Sabtu, 12 Juli 2008

KESUNYIAN SANG PUJANGGA

Dipersembahkan Kepada almarhum Suryanto Sastroatmodjo
Nurel Javissyarqi*

Pujangga itu mendiami lembah pekabutan kemanusiaan
gema suaranya memantul
ke dinding-dinding karang peradaban.

Ia tak kehabisan kehendak, tapi di sanalah telempapnya
kala kita tak sanggup menjangkau kelembutan sukma.
Ia telanjang bagai batu-batu diguyur deras hujan
juga sengatan matahari kesadaran.

Yang lihat langkahnya di tengah kota sekadar wujudnya
kita tiada daya bercakap, manakala anggukan membuyar.

Waktu selalu merawat dirinya beserta alam kelembutan
isyarat angin bagai ibunda mengamatinya penuh takjub
kala ia melantunkan kata-kata menyayat-nyayat bathin
bebatuan kerikil berserak, deru hiruk pikuk keramaian.

Ia mendamba mendayung alam ke muara sentausa
sedekahnya bersandar di gundukan batu besar
kepala berbaring itu mengisi nyanyian renungan
saat berdiri, bencah moyang memberi restu kerelaan.

Tampak kepanditaan hadir tidak butuhkan apa-apa
hanya yang tercurah sedari langit dirinya tengadah
kuasa-Nya dijangkau kalbu terdekat, kasih insani.

Kerinduan merengkuh sesyairan lelaku nasibnya
kangen bermelodi kesegaran air mengucur. Oh...
gemerincing alunan jiwa tak henti melafalkan mantra.

Tetumbuhan memberi petuah
bagi ruh-ruh kepekaan
menceburkan diri
dalam belahan dada ranum menampung rahmah.

Jalan dilalui, dedaun menyapa bebulu sayap mengepak
membisikkan kalimah yang terdapati tak terekam indra.

Dan setiap denyutan darahnya bersimpan peristiwa
aliran-alirannya tampak jernih sebening hatinya.

Padangannya menembus tak hilang kendali
persaksiannya menggedor tanjung-tanjung sukma
pribadinya terkandung unsur-unsur kelembutan
ulet serupa serat pohon mewangi kehidupan.

Rambutnya tergerai memantulkan sinar mahkota
tiadalah terlihat mewah, tampak segar sederhana
benda serta makna itu fitroh teremban hikayat-hayat.

Ia terima serupa mendapati kulit tubuhnya langsat
sentuhan halus bayu pertiwi
senafas bayi menghidupi rumput
tiupan terisi nikmat di kedalaman jiwamu tak tersentuh.

Di sanalah kita temukan diri, arah-arah terpampang
ia perlihatkan pribadi di kala kita mencipta kasih sayang.

Kala berjalan tiada dapati bayangan, dirinya tersembunyi
tertunduk santun mematung merasai cahaya rasa malu
kekhusyukkan menyendiri dalam selubung keduniawian
terpisah sedari bebauan asap dupa pujaan.

Ia bergegas saat orang-orang berbondong meminta
ialah bukan berlari tanggung jawab, tetapi sungguh
sungkan memantul balik dalam diri masing-masing
mendiami sunyi petuah.

Pantulannya seolah angkuh saat melihat penuh iri
tetapi, lagi-lagi nalar buruk terpatahkan
menyelai lelapisan persoalan.

Ia terbiasa mengupas jiwa menjelma pancaran hayat
dengus suara kaki-kaki melangkah pada gumam panjang
bathin bernafas sesama, siuman dari kemabukan bayang.

Yang melihatnya dimaknai menerus ia menegur pelahan.
Oh tubuh telanjang lebur dalam hawa sedap malam
burung-burung melihatnya terbalut sutra kehormatan.

Yang tampak ialah penipuan-penipuan.
Tidakkah niatan jernih takkan terbodohi
merawat kebeningan sampai ujung di balik pandang.

Bergetarlah jiwa-jiwa jujur mendaki cahaya kesadaran
gerak terdalam berkaki pusaran, jenjang ditentukan
pekabutan tidak menyilaukan mata memberi kelegaan.

Yang diidam jiwa ikhlas menerima manis-getir dilalui
ia tak menyangkal ada memberi tempat tak berkenan.

Sungguh lembut memasuki lubang jarum merajut artian
tak bakal miliki sukma pendendam, nyala bukan ambisi
namun menaklukkan air mata menjelma batu permata.

Butiran garam diterjang ombak batin bergelora
karang terbesar menampung ruang-ruang mungkin
hikmah tingginya cakrawakla tabah berlatih kesungguhan.

Huruf-huruf terdiam dalam bathin mengeluarkan dinaya
dari sarang langit mewujud pengajaran
lintang-gemintang cerlangkan mata angin.

Kesemangatan tentram berlabuh pengetahuan,
bukan dalam batok kepala menyimpan kekayaan
tetapi perbendaharaan tersembunyi dalam kalbu insan.

Nurani terbimbing pada keheningan kasih menghujam
kesungguhan tekad ketetapan niat mencemerlangkan akal
menilik tiap-tiap pijakan hati berkaca dibawa jernih fikiran
di balik tanda terdapat ruang-ruang menaggung makna.

Bukan hendak mengisi semua penuh bobot
yang berharga tergali serupa ricik-gemericik
siapa melewatinya mendapati petikan hikmah
bebuah ranum hasil kekangan musim-musim
menyuguhkan pribadi diterima lapang dada.

Mungkin alunan ini kau bilang menjemukan
saat penalaran menjangkau tak berkendara kesucian
atau pencarian sungguh namun tak didasari niatan.

Malam hadir meliuk bertarian unggun penciptaan
ia bakar kesepian, alam rindu gagasan-gagasannya.

Bersiaplah menempa anak-anak di kesenyapan kangen
kadang malam larut jauhkan nyala api rindu penciptaan
diajaknya dahaga dalam kebisuan pencarian keyakinan.

Perenungan lelangkah hening tempaan pelaku hayat
membawanya ke selubung sunyi mewarta kelembutan,
bibir-bibir kabut mengatup dalam rongga-rongga nafas.

Bathin petapa mengombak di lelautan kata-kata mewaktu
ia meringkuk di tepi jalan, sering di luar pintu tertutup.
Ia tak menunggu siapa-siapa, jiwanya tidak tergopoh,
hangat pencariannya menceburkan diri di telaga kasih.

Oh yang berendam di sendang, minumlah seteguk
mengingatkan usiamu dalam perimbangan jiwa
kesaksian hayat terbuhul wewarna pelita rahmat.

Ia tak bermaksud melukis kesenyapan nan gaib,
tapi mengangkat bertangan lembut tak tersentuh.

Lamur mengembun di kulit lenganmu bukan kelalaian
keterjagaan santun antara tak pedulikan malam berbagi
kekuncup abadi, tawarkan rindumu ke peraduan hangat.

Sesekali menghisap batang rokok penuh tarikan dalam
nafas-nafas ingatkan masalalu, menggali ikhwal terlewat.

Pagi terbuka kekayaan, kau bertamu di kediamannya
paling muskil mencipta sunyi memberat serasa ringan,
melantunkan mungkin di kepalamu nan selalu bertaya
akan gaib kehidupan.

Ini percakapan meleburkan setia, yang merindu
mengajak jiwamu terbang ke tlatah ditaksirkan
batas kebekuan memancar, tenggelamkan kenang
menggugah dakian penciptaan.

Lelapisan itu menggubah kesabaran ingatan
kekisah mempercayai mimpi mengajak teridam
kepurnaan waktu lahirnya derajad kehendak sesama,
malam-siang melarut jiwamu mengikuti nafas kehadiran.

Ini sepantun hening memaklumatkan pergumulan,
penyatuan ruh batas alam mengangkat keluputan
menjelma sayap membimbing nafas ke peraduan.

Senjakala melangkahi lika-liku kesuburan, mata batin
mengenyam gending pada lereng pesawahan dwipa.
Berilah kesaksian jasad kalimah ini,
menderas alunan ditabuh waktu-waktu lalu.

Patahan terberi, bukan pemaksaan bathin serampang.
Sejak keteringatan wajah-wajah hampir menyerupaimu,
ketampanan santun bersahabat, maha guru paling bijak.

Jiwa ini tertambat lelangkah paling akrab,
tekat melumurkan waktu di masa-masa intim
meneruskan limpahan berkah tak habis di telan lelah.

Keringat dingin menambah puncak kesaksianmu
langit-lautan hadirkan birunya gelombang ke pantai
berbulir-bulir garam menuju celuk perenungan.

Pedesaan menanti kita, lebur pada kesaksian syahdu
gemintang di cakrawala menandaskan hayat dimaknai,
selendang menari di lengan kasihmu menarik sahabat
bagaikan syairan sampur para penari waktu.

Di kemanakan batas biru memberi keabadian tarian
jiwa-tubuh bergetar, bebulu sayap terangkat sukma
tengadah nafas berhembus menggebu menuruti lagu.

Bukan keinginan semua terhampar, dilewati perjanjian
melumuri tarian tinta mata pena setajam malam terjaga.

Ini titah pujangga, melambari kasihmu berkeyakinan
memandangi lekuk perjalanan terawat setiap penanda
terangkat pemaknaan wewaktu dipersiapkan bagimu.

Usiamu tertelan semangat kata menembus kebisuan
merangsek naluri pada saksi semula, kerinduan kasih.

Tarikan nafasmu perjelas perbedaan mengenyam ragu
merawat kesunyian berabad-abad memperbesarmu.

Keterpisahan tak, masa-masa dilalui tempaan abadi
manakana kegusaran merenggut perjuangan kembali,
kehendak dicitakan itu, dilakoninya bermakna titisan.

Wewaktu mematangkan kulit keriput pepohon jati
tegak mengeras menerobos musim dedaun rontok
kemuncul lestari menandaskan tubuh matang jiwa
serat-serat pohon waru dengan otot-otot terjaga
berbagi pergantian jaman menghujami makna.

Hujan deras menggigit, kebangkitan berulang
bayu bertua berhembus jiwamu meloloskan diri
kepada semburat jingga senjakala
memawarkan rindumu dalam pelukan cakrawala.

Perjumpaan penalaran, mewartakan tekadmu
ditandaskan malam purnama ditarik pelayarnya
menyeberangi wengi pelik melewati nyanyian pesisir.

Antara nafas langgeng, kesantausaan irama imbang
melingkupi dihendaki yang kepada gagasan gemilang.

Mata membaca kalimah berita merasai jiwa
mengeja kehausan kehendak hadir tiba-tiba
kerelaan tersiar-terkembang di pedalaman.

Ketika arungi kesyahduan, keayuan alam bercahaya
keteguhan mengawal jiwamu; para prajurut menjaga
kala sang raja berpelesiran ke negeri jauh tanpa kuasa.

Ia hentikan derap kudanya, menyusuri jalan sendiri
oleh semua penglihatan buyar menjelma kepasrahan.

Kemiskinan itu tangga tingkatan tertinggi kehidupan
serupa rasa demam mencapai kesaksian tak terbantah.

Ini peleburan kenang, terbakar sajak di tungku setia
memperbaharui wujud abu dalam tumbukan sesal,
sengaja mencari-cari butiran halus kelembutan hati.

Kalimah bukan penampung rupa bejana, air tak terukur
saat tak secangkir pengharapan, tapi niatmu manunggal
kata-kata lebur menguap, butirannya di dedaun kalbu
tersuling sedari keraguan ditandaskan sakit berulang.

Kesaksian hadir membaca alamat-alamat berkelebat
raut-raut bertengger di dedahan menanti panggilan
merunduk penuh santun berdaun salam gugur.

Kembang kemuncul ketabahan menunggu, kiranya
buah ranum mewangi, semua tak kuasa tak tengadah
memetiknya bagi lambung kembara.

Keyakinan perbaharui jiwamu pada pagi kebugaran
menelusupi pori-porimu, perjalanan berulang dinilai.

Ditata laiknya batuan candi di pegunungan puja
letak peribadatan bergumul seirama para penyaksi.

Dan keterbatasan membetulkan langkahmu memilih
agar tak terbebani di persimpang batin teridam
hayat memakmurkan sesama.

Manakala demam berkurang pesaksianmu yakin
bergumul kalbu rindu dalam gelayutan mesra
semisal purnama di tengah pencarian wengi.

Malam menjamah gurun pada kulit getarkan jiwamu
terpesona jagad hatimu oleh kesantunan sang resi
dalam menapaki tangga kekabutan menanjak
membebaskan bayang sedari tubuh keraguan.

Yang pantas bertengger di ubun-ubun kesenyapan abadi
tahap dilalui beserta unsur pribadi berkeagungan rasa
kepurnaan gagasan membeletat sesama, tiada terlupa
kaki-kaki tersandung batu, rerumputan terinjak menghijau.

*)Pengelana, 17 Februari 2008, Lamongan, JaTim

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito