Rabu, 10 Maret 2010

Meretas Moderatisme Global

Muhammadun As
http://www.pelita.or.id/

Pada tanggal 4-6 Februari 2004 lalu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali membuat acara yang spektakuler sekali. Yakni mengumpulkan para ilmuan dunia dalam sebuah konferensi guna membahas problematika kehidupan dunia global sekarang ini. Konferensi yang merupakan hasil kerjasama antara PBNU dan Departemen Luar Negeri (Deplu) ini sungguh luar biasa. Kalau selama ini Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah begitu getolnya melawan korupsi dengan berbagai kalangan LSM dan media, sekarang NU memelopori sebuah konferensi untuk menggalang kekuatan dunia guna membendung berbagai krisis yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Momentum konferensi ini akan membawa sebuah perhelatan yang luar biasa. NU sebagai sebuah lembaga sosial keagamaan yang menitik beratkan objeknya pada pengembangan masyarakat, dalam konferensi ini akan menjadi liputan yang menarik sekali. Kegagalan peran NU dalam dunia politik pada tahun-tahun lalu merupakan ibrah (pelajaran) agar NU tampil kembali membangun kekuatannya dalam merumuskan kebijakan menuju maslahatul ummah (kesejahteraan rakyat). Membangun masyarakat Madani (civil society) merupakan konsentrasi NU dimasa sekarang dan akan datang. Maka dari itu, menggalang kekuatan guna membangun sebuah civil society baik secara intern maupun ekstern, nasional maupun internasional, adalah sebuah keniscayaan. Dalam kesempatan konferensi ini, jelas, peran serta NU dalam membangun keberadaan civil soviety semakin vital. Revitalisasi peran NU di lingkup global ini akan mengantarkan NU sebagai organisasi yang, selain mempunyai jaringan yang luas, tetapi juga akan menjawab bahwa NU bukanlah organisasi orang-orang ndeso, yang bisanya hanya tahlilan dan jauh modernisasi dan transformasi pemikiran.

Peran NU di tingkat global ini sangatlah penting. Mengingat NU merupakan organisasi yang mempunyai massa yang sangat besar sekali, sehingga banyaknya jaringan dari berbagai negara akan memberikan kemudahan bagi warga NU untuk lebih meningkatkan kualitasnya dalam berbagai bidang kehidupan. Terlebih lagi dalam hal sumber daya manusia (SDM). Rendahnya kualitas SDM yang dimiliki warga NU inilah yang harus segera "dientas" oleh para pimpinan NU. Karena bagimanapun, kekuatan SDM NU hari ini akan sangat menentukan keberlangsungan NU di masa depan. Pencerahan yang telah dilakukan para ulama dulu merupakan tanggung jawab besar yang harus dipikul generasi muda NU di masa mendatang.

Selain revitalisasi peran tersebut, sebuah agenda besar juga menjadi topik yang hangat pada kesempatan konferensi tersebut. Yakni bagaimana membangun keberagamaan masyarakat yang toleran, berkeadilan, dan moderat. Berbagai fenomena yang terjadi di belahan dunia sekarang ini menunjukkan bahwa umat beragama, khususnya umat Islam, selalu dituding menjadi "biang kerok" dalam berbagai terorisme global. Islam yang tadinya merupakan agama yang penuh kedamaian (sesuai dengan namanya, Islam, memberi keselamatan pada sesama) telah disitorsikan umatnya menjadi agama yang penuh kejahatan, terror, dan bahkan agama "pengacau keamanan dunia". Dalam bahasa Pak Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU), Islam menjadi agama yang marah bukan agama yang ramah.

Cita-cita luhur agama untuk membawa perdamaian dan keselamatan seolah-olah semakin jauh dari kenyataan. Ini karena sebagaian kaum Muslim sering mendistorsi ajaran-ajaran Islam yang sebetulnya membawa kedamaian. Hal ini dipicu oleh adanya anggapan kaum fundamentalis bahwa ketertinggalan dan keterbelakangan umat Islam di berbagai penjuru dunia telah menyulut mereka untuk mengembalikan dan merengguk zaman keemasan yang hilang beberapa abad terakhir dengan model dan jalan apapun. Bagi mereka membagun Islam sebagai sebuah ideologi adalah keniscayaan. Maka doktrin yang sering mengemuka diantara mereka antara lain, Islam sebuah alternatif (al-islam huwa al-hal), menegakkan syariat Islam (tatbiq al-syariah), mendirikan negara Islam (al-khilafah al-islamiyah), Islam senantiasa powerfull dan tak tertandingi (al-islam yalu wala yula alaihi), Islam kompatabel untuk semua ruiang dan waktu (al-islam sholihun likulli zamanin wamakanin).

Realitas di atas merupakan embrio fundamentalisme Islam yang mengakibatkan mereka terjebak dalam pemahaman doktrin yang teosentrin. Mereka merupakan paham dan gerakan yang menyejarah dan bersifat massif dalam memahami doktrin-doktrin keagaman. Nashr Hamid Abu Zayd menyebut fenomena ini sebagai karakteristik dari peradaban teks (hadharat al-nash), sehingga membentuk masyarakat yang sangat menghargai teks. Tektualitas inilah yang membentuk keberagaman teosentris, yakni pandangan keagamaan mereka merujuk pada Tuhan, sedangkan yang lain dianggap merujuk selain Tuhan. Mereka mengklaim paling benar dan menolak keberagaman golongan lain (Zuhairi Misrawi, 2003). Azyumardi Azra (2002) mengkategorikan kelompok ini sebagai kelompok salafi radikal, yang berorientasi pada penegakan pengamalan Islam yang murni, Islam otentik yang dipraktikkan Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Mereka disebut salafi radikal karena mereka cenderung menempuh pendekatan dan cara-cara keras untuk mencapai tujuan, dari pada dengan pendekatan dan cara-cara yang damai dan persuasif.

Bentuk fundamenatlisme di atas lebih parah lagi ketika dibarengi dengan nilai-nilai yang radikal. Radikalisme sering kali menggunakan pemaksaan dan kekerasan sebagai alternatif untuk menggolkan pandangannya. Dalam misinya ini mereka cenderung menolak, mengganti sistem dan membenarkan kekerasan. Falsafikasi yang dijadikan landasan mereka adalah klaim mayoritas. Seperti mayoritas umat Islam di tanah air ini, yang sering dijadikan landasan untuk mendesak pandangan mereka untuk menetapkan hukum Islam (syariat).

Keberagamaan tersebut di atas perlu diantisipasi tidak hanya secara nasional namun harus secara global. Kalau di Indonesia, NU dan Muhammadiyah sudah berperan aktif mensosialisasikan dan membangun keberagamaan yang hanif, namun secara global, tetap Indonesia belum dianggap "bersih" dari sarang teroris. Maka dari itu, momentum konferensi ilmuan internasional merupakan momentum yang sangat strategis bagi NU khususnya dan masyarakat Indonesia untuk menyarakan moderatisme keberagamaan. Kaum moderat harus selalu mengedepankan sikap-sikap toleran (tasamuh), seimbang (tawazun), dan kedamaian (salam). Yang kesemuanya ini akan mendorong keberagaman secara hanif dan progresif. Membangun koalisi kaum moderat di tingkat global pada konferensi ini sungguh akan memberikan keuntungan yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. Dan NU sebagai penggagas konferensi akan menjadi "pahlawan" yang menjadikannya sebagai organisasi yang kuat diakar rumput (grass root) sebagai basis massanya dan tetap mampu menjalin hubungan internasional secara luas. Hal ini sangat penting bagi NU untuk mengatakan pada dunia bahwa NU adalah organisasi yang kuat, modern, dan mempunyai kekuatan yang luar biasa.

*) Penulis adalah pemerhati sosial kemasyarakatan, staf pengajar PP. Sunan Ampel Jombang.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito