Atmakusumah
http://cetak.kompas.com/8 Maret 2010
Tidak pernah terbayangkan oleh David T Hill, pengamat masalah Asia dari Australia, bahwa ia akan memerlukan waktu tiga dasawarsa untuk menyelesaikan dan menerbitkan biografi wartawan, sastrawan, dan budayawan Mochtar Lubis, yang memasuki ulang tahun ke-88 pada 7 Maret tahun ini. Buku ini, yang diterbitkan oleh penerbit Routledge di London dan New York menjelang ulang tahun ke-11 windu itu, bukanlah biografi pesanan almarhum dan tidak pula mendapat dukungannya.
Buku ini sarat dengan analisis kritis. Salah satu bagiannya malahan ditolak oleh subyek biografi sehingga penulisnya, yang sudah amat dekat dengan pendiri harian Indonesia Raya itu, merasa gelisah selama bertahun-tahun karena penolakan ini. Tidak terhindarkan lagi, David Hill lambat laun tiba pada sikap mengagumi subyek biografinya dan bahkan merasa perkembangan kehidupannya dipengaruhi oleh Mochtar Lubis. Dalam kedekatan persahabatan ini, Mochtar Lubis memberinya fotokopi naskah asli catatan hariannya ketika ditahan selama dua setengah bulan di tempat tahanan politik Nirbaya, di tepi tenggara Jakarta, pada Februari sampai April 1975.
Catatan harian itu, dalam bahasa Indonesia bercampur bahasa Inggris, semula hanya diterbitkan dalam terjemahan bahasa Belanda, berjudul Kampdagboek, di Nederland pada 1979, empat tahun setelah ditulis. Naskah aslinya, Nirbaya—Catatan Harian Mochtar Lubis dalam Penjara Orde Baru, barulah diterbitkan di Jakarta lebih dari 30 tahun kemudian, yaitu pada 2008. Inilah naskah yang diperoleh David Hill dari Mochtar Lubis. Pada tahun itu pula, penerbit buku ini, Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, memprakarsai pemberian penghargaan tahunan, Mochtar Lubis Award, bagi sejumlah kategori karya jurnalistik yang terbaik.
Pelarangan buku
Catatan harian di Nirbaya, yang judul aslinya dari Mochtar Lubis adalah Nirbaya—Sebuah Buku Harian dalam Tempat Tahanan, jauh lebih pendek daripada Catatan Subversif yang pertama kali diterbitkan pada 1980. Naskah ini mencatat pengalamannya dalam penjara dan tahanan rumah hampir terus-menerus selama lebih dari sembilan tahun pada masa Orde Lama, dari 22 Desember 1956 sampai 17 Mei 1966.
Pada masa Orde Baru dan Orde Lama memang biasa terjadi kesulitan menerbitkan buku-buku kritis di dalam negeri. Sering pula terjadi pelarangan buku, yang bahkan masih dapat terjadi sampai sekarang, pada masa Orde Reformasi—karena masih berlaku ”Penetapan Presiden tentang Pengamanan terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum”—yang sudah berumur hampir setengah abad.
Novel Senja di Jakarta, misalnya, barulah dapat diterbitkan di Jakarta pada 1970, tujuh tahun sesudah terjemahannya, Twilight in Jakarta, lebih dulu diterbitkan di London dan beredar di seputar dunia pada awal 1963. Tahun berikutnya novel itu diterbitkan di Amerika Serikat dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Melayu di Kuala Lumpur pada tahun 1965.
Novel itu, karya fiksi Mochtar Lubis yang pertama diterjemahkan dalam bahasa Inggris, digambarkan oleh penulis resensi Alan Nicholls dalam harian The Age (16 Maret 1963), surat kabar berpengaruh di Melbourne, Australia, sebagai ”novel penting yang pertama dari Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Inggris. Novel ini akan membangkitkan perhatian amat besar di mana pun novel ini dibaca”.
”Bongkar pasang” biografi
Akan tetapi, perselisihan pendirian antara subyek biografi dan penulisnya telah memberi hikmah. ”Bongkar pasang” penyusunan biografi ini selama 30 tahun akhirnya dapat menghadirkan kisah perjalanan panjang kehidupan Mochtar Lubis secara lengkap, sejak ia dilahirkan di Padang pada 7 Maret 1922 sampai saat meninggal di Jakarta pada 2 Juli 2004.
Pada awalnya, gagasan untuk menelusuri kehidupan pemimpin umum dan pemimpin redaksi Indonesia Raya itu merupakan proyek penulisan disertasi ketika David Hill menjadi mahasiswa doktoral pada Pusat Asia Tenggara di Universitas Nasional Australia di Canberra sejak 1979. Ia memulai proyek ini sambil mengajar di Departemen Indonesia dan Melayu di Universitas Monash di Melbourne. Biografi yang dihasilkannya baru benar-benar selesai pada 2009 ketika mengajar pada Program Studi Asia di Universitas Murdoch di Perth.
Dua tahun lamanya, 1980 sampai 1982, ia melakukan riset di Indonesia tentang makna posisi Mochtar Lubis dalam pertarungan media pers serta pergolakan kebudayaan, sosial, dan politik di Indonesia selama setengah abad sejak tahun-tahun awal kemerdekaan. Tesis doktoralnya baru rampung enam tahun kemudian, Juli 1988, dengan judul ”Mochtar Lubis: Author, Editor, Political Actor”.
Ada perubahan pada judul biografi yang diterbitkan menjelang hari ulang tahun ”wartawan jihad” itu tahun ini: Journalism and Politics in Indonesia—A Critical Biography of Mochtar Lubis (1922-2004) as Editor and Author. Namun, esensi isinya tetap konstan dan penulisnya tak mundur dari pertentangan pendiriannya dengan subyek biografi. Perhatian penulisnya terutama dipusatkan kepada peranan Mochtar Lubis sebagai redaktur surat kabar dan wartawan selain ketenarannya sebagai pengarang dan tokoh kebudayaan. Akan tetapi, kata David Hill, ”Sadar atau tidak sadar, informasi yang dipilih tentu saja mencerminkan nilai-nilai, perspektif, dan asumsi saya sendiri.”
Wartawan jihad
Mochtar Lubis adalah budaya- wan dan wartawan. Ia adalah sas- trawan, pengarang cerita anak- anak dan satir, kolumnis, pelukis, pematung, pembuat keramik, pencinta pelestarian alam, dan aktivis lingkungan hidup—untuk hanya menyebutkan beberapa di antara kegiatannya. Ia juga peminat, pengamat, dan penulis sejarah. David Hill menyebutnya pula sebagai aktor politik.
Mochtar Lubis bagaikan prisma, menurut David Hill. Melalui prisma ini, orang dapat mengamati berbagai lingkungan kehidupan sosial yang digaulinya: intelektual, artistik, jurnalistik, dan politik. Melalui prisma ini pula, orang juga dapat melihat perjalanan sejarah nasional selama masa hidup Mochtar Lubis.
Dalam masyarakat internasional ia adalah wartawan Indonesia yang paling dikenal. Untuk waktu lama, ia merupakan pengarang yang karyanya paling banyak diterjemahkan, sebelum kemudian mengalir terjemahan karya-karya Pramoedya Ananta Toer. David Hill mengatakan, orang lain mungkin dapat melebihi pencapaiannya dalam satu bidang tertentu. Namun, sulit membayangkan bahwa ada seorang tokoh Indonesia yang lain yang mampu mengungguli keterkenalannya secara internasional dalam dua bidang sekaligus—kesusastraan dan kewartawanan.
David Hill menyebutkan beberapa kekurangan Mochtar Lubis dibandingkan dengan kekuatan atau kelebihan sejumlah wartawan, pemikir, seniman, tahanan politik, dan ”pembangun institusi” sezamannya, seperti Rosihan Anwar, Jakob Oetama, Adnan Buyung Nasution, Sutan Takdir Alisjahbana, Pramoedya Ananta Toer, atau Rendra. Walaupun demikian, ia berkesimpulan: ”Sebagai wartawan jihad (crusading journalist), Mochtar Lubis menunjukkan keberanian yang gigih, semangat moral yang berapi-api, dan tekad yang teguh.”
Dalam pengamatannya, Mochtar Lubis bagi para wartawan muda merupakan lambang yang berpengaruh, yang memiliki komitmen pada pandangan tertentu tentang apa yang harus dilakukan oleh profesi kewartawanan, yang mempertahankan prinsip-prinsipnya dan akan menanggung akibat-akibatnya. Apabila tidak dapat menerbitkan apa yang menurut keyakinannya perlu dikatakan, Mochtar Lubis akan menerima pembredelan surat kabarnya daripada berkompromi.
”Jurnalismenya yang langsung dan tanpa kompromi (direct, unyielding journalism) berakhir dengan kekalahan, baik pada 1950-an maupun pada 1970-an,” kata David Hill. Surat kabar yang dipimpinnya dibredel pada kedua masa pemerintahan oleh pemerintahan Presiden Soekarno (September 1958) dan pemerintahan Presiden Soeharto (Januari 1974). Ia ditahan pada masa Orde Lama dan juga pada masa Orde Baru tanpa diadili.
Akan tetapi, amatlah besar kekuatan ilham dari upaya (yang dilakukan Mochtar Lubis) itu karena sejumlah besar orang Indonesia, baik para wartawan maupun para pembaca surat kabar, tidak menyukai dan menolak alternatif lain, yaitu jurnalisme berhati-hati dan bermakna ganda (cautious and ambiguous journalism) yang selama beberapa dasawarsa mendominasi jurnalisme Indonesia.
ATMAKUSUMAH Pengamat Pers dan Pengajar Jurnalisme di Lembaga Pers Dr Soetomo, Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar