Nurel Javissyarqi*
Dulu, semasa merasakan atmosfir dunia kepenulisan di Jogja, sebuah nama kepengarangan seseorang kerap membentuk diskusi tersendiri di sela-sela proses kreatif. Kadang menjadi ajang olok-olokan sampai tataran realitas nasib hingga ke alam klenik di balik sebutan tersebut. Seminimal kami lakukan bersama pengarang Iman Budhi Santosa, K.R.T. Suryanto Sastroatmodjo, Hamdy Salad, Mathori A Elwa, Joni Ariadinata, Abdul Wachid B.S., Amien Wangsitalaja, Teguh Winarsho AS, Binhad Nurrohmat, Satmoko Budi Santoso, Sri Wintala Achmad, Marhalim Zaini, Raudal Tanjung Banua, Y. Wibowo, Akhmad Muhaimin Azzet, Abdul Azis Sukarno, Sriyono Daningrono, di waktu berbeda-beda saat menanti baca puisi, acara bedah buku pun sekadar begadang di sanggar.
Sebagian darinya ada nama-nama dibikinkan temannya. Setidaknya didiskusikan pada kawan-kawannya, sebelum dipublikasikan beserta karya di lembar surat kabar, selain disematkan seniornya, semisal Raudal Tanjung Banua oleh Umbu Landu Paranggi, pun ada yang yakin atas pilihan sendiri. Paling tidak aku pernah menggunakan identitas pemberian cerpenis Joni Ariadinata, berinisial Nurla Gautama, dalam hatiku masa itu merasai harus ada penghianatan dikemudian hari, tentu dengan energi lebih besar dibanding proses kreatif sebelumnya.
Nama ibarat doa, plakat, stempel, judul tercetak tebal, baju kebesaran &sb. Di kedalamannya ada ruh menaungi auranya, meruapi air memberkah pesona melanggengkan pemakainya. Seperti pujangga R. Ng. Ronggowarsito di bawah karya-karyanya tertera tanda tangannya serupa ular naga. Jika diselidik ke dalam bahasa Sansekerta, ular naga bermakna pujangga. Demikian nama-nama di samping tanda tangan pemiliknya mempunyai kandungan ruhani yang tak bisa dianggap sepeleh. Darinya cahaya takdir dapat dikenali lekuk lelikunya, sekelokan sampur penari jiwa-raga, dan luk (kelukan) keris bersetia menempa nasib empunya dalam melakoni hayat atas penghayatan diembannya.
Sastrawan William Shakespeare mengatakan dalam dialog Romeo-Juliet: “Apalah arti sebuah nama? Meski pun kita menyebut bunga mawar dengan nama lain, wanginya tetap harum.” Cukup tinggi tingkat resiko melencengnya makna yang diharap, dan dirinya tidak hanya mengguratkan beberapa karya, tidakkah karya-karyanya melimpah? Puisi-puisi panjangnya luar biasa, serta naskah-naskah dramanya, untuk melunasi kata-kata tersebut atau mengukuhkan jalan hidupnya, agar perselisihan yang hadir menemukan harmoni sahaja. Suatu alur panjang mematenkan sebutan pengarangnya.
Nama itu cermin diri sebatu-batu berbentuk mutiara yang dipahat, sudut-susut tempaanya memantulkan cahaya, sejumlah ketentuan sudah ditakar sebelumnya, dihitung sesuai kodrat-iradatnya, ikhtiar ialah olah raga bathin, peleburan pribadi ke dalam karya. Atau kaca benggala bersimpan perbendaharaan tersembunyi, sekandungan pengetahuan bagi menelusuri dan mendenyutkan nafas kasih sayang-Nya. Nama sebagai panggilan, Kahlil Gibran berujar: “Kata paling indah di bibir umat manusia ialah Ibu, dan panggilan terindah Ibuku". Demikian nama serta kata menyeruak wewujud lelapisan tak terkira, memberi informasi kediaman cangkang telur berisi nilai-nilai manfaat yang ada di dalamnya.
Perubahan nama paling revolusioner menurutku serupa sastrawan filsuf Perancis, François-Marie Arouet menjelma Voltaire, penyair Guillaume Apollinaire, nama aslinya Wilhelm Albert Vladimir Apollinaris Kostrowitzky, dan awal gelar Caesar sebab nasib kelahirannya melalui bedah caesar atau sebaliknya. Yang tak puas mengikuti nama nabi, diangkutnya ketiga nama disatukan sekaligus seperti penulis Muhammad Isa Dawud. Nama-nama memiliki keunikan sendiri, punya wibawa masing-masing, menggembol kharisma berbeda-beda, pula jatuh kepada bayang-bayang yang lekat kepadanya.
Di Indonesia menggejala penyingkatan nama, malah ada beserta titel hajinya, misalkan pengarang filsuf Haji Abdul Malik Karim Amrullah, terkenal sebutan Hamka, Abdurrahman Wahid dapat dipanggil Gus Dur, Hans Bague Jassin menjadi H.B. Jassin, sastrawan Willibrordus Surendra Broto Rendra menjelma W.S. Rendra, budayawan Halim H.D., Maman Soetarman Mahayana, dikenal Maman S. Mahayana, Suminto A. Sayuti, pula kritikus Faruk H.T., penulis Teguh Winarsho AS, Muammar Emka, belakangnya dari singkatan nama orang tuanya, atau menjumput sebutan marganya; Bahrum Rangkuti, Hamsad Rangkuti, Sitor Situmorang, Saut Situmorang, Bokor Hutasuhut, Budi Hutasuhut, Iwan Simatupang, Sihar Ramses Simatupang &ll.
Nama-nama yang identik dengan penelitiannya; Koentjaraningrat, Kuntowidjojo, Suwardi Suryaningrat yang sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, Suryanto Sastroatmodjo, tetapi Budi Darma kukira kurang pas atas hasil-hasil karyanya jikalau ditengok sedari nama, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono, Hudan Hidayat, sama pada beberapa karyanya, Wiji Thukul kurasa sesuai atas perjuangan kaum proletarnya. Mochtar Lubis tampak sepadan, Fahrudin Nasrulloh seimbang, Chairil Anwar ngepop, nama Ahmad Tohari, Taufiq Ismail cocoknya penceramah. Nama-nama keren seperti Diponegoro, Muhammad Yamin, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Nicolaus Driyarkara, Sam Ratulangi, Arswendo Atmowiloto, Seno Gumira Ajidarma, Katrin Bandel, Bre Redana, Gerson Poyk, Tan Lio Ie, Lan Fang, Oka Rusmini, dan Putri Sarinande, sedangkan Soekarno terdengar ndeso, kecuali bersebutan Bung Karno.
Nama membentuk watak-perilaku orang-orangnya; Pramoedya Ananta Toer, Remy Sylado, Abdul Hadi W.M., Zainal Arifin Thoha, Acep Zamzam Noor, Putu Wijaya, D. Zawawi Imron, Jamal D. Rahman, Abidah El Khalieqy, Hadjid Hamzah dengan nama samaran Hendrasmara. Nama yang aneh seperti AS Laksana, Nu'man 'Zeus' Anggara, Ribut Wijoto, S. Jai, S. Yoga, Sutardji Calzoum Bachri, Udo Z. Karzi, Afrizal Malna, Herry Lamongan, Bambang Kempling, Wa Ode Wulan Ratna &st. Nama-nama pada judul catatan ini, bisa dibilang aku yang menawarkan kepada pemiliknya. Imamuddin SA aslinya Imam Saiful Aziz, saat awal kepengarangan ia menyepakati perubahan tersebut. Selanjutnya melalui telepon, Pringadi AS mulanya Pringadi Abdi Surya, kala mendekati cetak antologi puisinya "Alusi" dan menyetujui. Malah M.D. Atmaja sudah menerbitkan novelnya "Pembunuh di Istana Negara" bernama Dhian Hari M.D. Atmaja, tidak keberatan kuubah diawal posting karya-karyanya di webset sastra-indonesia.com yang terus dipakainya.
Nama yang kemunculannya memboyong dinaya tertentu serta berhasil menggulirkan perkaranya; Tao Te Ching membentuk Taoisme, Karl Marx menjelma Marxisme, Niccolò Machiavelli mewujud Machiavellisme, Samin menjadi Saminisme &ll, dengan rentang umur nafas cadangannya di atas kelenturan jemari tangan para pengikutnya. Sampai di sini, sebuah nama ternyata sanggup menghantui, rupa-rupa terus bergentayangan menjamah jaman-jaman setelahnya, kelayapan mengunjungi abad-abad sesudahnya, sanggup mencipta pilar-pilar peradaban. Antara kisaran itu banyak pula yang tumbang tak bernafas sumringah, tak memekarkan sekuntum bunga harum memesona, ludes ditinggal masa, tertimbun abu sejarah, terkubur kekayaan keduniawiannya, yang nanggung laksana kelebaran tidak jelas, pun ada senantiasa memancar sebintang terang dan sebagainya.
Nama sangat lekat dengan peristiwa-peristiwa yang menancapkan ruh daripada simbol keberadaannya, makin besar konflik yang ada di dalamnya, kian kuat terekam sejarah. Dan para pemiliknya orang-orang bersungguh menempa kebodohan diri, merangkaki perbukitan terjal cibiran, fitnah, warna kemayu tipu daya, dengan perluasan makna menyeluruh para kaumnya. Atau mereka hidup tak sekadar bagi kepentingan pribadi, keluarganya, tetapi demi kemakmuran bangsanya, minimal golongannya, partainya. Tentu terketahui, sekokoh apapun benteng pertahanan, jikalau tidak diniatkan untuk seluruh umat, mudah tercium derajat capaiannya, dan para penemu bisa dikelompokkan yang bersih dalam penyelidikannya.
Dalam tradisi Jawa ada unen-unen, kabotan jengen atau keberatan nama. Istilah itu muncul kala pembuatannya diikuti tidak sehatnya anak manusia sewaktu disematkan namanya, maka dirubah dengan anggapan setelah diganti tidak sakit-sakitan. Pun penggantian nama di tanah suci, demi sekembali haji, tingkah-lakunya baik dikemudian hari. Seakan nama membentuk takdir sendiri, mencetak tekstur sesuai dinamai, ini pulalah menempel pada nama negara atau kecondongan watak bangsa menjelma pengistilahan. Nama bersama empunya terikat atau jua sebutan jaman menandai corak tertentu, yang menonjol diketengahkan untuk suatu penamaan.
Lebih jauh di tanah Jawa ada upacara ngeruwat semacam ritual selamatan yang penetapannya mencari bulan, minggu, hari sampai masa terbaik di dalam setahun berdasarkan hitungan hari pasaran, di dalamnya tak lebih menancapkan aura nama pemiliknya agar tidak lepas segenap takdirnya, dengan permohonan dianugerahkan kemudahan menapaki tangga kehidupan atau tanda syukur kehadirat Sang Asih. Di balik huruf suatu nama ada kandungan makna, punya alur filosofi, bagi terbiasa menyelidiki perihalnya, seperti hukum Tuhan bisa ditilik sifat-sifatnya, kecondongannya membentuk aturan yang dapat dikaji, digali mendalam demi perolehan dikedepankan ke jenjang pengetahuan dicapainya. Sebab itu, nama punya ruang sendiri segurat-tangan menandati pribadi pengguratnya.
Tapi semua itu tak lebih berfaedah sekadar hiasan jikalau empunya nama tak bersungguh menempuh jalan takdir dipangkunya, hanya menyerupai baju yang mencipta pembodohan misal paribasan Jawa: "Ajine rogo songko busono atau bernilainya badan sebab pakaiannya." Ini kerap dipolitisir orang-orang berpangkat yang hendak menduduki jabatan pun melanggengkan kekuasaan di pemerintahan pula dunia perdagangan. Pergantiannya dihasratkan memengaruhi orang lain, aman dari tangan tak dikehendaki, golongan berseberangan, manakala konflik etnis sejenis membahayakan pemilik nama.
Nama menandai prestasi tertentu moyangnya, ini yang mencantelkan marga kesukuannya, pun dari orang tuanya tokoh disegani dalam lingkungannya, namun lagi-lagi hanya pengabdian terhitung di hadapan masyarakat, ketulusan berjuang demi umatnya menjelma rantai gaib menyambungkan tali silaturrahmi, wujudnya macam-macam sesuai yang diwariskannya. Dan nama sebutan itu, kalau terucap akan liar menjelajah sejauh pengembaran padanya, sekuat rekaman terkandung kepadanya, setangguh karakter telah dilakoni. Lantas bagaimana bergerak? Berkehendak? Berbicara serta dipanggil? Kalau tidak memiliki nama... Akhirnya nama-nama kembali pada sang empunya.
6 Januari 2011
*) Pengelana asal desa Kendal-Kemlagi, Karanggeneng, Lamongan, JaTim.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
1 komentar:
sastra lamongan itu sejauh mana sih perkembangannya???
apakah ada suatu sanggar atau forum yang terdiri dari kumpulan penulis - penulis muda dan juga apakah forum - forum ini tidak mengadakan pelatihan menulis??
Posting Komentar