul salam alaika. Ya habib salam alaika, shalawatullah alaika!”
Penglihatanku terhalang oleh lembab air mata. Diri tak mampu memandang kilau cahaya lampu yang tergantung di atap langgar. Cahanya terasa kalah oleh cahaya yang muncul dari lantunan shalawat. Diri terasa nista saat disebut-sebut keistimewaan Nabi Muhammad. Beliau manusia sempurna yang tiada tersentuh oleh dosa. Pengakuan beliau atas diri ini menjadi umatnya merupakan kebanggaan semua insan yang hidup di dunia. Diri yang hina tak mampu mengandalkan amal baik kita yang masih sedikit bila dibandingkan dengan amal kejelekan kita.
Petuah-petuah beliau melalui hadis-hadisnya selalu terabaikan. Diri sudah diperbudak kilau dunia yang menyesatkan manusia. Diri sudah diperbudaknya sehingga melupakan sunnah-sunnah yang beliau sampaikan.
“Allahumma shalli ala Muhammad!”
Lengkingan teriakan itu menyadarkankan diriku dari banjir tangis yang kualami sejak berdiri tadi. Mataku menyapu ke seluruh sudut langgar yang penuh sesah oleh tetes air mata. Harapan atas Syafaatnyalah yang kemudian menyeret keinginan agar besok di akhirat terselamatkan dari ancaman api neraka.
Suara pembacaan shalawat dari dalam langgar semakin merendah kemudian sepi tak terdengar apa-apa lagi dari dalam langgar. Mata kami dan para jamaah yang lembab air mata dengan serta-merta kamiusap dengan surban yang terlilit di leher. Kemudian Pak Mustain memimpin berdoa untuk mengakhiri acara.
Betapa kagetnya ketika kami keluar dari dalam langgar. Kami melihat rumah-rumah di sekeliling langgar hilang tak berbekas. Sekarang yang tampak hanyalah pemandangan bak lautan di perkampungan.
“Apa yang telah terjadi?”
Para jamaah saling memandang ingin bertanya kepada yang lainnya. Namun mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Usai kami sadar bahwa telah terjadi bencana banjir besar kami kemudian bersujud di atas sajadah kebesaran dan kekuasaan Allah yang telah menyelamatkan kami dari amukan banjir.
“Allahu Akbar! Subhanallah!” ungkapan takjub atas kejadian yang baru kami alami. Dasyatnya air bengawan solo yang menerjang perkampungan dan merobohkan serta menghanyutkan bangunan rumah, langgar kecil ini terhindar dari bahaya banjir.
“Ya, Allah terima kasih atas kemurahanMu yang telah menyelamatkan kami dari ancaman banjir,” Pak Mustain mengangkat tangan bersyukur kepada Allah lalu kamiikuti juga diikuti para jamaah yang lainnya.
Kemudian kami dan para jamaah berputar mengelilingi desa kami yang terendam banjir dengan untaian shalawat nabi. Sedikit demi sedikit warga kampung mengikuti kami menyenandungkan shalawat nabi melintasi genangan air yang mencapai dada orang dewasa. Setapak demi setapak kami melangkah dengan memohon kepada Allah agar diampuni segala dosa yang telah kami perbuat dan dihindarkan kami dari malapetaka ini.
Kilat menyambar di angkasa dengan gelegar irama menakutkan kemudian mengundang mendung memayungi kampung perlahan berhenti. Air menyurut hingga selutut dan pada akhirnya permukaan jalan yang kami lewati tampak di bawah jernih air yang semakin menipis. Untaian shalawat nabi tiada berhenti terucap dari mulut-mulut yang lemah ini. Kini kampung kami benar-benar terbebas dari mara bahaya yang melumat semua milik kami. Kami beserta jamaah yang lain kemudian pulang dengan meneteng berkat dari acara mauludan di langgar.
Keesokan harinya matahari pagi muncul dengan sinarnya yang kemilau. Dia memantulkan untaian shalawat yang terucap semalam suntuk. Memancarkan nur Muhammad di segala penjuru kampung. Warga kampung kini mulai berbenah untuk merajut hidup yang tersisa di dunia dengan iringan shalawat sebagai bekal hidup di akhirat kelak. ***
*) Penulis beralamat di Wanar Pucuk Lamongan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar