Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
Pengarang yang mentalnya teriming-imingi keinginan menjiplak pesona karya para pendahulunya, ialah pengkarya yang tak memiliki keberanian mengeruk kesejatian di tengah peredaran sejarah. Terpedaya laluan kecil, lalu berhamburan bersuka ria, layaknya si bocah menyenangi permainan, tiada keinginan belajar lebih atas realitas. Sebayang-bayang terhapus, kala pamor yang dijiplak meningkatkan sorot cahaya, di siang hari jaman yang didengungkan.
Pilar-pilar keadaban insan tercipta oleh mereka yang sungguh menempuh nasib, bergulat pemahaman masa lalu ke jenjang dimungkinkan. Temuan dari kesadaran waktu dikumandangkan, bersegenap bacaan menguliti jatidiri, sebelum membangun segugus gagasan murni, sepantulan daya hidup menyerap-menggetarkan.
Tak terpungkiri, pergerakan hayat saling belajar, tentu tidak asal caplok menelan mentah sandaran yang ada. Harus menggapai bersemangat kuat, di sini fitroh mengangkat sumber mata air pribadi; tradisi juga wewarna menaungi. Ialah bebatuan berkarakter tinggi ditempa musim silih berganti soal membentuknya. Ikhtiar pengarang menuju alam-sesama dan saluran informasi yang menggerayangi.
Dalam pada itu, siapa pun pembawa hawa mentalitas menjiplak, menempati kesenangan rendah, surga terdangkal keramaian, manipulasi tak menghantar pencerah. Langkah tanggung, jauh dari tanggung jawab; keberanian palsu, tiada kemerdekaan, dan akrab siksaan. Bagaimana sanggup meloloskan seluruh hasrat kepengarangan, jika kaki-kaki lincahnya terjerat bebenang halus rayuan rendah?
Suatu bangsa mengalami tingkatan mutunya, jika penghuninya peduli-mampu mengudar karya pengarangnya. Yang siapkan diri menyunggi jaman dikandung gairah tertinggi; mendendungkan kebebasan tanpa dekte memincangkan ayunan, tak memicingkan pandangan yang ada.
Aku sebut satu saja, anak manusia benar-benar pengaruhi rentetan sejarah ke belakangnya; Voltaire, sastrawan Prancis berjasa besar untuk bangsanya juga bebangsa lain. Dia abdikan hidup demi prinsipnya, birahinya menanjak tak peduli laguan lama, terpesona sendiri dimasa-masa menempa, tiada waktu mencari-cari sewatak penjiplak.
Manusia-manusia unggul belajar kepada jiwa-jiwa paripurna, mematangkan nasib demi mentakdirkan nafas-nafasnya bersatu alam raya. Menyimak silang pendapat abad-abad lampau, maka telisiknya tidak terbodohi tak membodohi. Tapakan teliti mengudar kalbu fikiran, secahaya menerobosi lubang kunci pada pintu di malam gulita. Yang tersaksikan lorong cahaya tegas, andai menembus bidang air-sungai, meski terbengkokkan, nyata bergerak lurus.
Faham-faham abad lampau dipelajari ulang demi ketepatan berpijak, menyinauhi derajat maknawi realitas berhembusan. Politik siasat penguasa juga masa percobaan menjegal gagasan disimaknya dalam kurungan pelita. Renungan panjang kausalitas terpaparkan tanak hujatan keragu-raguan, dan was-was di sekitar meloloskan sikap kukuh disetiap lekukan kalimah.
Dalam kesusastraan Indonesia, ada beberapa pengarang ketahuan menjiplak namun masih disebut keberadaannya, juga karyanya yang lain meski bukan plagiat. Parahnya berbondong-bondong orang seolah hendak mengamini tak menolak. Yang terjadi kualitas bangsa belunder tidak mandiri, silau mental-mental tidak berpayah-payah. Maka sekali tradisi kebohongan didukung, jangan keliru disusul berikutnya, seperti biang kerok korupsi tak dipenggal, usah heran menjamur koruptor membeludak lagi.
Lebih edan sekaligus kumprung, orang-orang pernah njiplak ditokohkan. Alamak, memang tiada lain? Sekuat apapun yang ngincipi njiplak, tak patutlah dijadikan taulatan. Pribadi terpedaya muka, bukan kandungan isi menariknya. Sekadar mengada ataupun diadakan demi manipulasi sejarah.
Suatu bangsa masih mengedepankan penjiplak, jelas tak punya harga diri di mata bangsa lain. Ia telah merusak martabat, mencoreng muka negerinya dengan arang abadi. Otomatis tidak ada rasa hormat pada kaum pengarang. Pantaskah menjadi pembaharu meski karya lainnya baik? Tidakkah asal kepergokan itu, mentalnya dangkal kekanak-kanakan, juga bukti mengabaikan fitroh diberikan Tuhan.
Kebesaran bangsa terletak betapa keras anak-anaknya mengumpulkan puing berserak, mewujud impian moyangnya di hadapan lain. Bahwa lingkup nafasnya tradisi, budaya mengeram lama menjelma pondasi terpenting di tiap guratannya.
Dan sejarah berangkat dari pembenaran keliru akan jatuh ke jurang nista, hinalah meneguknya. Di sini sepatutnya berontak pada pendahulu picisan, memberondong umpat mereka yang bersikap kemayu mendukung penjiplak berkidungan kolosal pembenaran, mungkin ia teman lamanya.
Secara sederhana-hakikatnya, pengarang dalam hidupnya berusaha mencipta, mencari temuan anyar, mereka-reka pantulan hayat. Tentu tiada kesamaan nasib dengan lainnya, andai ada kemiripan, semata lagu kesejatian universal. Jadi rupa-rupa memirip-miripkan bukan temuan, sekadar pemalas tak menguliti masa-masa direguk, penyakit turunan tak menyehatkan hati fikir sesama.
Kesenangan semu, kelezatan kulit dicecap plagiator, mengelabuhi pembaca sekilas, tertipu sebab tidak berbaca ulang karya di samping semangat jaman pengarangnya. Terperdaya tampakan tanpa menelisik putaran keberadaan, atau kesadaran karya di belahan jiwa pengarang. Padahal itu bisa ditengok berapa rentang usia pengalaman, tampak di setiap lekukan kata kehadirannya atas ciptaan, ataukah sekadar sulapan.
Jalan-jalan pintas dilewati pemalas yang cepat terpuaskan meski pemalsuan; di mana kapan pun, pasti terlihat boroknya. Mentalitas nanggung di alam keraguan, tiada kehendak menanjak dan was-was mudahlah tertangkap.
Sejatinya, pembaca suntuk mengetahui sejauh mana kata-kata racikan, rakitan, atau sungguh dari jiwa sederajat capaian niscaya. Karena penyuntuk memahami kerasnya mbeteti sukma, menghardik watak picik yang diturunkan alam dangkal kerap memenggal jalur-jalur pencariannya dalam berkarya.
Yang terbuai tumpukan bebuku tanpa mencangkul ladang diri, tanpa mengeduk keberadaannya di antara bacaan. Sekadar menambah sampah nan buram tidak meyakinkan di belantara dunia.
Di tanjung karang menjulang; penggagas, penemu, pelopor, tidak kering kaki-kakinya oleh datangnya penimba, dibasahi guyuran para peneliti. Tonggak itu nancap menelisiki bawah sadar pembaca. Maka hanya penyetia hayatnya demi berkarya, datang kemudian mampu keluar dari jaring laba-laba.
Nyatalah pengetahuan penjiplak selebar daun talas, ragu memelanting, asyik bermain di wilayah sempit, hawatir terjatuh nan tak mampu menguap kembali. Padahal kejadian itu menghadirkan kemurnian dari pesona daun-daun. Atau yang terpikat kilau terlupa dirinya ada inti cahaya, serupa kemalasan yang mengambil untung kemenangan para pelaku sebelumnya.
Tiada dalam sejarah dunia, pengarang yang kepincut menjiplak menjadi pemersatu dan jelas tak punya ajaran. Atau ujaran-ujaran terpantul darinya tak layak dan tidak langgeng dinafaskan. Ia hanya pengacau temuan sebelumnya, tiada isme dibelakang namanya, dan tidak pantas menduduki kursi kepengarangan sejati.
Karena kerja mengarang berangkat dinaya lahir-bathin nalar-perasaan menyatukan tekad, menyusuri laluan belum terjamah, air ganjil tak tersentuh, membuka kelambu asing belum terfikir. Maka jikalau terdapati mencontek, wajib dipertanyakan, sebab kerahasiaan insan tidak sama meski keyakinan serupa. Penyakit serakah ini paling buruk daripada tamak pada benda. Karena mengarang mengolah ruh rasa memendarkan kesadaran puitika penyimaknya, dengan bobot seirama lebih.
Sebenarnya, olah cipta dapat dinilai turunan, pencarian, ataukah penggembira. Ini terlihat perjuangan dalam kehidupan, pengorbanan kemanusiaan. Tersebab tidak mungkin keyakinan cemerlang, kalau tidak ditempa ribuan soal jutaan masalah menggayuh. Minimal gagasan penulis sejati yang tak ke medan sosial langsung berwatak keras, karakter tanggung jawab dikeluarkan, telah ditimang selaksa menimbang nyawa di depan algojo;
pergulatan bersama masa-masa penciptaan, sebelum dihadapkan berpundi-pundi kemenangan, selepas sekapan. Kerangkeng nalar-hati menggemuruh, ruh karya meledak segunung memuntahkan lahar. Andai alunannya halus, telah melewati ketabahan tanpa pamrih, kecuali demi abadi ke tanah dijanjikan.
Panggilan menjadi pengarang semisal undangan berjanji, kesaksiannya dipertanggungjawabkan, nilainya kejujuran. Tepat hidupnya mandiri, dinamis menggalang kejayaan umat. Yang rasanya tidak berharap sepeser pun kecuali gagasan ditimbangnya lama diterima sewarna kain maslahat. Andai tak sampai, jiwanya dicukupkan kesaksian hari-harinya bersuntuk mempelajari lekukan hayat.
Seperti penyeru ta’at atas apa yang diserap, siap menanggung resiko terburuk pada segenap dinaya capaiannya. Keimannya pada ondakan penelitian, serupa kefahaman menyeluruh merasai udara sekeliling. Di sana mencecapi madu murni tempaan waktu, maka tiada mungkin dilepas sekejapan. Itu nirwananya, keintiman bathin kepuasan iman pada pencariannya tidak menyerah, kecuali diambil nyawanya oleh el-maut.
Lamongan, JaTim, Untuk 8 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar