(bagian XXIII kupasan kedua dari paragraf lima dan enam dari esainya Dr. Ignas Kleden)
Nurel Javissyarqi
Sastra-indonesia.com
Saya
tidak tahu, wallahualam bissawab.
Setelah diperjalankan dari Lamongan ke Jombang, Kediri, lalu berhenti di
dataran bumi Reog Ponorogo, saya lanjutkan kini. Kenapa disebut ‘diperjalankan?’
Lantaran langkah kaki ini kehendaknya damai di tanah kelahiran, tapi air hayati
menghempaskannya. Kurang lebih sebelum 5 April 2012, saya seakan menghadapi canangan
nasib, namun setelahnya diringkus takdir besar berbeda. Mungkin ini ‘terapi’
tersingkapnya Kun Fayakun walau
sekelumit. Di dalam periode tersebut, perangainya bisa dilihat bagian XX (4
Juni 2012), XXI (25 Juli 2012), XXII (14 Agustus 2012) serta sekarang.