Jumat, 11 November 2011

Suatu Malam di Ujung Tahun

Ahmad Zaini*
http://sastra-indonesia.com/

Sepi dalam keramaian. Mungkin itulah gambaran batinku saat ini. Di tengah muda-mudi sedang mempersiapkan pesta dalam menyambut pergantian tahun baru, aku menyendiri di sebuah taman bunga di halaman rumah. Taman yang asri dengan semerbak bau wangi bunga yang sedang mekar. Kelopaknya yang elok dengan dikelilingi binatang penghisap madu, kudekati dan kuciumi tanpa mempedulikan ancaman binatang-binatang itu menyengat hidungku. Oh, betapa harum dan indahnya bunga ini.

Sejak siang tadi teman-teman berencana mengajakku begadang semalam suntuk di alun-alun kota. Namun aku menolak. Teman-temanku menyadari dan tidak tersinggung sedikit pun karena aku menolaknya dengan cara yang halus. Dan mereka rata-rata tahu tabiatku. Sebenarnya sejak dulu ketika aku masih duduk di bangku SMP, aku tak pernah sekali pun mengikuti pesta dalam menyambut pergantian tahun baru. Aku lebih suka menyendiri meratapi usiaku yang semakin tahun semakin bertambah tua seiring dengan pergantian tahun baru itu. Kebetulan tanggal 1 Januari adalah hari ulang tahunku. Sebuah momen yang sangat tepat untuk memperbaiki diri dari segala dosa dan salah yang kulakukan pada tahun sebelumnya.

Rusli, teman akrabku, pernah berkata pada saya bahwa aku ini adalah anak yang kuper alias kurang pergaulan. Namun ucapannya itu tak membuatku lantas menjauh darinya. Aku tetap berteman akrab dengannya Aku tetap berpegang teguh pada jati diriku. Sebagai orang yang suka menyendiri di saat muda-mudi larut dalam pesta perayaan menyambut tahun baru.

“Apa gunanya menghambur-hamburkan uang untuk mabuk-mabukkan? Masih banyak kegiatan lain yang positif tanpa membutuhkan biaya,” kataku pada Rusli.

“Apakah ini tidak bermanfaat?” bantah Rusli kemudian.

“Memang ada manfaatnya, tapi lebih banyak sia-sianya daripada manfaat yang kita peroleh”.

“Kalau tidak ada manfaatnya kenapa para pejabat itu, kok, mengundang masyarakat untuk merayakan pergantian tahun baru di alun-alun dengan mengadakan pesta kembang api dan terompet yang tentunya memakan biaya tidak sedikit?”

“Mereka itu hanya sekedar mencari popularitas belaka. Sok merakyat pada mereka yang datang di laun-alun.”

“Ya, sudahlah kalau kamu tidak mau. Saya akan berangkat sendiri. Selamat Tahun Baru, ya!”

“Terima kasih!”

Sepeda motor yang diparkir di halaman rumahku kemudian dipacu dengan suara meraung memecah keheningan malam bercampur gerimis lembut yang membelai wajahnya.

“Oh, zaman edan. Zaman sudah tua,”

Aku menyendiri meratapi pergantian tahun baru ini dengan mengadakan malam renungan di taman bunga tepat di depan rumahku. Segera aku mencari tempat yang sunyi di tengah-tengah taman itu. Sebuah tikar aku gelar kemudian aku bersimpuh untuk melakukan meditasi sambil menunggu pergantian tahun baru.

Udara malam semakin dingin di tengah gerimis yang juga ikut mewarnai pergantian tahun baru ini. Tetesan air hujan membelai rambut hingga wajahku kemudian merembet hingga ke bibirku yang selalu berdoa dan membaca apa saja memohon keselamatan pada Sang Pencipta dalam tahun yang akan datang ini. Pikiranku semakin memuncak ketika aku teringat ayah bundaku yang sudah meninggal lima tahun yang lalu. Aku teringat ketika keluargaku masih utuh. Ayah, ibu, kakak dan adik bergembira ria di taman ini. Aku teringat ayahku yag selalu menasihati diriku agar kelak menjadi anak yang berbakti pada orang tua. Anak yang bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Juga ibuku yang selalu membela diriku jika ayah emosi ketika pulang kerja dan tidak memembawa hasil apa-apa sedang aku hanya bermain-main saja di taman ini juga. Kakakku walau ia sering mengajakku bermain tak jarang memukuliku hingga aku menangis dan berlari merengek minta perlindungan ibu. Adikku yang lucu yang selalu merengek minta gendong di punggung. Kini mereka telah pergi untuk selama-lamanya.

Sewaktu kakakku akan mengikuti acara wisuda di kampus, ayah, ibu, kakak dan adik berngkat bersama-sama dalam satu kendaraan. Aku kebetulan tidak ikut karena sekolahku ada kegiatan ulangan semester. Sangat disayangkan sebenarnya tidak bisa hadir dan menyaksikan kakak yang diwisuda setelah belajar selama empat tahun di kampus terkenal di ibu kota itu. Namun nahas nasib rombongan keluargaku. Ketika di sebuah tanjakan mesin mobil yang mereka tumpangi mati. Tanpa kendali mobil tersebut mundur dan masuk ke jurang. Mobil tersebut hancur dan keluargaku tewas semua dalam kejadian itu.

“Ayah, ibu, kakak, adik!” tanpa terasa mulutku memanggil-manggil mereka. Dan sesaat kemudian air hujan terasa asin bercampur air mata yang tak kusadari mengalir bersama tetesan gerimis.

Aku baru terjaga dari meditasi ketika bunyi petasan dan kembang api bersahut-sahutan di alun-alun kota diiringi raungan suara sepeda motor dengan knalpot yang sengaja diblong tanpa ada pengedap suara. Suara terompet pun ikut bersahut-sahutan di sepanjang jalan sekitar alun-alun. Muda-mudi berboncengan dengan dandanan beraneka macam. Mereka meniup terompet sekuat nafasnya. Rusli yang berboncengan dengan teman wanitanya mendekati diriku kemudian meniupkan terompet secara bersama-sama kepadaku sembari mengucapkan selamat tahun baru.

“Terima kasih! Terima kasih!”

Kemudian mereka kembali berputar-putar mengitari alun-alun kota dengan mengendarai sepeda. Ada yang berdiri, menggantung di atas jalan beraspal, menyunggingkan pantatnya dan berbagai atraksi lainnya. Mereka berekspresi untuk mencari perhatian dari rekan-rekan yang lain tanpa menghiraukan keselamatan mereka sendiri.

Warna kembang api menghias langit yang terbungkus gelap malam. Kilatannya menembus angkasa sesekali mengeluarkan rentetan bunyi letusan. Kemudian diiringi sorak sorai kegembiraan.

“Selamat Tahun Baru! Selamat Tahun Baru!” ucap mereka pada siapa saja yang mereka jumpai di alun-alun itu. Muda-mudi di sekeliling alun-alun itu berpelukan hangat menyambut pergantian tahun. Bahkan tak jarang dari mereka yang berpesta dengan mengacung-acungkan botol minuman keras dengan berteriak sesuka hatinya.

“Apakah seperti itu cara pemuda dari sebuah bangsa yang beradab dalam merayakan pergantian tahun? Tahukah mereka makna dari pergantian tahun baru itu?” Tanya dalam hatiku.

Sebenarnya merayakan pergantian tahun baru tidak berarti harus berpesta pora, konvoi kendaraan, atau minum-minuman keras. Merayakan pergantian tahun baru dapat dilakukan dengan mengadakan acara renungan malam untuk meneliti perbuatan kita pada setahun yang lalu. Apakah tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya? Atau sama saja. Atau bahkan tahun ini lebih jelek dari tahun sebelumnya. Atau kita bisa dengan mengadakan doa bersama. Memohon kepada Tuhan agar diberi umur panjang sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan amal kebajikan, menambah pahala, mencari ridho Tuhan sebagai bekal kehidupan kekal nanti.

Namun mereka masih muda tentu jiwanya masih labil. Mereka ingin mengekspresikan dirinya bahwa dirinyalah yang paling hebat dibandingkan dengan yang lain. Sehingga melakukan hal-hal yang tidak pantas menurut ukuran budaya kita.

Kerumunan muda-mudi itu tiba-tiba semburat menjauh dari suara rintihan salah seorang pemuda. Ya, ada seorang pemuda yang meringkuk, terkulai lemas bersimbah darah. Perutnya robek dan sebagian ususnya terbuarai keluar. Aku penasaran ingin segera melihat siapa pemuda tersebut? Dengan langkah cepat dan hati-hati karena takut terkena imbas dari kejadian itu, aku mendekati pemuda yang sudah ditinggal lari oleh pemuda yang lain.

“Rusli! Rusli! Kenapa kau? Katakan Rus, siapa yang tega melakukan ini?”tanyaku pada Rusli dengan setengah memaksa.

Rusli hanya bisa memandang tajam ke arahku tanpa bisa berucap apa-apa. Tangannya bergerak menunjuk ke arah pojok alun-alun. Kuikuti saja gerak tangan Rusli sebagi bahasa isyarat pengganti lisannya yang sedang menahan sakit.

“Siapa, Rus yang Kau tunjuk?”

“An…An…Anita!” jawabnya terbata-bata yang tak lama kemudian Rusli meregang nyawa. Ia tewas.

“Rusli……!” teriakku dengan lantang hingga membuat orang yang berkerumun di pojok alun-alun menoleh ke arahku.

Jasad Rusli yang tergolek tak bernyawa perlahan kutaruh di atas rerumputan alun-alun. Kuberanjak dan berjalan ke arah yang ditunjuk oleh Rusli sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Kumelihat sekilas dari sela-sela orang yang berkerumun di tempat itu. seorang gadis yang menangis sesenggukan dengan menyilang kedua tangannya menutupi payudara dan kemaluannya.

“Masya Allah! Anita?!”

Langsung aku mendekatinya dan menutupkan pakaiannya yang tercabik-cabik dari tubuhnya. Rupanya Anita telah diperkosa oleh beberapa pemuda yang sudah melarikan diri dari tempat kejadian itu. Menurut pengakuan dari beberapa orang yang melihat kejadian yang memalukan sekaligus memilukan itu ada sekitar lima pemuda yang memperkosanya. Rusli hendak melindungi Anita dari aksi bejat mereka namun Rusli tidak mampu menghadapi kelima pemuda yang dalam keadaan mabuk tersebut sehingga ia terkapar bersimbah darah terkena sabetan senjata tajam dan kepalanya dikepruk dengan botol meniuman keras.

Sesaat kemudian suara ambulance yang dikawal beberapa kendaraan polisi datang kemudian polisi segera mengamankan tempat kejadian dengan melingkarkan garis polisi agar memudahkan proses evakuasi. Mayat Rusli diangkut dengan ambulance ke rumah sakit guna keperluan otopsi. Sementara Anita juga demikian, ia divisum oleh tim dokter rumah sakit untuk meyakinkan pihak berwajib bahwa ia telah menjadi korban pemerkosaan.

Pesta pora tahun baru berubah menjadi tangis duka bagi diriku karena nasib yang dialami temanku. Dan aku bingung harus bagaimana mengatakan semua itu kepada orang tua mereka. Apakah aku harus menceritakan peristiwa yang sebenarnya? Atau harus aku tutupi peristiwa yang menimpa Anita demi masa depannya? Aku kebingungan. Kemudian aku pasrahkan saja semua pada Tuhan Yang Mahatahu segala-galanya.

*) Cerpenis tinggal di Wanar, Pucuk Lamongan.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito