Dorothea Rosa Herliany
Sinar Harapan 1992
Limabelas tahun lalu tepatnya pada tahun 1977 terjadi peristiwa
sastra yang kontroversial. Pada saat itu Dewan Kesenian Jakarta (dewan
tertinggi dalam kelembagaan sastra Indonesia), menjatuhkan pilihan pada
kumpulan sajak Yudhistira ANM Sajak Sikat Gigi sebagai salah satu peraih
penghargaan karya kepenyairan terbaik sejajar dengan karya-karya
Sutardji Calzoum Bachri, Sitor Situmorang dan Abdul Hadi WM.
Sabtu, 31 Maret 2012
Gugatan untuk MASTERA 2006 dan Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau 2000. II*
Yang meloloskan pengertian “Kun Fayakun” dirombak ke dalam bahasa
Indonesia membentuk makna; “Jadi, lantas jadilah!” dan “Jadi maka
jadilah!”
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/
"A masterpiece always moves, by definition, in the manner of a ghost" (Jaques Derrida, Spectres of Marx).
Lumayan lama tak
melanjutkan tulisan, terhitung setengah bulan lebih. Kini menginjak
angka 17 nomor saya sukai, bilangannya sama bertanggal kemerdekaan
Republik Indonesia tujuh belas, (Agustus 1945). Setelah membenamkan diri
beberapa masa, membaca ulang membenahi tulisan lama, Alhamdulillah
cara belajar ini mengalami peningkatan. Melodinya sedari awal terlihat
kemajuan, sedeburan gelombang mendedah kesaksian. Ke pepuncak
tertakar, pun lebih sadari kelemahan, juga beberapa temuan
mengecewakan.
Soal Estetika Sastra Internet
TS Pinang
Republika, 20 Mei 2001
Munculnya beberapa situs sastra di internet belakangan ini ternyata memancing kritik yang cukup serius baik dari para pengamat maupun pegiat sastra itu sendiri. Dinamika di mailing list penyair sendiri ternyata sempat bikin gerah Faruk HT, kritikus sastra dari UGM. Agus Noor yang cerpenis pernah mengungkapkan kekecewaannya terhadap karya-karya cerpen internet yang terpajang di situs www.cybersastra.net. Ahmadun Yosi Herfanda di Republika (Minggu 29 April 2001) juga setidaknya mengungkapkan kegelisahan yang sama menanggapi akan diluncurkannya kompilasi karya puisi internet (cyber) oleh Yayasan Multimedia Sastra dalam waktu dekat ini.
Republika, 20 Mei 2001
Munculnya beberapa situs sastra di internet belakangan ini ternyata memancing kritik yang cukup serius baik dari para pengamat maupun pegiat sastra itu sendiri. Dinamika di mailing list penyair sendiri ternyata sempat bikin gerah Faruk HT, kritikus sastra dari UGM. Agus Noor yang cerpenis pernah mengungkapkan kekecewaannya terhadap karya-karya cerpen internet yang terpajang di situs www.cybersastra.net. Ahmadun Yosi Herfanda di Republika (Minggu 29 April 2001) juga setidaknya mengungkapkan kegelisahan yang sama menanggapi akan diluncurkannya kompilasi karya puisi internet (cyber) oleh Yayasan Multimedia Sastra dalam waktu dekat ini.
Senin, 26 Maret 2012
MELAGA EMPU, MENDENYUTKAN ILMU
Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/
1.
Seorang sahabat, baru-baru ini mengenalkan suatu istilah baru :Workaholisme. Apa pulakah itu? Teman kita menjelaskan yang dimaksudkan adalah “keranjingan kerja”, atau tegasnya kita dikendalikan oleh dorongan nafsu kerja, di mana keseimbangan sikap-kerja itu membuat orang jadi tanpa-daya. Dikatakan, kerja adalah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.
http://sastra-indonesia.com/
1.
Seorang sahabat, baru-baru ini mengenalkan suatu istilah baru :Workaholisme. Apa pulakah itu? Teman kita menjelaskan yang dimaksudkan adalah “keranjingan kerja”, atau tegasnya kita dikendalikan oleh dorongan nafsu kerja, di mana keseimbangan sikap-kerja itu membuat orang jadi tanpa-daya. Dikatakan, kerja adalah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.
Utan Kayu International Literary Bienalle 2007
: Si Geger Menangis, Pesta Bir Berlanjut
Chavchay Syaifullah
Media Indonesia, 26 Agu 2007
SEBUAH ajang yang merambah jaringannya hingga ke tingkat internasional tentu akan menjadi penting bagi publik sebuah negeri. Sebagai pembelajaran, tukar-menukar pengalaman, perigi pendidikan, dan (atau) sekadar forum unjuk kebolehan, pada efek tertentu akan memberi motivasi kuat bagi publik negeri untuk memacu dirinya dalam persaingan di tingkat internasional. Begitu pun semestinya Utan Kayu Literary Bienale 2007 yang diselenggarakan Komunitas Utan Kayu (KUK), 23-30 Agustus ini di Jakarta dan Jawa Tengah. Ajang besar sastra ini mestinya menawarkan nuansa kesegaran bagi publik sastra juga masyarakat luas Indonesia.
Chavchay Syaifullah
Media Indonesia, 26 Agu 2007
SEBUAH ajang yang merambah jaringannya hingga ke tingkat internasional tentu akan menjadi penting bagi publik sebuah negeri. Sebagai pembelajaran, tukar-menukar pengalaman, perigi pendidikan, dan (atau) sekadar forum unjuk kebolehan, pada efek tertentu akan memberi motivasi kuat bagi publik negeri untuk memacu dirinya dalam persaingan di tingkat internasional. Begitu pun semestinya Utan Kayu Literary Bienale 2007 yang diselenggarakan Komunitas Utan Kayu (KUK), 23-30 Agustus ini di Jakarta dan Jawa Tengah. Ajang besar sastra ini mestinya menawarkan nuansa kesegaran bagi publik sastra juga masyarakat luas Indonesia.
Penyair Berpentas di Candi Borobudur
Suara Pembaruan, 31 Agu 2007
PULUHAN penyair dari dalam dan luar negeri membacakan karya sastra masing-masing di panggung terbuka "Aksobya", timur kaki Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (29/8) malam.
Pergelaran berjudul "Utan Kayu International Literary Biennale 2007" itu dibuka dengan suguhan penampilan tembang Jawa kontemporer berjudul Nyanyian Jiwa oleh komunitas seniman petani lereng Gunung Merapi, dari Padepokan Tjipto Boedojo, Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
PULUHAN penyair dari dalam dan luar negeri membacakan karya sastra masing-masing di panggung terbuka "Aksobya", timur kaki Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (29/8) malam.
Pergelaran berjudul "Utan Kayu International Literary Biennale 2007" itu dibuka dengan suguhan penampilan tembang Jawa kontemporer berjudul Nyanyian Jiwa oleh komunitas seniman petani lereng Gunung Merapi, dari Padepokan Tjipto Boedojo, Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Renungan Kehidupan: Ibu Imajinasi
Radhar Panca Dahana*
Kompas, 30 Agu 2007
Kembali dari Parung Bingung, Bogor, dari sebuah rumah besar bergaya minimalis yang damai—ada sungai di tepinya—dan mengarungi ruang kerja serta galeri pelukis Hanafi, seperti kembali dari perasaan-perasaan purba.
Saya seperti kembali dari dunia lain, di mana kita mengenali kenyataan tidak hanya dari kepadatan lalu lintas, perdagangan sibuk pasar tradisional atau hypermarket. Juga dari ratusan bibir menggelinjang dalam diskusi, atau tukang becak yang coba mengelabui penumpangnya. Namun, dari sebuah dunia di "kejauhan", tempat segalanya bermakna ketika kita me-"rasa"-kannya.
Kompas, 30 Agu 2007
Kembali dari Parung Bingung, Bogor, dari sebuah rumah besar bergaya minimalis yang damai—ada sungai di tepinya—dan mengarungi ruang kerja serta galeri pelukis Hanafi, seperti kembali dari perasaan-perasaan purba.
Saya seperti kembali dari dunia lain, di mana kita mengenali kenyataan tidak hanya dari kepadatan lalu lintas, perdagangan sibuk pasar tradisional atau hypermarket. Juga dari ratusan bibir menggelinjang dalam diskusi, atau tukang becak yang coba mengelabui penumpangnya. Namun, dari sebuah dunia di "kejauhan", tempat segalanya bermakna ketika kita me-"rasa"-kannya.
Sekali lagi Soal Ide dan Bahasa tentang Tanggung Jawab Redaktur
Eko Endarmoko*
Media Indonesia, 26 Agu 2007
MENULIS mungkin sebuah laku absurd. Bayangkan, orang dituntut memberi wujud dalam bentuk tulisan pada sesuatu yang mujarad, yaitu ide yang bersemayam dalam pikiran. Karena itu, seorang penulis niscaya pernah mengalami kesulitan menuliskan ide atau perasaannya. Itu pertama-tama dipengaruhi kekayaan kosakata. Semakin miskin kosakata seseorang semakin sulit pula ia menyatakan pikiran atau perasaannya tadi. Tapi khazanah kata yang kaya tidak dengan sendirinya menjadi jaminan karena menulis tentu juga memerlukan keterampilan merangkai kata, menata kalimat, dan membangun wacana.
Media Indonesia, 26 Agu 2007
MENULIS mungkin sebuah laku absurd. Bayangkan, orang dituntut memberi wujud dalam bentuk tulisan pada sesuatu yang mujarad, yaitu ide yang bersemayam dalam pikiran. Karena itu, seorang penulis niscaya pernah mengalami kesulitan menuliskan ide atau perasaannya. Itu pertama-tama dipengaruhi kekayaan kosakata. Semakin miskin kosakata seseorang semakin sulit pula ia menyatakan pikiran atau perasaannya tadi. Tapi khazanah kata yang kaya tidak dengan sendirinya menjadi jaminan karena menulis tentu juga memerlukan keterampilan merangkai kata, menata kalimat, dan membangun wacana.
Ide dan Bahasa: Tentang Tanggung Jawab Redaktur
Eko Endarmoko*
Media Indonesia, 19 Agus 2007
MENGINGKARI ramalan suram para ekonom pada masa resesi menjelang akhir 1990-an, kira-kira semenjak 2000-an, hasil penerbitan di Tanah Air-—entah berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun tabloid—-justru menunjukkan kecenderungan tumbuh subur. Bahan bacaan tersebut dihasilkan bukan hanya oleh penerbit yang mampu bertahan, melainkan juga oleh banyak penerbit baru yang bermunculan. Ikut meramaikan pasar dengan bacaan adalah sejumlah lembaga yang sebenarnya bukan berstatus sebagai penerbit, selain tidak sedikit pula orang yang mengupayakan penerbitan secara pribadi.
Media Indonesia, 19 Agus 2007
MENGINGKARI ramalan suram para ekonom pada masa resesi menjelang akhir 1990-an, kira-kira semenjak 2000-an, hasil penerbitan di Tanah Air-—entah berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun tabloid—-justru menunjukkan kecenderungan tumbuh subur. Bahan bacaan tersebut dihasilkan bukan hanya oleh penerbit yang mampu bertahan, melainkan juga oleh banyak penerbit baru yang bermunculan. Ikut meramaikan pasar dengan bacaan adalah sejumlah lembaga yang sebenarnya bukan berstatus sebagai penerbit, selain tidak sedikit pula orang yang mengupayakan penerbitan secara pribadi.
"Kartini Gugat" Saingi Borobudur Live in Concert
http://www.suaramerdeka.com/
BOROBUDUR-Kartini Gugat, sebuah kolaborasi aktivis perempuan, seniman, dan komunitas gunung yang diselenggarakan di Studio Mendut, Kabupaten Magelang, Sabtu malam (23/2), memang digelar sebagai tandingan dari ''Borobudur Live in Concert'', yang juga digelar pada malam yang sama di salah satu tempat keajaiban dunia tersebut.
BOROBUDUR-Kartini Gugat, sebuah kolaborasi aktivis perempuan, seniman, dan komunitas gunung yang diselenggarakan di Studio Mendut, Kabupaten Magelang, Sabtu malam (23/2), memang digelar sebagai tandingan dari ''Borobudur Live in Concert'', yang juga digelar pada malam yang sama di salah satu tempat keajaiban dunia tersebut.
WIJI THUKUL: Setia Menunggu Wiji Thukul
Ahmad Hartanto
http://www.solopos.com/
Dua kursi tamu dipenuhi kain lurik setengah jadi dan beberapa gulung benang. Di ruangan itu pula, seorang perempuan paruh baya duduk di belakang mesin jahit listrik. Perempuan yang dikenal sebagai aktivis pencarian orang hilang, yang biasa dipanggil Sipon, dengan ramah mempersilakan Espos masuk ke rumahnya di Kampung Kalangan, Jagalan, Jebres, Solo. Dengan kacamata di dahinya, terlihat titik-titik keringat di wajahnya.
http://www.solopos.com/
Dua kursi tamu dipenuhi kain lurik setengah jadi dan beberapa gulung benang. Di ruangan itu pula, seorang perempuan paruh baya duduk di belakang mesin jahit listrik. Perempuan yang dikenal sebagai aktivis pencarian orang hilang, yang biasa dipanggil Sipon, dengan ramah mempersilakan Espos masuk ke rumahnya di Kampung Kalangan, Jagalan, Jebres, Solo. Dengan kacamata di dahinya, terlihat titik-titik keringat di wajahnya.
Aksi Semarang dan Tangis Tanto untuk Borobudur
http://www.suaramerdeka.com/
TANTO, seniman edan dari Mendut, menangis. Ya, benar-benar menangis saat memberikan pidato keprihatinan di bawah pohon beringin di kaki Borobudur yang kukuh menjulang.
"Saya lebih baik membela orang-orang yang tertindas. Saya tak ingin melihat orang-orang yang teraniaya itu bertikai untuk rencana pembangunan Jagad Jawa," ujar Tanto seraya sesenggukan.
TANTO, seniman edan dari Mendut, menangis. Ya, benar-benar menangis saat memberikan pidato keprihatinan di bawah pohon beringin di kaki Borobudur yang kukuh menjulang.
"Saya lebih baik membela orang-orang yang tertindas. Saya tak ingin melihat orang-orang yang teraniaya itu bertikai untuk rencana pembangunan Jagad Jawa," ujar Tanto seraya sesenggukan.
Naskah Teater Anak: Bunglon Dan Kupu-Kupu
Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/
Sinopsis
Pada sebuah taman bunga, Kupu-Kupu berterbangan. Bunga-Bunga menyambut mesrah tarian Kupu-Kupu yang datang di pagi itu. Bunga dan Kupu-Kupu hidup saling menghargai dan menolong. Mereka hidup saling bergantung antar sesama.
Di tengah kecerian isi taman. Ada dua ekor Bunglon yang sedang mengintai Kupu-Kupu yang sedang menari. Namun mereka tidak bisa menangkapnya. Dua Bunglon itu pun lalu bertengkar, saling menyalahkan. Mereka memutuskan untuk berpisah.
http://sastra-indonesia.com/
Sinopsis
Pada sebuah taman bunga, Kupu-Kupu berterbangan. Bunga-Bunga menyambut mesrah tarian Kupu-Kupu yang datang di pagi itu. Bunga dan Kupu-Kupu hidup saling menghargai dan menolong. Mereka hidup saling bergantung antar sesama.
Di tengah kecerian isi taman. Ada dua ekor Bunglon yang sedang mengintai Kupu-Kupu yang sedang menari. Namun mereka tidak bisa menangkapnya. Dua Bunglon itu pun lalu bertengkar, saling menyalahkan. Mereka memutuskan untuk berpisah.
Ekstase Citra dalam Busana
Musyafak
http://www.seputar-indonesia.com/
Orang Jawa memiliki penilaian khusus dan kuat terhadap busana. Pepatah “ajining raga amarga busana”(harga diri tergantung busana) menjadi spirit tersendiri bagi laku orang Jawa.
Pepatah itu mengisbatkan praktik berbusana sebagai pengejaran eksistensial untuk merumuskan identitas, sekaligus pencapaian martabat.Walhasil,pamrih berbusana tidak sekadar membungkus tubuh untuk memenuhi pranata sosial yang ada.
http://www.seputar-indonesia.com/
Orang Jawa memiliki penilaian khusus dan kuat terhadap busana. Pepatah “ajining raga amarga busana”(harga diri tergantung busana) menjadi spirit tersendiri bagi laku orang Jawa.
Pepatah itu mengisbatkan praktik berbusana sebagai pengejaran eksistensial untuk merumuskan identitas, sekaligus pencapaian martabat.Walhasil,pamrih berbusana tidak sekadar membungkus tubuh untuk memenuhi pranata sosial yang ada.
Sisi Gelap Festival Sastra Internasional
Hikmat Gumelar
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/
Dengan rambut perak terurai sampai bahu, seorang lelaki kekar berkaus oblong merah dan bercelana jins biru melangkah menuju mikrofon yang berdiri sekitar dua meter dari pintu Pura Dalem Ubud, Bali. Cahaya lampu yang datang hanya dari arah depan membuatnya agak menunduk menahan silau. Setelah pembawa acara memperkenalkannya, ia menyapa publik yang kurang lebih 200 orang yang mayoritas kaum ekspatriat. Ia lalu mengucap bahwa satu kali Rendra membaca “Blues untuk Bonnie” untuknya. “Kali ini saya akan membaca Blues untuk Bonnie untuk Mas Willy.”
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/
Dengan rambut perak terurai sampai bahu, seorang lelaki kekar berkaus oblong merah dan bercelana jins biru melangkah menuju mikrofon yang berdiri sekitar dua meter dari pintu Pura Dalem Ubud, Bali. Cahaya lampu yang datang hanya dari arah depan membuatnya agak menunduk menahan silau. Setelah pembawa acara memperkenalkannya, ia menyapa publik yang kurang lebih 200 orang yang mayoritas kaum ekspatriat. Ia lalu mengucap bahwa satu kali Rendra membaca “Blues untuk Bonnie” untuknya. “Kali ini saya akan membaca Blues untuk Bonnie untuk Mas Willy.”
230 Sastrawan akan Hadiri Temu Sastrawan Numera
http://www.padangmedia.com/
Dinas Pariwisata Kota Padang memastikan persiapan untuk Temu Sastrawan Nusantara Melayu Raya (TS Numera) sudah hampir seratus persen.
"Saat ini, kita tinggal menunggu konfirmasi dari peserta yang akan hadir. Tinggal sastrawan Singapura yang belum konfirmasi. Berkemungkinan hari ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Edi Hasymikepada padangmedia.com, Jumat (9/3).
Dinas Pariwisata Kota Padang memastikan persiapan untuk Temu Sastrawan Nusantara Melayu Raya (TS Numera) sudah hampir seratus persen.
"Saat ini, kita tinggal menunggu konfirmasi dari peserta yang akan hadir. Tinggal sastrawan Singapura yang belum konfirmasi. Berkemungkinan hari ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Edi Hasymikepada padangmedia.com, Jumat (9/3).
Dialog Sastra Tiga Negara
Badrut Tamam
http://www.bongkar.co.id/
Rabu malam(13/7) dialog Borneo Kalimantan XI resmi dibuka Gubernur Kaltim. Acara dengan tajuk dialog sastra tersebut dihadiri sastrawan dan pecinta sastra tiga negara, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia.
Agenda pertama dialog Borneo Kalimantan ke XI pada malam Kamis (13/7) adalah acara jamuan makan malam oleh Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak. Dalam acara yang sama, Faroek secara pribadi resmi membuka Dialog Borneo Kalimantan ke XI di Lamin Etam. Esok harinya (14/7) pukul 08.30 Wita bertempat di gedung serba guna kantor gubernur, ratusan peserta dialog yang berasal dari tiga negara pun dimulai.
http://www.bongkar.co.id/
Rabu malam(13/7) dialog Borneo Kalimantan XI resmi dibuka Gubernur Kaltim. Acara dengan tajuk dialog sastra tersebut dihadiri sastrawan dan pecinta sastra tiga negara, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia.
Agenda pertama dialog Borneo Kalimantan ke XI pada malam Kamis (13/7) adalah acara jamuan makan malam oleh Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak. Dalam acara yang sama, Faroek secara pribadi resmi membuka Dialog Borneo Kalimantan ke XI di Lamin Etam. Esok harinya (14/7) pukul 08.30 Wita bertempat di gedung serba guna kantor gubernur, ratusan peserta dialog yang berasal dari tiga negara pun dimulai.
Sastra China semakin diminati
Editor: Anggraini Lubis
http://www.waspada.co.id/
Lulusan sastra China memiliki peluang yang besar di dunia kerja. Mereka bisa berkecimpung di dunia bisnis, pariwisata, sampai pendidikan.
Pelan tapi pasti,sastra China kini menjadi program studi (prodi) favorit bagi lulusan SMA di Sumatera Utara.Buktinya jelas. Di dua perguruan tinggi yang menawarkan prodi sastra China yaitu Universitas Sumatera Utara (USU) dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing- Persahabatan Internasional Asia (STBA-PIA),peminatnya terus meningkat tiap tahunnya.
http://www.waspada.co.id/
Lulusan sastra China memiliki peluang yang besar di dunia kerja. Mereka bisa berkecimpung di dunia bisnis, pariwisata, sampai pendidikan.
Pelan tapi pasti,sastra China kini menjadi program studi (prodi) favorit bagi lulusan SMA di Sumatera Utara.Buktinya jelas. Di dua perguruan tinggi yang menawarkan prodi sastra China yaitu Universitas Sumatera Utara (USU) dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing- Persahabatan Internasional Asia (STBA-PIA),peminatnya terus meningkat tiap tahunnya.
Optimis, Masa Depan Puisi dan Sastra Indonesia
Mengikuti Festival Penyair Korea-ASEAN (KAPLF) II 25-29 Oktober 2011
Zaim Rofiqi
http://www.riaupos.co/
Kita akan menemukan Asia sebagai dunia sendiri.
Puisi kita bermimpi untuk menanggulangi sejarah yang penuh penguasaan dan eksploitasi.
Apa yang diharapkan kita semua adalah saling mendekat.
Mungkin seorang penyair adalah tukang jam yang pekerjaannya seperti memeriksa dan merawat bahasa.
Zaim Rofiqi
http://www.riaupos.co/
Kita akan menemukan Asia sebagai dunia sendiri.
Puisi kita bermimpi untuk menanggulangi sejarah yang penuh penguasaan dan eksploitasi.
Apa yang diharapkan kita semua adalah saling mendekat.
Mungkin seorang penyair adalah tukang jam yang pekerjaannya seperti memeriksa dan merawat bahasa.
Kebudayaan bukan Semata Kesenian
Soni Farid Maulana
http://www.pikiran-rakyat.com/
TUMBUH dan berkembangnya kebudayaan di Indonesia dewasa ini, tidak hanya berada di tangan seniman dan pemikir seni, tetapi juga berada di tangan para politisi dan pelaksana negara. Berkaitan hal itu, salah besar kalau ada yang beranggapan bahwa urusan para politisi adalah dunia politik semata, yang sama sekali tidak bersentuhan dengan kebudayaan dalam arti yang seluas-luasnya.
http://www.pikiran-rakyat.com/
TUMBUH dan berkembangnya kebudayaan di Indonesia dewasa ini, tidak hanya berada di tangan seniman dan pemikir seni, tetapi juga berada di tangan para politisi dan pelaksana negara. Berkaitan hal itu, salah besar kalau ada yang beranggapan bahwa urusan para politisi adalah dunia politik semata, yang sama sekali tidak bersentuhan dengan kebudayaan dalam arti yang seluas-luasnya.
Penyair Dunia Akan Berpuisi di Borobudur
M. Latief
http://regional.kompas.com/
Mereka akan membaca puisi di Borobudur pada malam hari.
-- Dorothea Rosa Herliany
Para penyair dari berbagai negara termasuk Indonesia akan membacakan puisi mereka di kompleks Candi Borobudur melalui kegiatan bertajuk Forum Penyair Internasional-Indonesia (FPII) di Magelang, Jawa Tengah, 1-3 April 2012. Mereka adalah 17 penyair berasal dari berbagai negara dan 10 penyair berbagai kota di Indonesia.
http://regional.kompas.com/
Mereka akan membaca puisi di Borobudur pada malam hari.
-- Dorothea Rosa Herliany
Para penyair dari berbagai negara termasuk Indonesia akan membacakan puisi mereka di kompleks Candi Borobudur melalui kegiatan bertajuk Forum Penyair Internasional-Indonesia (FPII) di Magelang, Jawa Tengah, 1-3 April 2012. Mereka adalah 17 penyair berasal dari berbagai negara dan 10 penyair berbagai kota di Indonesia.
MANUSIA KARDUS
Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/
KARDUS-KARDUS MEMASUKI PANGGUNG, MENARI DAN MENYANYI
Kardus, kardus, kardus
Tak berakal, tak berbekal
Kardus pembungkus kebaikan
Dari debu dan kotoran kehidupan
http://sastra-indonesia.com/
KARDUS-KARDUS MEMASUKI PANGGUNG, MENARI DAN MENYANYI
Kardus, kardus, kardus
Tak berakal, tak berbekal
Kardus pembungkus kebaikan
Dari debu dan kotoran kehidupan
50 Penyair Korea Selatan dan ASEAN Berkumpul di Riau
Adrizas
http://www.suarakarya-online.com/
Riau menjadi tuan rumah Festival Penyair Korea-ASEAN (Korean-ASEAN Poets Literature Festival/KAPLF) II yang dibuka pada Selasa (25/10) malam oleh Gubernur Riau HM Rusli Zainal di Gedung Daerah, Pekanbaru. Festival itu diikuti 50 penyair Korea dan beberapa negara di ASEAN, termasuk Indonesia.
http://www.suarakarya-online.com/
Riau menjadi tuan rumah Festival Penyair Korea-ASEAN (Korean-ASEAN Poets Literature Festival/KAPLF) II yang dibuka pada Selasa (25/10) malam oleh Gubernur Riau HM Rusli Zainal di Gedung Daerah, Pekanbaru. Festival itu diikuti 50 penyair Korea dan beberapa negara di ASEAN, termasuk Indonesia.
Sastra, Jembatan Perjumpaan Antar-Bangsa
Gito Waluyo
http://kabar-banten.com/
SASTRA, hampir setiap bangsa memiliki karya sastra. Lewat sastra beberpa penulis mengutarakan pemikiran-pemikirannya tantang kehidupan, cinta, perjalanan hidup, potik, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan sastra sekrang juga muncul dan terus berkembang dari kota hingga ke daerah-daerah.
http://kabar-banten.com/
SASTRA, hampir setiap bangsa memiliki karya sastra. Lewat sastra beberpa penulis mengutarakan pemikiran-pemikirannya tantang kehidupan, cinta, perjalanan hidup, potik, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan sastra sekrang juga muncul dan terus berkembang dari kota hingga ke daerah-daerah.
Sumsel Tuan Rumah Pertemuan Penyair
http://www.seputar-indonesia.com/
Sumatera Selatan dipastikan menjadi tuan rumah penyelenggaraan International Poetry Gatheringatau Pertemuan Penyair Internasional yang kelima, 17–20 Juli.
Pertemuan penyair nusantara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Kota Bandar Seribegawan,Brunai Darussalam, tahun lalu. Hal itu diungkapkan Thia Yufada Dodi, ketua pelaksana saat memimpin rapat kepanitiaan,Rabu (26/1), di ruang rapat kantor Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan. Rapat kepanitiaan yang sudah berjalan empat kali pertemuan itu membahas persiapan-persiapan yang berhubungan dengan prasarana dan sarana.
Sumatera Selatan dipastikan menjadi tuan rumah penyelenggaraan International Poetry Gatheringatau Pertemuan Penyair Internasional yang kelima, 17–20 Juli.
Pertemuan penyair nusantara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Kota Bandar Seribegawan,Brunai Darussalam, tahun lalu. Hal itu diungkapkan Thia Yufada Dodi, ketua pelaksana saat memimpin rapat kepanitiaan,Rabu (26/1), di ruang rapat kantor Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan. Rapat kepanitiaan yang sudah berjalan empat kali pertemuan itu membahas persiapan-persiapan yang berhubungan dengan prasarana dan sarana.
METAFORA: Tanda Seru dan Tanda Tanya
Bandung Mawardi
Lampung Post, 2 Agus 2009
Bisakah metafora jadi jejak untuk biografi manusia? Pertanyaan ini bakal menemukan jawaban pendek dan mengena: Bisa. Jawaban panjang mungkin diajukan ketika ada kesanggupan mengungkapkan biografi manusia mutakhir dalam pergulatan pemikiran poststrukturalisme-postmodernisme.
Lampung Post, 2 Agus 2009
Bisakah metafora jadi jejak untuk biografi manusia? Pertanyaan ini bakal menemukan jawaban pendek dan mengena: Bisa. Jawaban panjang mungkin diajukan ketika ada kesanggupan mengungkapkan biografi manusia mutakhir dalam pergulatan pemikiran poststrukturalisme-postmodernisme.
Politik Sastra: Sastra Sebagai Barang Biasa
Muhammad Taufiqurrohman *
http://bahas.multiply.com/
Sastra adalah sebuah produk kebudayaan ‘biasa’. Ia adalah makhluk biasa-biasa saja yang lahir dalam sebuah rentang peradaban umat manusia. Sebagaimana produk-produk kebudayaan yang lain —sebut saja politik, ekonomi, hukum dan lain sebagainya— ia datang ke dunia dengan segala karakteristik, kodrat, keperluan, kepentingan, kelemahan juga kekurangan yang dibawanya. Juga saya pikir, sebagai barang ia tak ubahnya tempe penyet, busway, batu-nya ponari, dan laptop.
http://bahas.multiply.com/
Sastra adalah sebuah produk kebudayaan ‘biasa’. Ia adalah makhluk biasa-biasa saja yang lahir dalam sebuah rentang peradaban umat manusia. Sebagaimana produk-produk kebudayaan yang lain —sebut saja politik, ekonomi, hukum dan lain sebagainya— ia datang ke dunia dengan segala karakteristik, kodrat, keperluan, kepentingan, kelemahan juga kekurangan yang dibawanya. Juga saya pikir, sebagai barang ia tak ubahnya tempe penyet, busway, batu-nya ponari, dan laptop.
Menulis Kreatif: Semua Orang Bisa Jadi Penyair
Lampung Post, 28 Juli 2010
Semua orang bisa menulis puisi dan mempunyai potensi menjadi penyair. Potensi tersebut akan berkembang menjadi besar jika terus diasah.
Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat mengatakan hal itu pada acara Pelatihan Creative Writing (menulis kreatif) bagi pelajar SMP dan SMA di SMAN 7 Bandar Lampung, Selasa (27-7).
Semua orang bisa menulis puisi dan mempunyai potensi menjadi penyair. Potensi tersebut akan berkembang menjadi besar jika terus diasah.
Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat mengatakan hal itu pada acara Pelatihan Creative Writing (menulis kreatif) bagi pelajar SMP dan SMA di SMAN 7 Bandar Lampung, Selasa (27-7).
Pasar sebagai Rumah Penyair
Damhuri Muhammad*
Padang Ekspres, 01 Mar 2009
SEPINTAS lalu mungkin sukar memetakan hubungan antara puisi dan pasar. Sebab, pasar yang dimaksud di sini tidak dalam artian tempat puisi bisa diperjualbelikan—seperti toko buku, peristiwa-peristiwa pameran, bazar-bazar dan sejenisnya—melainkan pasar yang sesungguhnya, tempat para pedagang meneriakkan nama dan harga barang dagangan masing-masing, berikut dengan segala bujuk-rayu dan taktik-taktik jitu, agar lekas dihampiri pembeli.
Padang Ekspres, 01 Mar 2009
SEPINTAS lalu mungkin sukar memetakan hubungan antara puisi dan pasar. Sebab, pasar yang dimaksud di sini tidak dalam artian tempat puisi bisa diperjualbelikan—seperti toko buku, peristiwa-peristiwa pameran, bazar-bazar dan sejenisnya—melainkan pasar yang sesungguhnya, tempat para pedagang meneriakkan nama dan harga barang dagangan masing-masing, berikut dengan segala bujuk-rayu dan taktik-taktik jitu, agar lekas dihampiri pembeli.
Martin Lings, Hidayah Allah untuk Sang Penyair
https://hasanabdulwahab.wordpress.com/
Menyebut nama Abu Bakr Siraj Ad-Din, mungkin tak banyak orang yang mengenalnya. Ketika disebut nama Martin Lings, tentu hanya sebagian umat Islam yang mengetahuinya. Namun, bagi kebanyakan pelajar, peneliti, dan tokoh muslim, nama Martin Lings sangat populer. Karena, tulisan dan karya-karyanya mampu memberi inspirasi banyak orang dalam mempelajari Islam. Padahal, sang penulis dulunya seorang pemeluk Kristen yang taat. Berkat hidayah Allah, ia pun memeluk Islam dan menjadi mualaf.
Menyebut nama Abu Bakr Siraj Ad-Din, mungkin tak banyak orang yang mengenalnya. Ketika disebut nama Martin Lings, tentu hanya sebagian umat Islam yang mengetahuinya. Namun, bagi kebanyakan pelajar, peneliti, dan tokoh muslim, nama Martin Lings sangat populer. Karena, tulisan dan karya-karyanya mampu memberi inspirasi banyak orang dalam mempelajari Islam. Padahal, sang penulis dulunya seorang pemeluk Kristen yang taat. Berkat hidayah Allah, ia pun memeluk Islam dan menjadi mualaf.
EMHA AINUN NAJIB: Budayawan, Jombang / Yogyakarta
Sumber: Buku Penghargaan Seniman Jatim, 2003
http://brangwetan.wordpress.com/
Sulit sekali meyakinkan bahwa Emha Ainun Najib memang layak menerima penghargaan dari pemerintah propinsi Jawa Timur kali ini. “Saya sudah out of context,” ujarnya ketika ditemui di Yogyakarta. Dunia seni yang sudah digeluti puluhan tahun dengan sekian banyak karya, toh Emha masih merasa risi disebut seniman. Pikiran-pikirannya cenderung orisinal, penuh retorika dan seringkali “nakal”. Tidak heran jika dia berada dalam posisi dikagumi banyak orang sekaligus tidak disukai orang-orang tertentu.
http://brangwetan.wordpress.com/
Sulit sekali meyakinkan bahwa Emha Ainun Najib memang layak menerima penghargaan dari pemerintah propinsi Jawa Timur kali ini. “Saya sudah out of context,” ujarnya ketika ditemui di Yogyakarta. Dunia seni yang sudah digeluti puluhan tahun dengan sekian banyak karya, toh Emha masih merasa risi disebut seniman. Pikiran-pikirannya cenderung orisinal, penuh retorika dan seringkali “nakal”. Tidak heran jika dia berada dalam posisi dikagumi banyak orang sekaligus tidak disukai orang-orang tertentu.
Puisi pun Ditadaruskan
Benny Benke
http://www.suaramerdeka.com/
SEBAGAIMANA menjadi permakluman umat muslim sedunia, bulan Ramadhan adalah saat dan tempat segala berkah dan kelimpahan cahaya atas cahaya bagi seluruh umat manusia; tanpa terkecuali. Di bulan itu -dalam terminologi Islam-, terdapat sebuah syariat yang bernama tadarus, membaca kitab suci Alquran sekerap mungkin. Dengan ikhtiar, mendapatkan kelimpahan ridho dan berkah-Nya.
http://www.suaramerdeka.com/
SEBAGAIMANA menjadi permakluman umat muslim sedunia, bulan Ramadhan adalah saat dan tempat segala berkah dan kelimpahan cahaya atas cahaya bagi seluruh umat manusia; tanpa terkecuali. Di bulan itu -dalam terminologi Islam-, terdapat sebuah syariat yang bernama tadarus, membaca kitab suci Alquran sekerap mungkin. Dengan ikhtiar, mendapatkan kelimpahan ridho dan berkah-Nya.
Rendra Yang Tertarik Dengan Al-Qur'an
Republika 07 Agu 2009
Penyair adalah jalan hidup. Baik sedang berkarya atau tidak. Seorang penyair masuk dalam konteks realitas karena kepedulian akan panggilan kharismatik dari alam sekitarnya, dari debu, kerikil, lava, angin, pohon, kupu-kupu, margasatwa. Dari yatim piatu, orang-orang papa, lingkungan kampung halamannya, lingkungan bangsanya, lingkungan kemanusiaannya. Ia harus selalu peduli. Tetapi tidak cukup cuma peduli, karena harus dikaitkan dengan perintah dan larangan Allah. Apa pun, termasuk bersyair, harus menjadi ruang ibadah. Harus mengaitkan dengan kehendak Allah. Kita buat, misalnya, sajak mengenai pelacur, mengenai singkong, atau mengenai perahu. Itu juga religius selama dikaitkan dengan meraih kehendak Allah.
Penyair adalah jalan hidup. Baik sedang berkarya atau tidak. Seorang penyair masuk dalam konteks realitas karena kepedulian akan panggilan kharismatik dari alam sekitarnya, dari debu, kerikil, lava, angin, pohon, kupu-kupu, margasatwa. Dari yatim piatu, orang-orang papa, lingkungan kampung halamannya, lingkungan bangsanya, lingkungan kemanusiaannya. Ia harus selalu peduli. Tetapi tidak cukup cuma peduli, karena harus dikaitkan dengan perintah dan larangan Allah. Apa pun, termasuk bersyair, harus menjadi ruang ibadah. Harus mengaitkan dengan kehendak Allah. Kita buat, misalnya, sajak mengenai pelacur, mengenai singkong, atau mengenai perahu. Itu juga religius selama dikaitkan dengan meraih kehendak Allah.
Kesaksian Para Sahabat untuk WS Rendra
Benny Benke
http://www.suaramerdeka.com/
Aku mendengar suara/ Jerit makhluk terluka, luka, luka, hidupnya/ Orang memanah rembulan/ Burung sirna sarangnya, sirna, sirna, hidupnya/ Orang-orang harus dibangunkan/ Aku bernyanyi, menjadi saksi.
TEMBANG ''Kesaksian'' yang dinyanyikan Aning Katamsi dan Trie Utami dengan iringan Jockie Soeryoprayogo (organ), Sawung Jabo (gitar akustik), Totok Tewel (gitar), Doddy Katamsi (bas), dan Inisisri (drum), menutup perayaan ulang tahun WS Rendra.
http://www.suaramerdeka.com/
Aku mendengar suara/ Jerit makhluk terluka, luka, luka, hidupnya/ Orang memanah rembulan/ Burung sirna sarangnya, sirna, sirna, hidupnya/ Orang-orang harus dibangunkan/ Aku bernyanyi, menjadi saksi.
TEMBANG ''Kesaksian'' yang dinyanyikan Aning Katamsi dan Trie Utami dengan iringan Jockie Soeryoprayogo (organ), Sawung Jabo (gitar akustik), Totok Tewel (gitar), Doddy Katamsi (bas), dan Inisisri (drum), menutup perayaan ulang tahun WS Rendra.
Minggu, 25 Maret 2012
WALIYULLAH MBAH KYAI DALHAR WATUCONGOL
Muhammad Wava Al-Hasani
__Al-Kahfi Islamic Boarding School
Ketika penulis melihat – lihat di internet, penulis banyak menemui tulisan – tulisan yang mengenang tentang sosok figure salah seorang kakek buyut penulis yaitu Mbah Kyai Dalhar, Watucongol. Begitu masyarakat luas akrab memanggilnya. Penulis berterima kasih pada para pecinta beliau yang telah berkenan merekam sebagian dari jejak – jejak manaqibnya, sekalipun tulisan – tulisan tersebut nampaknya masih belum mengemukakan syakhsiyahnya secara utuh.
__Al-Kahfi Islamic Boarding School
Ketika penulis melihat – lihat di internet, penulis banyak menemui tulisan – tulisan yang mengenang tentang sosok figure salah seorang kakek buyut penulis yaitu Mbah Kyai Dalhar, Watucongol. Begitu masyarakat luas akrab memanggilnya. Penulis berterima kasih pada para pecinta beliau yang telah berkenan merekam sebagian dari jejak – jejak manaqibnya, sekalipun tulisan – tulisan tersebut nampaknya masih belum mengemukakan syakhsiyahnya secara utuh.
Negeri pegawai negeri
Bandung Mawardi *
http://www.solopos.com/
Pujangga kondang Ranggawarsita pernah menggubah Serat Jayengbaya (1826) sebagai refleksi atas pekerjaan dan makna manusia. Sang pujangga menuliskan tembang sejumlah 250 bait untuk menguak segala jenis pekerjaan dalam masyarakat Jawa, mengisahkan ambisi dan arogansi manusia, menghadirkan filosofi penggapaian berkah dalam hidup.
Manusia memiliki kemenduaan dalam melakoni kerja, ingin senang tapi enggan menanggung risiko. Jabatan, uang dan popularitas jadi impian tapi melupakan makna kesejatian hidup manusia dalam kerja.
http://www.solopos.com/
Pujangga kondang Ranggawarsita pernah menggubah Serat Jayengbaya (1826) sebagai refleksi atas pekerjaan dan makna manusia. Sang pujangga menuliskan tembang sejumlah 250 bait untuk menguak segala jenis pekerjaan dalam masyarakat Jawa, mengisahkan ambisi dan arogansi manusia, menghadirkan filosofi penggapaian berkah dalam hidup.
Manusia memiliki kemenduaan dalam melakoni kerja, ingin senang tapi enggan menanggung risiko. Jabatan, uang dan popularitas jadi impian tapi melupakan makna kesejatian hidup manusia dalam kerja.
Jumat, 23 Maret 2012
Menata Ulang Festival
Arief Junianto
http://www.surabayapost.co.id/
Puluhan festival seni di Surabaya terjadi hampir setiap tahun. Namun tahun ini terjadi kekosongan penyelenggaraan. Sebaiknya penyelenggaraan festival perlu ditata ulang.
Dalam setahun, bisa dipastikan Surabaya digelontor oleh berbagai festival. Yang terpenting bisa disebut, Festival Seni Surabaya, Festival Cak Durasim, Surabaya Full Music, Festival Teater Pelajar, Bienalle Seni Rupa Jawa Timur (dua tahunan). Selain itu ada berbagai festival yang bersekala kecil dan berorientasi pada produk budaya tertentu, seperti festival ludruk, festival remo, festival teater remaja, festival puisi, dll. Festival yang disebut terakhir hadir secara fluktuatif (baca : tidak tentu).
http://www.surabayapost.co.id/
Puluhan festival seni di Surabaya terjadi hampir setiap tahun. Namun tahun ini terjadi kekosongan penyelenggaraan. Sebaiknya penyelenggaraan festival perlu ditata ulang.
Dalam setahun, bisa dipastikan Surabaya digelontor oleh berbagai festival. Yang terpenting bisa disebut, Festival Seni Surabaya, Festival Cak Durasim, Surabaya Full Music, Festival Teater Pelajar, Bienalle Seni Rupa Jawa Timur (dua tahunan). Selain itu ada berbagai festival yang bersekala kecil dan berorientasi pada produk budaya tertentu, seperti festival ludruk, festival remo, festival teater remaja, festival puisi, dll. Festival yang disebut terakhir hadir secara fluktuatif (baca : tidak tentu).
Catatan Dari Festival Musikalisasi Puisi Indonesia
Furqon Lapoa
http://kendaripos.co.id/
Walaupun tidak sepopuler baca puisi, musikalisasi puisi sesungguhnya bukan “barang baru” di Indonesia, demikian juga Sulawesi Tenggara. Tahun silam misalnya, Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan pelatihan musikalisasi puisi bagi para siswa dari beberapa sekolah di Kota Kendari, mendatangkan instruktur dari Jakarta, AGS Arya Dipayana. Kegiatan pelatihan tersebut diakhiri dengan semacam lomba antarpeserta, yang dimenangi oleh siswa peserta pelatihan utusan dari Madrasah Aliyah Ummushabri, Kendari.
http://kendaripos.co.id/
Walaupun tidak sepopuler baca puisi, musikalisasi puisi sesungguhnya bukan “barang baru” di Indonesia, demikian juga Sulawesi Tenggara. Tahun silam misalnya, Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan pelatihan musikalisasi puisi bagi para siswa dari beberapa sekolah di Kota Kendari, mendatangkan instruktur dari Jakarta, AGS Arya Dipayana. Kegiatan pelatihan tersebut diakhiri dengan semacam lomba antarpeserta, yang dimenangi oleh siswa peserta pelatihan utusan dari Madrasah Aliyah Ummushabri, Kendari.
Seni-Budaya di Antara Sejumlah Momen
Ahid Hidayat
http://kendaripos.co.id/
DUA bulan belakangan ini adalah bulan yang penuh momen bagi masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat Sulawesi Tenggara. Di bulan April, selain peringatan Hari Kartini 21 April yang secara resmi setiap tahun diperingati kaum hawa seantero Nusantara, seminggu kemudian adalah hari kematian Chairil Anwar 28 April yang biasa dikenang dengan beragam kegiatan sastra. Satu hari sebelum peringatan meninggalnya Chairil Anwar, masyarakat Sulawesi Tenggara merayakan hari jadi Provinsi ini – tahun ini menginjak usia ke-44.
http://kendaripos.co.id/
DUA bulan belakangan ini adalah bulan yang penuh momen bagi masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat Sulawesi Tenggara. Di bulan April, selain peringatan Hari Kartini 21 April yang secara resmi setiap tahun diperingati kaum hawa seantero Nusantara, seminggu kemudian adalah hari kematian Chairil Anwar 28 April yang biasa dikenang dengan beragam kegiatan sastra. Satu hari sebelum peringatan meninggalnya Chairil Anwar, masyarakat Sulawesi Tenggara merayakan hari jadi Provinsi ini – tahun ini menginjak usia ke-44.
PANCANA, KAMPUNG PENULIS SASTRA TERPANJANG DI DUNIA
Jamrin Abubakar
http://www.kompasiana.com/jamrin_abubakar
MULANYA tidak begitu dikenal dan dianggap biasa saja, namun ketika Seminar Internasional I La Galigo digelar tahun 2002 yang dihadiri sejumlah seniman, budayawan dan peneliti dari berbagai Negara, praktis Desa Pancana begitu terkenal. Terbilang mengejutkan, sebelumnya tak banyak yang tahu kalau desa itu punya latar belakang sejarah dan budaya yang amat menarik. Bahkan merupakan salah satu pusat sastra dunia yang ditulis pujangga asli Bugis.
http://www.kompasiana.com/jamrin_abubakar
MULANYA tidak begitu dikenal dan dianggap biasa saja, namun ketika Seminar Internasional I La Galigo digelar tahun 2002 yang dihadiri sejumlah seniman, budayawan dan peneliti dari berbagai Negara, praktis Desa Pancana begitu terkenal. Terbilang mengejutkan, sebelumnya tak banyak yang tahu kalau desa itu punya latar belakang sejarah dan budaya yang amat menarik. Bahkan merupakan salah satu pusat sastra dunia yang ditulis pujangga asli Bugis.
Festival Penulis Tanpa Penulis
Eka Kurniawan *
Kompas, 07 Okt 2007
DALAM buku esai terbarunya, The Curtain, Milan Kundera menyinggung perihal sastra dunia (atau dalam istilah Goethe, Die Weltliteratur) dengan mengatakan: “Tidak, percayalah, tak akan ada yang mengenal Kafka saat ini—tak seorang pun—jika ia tetap menjadi seorang Ceko.”
Konteks pernyataannya tersebut adalah meski Franz Kafka seorang Yahudi dan menulis serta tinggal di Ceko, pada kenyataannya Kafka dikenal sebagai penulis Jerman. Menurut Kundera, hanya karena menulis dalam bahasa Jerman dan kemudian diperkenalkan sebagai penulis Jerman, Kafka bisa kita kenal sekarang ini.
Kompas, 07 Okt 2007
DALAM buku esai terbarunya, The Curtain, Milan Kundera menyinggung perihal sastra dunia (atau dalam istilah Goethe, Die Weltliteratur) dengan mengatakan: “Tidak, percayalah, tak akan ada yang mengenal Kafka saat ini—tak seorang pun—jika ia tetap menjadi seorang Ceko.”
Konteks pernyataannya tersebut adalah meski Franz Kafka seorang Yahudi dan menulis serta tinggal di Ceko, pada kenyataannya Kafka dikenal sebagai penulis Jerman. Menurut Kundera, hanya karena menulis dalam bahasa Jerman dan kemudian diperkenalkan sebagai penulis Jerman, Kafka bisa kita kenal sekarang ini.
Pluralisme, Persuasi, Ndeso
Intelektuil “Ndeso“ Emha Ainun Nadjib
Riyadhus Shalihin
http://www.kompasiana.com/Riyadh
Emha, Sosok Islam Berbudaya
Emha adalah salah seorang pribadi yang cukup unik juga eksentrik, dapat kita ketahui dengan baik dalam perilakunya di seputar wilayah keagamaan maupun dalam wilayah kesenimanannya, Emha adalah salah satu tokoh yang mempunyai separuh mata pendakwah dan separuh mata seniman, sehingga beliau selalu saja mempunyai gagasan baru juga menarik dalam menghasilkan berbagai celotehan islami yang segar, unik dan tidak terasa dogmatis.
Riyadhus Shalihin
http://www.kompasiana.com/Riyadh
Emha, Sosok Islam Berbudaya
Emha adalah salah seorang pribadi yang cukup unik juga eksentrik, dapat kita ketahui dengan baik dalam perilakunya di seputar wilayah keagamaan maupun dalam wilayah kesenimanannya, Emha adalah salah satu tokoh yang mempunyai separuh mata pendakwah dan separuh mata seniman, sehingga beliau selalu saja mempunyai gagasan baru juga menarik dalam menghasilkan berbagai celotehan islami yang segar, unik dan tidak terasa dogmatis.
Lelaki Penghias Kubur
Aguk Irawan MN*
Minggu Pagi, Juli 2011
TAK bisa dipungkiri, bagi banyak orang sejauh mata memandang, harta dan kehormatan itulah kebahagiaan. Orang mengejar mati-matian agar menjadi pejabat, tidak lebih tujuannya adalah demi itu. Menjadi pejabat, atau orang terhormat tanpa materi adalah semacam aib besar. Tetapi tidak pada seorang lelaki tua. Di keheningan pagi yang buta, ia seperti berkelakuan aneh, padahal orang seantero negeri ini tahu, kalau ia adalah lelaki terhormat dan kaya. Ia terliihat sedang membongkokan tubuhnya, membersihkan sebuah kuburan di halaman rumahnya, dan kuburan itu masih tanpa nisan, tanpa nama, tapi selalu saja terlihat seperti ada bekas siraman bunga mawar. Dan bau harumnya semerbak sampai ke jalan-jalan.
Minggu Pagi, Juli 2011
TAK bisa dipungkiri, bagi banyak orang sejauh mata memandang, harta dan kehormatan itulah kebahagiaan. Orang mengejar mati-matian agar menjadi pejabat, tidak lebih tujuannya adalah demi itu. Menjadi pejabat, atau orang terhormat tanpa materi adalah semacam aib besar. Tetapi tidak pada seorang lelaki tua. Di keheningan pagi yang buta, ia seperti berkelakuan aneh, padahal orang seantero negeri ini tahu, kalau ia adalah lelaki terhormat dan kaya. Ia terliihat sedang membongkokan tubuhnya, membersihkan sebuah kuburan di halaman rumahnya, dan kuburan itu masih tanpa nisan, tanpa nama, tapi selalu saja terlihat seperti ada bekas siraman bunga mawar. Dan bau harumnya semerbak sampai ke jalan-jalan.
Kebangkitan Novelis Pria
Reiny Dwinanda
Republika, 18 Maret 2007
Berakhir sudah kecenderungan merajanya novelis perempuan di kancah persaingan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Padahal, selama dua kali penyelenggaraan –1997 dan 2003– ‘sastra wangi’ selalu tampil sebagai yang terdepan. Kali ini, untuk lomba tahun 2006, seluruh trofi juara disapu bersih oleh penulis pria.
Republika, 18 Maret 2007
Berakhir sudah kecenderungan merajanya novelis perempuan di kancah persaingan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Padahal, selama dua kali penyelenggaraan –1997 dan 2003– ‘sastra wangi’ selalu tampil sebagai yang terdepan. Kali ini, untuk lomba tahun 2006, seluruh trofi juara disapu bersih oleh penulis pria.
FRAGMEN BAWAH JEMBATAN
Bambang Kempling
http://sastra-indonesia.com/
Adalah setangkai bunga rumput berkelopak ungu dalam genggam perempuan di tengah siang. Sudah tidak begitu segar dan hampir layu, seperti kisah bunga-bunga terlalu tua untuk jadi mahkota. Mengapa? Apakah hari ini telah kehilangan fantasinya juga bagi wajah yang tersembunyi dari langit terbuka di balik payung pelangi?
http://sastra-indonesia.com/
Adalah setangkai bunga rumput berkelopak ungu dalam genggam perempuan di tengah siang. Sudah tidak begitu segar dan hampir layu, seperti kisah bunga-bunga terlalu tua untuk jadi mahkota. Mengapa? Apakah hari ini telah kehilangan fantasinya juga bagi wajah yang tersembunyi dari langit terbuka di balik payung pelangi?
Cak Selamet
Ahmad Zaini*
__Radar Bojonegoro, 18 Des 2011
Peluh bercucuran dari wajah keriput menjelang tua. Kedua kakinya tiada henti mengayuh pedal becak yang menjadi temannya setiap hari dalam mengais rezeki. Caping lebar yang terbuat dari anyaman bambu masih melekat di kepalanya. Kemudian dia berhenti pada sebuah warung yang berdiri di pinggir jalan. Capingnya dilepas lantas ia kipas-kipas agar keringat yang meleleh di keningnya kering. Kedua kaki ia lemaskan sembari menyandarkan punggungnya di dinding warung. Perlahan kaki kanannya diangkat di atas kursi panjang membujur di dalam warung. Ia lantas menghela napas panjang melepas lelahnya.
__Radar Bojonegoro, 18 Des 2011
Peluh bercucuran dari wajah keriput menjelang tua. Kedua kakinya tiada henti mengayuh pedal becak yang menjadi temannya setiap hari dalam mengais rezeki. Caping lebar yang terbuat dari anyaman bambu masih melekat di kepalanya. Kemudian dia berhenti pada sebuah warung yang berdiri di pinggir jalan. Capingnya dilepas lantas ia kipas-kipas agar keringat yang meleleh di keningnya kering. Kedua kaki ia lemaskan sembari menyandarkan punggungnya di dinding warung. Perlahan kaki kanannya diangkat di atas kursi panjang membujur di dalam warung. Ia lantas menghela napas panjang melepas lelahnya.
J.F.X. HOERY TAK INGIN SASTRA JAWA MATI
Sujatmiko
_Koran Tempo, 23 Mei 2009
Sepeda motor Honda Astrea keluaran 1980-an memasuki pekarangan rumah yang penuh pepohonan di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, Bojonegoro. Pengendaranya, pria bertopi yang berboncengan dengan wanita paruh baya.
Pria itu bernama JFX Hoery, 64 tahun, dan Sri Narjati, istrinya. Ya, setidaknya, dalam 10 tahun terakhir ini, sepeda motor warna hitam itulah yang berjasa mengantar beraktivitas pemiliknya. Termasuk antar-jemput sang istri, seorang guru yang juga kepala sekolah dasar negeri di sebuah desa di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. “Saya sedang menyiapkan berkas sertifikasi guru untuk istri saya,” ujar pria kelahiran Pacitan ini.
_Koran Tempo, 23 Mei 2009
Sepeda motor Honda Astrea keluaran 1980-an memasuki pekarangan rumah yang penuh pepohonan di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, Bojonegoro. Pengendaranya, pria bertopi yang berboncengan dengan wanita paruh baya.
Pria itu bernama JFX Hoery, 64 tahun, dan Sri Narjati, istrinya. Ya, setidaknya, dalam 10 tahun terakhir ini, sepeda motor warna hitam itulah yang berjasa mengantar beraktivitas pemiliknya. Termasuk antar-jemput sang istri, seorang guru yang juga kepala sekolah dasar negeri di sebuah desa di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. “Saya sedang menyiapkan berkas sertifikasi guru untuk istri saya,” ujar pria kelahiran Pacitan ini.
Sastra Pesantren dalam Pergulatan
K. Ng. H. Agus Sunyoto
http://pesantrenbudaya.com/?id=28
KH Abdurrahman Wahid (1973) memberikan abstraksi tentang sastera pesantren dalam dua definisi, pertama, karya-karya sastera yang mengeksplorasi kebiasaan-kebiasaan di pesantren,. Kedua, adanya corak psikologi pesantren dengan struktur agama (warna religius) yang kuat. Sementara Ahmad Tohari (2003) menegaskan bahwa sastera pesantren adalah sastera yang membawa semangat budaya dan tradisi pesantren, yaitu sastera yang membawa spirit religius ala pesantren dan ditulis oleh komunitas pesantren sendiri.
http://pesantrenbudaya.com/?id=28
KH Abdurrahman Wahid (1973) memberikan abstraksi tentang sastera pesantren dalam dua definisi, pertama, karya-karya sastera yang mengeksplorasi kebiasaan-kebiasaan di pesantren,. Kedua, adanya corak psikologi pesantren dengan struktur agama (warna religius) yang kuat. Sementara Ahmad Tohari (2003) menegaskan bahwa sastera pesantren adalah sastera yang membawa semangat budaya dan tradisi pesantren, yaitu sastera yang membawa spirit religius ala pesantren dan ditulis oleh komunitas pesantren sendiri.
KIBAR BENDERA SI SARTO DI HALAMAN RUMAH
Karya: Rodli TL
http://sastra-indonesia.com/
Para Tokoh;
Sartib, lelaki kampung yang berusia 40-an. Hari-harinya dirundung sedih karena belum genap seratus harinya ditinngal istri tercintanya.
Sarto, Bocah laki-laki berusia belasan tahun. Ia bisu dan kurang normal pikiranya, tapi ia punya semangat hidup yang tinggi.
http://sastra-indonesia.com/
Para Tokoh;
Sartib, lelaki kampung yang berusia 40-an. Hari-harinya dirundung sedih karena belum genap seratus harinya ditinngal istri tercintanya.
Sarto, Bocah laki-laki berusia belasan tahun. Ia bisu dan kurang normal pikiranya, tapi ia punya semangat hidup yang tinggi.
Antara Gajah Mada dan Rahwana
Viddy AD Daery *
http://oase.kompas.com/
Kontroversi yang mengiringi artikel saya mengenai “Gajah Mada kelahiran Lamongan” bercuatan dengan seru, hampir sebagian besar komentator lebih mengedepankan rasa chauvinisme sempit ketimbang memakai rasio,logika dan intelektualitasnya. Saya yang sudah membaca lebih dari seribu buku kebudayaan , sejarah dan sosial-politik dengan mudahnya dituduh ngawur,enggak baca buku dan sebagainya.
http://oase.kompas.com/
Kontroversi yang mengiringi artikel saya mengenai “Gajah Mada kelahiran Lamongan” bercuatan dengan seru, hampir sebagian besar komentator lebih mengedepankan rasa chauvinisme sempit ketimbang memakai rasio,logika dan intelektualitasnya. Saya yang sudah membaca lebih dari seribu buku kebudayaan , sejarah dan sosial-politik dengan mudahnya dituduh ngawur,enggak baca buku dan sebagainya.
Senin, 12 Maret 2012
Usai Ojong, Sendirilah Jakob
Judul: Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama
Penyusun: St. Sularto
Penerbit: Kompas
Cetakan: I, September 2011
Tebal: vii + 660 halaman
Peresensi: Nunung Nurdiah
http://www.lampungpost.com/
KESUKSESAN grup Kompas-Gramedia seperti sekarang lahir dari tangan dingin duet ini: P.K. Ojong dan Jakob Oetama. Merekalah yang mendirikan Kompas dengan basis keimanan sesuai dengan agama dan keyakinan mereka.
Penyusun: St. Sularto
Penerbit: Kompas
Cetakan: I, September 2011
Tebal: vii + 660 halaman
Peresensi: Nunung Nurdiah
http://www.lampungpost.com/
KESUKSESAN grup Kompas-Gramedia seperti sekarang lahir dari tangan dingin duet ini: P.K. Ojong dan Jakob Oetama. Merekalah yang mendirikan Kompas dengan basis keimanan sesuai dengan agama dan keyakinan mereka.
Emha Ainun Nadjib: Masyarakat Harus Kritis
Surya Lesmana
http://www.suarapembaruan.com/
Maraknya pemberitaan media, khususnya infotainmen di televisi memberitakan kasus video porno mirip Ariel dan Luna Maya, rupa-rupanya mendapat perhatian budayawan Emha Ainun Nadjib. Pria yang akrab dipanggil Cak Nun ini agak heran dengan pemberitaan di stasiun-stasiun televisi yang berlomba-lomba mengupas kasus video mesum tersebut.
http://www.suarapembaruan.com/
Maraknya pemberitaan media, khususnya infotainmen di televisi memberitakan kasus video porno mirip Ariel dan Luna Maya, rupa-rupanya mendapat perhatian budayawan Emha Ainun Nadjib. Pria yang akrab dipanggil Cak Nun ini agak heran dengan pemberitaan di stasiun-stasiun televisi yang berlomba-lomba mengupas kasus video mesum tersebut.
Kado Ulang Tahun Buat Sang Penyair
Drs. Solihin
http://www.sumbawanews.com/
Saat tangis pertamamu mengusik sang waktu dikaki bukit Jelangu
Kuda-kuda liar meringkik-ringkik
Air lubuk gemericik manja dicumbui camar
Sementara bayu mendesah lirih diantara ketiak daun durian muda
Diatas pematang , serunai padi lantunkan syair-syair tentang kelahiran
http://www.sumbawanews.com/
Saat tangis pertamamu mengusik sang waktu dikaki bukit Jelangu
Kuda-kuda liar meringkik-ringkik
Air lubuk gemericik manja dicumbui camar
Sementara bayu mendesah lirih diantara ketiak daun durian muda
Diatas pematang , serunai padi lantunkan syair-syair tentang kelahiran
Langganan:
Postingan (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito