Senin, 23 Juni 2008

LAMONGAN; Nyanyian Pribumi

Judul Buku : The Lamongan Soul
Pengarang : Javed Paul Syatha
Pengantar : Haris Del Hakim
Jenis Buku : Kumpulan Sajak dan Cerpen
Penerbit : La Rose
Tebal Buku : 44 hlm; 13, 5 x 20, 5 cm
Peresensi : Imamuddin SA.

Suatu sugesti tersendiri jika seseorang telah berkenan menyuarakan negeri atau kotanya. Ini membuktikan bahwa orang tersebut benar-benar peduli dan bangga terhadap negeri maupun kota itu. Dan berbesar hatilah bagi negeri atau kota yang memiliki orang-orang seperti mereka.

Penyuaraan tersebut ada yang berbentuk pujian maupun kritikan. Kedua bentuk itu pada dasarnya bertumpu pada hal yang sama. Sama-sama berorientasi pada tindak peningkatan kredebelitas suatu negeri atau kota. Jika penyuaraan itu dalam bentuk pujian, janganlah serta-merta terbuai dan lupa diri. Semuanya masih membutuhkan koreksi dan instropeksi diri. Dan jika dalam bentuk kritikan, janganlah terus mengasingkan penyuaranya. Memboikot penyuaraannya. Dengan adanya sebuah kritikan, seharusnya berbanggalah. Sebab melalui penerimaan kritikan dengan lapang dada menunjukkan bahwa suatu negeri atau kota berkehendak untuk maju dan menggapai kegemilangan di muara waktu. Mengisi cela-cela kosong dan merevolusi bagian-bagian yang dianggap kurang elok di kalbu.

The Lamongan Soul merupakan sebuah kumpulan puisi dan cerpen yang kaya akan nilai lokalitas kota Lamongan. Hal ini tampaknya dimunculkan untuk membangun dan meningkatkan kredebilitas kota Lamongan di mata publik secara umum. Dengan hadirnya The Lamongan Soul, Lamongan tampaknya akan memiliki spirit dan motivasi yang tinggi dalam menyongsong era yang penuh dengan daya saing ini. Namun semuanya dikembalikan pada Lamongan sendiri, bisakah hal ini dimanfaatkannya?

Nilai lokalitas tersebut dihadirkan tidak hanya sekedar pengeksposan biasa. Kehadirannya dalam kumpulan cerpen dan puisi ini dibumbui dengan pesona imajinatif yang sangat kental. Dan bahkan menghasilkan efek pengintepretasian yang sangat mendalam.

Ikon Lamongan yang menyuarakan diri sebagai kota soto dan tahu campur menjadi pembuka dalam karya ini. Soto dan tahu campur adalah makanan khas Lamongan. Ini adalah ciri khas kota Lamongan. Ikon ini dihadirkan tampaknya untuk mengawali langkah untuk merengkuh cita-cita dan menyongsong hiruk pikuk kehidupan kota. Jika diimajinasikan, ikon soto dan tahu campur berorientasi pada sumber tenaga manusia untuk melakukan aktifitas hidup selanjutnya. Orang tidak akan kuat dan tidak akan bertenaga tanpa adanya makanan pokoknya. Begitu juga dengan Lamongan sendiri, agar kuat dan mampu bersaing dalam dunia global, prioritas utama yang harus diperhatikan adalah peningkatan lokalitas kota yang telah dimilikinya. Ini yang perlu digarap lebih utama. Inilah sarapan paginya.

Berkaitan dengan lokalitas kota Lamongan, sebetulnya kota ini memiliki bermacam wilayah yang menjadi talenta untuk dibanggakan dan menjadi modal bersaing dalam era global. Wilayah tersebut merujuk pada masalah kesenian, pariwisata, religiuitas, dan lain-lain. Dari sisi kesenian misalnya: meskipun ini hanya tersinggung secara eksplisit dan sedikit, hal ini cukup terwakili dangan adanya penyematan judul puisi “Pangkur”. Kata tersebut adalah menjadi ikon kesenian yang lebih terfokus pada masalah kesusastraan. Walaupun pada dasarnya keseluruhan isi puisi tersebut berorientasi pada nilai lokalitas religius yang ada di kota Lamongan. Puisi tersebut mengisyarahkan bahwa pada dasarnya masyarakat Lamongan adalah masyarakat yang religius. Masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Hal itu dalam puisi yang berjudul Pangkur ditengarai dengan adanya persembahan kepada Sunan Derajat. Yaitu salah seorang dari Wali Songo.

Lewat sajak yang berjudul Pangkur itulah, diharapkan agar kota Lamongan mampu membumikan religiuitas yang telah tertanam sejak lama. Jangan sampai religiuitas itu pudar apalagi hilang dari dalam jiwa-jiwa masyarakatnya. Selain itu, secara eksplisit yang agak jauh, kota Lamongan harus mampu meningkatkan ekistensi keseniannya. Perdayakan seluruh kesenian yang ada. Kedua hal inilah berdasarkan penyematan posisi karya yang kiranya perlu diberi penekanan lebih serius dan utama agar kota Lamongan mampu bersaing di era global dan sanggup menggapai hari esok yang gilang-gemilang.

Dari sisi wisata misalnya; ada satu tempat wisata yang masih terasing dalam kota Lamongan yang butuh pemberdayaan. Wisata ini jika dikelola dengan seksama, mampu mengangkat kredebelitas kota Lamongan. Hal itu terlihat dari letaknya yang ada di bebukitan nan asri. Di sana diselimuti kesejukan dan kedamain alam sekitar yang masih alami dan bersahabat yang mampu membawa keheningan jiwa bagi para pengunjungnya. Belum lagi ditabah dengan pesona sumber air hangat yang berasal dari bebatuan kapur yang diyakini mampu menjadi perantara menyembuhkan penyakit oleh masyarakat sekitar. Selain itu, Lamongan juga memiliki lokalitas wisata yang cukup syarat untuk dibanggakan yang kini sejenak tersisihkan. Lokalitas wisata itu adalah Waduk Gondang. Tempat wisata ini kurang dapat perhatian, padahal panorama alamnya sangat menjanjikan untuk memberikan kesegaran jiwa. Hanya saja cukup butuh sedikit perhatian. Alangkah baiknya jika lokalitas seperti itu diperhatikan.

Pada cerpen yang berjudul Melankolia, setting yang diambil adalah tempat Wisata Bahari Lamongan. Tempat ini adalah tempat satu-satunya yang sekarang menjadi aset utama kota Lamongan. Sebuah tempat wisata yang dilengkapi dengan hotel yang cukup sederhana dan disuguhi oleh panorama laut yang sangat indah. Meskipun isi cerpen ini tidak secara penuh berkutan masalah tempat wisata tersebut, palingtidak pengarang telah menyuarakan bahwa saat ini kota Lamongan memiliki tempat wisata yang sangat dibanggakan dan mampu bersaing dengan wisata-wisata lain dalam taraf regional, nasional, dan bahkan internasional.

The Lamongan Soul juga mengeritik mereka yang dulu adalah warga asli Lamongan yang kini telah memperoleh kesuksesan namun lupa akan Lamogannya. Keritikan juga mengarah kepada mereka yang telah mencoreng nama baik Lamongan di mata bangsa dan negara, bahkan dunia. Selain itu juga mengeritik kepincangan-kepincangan sosial yang masih bermekaran di dalam kehidupan kota Lamongan. Kumpulan puisi dan cerpen ini seraya memotivasi serta menyemangati kepada kota Lamongan dan masyarakatnya untuk membangun peradaban dan merengkuh masa depan yang gilang-gemilang.

The Lamongan Soul terdiri dari dua puluh lima puisi dan satu cerpen. Dua puluh lima puisi tersebu adalah; Selamat Pagi Lamongan, Lamongan, Pangkur, Kehendak Pengingkaran, Nelayan, Candra Kirana, Naga Hari-Hariku, Kali Lamong, Brumbun, The Lamongan Soul, Kuasa Lamongan, Cemeti, Engkau Telah Terlupa, Nuansa Samudra, Sebuah Muara Sejarah, Kesangsian, Dilema, Onggokan Sekejap Debu, Gerbong Pembebasan, Kepada Kesangsian, Melati dari Fantasi Kecilku, Pintu Air, Lelaki Tua dan Becaknya, Tentang Dendam, dan Boom Bali. Adapu cerpennya berjudul Melankolia.

Kumpulan puisi dan cerpen ini sangat cocok untuk dibaca kalangan SLTA dan umum, terutama warga Lamongan sendiri. Pembaca akan tahu akan gambaran kearifan lokalitas kota Lamongan melalui karya ini, meskipun dari puisi-puisinya cukup menguras otak untuk dilakukan proses pemahamannya. Hal itu disebabkan oleh kesubliman bahsanya yang cukup kental. Namun bagi yang sering bergulat dalam dunia sastra khususnya puisi, itu merupakan hal yang biasa dan wajar-wajar saja. Karya ini dari sisi penulisannya juga banyak yang keluar dari aturan baku penulisan bahasa. Entah itu sebagi stail bahasa atau kesalahan cetak semata. Kesalahan-kesalahan penulisan tersebut di antaranya adalah penulisan kata depan “di” yang kerap diposisikan sebagai awalan, banyak penulisan partikel “pun” yang digandeng, awalan “ber” yang dipisah dengan kata dasarnya, dan lain-lain.

Sebenarnya, masih banyak muatan yang terkandung dalam karya ini. Muatan-muatan tersebut tersimpan dalam kesubliman bahasa yang dipakai dalam tiap-tiap puisinya. Kesubliman itu mampu membawa pembaca untuk mengarungi samudra imajinasi yang sangat jauh nan luas. Dan menemukan makna lain di balik kandungan teks yang tersurat. Semuanya tinggal bagaimana cara penginterpretasian dari diri pribadi pembaca masing-masing. Pembacalah yang selanjutnya memiliki hak penuh akan hal ini. Dan akhirnya, selamat menikmati. Semoga kedamaian hati selalu melingkupi biar menemukan apa yang telah menjadi misteri di balik kata bersemi.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito