Selasa, 08 September 2009

Sang Pelacak

Fahrudin Nasrulloh*
http://www.jawapos.com/

Sebuah tlatah mulanya adalah sebentang nubuat, situs yang terus bergerak, dan perang yang bergolak panjang. Tragedi dan cerita manusia di dalamnya bagai layang-layang putus di angkasa. Begitulah kiranya apa yang tersirat di batin De Jonge (1828-1879), si tukang arsip kolonial yang disegani itu. Ia merupakan generasi setelah Valentijn (1666-1727), Peiter Van Dam, dan J. Hageman (1817-1872). Selain itu, sosok P.J. Veth (1814-1896), Van Deventer (1832-1892), dan De Haan (1863-1936) merupakan mata rantai para peneliti di mana kesejarahan kolonial lebih banyak dipandang dari mata dan data yang mereka susun di ”kamar gading”-nya sendiri, yang kerap dicibir tak menyentuh realitas pribumi Jawa. Sehingga, dampak otoritas yang ”kaku dan tunggal” menjadi problem serius bagi keberlanjutan studi ini. Mereka tak melongok periode Hindu-Jawa sebelum 1600, yang selanjutnya digarap oleh T.S. Raffles (1781-1826), Pater Brumund dan Hoepermans, lalu diteruskan oleh para ahli bahasa Sanskerta, seperti Kern, Brandes, dan Krom.

Tampaknya, ambisi akademis dari riwayat kolonial tersebut menggulirkan bejibun riset yang tiada surut. Kini, suatu studi intensif berupa pelacakan penulisan sejarah kota atau kabupaten beserta dinamika yang melingkupinya menjadi sangatlah berharga. ”Kepustakaan” terpenting bagi kaum pengkaji sejarah kota tentulah tidak akan mengabaikan literatur semisal dari J.J. Meinsma, Serat Babad Tanah Jawi: Wiwit Saking Nabi Adam Dumugi ing Tahun 1647 (S’Gravenhage, 1903), di samping Babad Tanah Jawi versi lain, seperti Babad Kraton (sejarah Keraton Jawa sejak Nabi Adam sampai runtuhnya Mataram) karya R.Tumenggung Jayengrat. Teks ini bisa disejajarkan dengan Babad Besar Surakarta karya Pakubuwana VII. Kendati babad yang terakhir itu sebetulnya serapan dari Babad Kartasura yang oleh C.F. Winter ditengarai sebagai seratan Carik Bajra alias Tumenggung Tirtawiguna. Di antara sekian babad sejenis ini, penelusuran sebuah tlatah dan kroniknya dapat dijadikan ”lanskap banding” dan diskursus yang eksploratif.

Sekarang penerbit Henk Publica Surabaya sedang menggodok penerbitan serial sejarah kota atau kabupaten yang terdiri atas 31 kabupaten di Jawa Timur. Misalnya, Babad Surabaya: Sejarah dan Perkembangan Kota Surabaya. Serial babon itu ditulis oleh Dr Purwadi MHum, dosen dan peneliti UGM.

Catatan urgen dari penerbitan babad-babad kota ini diikhtiarkan untuk mengetahui, menilik, menyusuri, dan melakukan pembacaan sejauh mana peran dan eksistensi wilayah-wilayah tersebut dalam kancah kesejarahannya dari masa ke masa. Meski, tidak semua tersajikan dengan sempurna. Realitas itu jamak dialami oleh beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Jombang. Wilayah ini hingga sekarang masih belum disepakati tentang kapan ”hari jadi”-nya atau kelahirannya ditetapkan. Padahal, kabupaten tersebut telah sekian kali mengundang tim kesejarahan dari pelbagai kalangan akademisi, terutama dari UGM.

Diskursus klasik dan debatable sering mentok terkait dengan minimnya data berupa naskah kuno, data prasasti, etnografi, cerita tutur, data artefaktual, dan arsitektural masa Jawa kuno yang masih kabur dan bias, juga data arsitektural dan arsip masa kolonial. Sedangkan, daerah lain, seperti Surabaya, Mojokerto, Malang, Tulungagung, Trenggalek, dan Kediri, telah menemukan hari ulang tahunnya. Identitas kesejarahan semacam ini menjadi tolok ukur untuk meneropong pasang surutnya ”kembara” sebuah kota.

Maka, Purwadi -yang memiliki kapasitas penguasaan kepustakaan Jawa yang lumayan luas- mencoba membeber dan mengidentifikasi keberjalanan dan kontribusi sebuah kota dalam perspektif lampau (baca: Nusantara) dan yang kini (baca: NKRI). Lacakan-lacakan Purwadi akan naskah-naskah kuno sebenarnya tergolong jlimet dan dilematis. Tidak semua daerah memiliki riwayat kesejarahan yang representatif dan termaktub dalam sejumlah babad. Misalnya, Kota Magetan, yang tampaknya menjadi bagian besar dari riwayat Kasultanan Surakarta yang selanjutnya dibayang-bayangi pemerintahan Hindia Belanda, selain Ngawi dan Madiun.

Ketika Purwadi menggulirkan Babad Malang, ia menyebut bahwa riwayat utama kota ini bisa ditelusuri lewat cerita Singosarian ken Arok, Ken Dedes, Kebo Ijo, Tunggul Ametung, hingga Kertanegara. Maka, sebagai rujukan untuk mengeksplorasinya, ia menggunakan Kidung Panji Wijayakrama, Kidung Sorandaka, Serat Blambangan, Serat Murwakala, dan Serat Pustaka Raja.

Babad Gresik mengacu dan mengeksplorasi dari bahan: Babad Gresik, Nagara Kertagama, Serat Centhini, Suluk Wujil, Serat Kandha, Sujarah Dalem dengan tokoh-tokoh historisnya, seperti Sunan Giri, Sunan Dalem, Sunan Prapen, dan Sunan Seda Ing Margi, di mana kota ini dahulu kala merupakan salah satu pusat pelabuhan yang menjadi barometer interaksi sosial, politik, penyebaran agama Islam, dan perdagangan dengan pelbagai wilayah negeri manca.

Kemudian Babad Madiun (Serat Dewaraja Serat Mahadewa, Serat Sabaloka); Babad Nganjuk (Serat Kalatida, Serat Tripama, Serat Wicara Keras); Babad Sampang (Sujarah Dalem); Babad Sumenep (Negara Kertagama, Serat Kekancingan); Babad Lamongan (Nagara Kertagama, Sujarah Dalem, Sujarah Lamongan, Suluk Kumandhang, Suluk Sujinah, Suluk Tiyang Tilar Salat, Suluk Wujil); Babad Pasuruan (Babad Tanah Jawi) dan laporan-laporan tentang sosok bandit Untung Suropati yang ditulis De Graaf dalam bukunya, De Moord op Kapitein Francois Tack, 8 Februari 1686, dan lain-lain.

Satu hal yang mencuatkan percincongan krusial bagi kaum sejarawan adalah seberapa orisinal dan akurat sebuah naskah kuno dijadikan patokan dalam membabad sebentang sejarah kota? Sementara komposisi dari babad –yang sebagian besar bermetrum puspa-tembang, juga simbolisme dan kelimunan mitos-klenik yang menyelimutinya– sejatinya dihadapkan pada dialektika faktual dan riset ilmiah yang mesti dipertanggungjawabkan. Perkara demikian juga menjadi sorotan tajam bagi H.J. de Graaf saat mengulas sepak terjang akademisi kolonial atas orang-orang pribumi-Jawa. Lebih-lebih, pada riwayat mahapanjang VOC hingga pemerintahan Hindia Belanda. Dalam bukunya Historiografi Hindia Belanda (Bhratara, Djakarta. 1971), De Graaf menohok dengan pedas atas sovinisme-banal sederet pengkaji seperti P.J. Veth yang tidak menguasai bahasa-bahasa pribumi. Ia sekadar menggunakan segepok data arsip Hageman, meski ia menggarapnya dengan agak kritis. Memang, Veth tidak jauh amat dengan si romantikus Raffles. Kerja riset mereka, tilik De Graaf, menabalkan tesis bahwa mereka menulis sejarah Pulau Jawa bukan sebagai kaum penguasa asing, melainkan sebagai sejarah orang-orang pribumi yang terbelakang dan dijajah.

Barangkali yang diikhtiarkan Purwadi dengan serial babad se-Jawa Timur ini terlalu remeh pada sekian sisi pandang metode riset, jika dibandingkan dengan kaum kolonial di atas. Namun, dialah pribumi yang melihat langsung Jawa beserta penguasaan bahasa Jawa kuno atas seabrek babad yang ada, lalu mengembangluaskannya. Lemahnya penguasaan sumber-sumber pribumi bagi peneliti asing di Jawa telah memancing Pigeaud, terkhusus Brandes yang mendukung W.L. Olthof, untuk menerjemahkan secara prosais Babad Tanah Jawi ke dalam bahasa Belanda yang diterbitkan KITLV pada 1941.

Kiranya, arkeologi Jawa tak bakal pernah selesai dan etnologi terus mengulurkan kegelisahan dan antusiasme bagi sejarawan. Dan, Purwadi, dengan atmosfer ensiklopedia Jawa di lidah dan batinnya, akan terus bergerak menembus geriap peristiwa di pedalaman masa. (*)

*) Pegiat Komunitas Lembah Pring Jombang.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

rep gabung jd komunitas pye yu/cak!?
ada FB-nya g!?

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito