Jumat, 25 Juni 2010

PIJAR KATA NUREL DI TENGAH ALUN ZAMAN

KRT. Suryanto Sastroatmodjo
http://www.sastra-indonesia.com/

“Cinta sangat menentukan kelanjutan proses penyebab atau proses kehidupan subyek. Sebab ketika berada di titik koordinat, kita jelas mendapati karakter diri sebenarnya atau dengan titik seimbang, cermin diri sanggup merasakan getaran kesungguhan dari sang maha Penyebab Cahaya Ilahi: Apakah kita gemetar atau semakin asyik oleh kesejukan Cahaya. Sebelum sampai ke suatu akhir bernama akibat (mati, timbangan pahala)” dikutip dari buku Kajian Budaya Semi (buku pertama Trilogi Kesadaran), bagian Kajian Sebab atas Subyek, Nurel Javissyarqi. Di situ penulis muda, merupakan intan pemikiran dan mutiara-penggagas keadilan ruh dari Lamongan, bicara tentang pemaknaan hayati.

Mungkin sepadan anggukan halus-lembut dari para pemerhati dari rana manapun di Indonesia saat ini, tatkala kita meriadukakan “Seminya Budaya” yang linuhung, setelah bertahun-tahun menjadi korban dari tikai-cidera, silang-selisih dan goda-goda membawa bangsa kita terkantuk di batu-sandung, kerikil tajam melukai tangan dan kaki dalam hal-hal menuju pada kesantunan situasi, kemuliaan akhlak, banyak pihak (pemikir, penggagas, penyumbang dan penyeimbang mantap masyarakat) dapat dikaji lewat bangsal-bangsal pustaka yang damai-arkadis.

Korolariz dari cita lembut ini, Nurel kita hadirkan dalam hasana sastra yang memiliki pijar penyalaan elok, laras zamannya. Manakala ia menyapa generasi muda di belantara Nusantara, lantaran ingin merefleksikan pijar-kata pula. Barangkali semacam renungan diri yang khusyuk, ditulis secara tepat oleh Nurel Javissyarqi: PEWAYANGAN: Mitos apakah melingkupi tubuh ini /hingga menari-nari di alam sunyi. /Mitos apakah menutupi kalbu ini /sehingga terdiam dalam ramai /dan membalut luka bakar ini? /Segalanya menuju kering serupa /tinggalkan bekas sulit terkelupas; /olehnya berjalan di belakang layar. 1999, dari bukunya; Sayap-Sayap Sembrani.

Nurel menegur para pemimpin bangsa yang sering berseteru ini, agar dapat saling mengendalikan diri, saling berkhidmat, tegar-tabah munajad agar memperolah kecerahan yang indah. Ia berseru agar apabila bangsa ini ingin jaya, kita tanggalkan mitos-mitos duniawi yang menggerogoti jiwa-raga bangsa dan gantilah dengan tafakkur, meditasi membawa kita pada kedamaian esok hari, agar apapun menyebabkan luka bakar (akibat nafsu angkara tiada kesudahan) merusak jasad, merusak kalbu; niscaya terobati.

“Langkah memberi ruang positif, sebagaimana orang sedang berjalan atau beraktivitas memberi ruang positip, di mana pemaknaan gerak ialah energi yang terlaksanakan” (dikutip dari Kajian Budaya Semi, bagian Merekonstruksi – x - = + dalam Korupsi), mendorongnya untuk mengajak bangsanya agar menciptakan kedamaian fikir, hati, nalar agar “positive thingking” menjadi acuan getar hayati, dengan harapan agar energi lebih terjaga sempurna lagi sentausa.

Dalam beberapa getar yang terbeber, Nurel berpendapat; Zaman Trawaca padang Njinglang, zaman pencerahan semesta bakal menyusuri lorong-lorong hati manusia dan tiba pada keyakinan; bahwasannya kemuliaan insan terlahir dari sikap mandiri ini. Dalam hal ini maka pola pikir umat manusia pada jaman kegelisahan justru harus diawali dari diri pribadi kita sendiri. Mengapa tidak? Karena dalam suatu sikap terkepal, membebas, terkristalisir pada era yang ada, selaras spirit jaman (Zeit-geest) yang ada, kita merasa eksis dan dari situ percayalah waktu segala kejadian di masyarakat ini dapat mengikut pola pikir paling tegas.

Barangkali, Nurel mempunyai anugerah sikap yang terbaca jelas lewat buku-bukunya, misalnya “Takdir terlalu Dini” (awal bukunya membedah tentang kemuliaan ruh dimuka bumi lestari ini), di mana Nurel mengharap Tri-dimensi penghampiran qualified ditumpah darah Nusantara kita cinta ini:

(1) Konsep “well-informed dan well educated among nations” [marilah kita tegakkan informasi sejelas-jelasnya tentang agama, budaya, adab-susila (terutama secara Islami) untuk suatu tata nilai yang hidup].

(2) Konsep tentang “inspirating and inspired” [telah teralami dan telah terilhami seluruh umat di jagadnya dengan ajaran-ajaran Islam yang kita hormati dan cintai, terutama al-Qur’an agar kehidupan insan dapat terbawa pada keluhuran, keagungan, kefitrian].

Oleh karena di sini, kita menyinggung soal “lisensi puitika” kebebasan makna, kemerdekaan mimbar, kearifan lokal sang sastrawan, maka sang waktu dapat juga merupakan kancah rohaniah juga membutuhkan discursus pula. Kalau kita mengikuti wawasan Bung Karno dalam “Di bawah Bendera Revolusi” (1960), maka dalam kapasitas pejuang, kita dapat mengharapkan adanya tiga macam gagasan terpadu yang mesti dihayati secara sempurna, yakni; nationalisme-geest (gagasan dan angan-angan nasionalis), nationale-will (kemauan dan tekad nasional) dan nationale daad (perbuatan nasional) yang kita jabarkan dalam bahasa pergaulan kita dewasa ini; angkah lan langkah sing tuwuh saka anggit (tekad timbul dari langkah untuk suatu dinamika) dan dhemen sing tumemea (rasa sayang pada gagasan-gagasan besar yang bisa diresapi maknanya), niscaya bakal mewujudkan realisasi kesejatian makna, terkabulnya aspirasi dan cita-cita luhur.

Maka Nurel Javissyarqi atau (dulu) sebagai pimpinan Komunitas Sastrawan Tugu Indonesia, Yogyakarta, 5 tahun lewat dalam nama Nurla Gautama (nama pemberian cerpenis Joni Ariadinata) bisa mewariskan martabat bathin lewat buku-bukunya yang “menggigit” di seantero pemikiran unik; akhirul kata terwujudlah semoga ide-ide tentang Nasionalisme Islamis yang kita harapkan dewasa ini; “Ayo bergeraklah, mereka dari ainul yakin menuju hakkul yakin, sempurna. Ayo, kibarkan panji-panji kemerdekaan kalbu mandiri bersemangat baja. Ayo, kita menangkan cita luhur peradaban Islam sepanjang Zaman.

Obsesi dan ketertarikan fa’al juang ialah hak bagi setiap orang yang kepingin merebut ranah ini, misalkan Iqbal, Gibran, Nietzsche dan lain-lain. Namun kreativitas sastra niscaya dapat menyapa orang dan terbawa pada dimensi yang ingin pula diejawantahkan melalui kidung-kidungnya sebagai prosa lirik dan puisi yang khas dimiliki Nurel, sebagaimana dalam Kajian Budaya Semi, yang kita haturkan ini. (Dapatkan gagasan-gagasan Nasionalisme berangkat dari lokal menuju Nasional, menggapai Internasional), niscaya menjadi tumpuan-harapan sebagai kaum usia muda dahaga saat ini, akan pijar kata Islami yang dinamikanya dapat diterbangkan oleh sayap-sayap hati terlembut.

Barangkali, banyak gayung bersambut, kata berjawab, sayap-sayap bathin dan ketakwaan menjamah ranah kerontang ini. Andai-kata kita berjalan melintasi padang-padang dan di sana terdapat sendang, telaga bening, berbahagialah kita, bahwa seteguk tirta akan dapat memberi obat dahaga tersebut, setelah kita menembangkan laguan sunyi sang kelana yang makin lama dilamun rindu, perih, duka. Niscaya, seorang kawula muda seperti Nurel ini merupakan salah satu contoh, dimana Sabda Alam menemukan ujung, dimana salam menjawab misteri hidup, lantaran tiap tapak jelajah bisa diamati pemerhati.

Apakah kita telah menangkap, apapun telah diwedarkan pada ucap-bedah atas telempap sejarah, namun kita masih membutuhkan kata-kata yang lebih nyaring berkumandang lagi, entah ditengah ratri jelaga, entah dipagi-resik, dimana andika sekalian merupakan rekan-rekan seikhawan dalam kelana ini. Demikian…wassalam.

Nagan Lor 21, Yogyakarta. Senin, 23 Mei 2005.
Makalah bedah buku KBS di UIN Yogyakarta 26 Mei 2005, bekerjasama dengan teater ESKA.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito