Sabtu, 31 Maret 2012

Krisis Sastra “Tanpa Pembaca” dan Lubang Perangkap

Dorothea Rosa Herliany
Sinar Harapan 1992

Limabelas tahun lalu tepatnya pada tahun 1977 terjadi peristiwa sastra yang kontroversial. Pada saat itu Dewan Kesenian Jakarta (dewan tertinggi dalam kelembagaan sastra Indonesia), menjatuhkan pilihan pada kumpulan sajak Yudhistira ANM Sajak Sikat Gigi sebagai salah satu peraih penghargaan karya kepenyairan terbaik sejajar dengan karya-karya Sutardji Calzoum Bachri, Sitor Situmorang dan Abdul Hadi WM.

Gugatan untuk MASTERA 2006 dan Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau 2000. II*

Yang meloloskan pengertian “Kun Fayakun” dirombak ke dalam bahasa Indonesia membentuk makna; “Jadi, lantas jadilah!” dan “Jadi maka jadilah!”
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

"A masterpiece always moves, by definition, in the manner of a ghost" (Jaques Derrida, Spectres of Marx).

Lumayan lama tak melanjutkan tulisan, terhitung setengah bulan lebih. Kini menginjak angka 17 nomor saya sukai, bilangannya sama bertanggal kemerdekaan Republik Indonesia tujuh belas, (Agustus 1945). Setelah membenamkan diri beberapa masa, membaca ulang membenahi tulisan lama, Alhamdulillah cara belajar ini mengalami peningkatan. Melodinya sedari awal terlihat kemajuan, sedeburan gelombang mendedah kesaksian. Ke pepuncak tertakar, pun lebih sadari kelemahan, juga beberapa temuan mengecewakan.

Soal Estetika Sastra Internet

TS Pinang
Republika, 20 Mei 2001

Munculnya beberapa situs sastra di internet belakangan ini ternyata memancing kritik yang cukup serius baik dari para pengamat maupun pegiat sastra itu sendiri. Dinamika di mailing list penyair sendiri ternyata sempat bikin gerah Faruk HT, kritikus sastra dari UGM. Agus Noor yang cerpenis pernah mengungkapkan kekecewaannya terhadap karya-karya cerpen internet yang terpajang di situs www.cybersastra.net. Ahmadun Yosi Herfanda di Republika (Minggu 29 April 2001) juga setidaknya mengungkapkan kegelisahan yang sama menanggapi akan diluncurkannya kompilasi karya puisi internet (cyber) oleh Yayasan Multimedia Sastra dalam waktu dekat ini.

Senin, 26 Maret 2012

MELAGA EMPU, MENDENYUTKAN ILMU

Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/

1.
Seorang sahabat, baru-baru ini mengenalkan suatu istilah baru :Workaholisme. Apa pulakah itu? Teman kita menjelaskan yang dimaksudkan adalah “keranjingan kerja”, atau tegasnya kita dikendalikan oleh dorongan nafsu kerja, di mana keseimbangan sikap-kerja itu membuat orang jadi tanpa-daya. Dikatakan, kerja adalah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.

Utan Kayu International Literary Bienalle 2007

: Si Geger Menangis, Pesta Bir Berlanjut
Chavchay Syaifullah
Media Indonesia, 26 Agu 2007

SEBUAH ajang yang merambah jaringannya hingga ke tingkat internasional tentu akan menjadi penting bagi publik sebuah negeri. Sebagai pembelajaran, tukar-menukar pengalaman, perigi pendidikan, dan (atau) sekadar forum unjuk kebolehan, pada efek tertentu akan memberi motivasi kuat bagi publik negeri untuk memacu dirinya dalam persaingan di tingkat internasional. Begitu pun semestinya Utan Kayu Literary Bienale 2007 yang diselenggarakan Komunitas Utan Kayu (KUK), 23-30 Agustus ini di Jakarta dan Jawa Tengah. Ajang besar sastra ini mestinya menawarkan nuansa kesegaran bagi publik sastra juga masyarakat luas Indonesia.

Penyair Berpentas di Candi Borobudur

Suara Pembaruan, 31 Agu 2007

PULUHAN penyair dari dalam dan luar negeri membacakan karya sastra masing-masing di panggung terbuka "Aksobya", timur kaki Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (29/8) malam.

Pergelaran berjudul "Utan Kayu International Literary Biennale 2007" itu dibuka dengan suguhan penampilan tembang Jawa kontemporer berjudul Nyanyian Jiwa oleh komunitas seniman petani lereng Gunung Merapi, dari Padepokan Tjipto Boedojo, Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Renungan Kehidupan: Ibu Imajinasi

Radhar Panca Dahana*
Kompas, 30 Agu 2007

Kembali dari Parung Bingung, Bogor, dari sebuah rumah besar bergaya minimalis yang damai—ada sungai di tepinya—dan mengarungi ruang kerja serta galeri pelukis Hanafi, seperti kembali dari perasaan-perasaan purba.

Saya seperti kembali dari dunia lain, di mana kita mengenali kenyataan tidak hanya dari kepadatan lalu lintas, perdagangan sibuk pasar tradisional atau hypermarket. Juga dari ratusan bibir menggelinjang dalam diskusi, atau tukang becak yang coba mengelabui penumpangnya. Namun, dari sebuah dunia di "kejauhan", tempat segalanya bermakna ketika kita me-"rasa"-kannya.

Sekali lagi Soal Ide dan Bahasa tentang Tanggung Jawab Redaktur

Eko Endarmoko*
Media Indonesia, 26 Agu 2007

MENULIS mungkin sebuah laku absurd. Bayangkan, orang dituntut memberi wujud dalam bentuk tulisan pada sesuatu yang mujarad, yaitu ide yang bersemayam dalam pikiran. Karena itu, seorang penulis niscaya pernah mengalami kesulitan menuliskan ide atau perasaannya. Itu pertama-tama dipengaruhi kekayaan kosakata. Semakin miskin kosakata seseorang semakin sulit pula ia menyatakan pikiran atau perasaannya tadi. Tapi khazanah kata yang kaya tidak dengan sendirinya menjadi jaminan karena menulis tentu juga memerlukan keterampilan merangkai kata, menata kalimat, dan membangun wacana.

Ide dan Bahasa: Tentang Tanggung Jawab Redaktur

Eko Endarmoko*
Media Indonesia, 19 Agus 2007

MENGINGKARI ramalan suram para ekonom pada masa resesi menjelang akhir 1990-an, kira-kira semenjak 2000-an, hasil penerbitan di Tanah Air-—entah berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun tabloid—-justru menunjukkan kecenderungan tumbuh subur. Bahan bacaan tersebut dihasilkan bukan hanya oleh penerbit yang mampu bertahan, melainkan juga oleh banyak penerbit baru yang bermunculan. Ikut meramaikan pasar dengan bacaan adalah sejumlah lembaga yang sebenarnya bukan berstatus sebagai penerbit, selain tidak sedikit pula orang yang mengupayakan penerbitan secara pribadi.

"Kartini Gugat" Saingi Borobudur Live in Concert

http://www.suaramerdeka.com/

BOROBUDUR-Kartini Gugat, sebuah kolaborasi aktivis perempuan, seniman, dan komunitas gunung yang diselenggarakan di Studio Mendut, Kabupaten Magelang, Sabtu malam (23/2), memang digelar sebagai tandingan dari ''Borobudur Live in Concert'', yang juga digelar pada malam yang sama di salah satu tempat keajaiban dunia tersebut.

WIJI THUKUL: Setia Menunggu Wiji Thukul

Ahmad Hartanto
http://www.solopos.com/

Dua kursi tamu dipenuhi kain lurik setengah jadi dan beberapa gulung benang. Di ruangan itu pula, seorang perempuan paruh baya duduk di belakang mesin jahit listrik. Perempuan yang dikenal sebagai aktivis pencarian orang hilang, yang biasa dipanggil Sipon, dengan ramah mempersilakan Espos masuk ke rumahnya di Kampung Kalangan, Jagalan, Jebres, Solo. Dengan kacamata di dahinya, terlihat titik-titik keringat di wajahnya.

Aksi Semarang dan Tangis Tanto untuk Borobudur

http://www.suaramerdeka.com/

TANTO, seniman edan dari Mendut, menangis. Ya, benar-benar menangis saat memberikan pidato keprihatinan di bawah pohon beringin di kaki Borobudur yang kukuh menjulang.

"Saya lebih baik membela orang-orang yang tertindas. Saya tak ingin melihat orang-orang yang teraniaya itu bertikai untuk rencana pembangunan Jagad Jawa," ujar Tanto seraya sesenggukan.

Naskah Teater Anak: Bunglon Dan Kupu-Kupu

Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/

Sinopsis
Pada sebuah taman bunga, Kupu-Kupu berterbangan. Bunga-Bunga menyambut mesrah tarian Kupu-Kupu yang datang di pagi itu. Bunga dan Kupu-Kupu hidup saling menghargai dan menolong. Mereka hidup saling bergantung antar sesama.

Di tengah kecerian isi taman. Ada dua ekor Bunglon yang sedang mengintai Kupu-Kupu yang sedang menari. Namun mereka tidak bisa menangkapnya. Dua Bunglon itu pun lalu bertengkar, saling menyalahkan. Mereka memutuskan untuk berpisah.

Ekstase Citra dalam Busana

Musyafak
http://www.seputar-indonesia.com/

Orang Jawa memiliki penilaian khusus dan kuat terhadap busana. Pepatah “ajining raga amarga busana”(harga diri tergantung busana) menjadi spirit tersendiri bagi laku orang Jawa.

Pepatah itu mengisbatkan praktik berbusana sebagai pengejaran eksistensial untuk merumuskan identitas, sekaligus pencapaian martabat.Walhasil,pamrih berbusana tidak sekadar membungkus tubuh untuk memenuhi pranata sosial yang ada.

Sisi Gelap Festival Sastra Internasional

Hikmat Gumelar
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/

Dengan rambut perak terurai sampai bahu, seorang lelaki kekar berkaus oblong merah dan bercelana jins biru melangkah menuju mikrofon yang berdiri sekitar dua meter dari pintu Pura Dalem Ubud, Bali. Cahaya lampu yang datang hanya dari arah depan membuatnya agak menunduk menahan silau. Setelah pembawa acara memperkenalkannya, ia menyapa publik yang kurang lebih 200 orang yang mayoritas kaum ekspatriat. Ia lalu mengucap bahwa satu kali Rendra membaca “Blues untuk Bonnie” untuknya. “Kali ini saya akan membaca Blues untuk Bonnie untuk Mas Willy.”

230 Sastrawan akan Hadiri Temu Sastrawan Numera

http://www.padangmedia.com/

Dinas Pariwisata Kota Padang memastikan persiapan untuk Temu Sastrawan Nusantara Melayu Raya (TS Numera) sudah hampir seratus persen.

"Saat ini, kita tinggal menunggu konfirmasi dari peserta yang akan hadir. Tinggal sastrawan Singapura yang belum konfirmasi. Berkemungkinan hari ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Edi Hasymikepada padangmedia.com, Jumat (9/3).

Dialog Sastra Tiga Negara

Badrut Tamam
http://www.bongkar.co.id/

Rabu malam(13/7) dialog Borneo Kalimantan XI resmi dibuka Gubernur Kaltim. Acara dengan tajuk dialog sastra tersebut dihadiri sastrawan dan pecinta sastra tiga negara, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia.

Agenda pertama dialog Borneo Kalimantan ke XI pada malam Kamis (13/7) adalah acara jamuan makan malam oleh Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak. Dalam acara yang sama, Faroek secara pribadi resmi membuka Dialog Borneo Kalimantan ke XI di Lamin Etam. Esok harinya (14/7) pukul 08.30 Wita bertempat di gedung serba guna kantor gubernur, ratusan peserta dialog yang berasal dari tiga negara pun dimulai.

Sastra China semakin diminati

Editor: Anggraini Lubis
http://www.waspada.co.id/

Lulusan sastra China memiliki peluang yang besar di dunia kerja. Mereka bisa berkecimpung di dunia bisnis, pariwisata, sampai pendidikan.

Pelan tapi pasti,sastra China kini menjadi program studi (prodi) favorit bagi lulusan SMA di Sumatera Utara.Buktinya jelas. Di dua perguruan tinggi yang menawarkan prodi sastra China yaitu Universitas Sumatera Utara (USU) dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing- Persahabatan Internasional Asia (STBA-PIA),peminatnya terus meningkat tiap tahunnya.

Optimis, Masa Depan Puisi dan Sastra Indonesia

Mengikuti Festival Penyair Korea-ASEAN (KAPLF) II 25-29 Oktober 2011
Zaim Rofiqi
http://www.riaupos.co/

Kita akan menemukan Asia sebagai dunia sendiri.
Puisi kita bermimpi untuk menanggulangi sejarah yang penuh penguasaan dan eksploitasi.
Apa yang diharapkan kita semua adalah saling mendekat.
Mungkin seorang penyair adalah tukang jam yang pekerjaannya seperti memeriksa dan merawat bahasa.

Kebudayaan bukan Semata Kesenian

Soni Farid Maulana
http://www.pikiran-rakyat.com/

TUMBUH dan berkembangnya kebudayaan di Indonesia dewasa ini, tidak hanya berada di tangan seniman dan pemikir seni, tetapi juga berada di tangan para politisi dan pelaksana negara. Berkaitan hal itu, salah besar kalau ada yang beranggapan bahwa urusan para politisi adalah dunia politik semata, yang sama sekali tidak bersentuhan dengan kebudayaan dalam arti yang seluas-luasnya.

Penyair Dunia Akan Berpuisi di Borobudur

M. Latief
http://regional.kompas.com/

Mereka akan membaca puisi di Borobudur pada malam hari.
-- Dorothea Rosa Herliany

Para penyair dari berbagai negara termasuk Indonesia akan membacakan puisi mereka di kompleks Candi Borobudur melalui kegiatan bertajuk Forum Penyair Internasional-Indonesia (FPII) di Magelang, Jawa Tengah, 1-3 April 2012. Mereka adalah 17 penyair berasal dari berbagai negara dan 10 penyair berbagai kota di Indonesia.

MANUSIA KARDUS

Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/

KARDUS-KARDUS MEMASUKI PANGGUNG, MENARI DAN MENYANYI

Kardus, kardus, kardus
Tak berakal, tak berbekal
Kardus pembungkus kebaikan
Dari debu dan kotoran kehidupan

50 Penyair Korea Selatan dan ASEAN Berkumpul di Riau

Adrizas
http://www.suarakarya-online.com/

Riau menjadi tuan rumah Festival Penyair Korea-ASEAN (Korean-ASEAN Poets Literature Festival/KAPLF) II yang dibuka pada Selasa (25/10) malam oleh Gubernur Riau HM Rusli Zainal di Gedung Daerah, Pekanbaru. Festival itu diikuti 50 penyair Korea dan beberapa negara di ASEAN, termasuk Indonesia.

Sastra, Jembatan Perjumpaan Antar-Bangsa

Gito Waluyo
http://kabar-banten.com/

SASTRA, hampir setiap bangsa memiliki karya sastra. Lewat sastra beberpa penulis mengutarakan pemikiran-pemikirannya tantang kehidupan, cinta, perjalanan hidup, potik, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan sastra sekrang juga muncul dan terus berkembang dari kota hingga ke daerah-daerah.

Sumsel Tuan Rumah Pertemuan Penyair

http://www.seputar-indonesia.com/

Sumatera Selatan dipastikan menjadi tuan rumah penyelenggaraan International Poetry Gatheringatau Pertemuan Penyair Internasional yang kelima, 17–20 Juli.

Pertemuan penyair nusantara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Kota Bandar Seribegawan,Brunai Darussalam, tahun lalu. Hal itu diungkapkan Thia Yufada Dodi, ketua pelaksana saat memimpin rapat kepanitiaan,Rabu (26/1), di ruang rapat kantor Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan. Rapat kepanitiaan yang sudah berjalan empat kali pertemuan itu membahas persiapan-persiapan yang berhubungan dengan prasarana dan sarana.

METAFORA: Tanda Seru dan Tanda Tanya

Bandung Mawardi
Lampung Post, 2 Agus 2009

Bisakah metafora jadi jejak untuk biografi manusia? Pertanyaan ini bakal menemukan jawaban pendek dan mengena: Bisa. Jawaban panjang mungkin diajukan ketika ada kesanggupan mengungkapkan biografi manusia mutakhir dalam pergulatan pemikiran poststrukturalisme-postmodernisme.

Politik Sastra: Sastra Sebagai Barang Biasa

Muhammad Taufiqurrohman *
http://bahas.multiply.com/

Sastra adalah sebuah produk kebudayaan ‘biasa’. Ia adalah makhluk biasa-biasa saja yang lahir dalam sebuah rentang peradaban umat manusia. Sebagaimana produk-produk kebudayaan yang lain —sebut saja politik, ekonomi, hukum dan lain sebagainya— ia datang ke dunia dengan segala karakteristik, kodrat, keperluan, kepentingan, kelemahan juga kekurangan yang dibawanya. Juga saya pikir, sebagai barang ia tak ubahnya tempe penyet, busway, batu-nya ponari, dan laptop.

Menulis Kreatif: Semua Orang Bisa Jadi Penyair

Lampung Post, 28 Juli 2010

Semua orang bisa menulis puisi dan mempunyai potensi menjadi penyair. Potensi tersebut akan berkembang menjadi besar jika terus diasah.

Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat mengatakan hal itu pada acara Pelatihan Creative Writing (menulis kreatif) bagi pelajar SMP dan SMA di SMAN 7 Bandar Lampung, Selasa (27-7).

Pasar sebagai Rumah Penyair

Damhuri Muhammad*
Padang Ekspres, 01 Mar 2009

SEPINTAS lalu mungkin sukar memetakan hubungan antara puisi dan pasar. Sebab, pasar yang dimaksud di sini tidak dalam artian tempat puisi bisa diperjualbelikan—seperti toko buku, peristiwa-peristiwa pameran, bazar-bazar dan sejenisnya—melainkan pasar yang sesungguhnya, tempat para pedagang meneriakkan nama dan harga barang dagangan masing-masing, berikut dengan segala bujuk-rayu dan taktik-taktik jitu, agar lekas dihampiri pembeli.

Martin Lings, Hidayah Allah untuk Sang Penyair

https://hasanabdulwahab.wordpress.com/

Menyebut nama Abu Bakr Siraj Ad-Din, mungkin tak banyak orang yang mengenalnya. Ketika disebut nama Martin Lings, tentu hanya sebagian umat Islam yang mengetahuinya. Namun, bagi kebanyakan pelajar, peneliti, dan tokoh muslim, nama Martin Lings sangat populer. Karena, tulisan dan karya-karyanya mampu memberi inspirasi banyak orang dalam mempelajari Islam. Padahal, sang penulis dulunya seorang pemeluk Kristen yang taat. Berkat hidayah Allah, ia pun memeluk Islam dan menjadi mualaf.

EMHA AINUN NAJIB: Budayawan, Jombang / Yogyakarta

Sumber: Buku Penghargaan Seniman Jatim, 2003
http://brangwetan.wordpress.com/

Sulit sekali meyakinkan bahwa Emha Ainun Najib memang layak menerima penghargaan dari pemerintah propinsi Jawa Timur kali ini. “Saya sudah out of context,” ujarnya ketika ditemui di Yogyakarta. Dunia seni yang sudah digeluti puluhan tahun dengan sekian banyak karya, toh Emha masih merasa risi disebut seniman. Pikiran-pikirannya cenderung orisinal, penuh retorika dan seringkali “nakal”. Tidak heran jika dia berada dalam posisi dikagumi banyak orang sekaligus tidak disukai orang-orang tertentu.

Puisi pun Ditadaruskan

Benny Benke
http://www.suaramerdeka.com/

SEBAGAIMANA menjadi permakluman umat muslim sedunia, bulan Ramadhan adalah saat dan tempat segala berkah dan kelimpahan cahaya atas cahaya bagi seluruh umat manusia; tanpa terkecuali. Di bulan itu -dalam terminologi Islam-, terdapat sebuah syariat yang bernama tadarus, membaca kitab suci Alquran sekerap mungkin. Dengan ikhtiar, mendapatkan kelimpahan ridho dan berkah-Nya.

Rendra Yang Tertarik Dengan Al-Qur'an

Republika 07 Agu 2009

Penyair adalah jalan hidup. Baik sedang berkarya atau tidak. Seorang penyair masuk dalam konteks realitas karena kepedulian akan panggilan kharismatik dari alam sekitarnya, dari debu, kerikil, lava, angin, pohon, kupu-kupu, margasatwa. Dari yatim piatu, orang-orang papa, lingkungan kampung halamannya, lingkungan bangsanya, lingkungan kemanusiaannya. Ia harus selalu peduli. Tetapi tidak cukup cuma peduli, karena harus dikaitkan dengan perintah dan larangan Allah. Apa pun, termasuk bersyair, harus menjadi ruang ibadah. Harus mengaitkan dengan kehendak Allah. Kita buat, misalnya, sajak mengenai pelacur, mengenai singkong, atau mengenai perahu. Itu juga religius selama dikaitkan dengan meraih kehendak Allah.

Kesaksian Para Sahabat untuk WS Rendra

Benny Benke
http://www.suaramerdeka.com/

Aku mendengar suara/ Jerit makhluk terluka, luka, luka, hidupnya/ Orang memanah rembulan/ Burung sirna sarangnya, sirna, sirna, hidupnya/ Orang-orang harus dibangunkan/ Aku bernyanyi, menjadi saksi.

TEMBANG ''Kesaksian'' yang dinyanyikan Aning Katamsi dan Trie Utami dengan iringan Jockie Soeryoprayogo (organ), Sawung Jabo (gitar akustik), Totok Tewel (gitar), Doddy Katamsi (bas), dan Inisisri (drum), menutup perayaan ulang tahun WS Rendra.

Minggu, 25 Maret 2012

WALIYULLAH MBAH KYAI DALHAR WATUCONGOL

Muhammad Wava Al-Hasani
__Al-Kahfi Islamic Boarding School

Ketika penulis melihat – lihat di internet, penulis banyak menemui tulisan – tulisan yang mengenang tentang sosok figure salah seorang kakek buyut penulis yaitu Mbah Kyai Dalhar, Watucongol. Begitu masyarakat luas akrab memanggilnya. Penulis berterima kasih pada para pecinta beliau yang telah berkenan merekam sebagian dari jejak – jejak manaqibnya, sekalipun tulisan – tulisan tersebut nampaknya masih belum mengemukakan syakhsiyahnya secara utuh.

Negeri pegawai negeri

Bandung Mawardi *
http://www.solopos.com/

Pujangga kondang Ranggawarsita pernah menggubah Serat Jayengbaya (1826) sebagai refleksi atas pekerjaan dan makna manusia. Sang pujangga menuliskan tembang sejumlah 250 bait untuk menguak segala jenis pekerjaan dalam masyarakat Jawa, mengisahkan ambisi dan arogansi manusia, menghadirkan filosofi penggapaian berkah dalam hidup.
Manusia memiliki kemenduaan dalam melakoni kerja, ingin senang tapi enggan menanggung risiko. Jabatan, uang dan popularitas jadi impian tapi melupakan makna kesejatian hidup manusia dalam kerja.

Jumat, 23 Maret 2012

Menata Ulang Festival

Arief Junianto
http://www.surabayapost.co.id/

Puluhan festival seni di Surabaya terjadi hampir setiap tahun. Namun tahun ini terjadi kekosongan penyelenggaraan. Sebaiknya penyelenggaraan festival perlu ditata ulang.
Dalam setahun, bisa dipastikan Surabaya digelontor oleh berbagai festival. Yang terpenting bisa disebut, Festival Seni Surabaya, Festival Cak Durasim, Surabaya Full Music, Festival Teater Pelajar, Bienalle Seni Rupa Jawa Timur (dua tahunan). Selain itu ada berbagai festival yang bersekala kecil dan berorientasi pada produk budaya tertentu, seperti festival ludruk, festival remo, festival teater remaja, festival puisi, dll. Festival yang disebut terakhir hadir secara fluktuatif (baca : tidak tentu).

Catatan Dari Festival Musikalisasi Puisi Indonesia

Furqon Lapoa
http://kendaripos.co.id/

Walaupun tidak sepopuler baca puisi, musikalisasi puisi sesungguhnya bukan “barang baru” di Indonesia, demikian juga Sulawesi Tenggara. Tahun silam misalnya, Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan pelatihan musikalisasi puisi bagi para siswa dari beberapa sekolah di Kota Kendari, mendatangkan instruktur dari Jakarta, AGS Arya Dipayana. Kegiatan pelatihan tersebut diakhiri dengan semacam lomba antarpeserta, yang dimenangi oleh siswa peserta pelatihan utusan dari Madrasah Aliyah Ummushabri, Kendari.

Seni-Budaya di Antara Sejumlah Momen

Ahid Hidayat
http://kendaripos.co.id/

DUA bulan belakangan ini adalah bulan yang penuh momen bagi masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat Sulawesi Tenggara. Di bulan April, selain peringatan Hari Kartini 21 April yang secara resmi setiap tahun diperingati kaum hawa seantero Nusantara, seminggu kemudian adalah hari kematian Chairil Anwar 28 April yang biasa dikenang dengan beragam kegiatan sastra. Satu hari sebelum peringatan meninggalnya Chairil Anwar, masyarakat Sulawesi Tenggara merayakan hari jadi Provinsi ini – tahun ini menginjak usia ke-44.

PANCANA, KAMPUNG PENULIS SASTRA TERPANJANG DI DUNIA

Jamrin Abubakar
http://www.kompasiana.com/jamrin_abubakar

MULANYA tidak begitu dikenal dan dianggap biasa saja, namun ketika Seminar Internasional I La Galigo digelar tahun 2002 yang dihadiri sejumlah seniman, budayawan dan peneliti dari berbagai Negara, praktis Desa Pancana begitu terkenal. Terbilang mengejutkan, sebelumnya tak banyak yang tahu kalau desa itu punya latar belakang sejarah dan budaya yang amat menarik. Bahkan merupakan salah satu pusat sastra dunia yang ditulis pujangga asli Bugis.

Festival Penulis Tanpa Penulis

Eka Kurniawan *
Kompas, 07 Okt 2007

DALAM buku esai terbarunya, The Curtain, Milan Kundera menyinggung perihal sastra dunia (atau dalam istilah Goethe, Die Weltliteratur) dengan mengatakan: “Tidak, percayalah, tak akan ada yang mengenal Kafka saat ini—tak seorang pun—jika ia tetap menjadi seorang Ceko.”

Konteks pernyataannya tersebut adalah meski Franz Kafka seorang Yahudi dan menulis serta tinggal di Ceko, pada kenyataannya Kafka dikenal sebagai penulis Jerman. Menurut Kundera, hanya karena menulis dalam bahasa Jerman dan kemudian diperkenalkan sebagai penulis Jerman, Kafka bisa kita kenal sekarang ini.

Pluralisme, Persuasi, Ndeso

Intelektuil “Ndeso“ Emha Ainun Nadjib
Riyadhus Shalihin
http://www.kompasiana.com/Riyadh

Emha, Sosok Islam Berbudaya
Emha adalah salah seorang pribadi yang cukup unik juga eksentrik, dapat kita ketahui dengan baik dalam perilakunya di seputar wilayah keagamaan maupun dalam wilayah kesenimanannya, Emha adalah salah satu tokoh yang mempunyai separuh mata pendakwah dan separuh mata seniman, sehingga beliau selalu saja mempunyai gagasan baru juga menarik dalam menghasilkan berbagai celotehan islami yang segar, unik dan tidak terasa dogmatis.

Lelaki Penghias Kubur

Aguk Irawan MN*
Minggu Pagi, Juli 2011

TAK bisa dipungkiri, bagi banyak orang sejauh mata memandang, harta dan kehormatan itulah kebahagiaan. Orang mengejar mati-matian agar menjadi pejabat, tidak lebih tujuannya adalah demi itu. Menjadi pejabat, atau orang terhormat tanpa materi adalah semacam aib besar. Tetapi tidak pada seorang lelaki tua. Di keheningan pagi yang buta, ia seperti berkelakuan aneh, padahal orang seantero negeri ini tahu, kalau ia adalah lelaki terhormat dan kaya. Ia terliihat sedang membongkokan tubuhnya, membersihkan sebuah kuburan di halaman rumahnya, dan kuburan itu masih tanpa nisan, tanpa nama, tapi selalu saja terlihat seperti ada bekas siraman bunga mawar. Dan bau harumnya semerbak sampai ke jalan-jalan.

Kebangkitan Novelis Pria

Reiny Dwinanda
Republika, 18 Maret 2007

Berakhir sudah kecenderungan merajanya novelis perempuan di kancah persaingan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Padahal, selama dua kali penyelenggaraan –1997 dan 2003– ‘sastra wangi’ selalu tampil sebagai yang terdepan. Kali ini, untuk lomba tahun 2006, seluruh trofi juara disapu bersih oleh penulis pria.

FRAGMEN BAWAH JEMBATAN

Bambang Kempling
http://sastra-indonesia.com/

Adalah setangkai bunga rumput berkelopak ungu dalam genggam perempuan di tengah siang. Sudah tidak begitu segar dan hampir layu, seperti kisah bunga-bunga terlalu tua untuk jadi mahkota. Mengapa? Apakah hari ini telah kehilangan fantasinya juga bagi wajah yang tersembunyi dari langit terbuka di balik payung pelangi?

Cak Selamet

Ahmad Zaini*
__Radar Bojonegoro, 18 Des 2011

Peluh bercucuran dari wajah keriput menjelang tua. Kedua kakinya tiada henti mengayuh pedal becak yang menjadi temannya setiap hari dalam mengais rezeki. Caping lebar yang terbuat dari anyaman bambu masih melekat di kepalanya. Kemudian dia berhenti pada sebuah warung yang berdiri di pinggir jalan. Capingnya dilepas lantas ia kipas-kipas agar keringat yang meleleh di keningnya kering. Kedua kaki ia lemaskan sembari menyandarkan punggungnya di dinding warung. Perlahan kaki kanannya diangkat di atas kursi panjang membujur di dalam warung. Ia lantas menghela napas panjang melepas lelahnya.

J.F.X. HOERY TAK INGIN SASTRA JAWA MATI

Sujatmiko
_Koran Tempo, 23 Mei 2009

Sepeda motor Honda Astrea keluaran 1980-an memasuki pekarangan rumah yang penuh pepohonan di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, Bojonegoro. Pengendaranya, pria bertopi yang berboncengan dengan wanita paruh baya.

Pria itu bernama JFX Hoery, 64 tahun, dan Sri Narjati, istrinya. Ya, setidaknya, dalam 10 tahun terakhir ini, sepeda motor warna hitam itulah yang berjasa mengantar beraktivitas pemiliknya. Termasuk antar-jemput sang istri, seorang guru yang juga kepala sekolah dasar negeri di sebuah desa di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. “Saya sedang menyiapkan berkas sertifikasi guru untuk istri saya,” ujar pria kelahiran Pacitan ini.

Sastra Pesantren dalam Pergulatan

K. Ng. H. Agus Sunyoto
http://pesantrenbudaya.com/?id=28

KH Abdurrahman Wahid (1973) memberikan abstraksi tentang sastera pesantren dalam dua definisi, pertama, karya-karya sastera yang mengeksplorasi kebiasaan-kebiasaan di pesantren,. Kedua, adanya corak psikologi pesantren dengan struktur agama (warna religius) yang kuat. Sementara Ahmad Tohari (2003) menegaskan bahwa sastera pesantren adalah sastera yang membawa semangat budaya dan tradisi pesantren, yaitu sastera yang membawa spirit religius ala pesantren dan ditulis oleh komunitas pesantren sendiri.

KIBAR BENDERA SI SARTO DI HALAMAN RUMAH

Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/

Para Tokoh;

Sartib, lelaki kampung yang berusia 40-an. Hari-harinya dirundung sedih karena belum genap seratus harinya ditinngal istri tercintanya.

Sarto, Bocah laki-laki berusia belasan tahun. Ia bisu dan kurang normal pikiranya, tapi ia punya semangat hidup yang tinggi.

Antara Gajah Mada dan Rahwana

Viddy AD Daery *
http://oase.kompas.com/

Kontroversi yang mengiringi artikel saya mengenai “Gajah Mada kelahiran Lamongan” bercuatan dengan seru, hampir sebagian besar komentator lebih mengedepankan rasa chauvinisme sempit ketimbang memakai rasio,logika dan intelektualitasnya. Saya yang sudah membaca lebih dari seribu buku kebudayaan , sejarah dan sosial-politik dengan mudahnya dituduh ngawur,enggak baca buku dan sebagainya.

Senin, 12 Maret 2012

Usai Ojong, Sendirilah Jakob

Judul: Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama
Penyusun: St. Sularto
Penerbit: Kompas
Cetakan: I, September 2011
Tebal: vii + 660 halaman
Peresensi: Nunung Nurdiah
http://www.lampungpost.com/

KESUKSESAN grup Kompas-Gramedia seperti sekarang lahir dari tangan dingin duet ini: P.K. Ojong dan Jakob Oetama. Merekalah yang mendirikan Kompas dengan basis keimanan sesuai dengan agama dan keyakinan mereka.

Emha Ainun Nadjib: Masyarakat Harus Kritis

Surya Lesmana
http://www.suarapembaruan.com/

Maraknya pemberitaan media, khususnya infotainmen di televisi memberitakan kasus video porno mirip Ariel dan Luna Maya, rupa-rupanya mendapat perhatian budayawan Emha Ainun Nadjib. Pria yang akrab dipanggil Cak Nun ini agak heran dengan pemberitaan di stasiun-stasiun televisi yang berlomba-lomba mengupas kasus video mesum tersebut.

Kado Ulang Tahun Buat Sang Penyair

Drs. Solihin
http://www.sumbawanews.com/

Saat tangis pertamamu mengusik sang waktu dikaki bukit Jelangu
Kuda-kuda liar meringkik-ringkik
Air lubuk gemericik manja dicumbui camar
Sementara bayu mendesah lirih diantara ketiak daun durian muda
Diatas pematang , serunai padi lantunkan syair-syair tentang kelahiran
A Rodhi Murtadho A. Anzib A. Azis Masyhuri A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A. Riyadi Amar A. Yusrianto Elga A.H. J Khuzaini A.J. Susmana A.S Laksana Abd. Basid Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adi Faridh Adian Husaini Adreas Anggit W. Adrizas Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agni Rahadyanti Aguk Irawan M.N. Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Hartanto Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Naufel Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Airlangga Pribadi Ajip Rosidi Akbar Ananda Speedgo Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Aldila Avrikartika Alfred Tuname Ali Audah Ali Soekardi Amien Wangsitalaja Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 Andry Deblenk Angela Anggota FSL Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Septian Anwar Nuris Any Rufaidah APSAS (Apresiasi Sastra) Arafat Nur Ari Saputra Ariany Isnamurti Arie Yani Arief Junianto Arifin Hakim Arim Kamandaka Arina Habaidillah Armada Riyanto CM Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arwan Arysio Santos AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atafras Atmakusumah Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Babad Nuca Nepa Babe Derwan Badrut Tamam Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bambang Kuncoro Bambang Satriya Bambang Sugiharto Bandung Mawardi Banyuwangi Bengawan Solo di Karanggeneng Beni Setia Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Biografi Blambangan kuno Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P Hatees Budiawan Dwi Santoso Bujang Tan Domang Bung Tomo Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cerbung Cerkak Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Syaifullah CNN Indonesia D. Dudu AR D. Zawawi Imron Dahlan Kong Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Daniel Paranamesa Danilo Kis Danuji Ahmad Darju Prasetya Darmanto Jatman David ZA Dea Anugrah Dedi Pramono Deni Jazuli Denny Mizhar Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dian Diana A.V. Sasa Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Diskusi buku Djibril Muhammad Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Yan Masfa Dom Dinis Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwidjo U. Maksum Edeng Syamsul Ma’arif Edi Purwanto Edith Koesoemawiria EH Ismail Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Endarmoko Eko Nuryono Elin Yunita Kristanti Ellyn Novellin Elnisya Mahendra Em Syuhada’ Emha Ainun Nadjib Eny Rose Eriyanti Esai Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fakhrudin Aris Fanani Rahman Fariz al-Nizar Faruk Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fauzan Al-Anzhari Fazabinal Alim Felix K Nesi Ferdiansyah Thajib Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Forum Sastra Lamongan Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawan Gede Mugi Raharja Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gito Waluyo Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur H.B. Jassin Haaretz Hadi Napster Halim HD Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamzah Fansuri Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Harry Susilo Hartono Harimurti Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Henri Nurcahyo Hepi Andi Bastoni Heri CS Heri Latief Heri Listianto Heri Santoso Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru CN Heru Joni Putra Hikmat Gumelar Hilmi Abedillah Hudan Hidayat I Made Prabaswara I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IGK Tribana Ignas Kleden Ignatius Yunanto Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra J. Piliang Indra Tjahjadi Indra Tranggono IPNU Kabupaten Lamongan 1955 Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwank Jadid Al Farisy Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D Rahman Jamaluddin Mohammad Jamrin Abubakar Jauhari Zailani Javed Paul Syatha Jean Couteau Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Joao Ruiz De Castelo Branco Johan Khoirul Zaman John Halmahera John Sinartha Wolo Joko Budhiarto Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K.H. Anwar Manshur K.H. Ma'ruf Amin Karanggeneng Kasnadi Katrin Bandel Kemah Budaya Panturan (KBP) Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) KOSTELA Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kukuh Yudha Karnanta Kurnia EF L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Sitoresmi Lamongan Lamongan 1916 Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Christanty Liza Wahyuninto Loe Lan Ing Lukisan Rengga AP Lukman Santoso Az Lutfi Rakhmawati Lynglieastrid Isabellita Lysander Kemp M Anta Kusuma M. Aan Mansyur M. Harir Muzakki M. Latief M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Raudah Jambak M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Majelis Sastra Asia Tenggara Makalah Tinjauan Ilmiah Mala M.S Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Margita Widiyatmaka Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marsi Ragaleka Martin Aleida Martin Lings Masdharmadji Mashuri Mathori A Elwa Matroni Muserang Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Misbahus Surur Mochtar Lubis Mohammad Eri Irawan Muafiqul Khalid MD Mudjia Rahardjo Muh Syaifullah Muhajir Arifin Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alimudin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yamin Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mujtahid Mujtahidin Billah Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak Nadhi Kiara Zifen Nafi’ah Al-Ma’rab Nailunni’am Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Thaleb Nawa Tunggal Nevatuhella Nezar Patria Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nitis Sahpeni Nizar Qabbani Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nunung Nurdiah Nurel Javissyarqi Nurjanah Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Octavio Paz Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pagelaran Musim Tandur Pawang Surya Kencana PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin PDS HB Jassin Pesantren Tebuireng Petrus Nandi Philipus Parera Pipiet Senja Plato Pramoedya Ananta Toer Pratono Pringadi AS Priyatna Abdurrasyid Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi Puji Santosa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya R Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Rahmat Sularso Nh Raihul Fadjri Raja Ali Haji Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ranang Aji SP Ratnaning Asih Ratno Fadillah Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992 Rheza Ardiansyah Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riyadhus Shalihin Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Rodli TL Rojiful Mamduh Romi Zarman Rosihan Anwar Roso Titi Sarkoro Rudy Polycarpus Rumah Budaya Pantura (RBP) Rx King Motor S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Mueller Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Samin Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Saparinah Sadli Sartika Dian Nuraini Sarworo Sp Satmoko Budi Santoso Satriani Satriwan Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sejarah SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Siwi Tri Puji B Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Solihin Solo Exhibition Rengga AP Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi St Sularto Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudartomo Macaryus Sugiarta Sriwibawa Sugiarto Sujatmiko Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suripto SH Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutamat Arybowo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad Syi'ir Sylvianita Widyawati Syu'bah Asa TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Th Sumartana Thales Theo Uheng Koban Uer Timur Budi Raja Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto To Take Delight Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tomas Transtroemer Tosa Poetra Toto Gutomo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wahyu Awaludin Warih Wisatsana Waskiti G Sasongko Wawan Eko Yulianto Wawancara Wemmy Alfadhli Wicaksono Widya Oktaviani Wina Bojonegoro Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan Wisnu T Hanggoro Wowok Hesti Prabowo Y Alprianti Y. Wibowo Yani Arifin Sholikin Yanto Musthofa Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yoram Kaniuk Yunit Permadi Yusi A. Pareanom Yusri Fajar Yuval Noah Harari Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Rachmat Sugito