Jumat, 29 Januari 2010

Menelaah Pola Interaksi dalam Sastra Melayu Tionghoa

Pembauran dan Pembentukan Budaya Indonesia
Dedi Pramono*
http://www.radarjogja.co.id/

Etnis Tionghoa di Indonesia telah dimaklumi sebagai golongan yang memiliki tingkat ekonomis yang lebih baik. Kita bahkan memahami kelompok ini dalam kesehariannya lebih berorientasi pada segi bisnis.

Walaupun ada beberapa orang etnis Tionghoa berkecimpung dalam bidang non-ekonomis, pada akhirnya bermuara pada persoalan ekonomis pula. Hal ini dapat dipahami, berbeda dengan kita yang dapat hidup karena mengandalkan alam dan kerabat, etnis tionghoa tertuntut harus dapat hidup layak secara mandiri.

Berdasarkan pemikiran tersebut, kita berasumsi interaksi sosial yang terjadi pada etnik tionghoa cenderung pada interaksi bisnis Jika pada kehidupan keseharian asumsi ini mungkin benar, lalu bagaimana dengan interaksi masyarakat Tionghoa dengan masyarakat sekitarnya dalam dunia imajinatif pada sastra?

Penelaahan interaksi sosial pada masyarakat Tionghoa dalam karya sastra perlu dilakukan untuk menambah pengetahuan kita, khususnya tentang gambaran motif interaksi sosial antaretnik di zaman kolonial melalui karya sastra Melayu Tionghoa. Di samping itu, juga penting dalam rangka pengembangan kebudayaan, terutama budaya pembauran dari beragam etnik dalam membentuk budaya Indonesia masa depan.

Dalam telaah ini subjek karya sastra (novel) Melayu Tionghoa berjudul Lo Fen Koei karya Gouw Peng Liang yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1903 dan Bunga Roos dari Cikembang karya Kwee Tek Hoay yang diterbitkan pertama kali oleh Drukkerij Hoa Siang In Hok Batavia pada tahun 1927.. Novel-novel ini ditetapkan sebagai subjek telaah di antara novel-novel Melayu Tionghoa yang lain karena mempertimbangkan representasi para tokoh dari beragam etnik yang ada di Hindia Belanda (kini Indonesia). Maka, kita harapkan dapat merepresentasikan interaksi sosial antar tokoh secara lebih komprehensif.

Motif interaksi novel
Motif interaksi sosial tokoh dalam novel (sebagai pengejawantahan dunia dalam imajinasi) akan sama dengan motif interaksi sosial pada hubungan kemanusiaan keseharian.

Kita mengira, pada umumnya, interaksi sosial, termasuk yang dikisahkan dalam sastra, dilakukan orang lebih diorientasikan pada pemuasan kebutuhan psikologis. Pemikiran ini mengacu pada kenyataan bahwa setiap laku manusia dalam interaksi sosial lebih ditekankan pada kebutuhan batiniah, seperti rasa aman, tenteram, bahagia, dan sebagainya.

Pemikian yang masih merupakan asumsi tersebut, kiranya belumlah lengkap, sebab psikologi bukan merupakan satu-satunya pusat perhatian bagi manusia dalam berinteraksi secara sosial dengan manusia lainnya.

Tampaknya hubungan manusia dalam kehidupan bersifat naturalis (alamiah). Dorongan interaksi secara naturalis ini setidaknya mencakup motif psikologis, motif ekonomis, motif biologiss, motif status sosial, dan motif agamis.

Motif psikologis adalah interaksi sosial antara tokoh cerita dengan tokoh lainnya yang dihubungkan dengan upaya pemenuhan kebutuhan psikologis dari masing-masing tokoh. Pemuasan kebutuhan psikologis ini misalnya rasa cinta, benci, cemburu, rindu, dendam, belas kasihan, balas budi, persahabatan, dan beragam faktor psikologis lainnya.

Motif ekonomis ditekankan pada upaya pemenuhan kebutuhan material dari masing-masing tokoh. Pemenuhan kebutuhan material ini misalnya berupa makanan, minuman, uang, tanah, rumah, kendaraan, hadiah berupa benda, dan beragam wujud harta benda lainnya.

Adapun motif biologis berlandaskan pada upaya-upaya pemenuhan kebutuhan biologis dari masing-masing tokoh. Pemenuhan kebutuhan biologis di sini secara khusus kebutuhan syahwati (seksualitas). Adapun kebutuhan biologis (dalam pemahaman umum) seperti makan-minum dan kebutuhan kesehatan dikelompokkan pada motif ekonomis.

Motif status sosial terjadi karena adanya kebutuhan memiliki status sosial tertentu. Pemilikan status sosial misalnya pemilikan jabatan, pangkat, dan predikat sosial (seperti predikat kedermawanan, kepandaian, kebijaksanaan, kesaktian, dan lainnya).

Motif agamis berdasarkan kebutuhan pemuasan batin yang berupa kesalehan, sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan. Pemuasan dalam ujud kesalehan tersebut dapat berupa interaksi dalam peribadatan, perayaan keagamaan, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Pada karya sastra Melayu Tionghoa, mengacu pada subjek telaah di atas motif interaksi meliputi motif psikologis, ekonomis, dan biologis.

Pola interaksi
Pola interaksi adalah pola hubungan yang ditetapkan berdasarkan etnik tokoh. Pada pola interaksi ditemukan beberapa pola interaksi sosial antartokoh yang dikelompokkan dalam 6 (enam) kategori. Kategori tersebut seperti interaksi tokoh Tionghoa dengan tokoh Tionghoa; tokoh Tionghoa dengan tokoh pribumi; tokoh Tionghoa dengan tokoh keturunan campuran Tionghoa-pribumi; tokoh Tionghoa dengan tokoh belanda; tokoh Tionghoa dengan tokoh Arab keturunan; dan tokoh non-Tionghoa dengan tokoh non-Tionghoa.

Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa dalam Lo Fen Koei karya Gouw Peng Liang telah tampil beragam interaksi sosial dari berbagai jenis etnik bangsa, seperti Tionghoa, pribumi, Belanda, dan etnik lainnya (Arab-keturunan). Dari berbagai motif yang hadir dalam interaksi sosial tersebut yang paling dominan adalah motif ekonomis.

Motif ekonomis yang mendominasi novel Lo Fen Koei dalam interaksi sosial antara tokoh berpusat pada Lo Fen Koei sebagai tokoh utama pengisahan. Lo Fen Koei sebagai pachter opium yang menguasai sejumlah tanah perkebunan selalu mengandalkan harta bendanya dalam interaksi dengan beragam tokoh demi memuaskan keinginannya, terutama keinginan pemuasan biologis (seksualitas). Dengan demikian, motif ekonomis yang mendominasi novel Lo Fen Koei dalam interaksi sosial antartokoh, berakar pada motif psikologis-biologis (berakar sejak tokoh Lo Fen Koei menginginkan Tan San Nio dan Poij Oeij Nio sebagai istri-istri mudanya).

Lo Fen Koei merupakan pengejawantahan manusia-manusia kaya yang mengandalkan kekayaannya untuk mengatur manusia-manusia lain dalam rangka memenuhi semua kemauannya. Manusia seperti Lo Fen Koei ini menafsirkan bahwa seluruh kehidupan, termasuk di dalamnya ‘mengatur’ manusia, hanya dapat dilakukan dengan harta benda. Manusia seperti ini tidak memercayai motif interaksi sosial lebih ditentukan oleh motif-motif yang bersifat psikologis dan agamis.

Berbeda dari hasil analisis novel Bunga Roos dari Cikembang karya Kwee Tek Hoay. Pola interaksi tampil dari beberapa jenis etnik bangsa, seperti Tionghoa, pribumi, dan keturunan keturunan campuran Tionghoa-pribumi. Dari berbagai motif yang hadir dalam interaksi sosial tersebut yang paling dominan adalah motif psikologis.

Motif psikologis yang mendominasi novel Bunga Roos dari Cikembang dalam interasi sosial antara tokoh berpusat pada Oh Ay Tjeng, ayah dari Roosminah, sebagai tokoh utama pengisahan. Oh Ay Tjeng sebagai seorang administratur perkebunan yang jujur, romantis dan berbudi selalu menggunakan hati nuraninya dalam interkasi sosial dengan siapa pun.

Dengan demikian, jika motif ekonomis yang mendominasi novel Lo Fen Koei dalam interaksi sosial antartokoh, berakar pada motif psikologis-biologis, maka Bunga Roos dari Cikembang bermotif psikologis yang berakar rasa kasih sayang dan penghargaan kepada semua orang tanpa memperhitungkan derajat dan jenis etnik.

Berbeda dengan tokoh Lo Fen Koei pada novel Lo Fen Koei, Oh Ay Tjeng pada Bunga Roos dari Cikembang tidak pernah mengandalkan harta bendanya dalam interaksi dengan beragam tokoh demi memuaskan keinginannya, terutama keinginan pemuasan biologis (seksualitas). Ia lebih mementingkan kekayaan batiniah dan ketenteraman jiwa dengan sikap dermawan dan segenap sikap baiknya. Jika Lo Fen Koei tidak mempercayai motif interaksi sosial lebih ditentukan bukan oleh motif-motif ekonomis, Oh Ay Tjeng masih mempercayai bahwa interaksi sosial antar manusia tidak sekedar bermotif ekonomis tetapi juga bermotif psikologi bahkan agamis.

Barangkali contoh interaksi sosial tokoh Oh Ay Tjeng dalam Bunga Roos dari Cikembang patut dikembangkan untuk masa kini. Dengan demikian, kebermaknaan dan kebermanfaatan karya sastra Melayu Tionghoa dalam pembangunan budaya pada konteks kebangsaan Indonesia secara menyeluruh, makin terwujud.

*) Drs. Dedi Pramono, M.Hum, dosen Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dan Sosiologi Sastra, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito