Sabtu, 24 Desember 2011

Senandung Salawat di Tengah Banjir

Ahmad Zaini*
http://sastra-indonesia.com/

Cahaya matahari di senja itu mulai berubah menjadi merah jingga. Kian lama kian redup. Lantas tak tampak lagi cahaya bundar memerah di ujung cemara di sebelah barat rumah. Gumpalan mega yang sejak sore bergantung di atas langit meredup dan dalam sekejap berubah menjadi gelap. Di atas langit kini tampak gemerlap bintang yang sejak tiga hari lalu tak muncul menghias indah malam lantaran cuaca hujan.

Sayup terdengar suara bunyi kentongan dari langgar yang menandakan waktu menjalankan shalat maghrib telah tiba. Suaranya riuh rendah terombang-ambing tiupan angin ke segala penjuru arah. Satu per satu para tetanggaku berjalan melewati jalan yang sudah mulai kering. Ya, sejak tiga hari lalu saat adzan maghrib dikumandangkan tak terlihat para tetangga yang berjalan menuju ke tempat beribadah itu lantaran jalannya licin dan becek. Maklum saja karena saat ini adalah musim penghujan.

“Subhanallah, malam ini kan ada acara mauludan di langgar! Hampir saja aku lupa.” Aku mencari istriku yang sejak tadi masih di ruang belakang.

“Bu, mari kita berangkat ke langgar! Malam hari ini ada acara mauludan di langgar.”

“Iya, saya sudah tahu Mas! Ini saya sudah menyiapkan jajan untuk hindangan dalam acara nanti.” Istriku menunjukkan kepadaku bungkusan tas kresek berwarna hitam yang aku sendiri tak tahu apa isinya.

“Alhamdulillah, kalau kamu sudah siap!”

Kami berdua berangkat ke langgar bersama-sama dengan para tetangga. mereka berduyun-duyun datang ke langgar. Di tangan mereka hampir semuanya membawa tas kresek yang isinya penuh dengan makanan. Ada yang berupa pisang, ada pula yang membawa makanan ringan lainnya. Pak Mustain sebagai ketua panitia sudah berdiri di depan pintu gerbang langgar menyambut kedatangan kami. Beliau mempersilakan kami dan para jamaah untuk masuk ke dalam langgar dan menyampaikan barang bawaannya ke bagian konsumsi.

“Taruh di sini, Pak Ahmad!” suruhnya. Kemudian tas yang kubawa dari rumah kuletakkan di situ.

“Ayo, langsung masuk saja, Pak!” Pak Mustain berdiri mengatur posisi duduk para jamaah agar langgar yang kecil itu mampu menampung orang banyak.

Ada sekitar lima puluh orang yang datang di langgar itu. Mereka duduk berbaris menghadap ke kiblat. Dibarisan depan dipenuhi para jamaah yang usianya sudah tua. Sementara yang muda-muda lebih banyak menempati barisan belakang. Bahkan dari mereka ada yang duduk di teras langgar.

“Mas, ayo, masuk saja! Di dalam masih ada tempat kosong,” seru Pak Mustain.

“Wah, di sini saja pak. Sambil mencari angin biar tidak mengantuk.” Jawab dari salah satu pemuda yang duduk di teras. Memang ada saja alasan mereka tak mau masuk ke dalam langgar.

“Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, dan Saudara sekalian! Pada malam hari ini kita akan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.,” kata Pak Mustain. Perhatian kami diarahkan kepada Pak Mustain yang berdiri di bagian depan. Kami mengikuti dan mendengarkan acara itu dengan khidmat dan khusuk.

Satu jam telah berjalan. Acara mauludan belum sampai kepada acara inti yaitu pembacaan shalawat nabi. Anak-anak yang kami bawa sudah lunglai di pangkuan. Sebagian dari kami juga ada yang tak kuasa menahan rasa kantuk yang menghinggapi kami. Bahkan Salah satu dari kami ada yang menguak disertai suara keras hingga membangunkan anak-anak yang terlelap di pangkuan orang tuanya.

Perlahan Pak Mustain menghimbau kepada kami dengan suara berwibawa agar mengikuti pembacaan shalawat nabi yang dibacakannya. Sesaat kemudian lantunan shalawat bergema di dalam langgar yang kecil di tepi jalan itu diikuti oleh suara para jamaah yang menirukan pembacaan Pak Mustain. Kami bersemangat melantunkan pujian-pijian kepada Nabi Agung Muhammad SAW.
***

Di luar langgar terdengar gemuruh suara air dari tanggul desa. Deburan deras air semakin mendekati kampungku. Para penduduk yang sedang bersantai di dalam rumah, seketika panik menyelamatkan barang-barang berharga miliknya. Mereka kemudian membawa anggota keluarganya mencari tempat aman ke dataran yang lebih tinggi daripada rumahnya. Air bengawan solo yang menjebol tanggul desa mereka memporakporandakan semua yang dilewatinya. Air itu, kini benar-benar menenggelamkan desa tersebut yang kesekian kalinya. Rumah-rumah di sekitar langgar, tempat kami bershalawat memperingati hari kelahiran nabi, roboh terseret derasnya air bengawan solo. Tinggal bangunan kecil itu yang masih tampak kokoh berdiri di tengah terjangan air bengawan solo.

Para penduduk yang melihat kejadian aneh itu ternganga keheranan. Matanya terbelalak dan menganggap bahwa telah terjadi peristiwa luar biasa. Saat air bengawan solo menerjang dan menyeret rumah-rumah penduduk, langgar yang di dalamnya penuh sesak para jamaah yang sedang bershalawat tak tersentuh air walau hanya setitik.

“Subhanallah! Subhanallah! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”

Kami dan para jamaah masih khidmat bershalawat seakan di luar langgar tidak terjadi apa-apa. Kami bersemangat melantunkan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan diiringi suara hadrah yang rancak. Bibir mereka mengucapkan shalawat hingga meneteskan air mata.
“Ya nabi salam alaika, ya rasul salam alaika. Ya habib salam alaika, shalawatullah alaika!”

Penglihatanku terhalang oleh lembab air mata. Diri tak mampu memandang kilau cahaya lampu yang tergantung di atap langgar. Cahanya terasa kalah oleh cahaya yang muncul dari lantunan shalawat. Diri terasa nista saat disebut-sebut keistimewaan Nabi Muhammad. Beliau manusia sempurna yang tiada tersentuh oleh dosa. Pengakuan beliau atas diri ini menjadi umatnya merupakan kebanggaan semua insan yang hidup di dunia. Diri yang hina tak mampu mengandalkan amal baik kita yang masih sedikit bila dibandingkan dengan amal kejelekan kita.

Petuah-petuah beliau melalui hadis-hadisnya selalu terabaikan. Diri sudah diperbudak kilau dunia yang menyesatkan manusia. Diri sudah diperbudaknya sehingga melupakan sunnah-sunnah yang beliau sampaikan.

“Allahumma shalli ala Muhammad!”

Lengkingan teriakan itu menyadarkankan diriku dari banjir tangis yang kualami sejak berdiri tadi. Mataku menyapu ke seluruh sudut langgar yang penuh sesah oleh tetes air mata. Harapan atas Syafaatnyalah yang kemudian menyeret keinginan agar besok di akhirat terselamatkan dari ancaman api neraka.

Suara pembacaan shalawat dari dalam langgar semakin merendah kemudian sepi tak terdengar apa-apa lagi dari dalam langgar. Mata kami dan para jamaah yang lembab air mata dengan serta-merta kamiusap dengan surban yang terlilit di leher. Kemudian Pak Mustain memimpin berdoa untuk mengakhiri acara.

Betapa kagetnya ketika kami keluar dari dalam langgar. Kami melihat rumah-rumah di sekeliling langgar hilang tak berbekas. Sekarang yang tampak hanyalah pemandangan bak lautan di perkampungan.
“Apa yang telah terjadi?”

Para jamaah saling memandang ingin bertanya kepada yang lainnya. Namun mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Usai kami sadar bahwa telah terjadi bencana banjir besar kami kemudian bersujud di atas sajadah kebesaran dan kekuasaan Allah yang telah menyelamatkan kami dari amukan banjir.

“Allahu Akbar! Subhanallah!” ungkapan takjub atas kejadian yang baru kami alami. Dasyatnya air bengawan solo yang menerjang perkampungan dan merobohkan serta menghanyutkan bangunan rumah, langgar kecil ini terhindar dari bahaya banjir.

“Ya, Allah terima kasih atas kemurahanMu yang telah menyelamatkan kami dari ancaman banjir,” Pak Mustain mengangkat tangan bersyukur kepada Allah lalu kamiikuti juga diikuti para jamaah yang lainnya.

Kemudian kami dan para jamaah berputar mengelilingi desa kami yang terendam banjir dengan untaian shalawat nabi. Sedikit demi sedikit warga kampung mengikuti kami menyenandungkan shalawat nabi melintasi genangan air yang mencapai dada orang dewasa. Setapak demi setapak kami melangkah dengan memohon kepada Allah agar diampuni segala dosa yang telah kami perbuat dan dihindarkan kami dari malapetaka ini.

Kilat menyambar di angkasa dengan gelegar irama menakutkan kemudian mengundang mendung memayungi kampung perlahan berhenti. Air menyurut hingga selutut dan pada akhirnya permukaan jalan yang kami lewati tampak di bawah jernih air yang semakin menipis. Untaian shalawat nabi tiada berhenti terucap dari mulut-mulut yang lemah ini. Kini kampung kami benar-benar terbebas dari mara bahaya yang melumat semua milik kami. Kami beserta jamaah yang lain kemudian pulang dengan meneteng berkat dari acara mauludan di langgar.

Keesokan harinya matahari pagi muncul dengan sinarnya yang kemilau. Dia memantulkan untaian shalawat yang terucap semalam suntuk. Memancarkan nur Muhammad di segala penjuru kampung. Warga kampung kini mulai berbenah untuk merajut hidup yang tersisa di dunia dengan iringan shalawat sebagai bekal hidup di akhirat kelak. ***

*) Penulis beralamat di Wanar Pucuk Lamongan

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito