Hadi Napster
http://sastra-indonesia.com/
Pada tanggal 02 Oktober 2011 yang lalu, tepatnya pukul 20:08 WIB, di Grup Komunitas Bengkel Puisi Swadaya Mandiri (BPSM), terjadi satu interaksi sangat menarik dengan tema pembahasan “licentia poetica” dalam sebuah diskusi yang diawali oleh posting Dimas Arika Mihardja (DAM) melalui tulisan:
Sabtu, 29 Oktober 2011
Jumat, 28 Oktober 2011
Pengakuan Anggota Waffen-SS (Günter Grass)
Dami N. Toda *
Kompas, 17 Sep 2006
Pengakuan Günter Grass bahwa dahulu dia anggota satuan pasukan elite Waffen-SS Nazi Hitler sungguh mengejutkan. Wajah kekejaman pasukan khusus Hitler SS (Schutzstaffel/regu jaga) dan Waffen-SS (regu tempur) tiba-tiba muncul kembali. Seragam tempur hijau daun zaitun dan hitam dengan leher baju bertanda aksara kembar “SS” Germania kuno, emblem berlambang kepala orang mati di bawah pedang terbelit ular siap memagut.
Kompas, 17 Sep 2006
Pengakuan Günter Grass bahwa dahulu dia anggota satuan pasukan elite Waffen-SS Nazi Hitler sungguh mengejutkan. Wajah kekejaman pasukan khusus Hitler SS (Schutzstaffel/regu jaga) dan Waffen-SS (regu tempur) tiba-tiba muncul kembali. Seragam tempur hijau daun zaitun dan hitam dengan leher baju bertanda aksara kembar “SS” Germania kuno, emblem berlambang kepala orang mati di bawah pedang terbelit ular siap memagut.
Kamis, 27 Oktober 2011
Obituary Dami N. Toda (1942-2006)
Riris K. Toha-Sarumpaet
http://docs.susastra-journal.com/
DALAM sebuah lawatan kesenian Fakultas Sastra UI ke Yogyakarta di awal 1970-an, Dami dengan suara tenornya yang lengking mengiris, berduet dengan saya. Bukan gentar atas ratusan pasang mata taruna Akademi Militer Nasional (AMN) yang menyaksikan persoalan saya waktu itu, tetapi tuntutan estetik Dami yang untuk ukuran saya sebagai mahasiswa sangat sulit dipenuhi. Masa itu saya lebih mengandalkan alam dan penghayatan, tetapi dia meminta teknik dan pembangunan khalayak.
http://docs.susastra-journal.com/
DALAM sebuah lawatan kesenian Fakultas Sastra UI ke Yogyakarta di awal 1970-an, Dami dengan suara tenornya yang lengking mengiris, berduet dengan saya. Bukan gentar atas ratusan pasang mata taruna Akademi Militer Nasional (AMN) yang menyaksikan persoalan saya waktu itu, tetapi tuntutan estetik Dami yang untuk ukuran saya sebagai mahasiswa sangat sulit dipenuhi. Masa itu saya lebih mengandalkan alam dan penghayatan, tetapi dia meminta teknik dan pembangunan khalayak.
Jumat, 21 Oktober 2011
Prof. Dr. Muhammed Amin Sweeny (1938-2010): Perhatian terhadap Tradisi Lisan
Ajip Rosidi
Pikiran Rakyat, 12 Des 2010
WAKTU pagi-pagi tanggal 13 November 2010 saya mendapat sms yang memberitahukan bahwa Amin Sweeny meninggal, kaget benar saya. Karena tak pernah mendengar bahwa Amin sakit. Akan tetapi, maut memang bukan penyakit. Mula-mula tidak percaya sehingga saya menelefon Sdr. Ahmad Rivai di Jakarta yang saya minta agar menghubungi istrinya dan kalau memang berita itu benar, menyampaikan rasa dukacita saya kepada istrinya di rumahnya di Jatinegara. Tak lama kemudian, Sdr. Rivai memberitahukan bahwa dia sudah berada di rumah almarhum, tetapi jenazah dan istrinya belum datang. Amin Sweeney meninggal di rumahnya di Cibeureum dekat Cipayung. Amin memang pernah memberi tahu saya bahwa dia sedang membuat rumah di Cibeureum.
Pikiran Rakyat, 12 Des 2010
WAKTU pagi-pagi tanggal 13 November 2010 saya mendapat sms yang memberitahukan bahwa Amin Sweeny meninggal, kaget benar saya. Karena tak pernah mendengar bahwa Amin sakit. Akan tetapi, maut memang bukan penyakit. Mula-mula tidak percaya sehingga saya menelefon Sdr. Ahmad Rivai di Jakarta yang saya minta agar menghubungi istrinya dan kalau memang berita itu benar, menyampaikan rasa dukacita saya kepada istrinya di rumahnya di Jatinegara. Tak lama kemudian, Sdr. Rivai memberitahukan bahwa dia sudah berada di rumah almarhum, tetapi jenazah dan istrinya belum datang. Amin Sweeney meninggal di rumahnya di Cibeureum dekat Cipayung. Amin memang pernah memberi tahu saya bahwa dia sedang membuat rumah di Cibeureum.
Kamis, 20 Oktober 2011
Penulis Argentina, Ernesto Sabato, Meninggal di Usia 99 Tahun
Nurjanah
www.reuters.com
Penulis tersohor Argentina yang mengawali karir sebagai fisikawan, Ernesto Sabato, menutup mata di usia 99 tahun (30/4). Istrinya, Elvira Gonzalez Fraga, mengatakan ia menderita bronkitis.
Semasa mudanya, Sabato mempelajari fisika dan menerima gelar Ph.D di Universidad Nacional de La Plata, namun ia kehilangan pekerjaannya sebagai dosen universitas di Argentina setelah mengkritik pemerintah pada saat itu. Ia pun kecewa dan menyerah pada bidang yang telah lama digelutinya. Menurutnya, peristiwa tersebut termasuk dalam penyalahgunaan ilmu pengetahuan.
www.reuters.com
Penulis tersohor Argentina yang mengawali karir sebagai fisikawan, Ernesto Sabato, menutup mata di usia 99 tahun (30/4). Istrinya, Elvira Gonzalez Fraga, mengatakan ia menderita bronkitis.
Semasa mudanya, Sabato mempelajari fisika dan menerima gelar Ph.D di Universidad Nacional de La Plata, namun ia kehilangan pekerjaannya sebagai dosen universitas di Argentina setelah mengkritik pemerintah pada saat itu. Ia pun kecewa dan menyerah pada bidang yang telah lama digelutinya. Menurutnya, peristiwa tersebut termasuk dalam penyalahgunaan ilmu pengetahuan.
Kali Pertama, Penulis Amerika Selatan Raih Nobel Sastra
Djibril Muhammad
http://www.republika.co.id/
STOCKHOLM--Mario Vargas Llosa kewarganegaraan Peru memenangkan Hadiah Nobel Sastra 2010, Kamis (7/10). Maria dinilai sebagai penulis berbahasa Spanyol terbaik dunia paling diakui yang juga pernah menjadi mantan kandidat presiden saat berkarir politik di tanah airnya.
Vargas Llosa telah menulis lebih dari 30 novel, drama, dan esai, termasuk 'Conversation in the Cathedral' dan 'The Green House'. Pada tahun 1995, ia memenangkan Hadiah Cervantes, penghargaan sastra paling terkemuka di Spanyol.
http://www.republika.co.id/
STOCKHOLM--Mario Vargas Llosa kewarganegaraan Peru memenangkan Hadiah Nobel Sastra 2010, Kamis (7/10). Maria dinilai sebagai penulis berbahasa Spanyol terbaik dunia paling diakui yang juga pernah menjadi mantan kandidat presiden saat berkarir politik di tanah airnya.
Vargas Llosa telah menulis lebih dari 30 novel, drama, dan esai, termasuk 'Conversation in the Cathedral' dan 'The Green House'. Pada tahun 1995, ia memenangkan Hadiah Cervantes, penghargaan sastra paling terkemuka di Spanyol.
Satu Sudut Almari Sejarah Sastra Amerika
Judul Buku: The Dante Club
Judul Asli: The Dante Club: A Novel
Penulis: Matthew Pearl
Penerjemah: Agung Prihantono
Penerbit: Q-Press
Cetakan I: Agustus 2005
Tebal: 614 halaman
Peresensi: Yanto Musthofa
http://www.ruangbaca.com/
Judul Asli: The Dante Club: A Novel
Penulis: Matthew Pearl
Penerjemah: Agung Prihantono
Penerbit: Q-Press
Cetakan I: Agustus 2005
Tebal: 614 halaman
Peresensi: Yanto Musthofa
http://www.ruangbaca.com/
Frederick Delius (1862-1934)
Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/2010/03/frederick-delius-1862-1934/
Fritz Albert Theodor Delius lahir di Bradford, Yorkshire, Inggris 29 Januari 1862, orang tuanya dari Bielefeld, Jerman. Belajar biola dan piano hingga mahir sebelum remaja. Menghadiri Bradford Grammar School (1874-1878), dua tahun di International College London, magang di bisnis ayahnya. Maret 1884, membujuk ayahnya untuk dirinya budidaya jeruk di Florida, Amerika. Di sana memainkan piano menemukan sumber lokal pelajaran teori, sebuah organ Jacksonville bernama Thomas Ward mempengaruhi. Menyerap nyanyian negro pekerja, didokumentasi dalam Florida Suite (1886-1887).
http://pustakapujangga.com/2010/03/frederick-delius-1862-1934/
Fritz Albert Theodor Delius lahir di Bradford, Yorkshire, Inggris 29 Januari 1862, orang tuanya dari Bielefeld, Jerman. Belajar biola dan piano hingga mahir sebelum remaja. Menghadiri Bradford Grammar School (1874-1878), dua tahun di International College London, magang di bisnis ayahnya. Maret 1884, membujuk ayahnya untuk dirinya budidaya jeruk di Florida, Amerika. Di sana memainkan piano menemukan sumber lokal pelajaran teori, sebuah organ Jacksonville bernama Thomas Ward mempengaruhi. Menyerap nyanyian negro pekerja, didokumentasi dalam Florida Suite (1886-1887).
Penyair Swedia Masuk Bursa Calon Pemenang Nobel Sastra
Iwank
http://www.tempointeraktif.com/
Penyair Swedia, Tomas Transtromer, jadi favorit para petaruh untuk memenangi Hadiah Nobel Sastra tahun ini. Perusahaan Inggris, Ladbrokes, telah memberi Transtromer, 79 tahun, peluang 5/1 atau satu kesempatan dalam enam kemenangan. Dia berada di depan tiga penyair lain yang didukung oleh peluang 8/1, yakni Adam Zagajewski dari Polandia, Ko Un dari Korea Selatan, dan Adonis dari Suriah.
http://www.tempointeraktif.com/
Penyair Swedia, Tomas Transtromer, jadi favorit para petaruh untuk memenangi Hadiah Nobel Sastra tahun ini. Perusahaan Inggris, Ladbrokes, telah memberi Transtromer, 79 tahun, peluang 5/1 atau satu kesempatan dalam enam kemenangan. Dia berada di depan tiga penyair lain yang didukung oleh peluang 8/1, yakni Adam Zagajewski dari Polandia, Ko Un dari Korea Selatan, dan Adonis dari Suriah.
Sastrawan Jawa Timur: Peta Kebangkitan Jaman
Sabrank Suparno
http://sastra-indonesia.com/
Jawa Timur yang luasnya sekitar157.922 kilo meter persegi, dengan jumlah penduduk 36.294.280 merupakan wilayah fenomenik. Berbagai kajian keilmuan tak pernah sepi mengangkat Jawa Timur sebagai topik utama.
Dari sudut sastra, para esais sastra sedang gencar mengupas perihal tarik-ulur eksistensi kesusastraan yang pada akhirnya menguatkan titik fokus jati diri Jawa Timur sebagai wilayah kesusastraan tersendiri di Indonesia, wilayah yang tak lagi menjadikan Jakarta dan Melayu sebagai pusat imperium kesusasteraan.
http://sastra-indonesia.com/
Jawa Timur yang luasnya sekitar157.922 kilo meter persegi, dengan jumlah penduduk 36.294.280 merupakan wilayah fenomenik. Berbagai kajian keilmuan tak pernah sepi mengangkat Jawa Timur sebagai topik utama.
Dari sudut sastra, para esais sastra sedang gencar mengupas perihal tarik-ulur eksistensi kesusastraan yang pada akhirnya menguatkan titik fokus jati diri Jawa Timur sebagai wilayah kesusastraan tersendiri di Indonesia, wilayah yang tak lagi menjadikan Jakarta dan Melayu sebagai pusat imperium kesusasteraan.
Tanggung Jawab Kepenyairan Tardji?
Nurel Javissyarqi
http://www.lampungpost.com/
Saya tertarik menanggapi esai Sutardji Calzoum Bachri bertitel Sajak dan Pertanggungjawaban Penyair; orasi budayanya di dalam acara Pekan Presiden Penyair, yang dimuat Republika, 9 September 2007.
Dalam tulisan itu Tardji menyatakan teks Sumpah Pemuda sebagai puisi, yang dilandasi faham Ibnu Arabi mengenai kun fayakun, kemudian dikembangkan frasa-frasa berikut: “Peran penyair menjadi unik, karena—sebagaimana Tuhan tidak bisa dimintakan pertanggunganjawaban atas ciptaannya, atas mimpinya, atas imajinasinya—secara ekstrem boleh dikatakan penyair tidak bisa dimintakan pertanggungjawaban atas ciptaannya, atas puisinya.”
http://www.lampungpost.com/
Saya tertarik menanggapi esai Sutardji Calzoum Bachri bertitel Sajak dan Pertanggungjawaban Penyair; orasi budayanya di dalam acara Pekan Presiden Penyair, yang dimuat Republika, 9 September 2007.
Dalam tulisan itu Tardji menyatakan teks Sumpah Pemuda sebagai puisi, yang dilandasi faham Ibnu Arabi mengenai kun fayakun, kemudian dikembangkan frasa-frasa berikut: “Peran penyair menjadi unik, karena—sebagaimana Tuhan tidak bisa dimintakan pertanggunganjawaban atas ciptaannya, atas mimpinya, atas imajinasinya—secara ekstrem boleh dikatakan penyair tidak bisa dimintakan pertanggungjawaban atas ciptaannya, atas puisinya.”
Senin, 17 Oktober 2011
MUHAMMAD YAMIN: PERINTIS PERSATUAN KEINDONESIAAN
Maman S Mahayana*
http://mahayana-mahadewa.com/
Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, khususnya untuk bidang puisi, ada dua kepeloporan penting yang telah ditanamkan Muhammad Yamin (23 Agustus 1903—17 Oktober 1962). Pertama, dalam hal tema yang dikedepankan, dan kedua, dalam hal bentuk yang digunakan. Muhammad Yamin pada mulanya mengangkat tema kedaerahan yang kemudian secara jelas bergerak menuju tema kebangsaan. Dari sudut ini, ia telah menempatkan puisi tidak sekadar alat untuk mengekspesikan perasaan pribadinya, melainkan juga ekspresi gagasannya selaku warga bangsa.
http://mahayana-mahadewa.com/
Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, khususnya untuk bidang puisi, ada dua kepeloporan penting yang telah ditanamkan Muhammad Yamin (23 Agustus 1903—17 Oktober 1962). Pertama, dalam hal tema yang dikedepankan, dan kedua, dalam hal bentuk yang digunakan. Muhammad Yamin pada mulanya mengangkat tema kedaerahan yang kemudian secara jelas bergerak menuju tema kebangsaan. Dari sudut ini, ia telah menempatkan puisi tidak sekadar alat untuk mengekspesikan perasaan pribadinya, melainkan juga ekspresi gagasannya selaku warga bangsa.
Minggu, 16 Oktober 2011
Nenek, Oh, Nenek
Ahmad Zaini*
http://sastra-indonesia.com/
Di depan beranda rumah, nenek duduk santai sembari mengelus rambutmemutih yang disimpul menjadi sanggul. Sambil memandang suasana sore iamengecapi sirih yang sudah hampir lembut. Ludah yang bercampur dengan sirih, neneksemprotkan ke tanah. Warna merah seperti darah menodai tanah di sekitar tempat duduknya.
http://sastra-indonesia.com/
Di depan beranda rumah, nenek duduk santai sembari mengelus rambutmemutih yang disimpul menjadi sanggul. Sambil memandang suasana sore iamengecapi sirih yang sudah hampir lembut. Ludah yang bercampur dengan sirih, neneksemprotkan ke tanah. Warna merah seperti darah menodai tanah di sekitar tempat duduknya.
Jumat, 14 Oktober 2011
Orang Samin dan Pandangan Hidupnya
Sutamat Arybowo*
http://www.kompas.com/
Pada suatu hari di rumah elite desa sedang berduka karena putra tertuanya mengalami kecelakaan lalu lintas hingga meninggal dunia. Warga desa kumpul melayat dan mempersiapkan upacara pemakaman jenazah. Beberapa warga desa hilir-mudik dan sebagian duduk berjejer di tempat yang sudah disediakan di halaman rumah.
http://www.kompas.com/
Pada suatu hari di rumah elite desa sedang berduka karena putra tertuanya mengalami kecelakaan lalu lintas hingga meninggal dunia. Warga desa kumpul melayat dan mempersiapkan upacara pemakaman jenazah. Beberapa warga desa hilir-mudik dan sebagian duduk berjejer di tempat yang sudah disediakan di halaman rumah.
Kamis, 13 Oktober 2011
Dagelan Keindonesiaan Emha
Fahrudin Nasrulloh
http://www.jawapos.co.id/
JALAN menulis bagi siapa pun ibarat kelokan bercabang dari sehampar cerita manusia. Seakan di pedalamannya tersimpan setangkup ”kitab kehidupan” yang terus berpendaran dan menggelitik untuk diamati dan dilacak, meski tak bakal pernah selesai. Selalu ada sisa di balik yang tersembunyi. Oase hening, tapi sayup-sayup dari kejauhan masih nyaring. Seberkas kenangan, dari ratusan tulisannya, yang kini semangat menulisnya itu terus berdetak.
http://www.jawapos.co.id/
JALAN menulis bagi siapa pun ibarat kelokan bercabang dari sehampar cerita manusia. Seakan di pedalamannya tersimpan setangkup ”kitab kehidupan” yang terus berpendaran dan menggelitik untuk diamati dan dilacak, meski tak bakal pernah selesai. Selalu ada sisa di balik yang tersembunyi. Oase hening, tapi sayup-sayup dari kejauhan masih nyaring. Seberkas kenangan, dari ratusan tulisannya, yang kini semangat menulisnya itu terus berdetak.
Sastra di Titik Persilangan **
Sabrank Suparno *
http://sastra-indonesia.com/
Memimpikan kata ‘perubahan’ di Indonesia, sama halnya mengidamkan hadirnya sebuah revolusi. Tentu banyak pilihan di dalamnya untuk berkiblat, ada revolusi yang berdarah-darah (simak detik-detik terhangat revolusi Mesir), ada pula revolusi ‘aman saja’ (sluman, slumun, slamet yang terjadi di Iran). Revolusi sesungguhnya bermakna membongkar keburukan ‘kita’secara menyeluruh dari berbagai segi.
http://sastra-indonesia.com/
Memimpikan kata ‘perubahan’ di Indonesia, sama halnya mengidamkan hadirnya sebuah revolusi. Tentu banyak pilihan di dalamnya untuk berkiblat, ada revolusi yang berdarah-darah (simak detik-detik terhangat revolusi Mesir), ada pula revolusi ‘aman saja’ (sluman, slumun, slamet yang terjadi di Iran). Revolusi sesungguhnya bermakna membongkar keburukan ‘kita’secara menyeluruh dari berbagai segi.
DAFTAR PESERTA TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011, 15 OKTOBER 2011, DI TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR
Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011
http://www.facebook.com/notes/wahyu-hariyanto/
Kelompok Rabo Sore Unesa, Laboratorium Sastra Unair, Komunitas ARS Sidoarjo, Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra (KOMPAS) STKIP PGRI Trenggalek, Komunitas Litera (QLC) Trenggalek, Komunitas Budaya Reborn Trenggalek, Komunitas KANSAS Pacitan, Kelompok Ilalang Gunung SMKN 1 Nglegok Blitar, Komunitas Rumah Idea Kediri, Padepokan Gelar Tikar Banyuwangi, Komunitas Lam Alif Muha Banyuwangi, Arongan Jember, Komunitas Nasi Putih Jember,
http://www.facebook.com/notes/wahyu-hariyanto/
Kelompok Rabo Sore Unesa, Laboratorium Sastra Unair, Komunitas ARS Sidoarjo, Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra (KOMPAS) STKIP PGRI Trenggalek, Komunitas Litera (QLC) Trenggalek, Komunitas Budaya Reborn Trenggalek, Komunitas KANSAS Pacitan, Kelompok Ilalang Gunung SMKN 1 Nglegok Blitar, Komunitas Rumah Idea Kediri, Padepokan Gelar Tikar Banyuwangi, Komunitas Lam Alif Muha Banyuwangi, Arongan Jember, Komunitas Nasi Putih Jember,
Selasa, 11 Oktober 2011
Acep Zamzam Noor: Pesantren Rusak karena Politik
Pewawancara: EH Ismail
Republika 12 Juli 2007
Akhir bulan lalu, tepatnya tanggal 28 Juni, sejumlah tokoh muda dari pesantren-pesantren yang ada di Jawa Tengah dan sekitarnya berkumpul di Gedung KNPI, Jakarta. Mereka menghadiri undangan Kantata Research Indonesia (KRI) yang menggelar seminar nasional bertema Mempertajam Kapasitas Pesantren sebagai Agen Pengelola Konflik. Seminar dilanjutkan dengan pelatihan Manajemen dan Resolusi Konflik Berbasis Pondok Pesantren untuk mengeksplorasi lebih jauh gagasan di atas.
Republika 12 Juli 2007
Akhir bulan lalu, tepatnya tanggal 28 Juni, sejumlah tokoh muda dari pesantren-pesantren yang ada di Jawa Tengah dan sekitarnya berkumpul di Gedung KNPI, Jakarta. Mereka menghadiri undangan Kantata Research Indonesia (KRI) yang menggelar seminar nasional bertema Mempertajam Kapasitas Pesantren sebagai Agen Pengelola Konflik. Seminar dilanjutkan dengan pelatihan Manajemen dan Resolusi Konflik Berbasis Pondok Pesantren untuk mengeksplorasi lebih jauh gagasan di atas.
Sabtu, 08 Oktober 2011
Penyair Swedia Tomas Transtroemer Raih Nobel Sastra
http://www.suarapembaruan.com/
[STOCKHOLM] Penyair Swedia, Transtroemer meraih Pengahargaan Nobel Kesustraan 2011. Karya-karyanya memberikan akses yang segar pada realitas. Transtroemer adalah penyair kondang Skandinavia yang masih hidup. Tetapi kini kemampuan berbicaranya terganggu setelah diserang stroke pada 1990.
Penyair berusia 80 tahun ini adalah orang ke-108 yang menerima penghargaan prestisius tersebut. Tahun lalu, penghargaan serupa diberikan kepada sastrawan Peru, Mario Vargas Llosa. Transtroemer berhak atas hadiah 10 juta kronor atau 944.246 pounds.
[STOCKHOLM] Penyair Swedia, Transtroemer meraih Pengahargaan Nobel Kesustraan 2011. Karya-karyanya memberikan akses yang segar pada realitas. Transtroemer adalah penyair kondang Skandinavia yang masih hidup. Tetapi kini kemampuan berbicaranya terganggu setelah diserang stroke pada 1990.
Penyair berusia 80 tahun ini adalah orang ke-108 yang menerima penghargaan prestisius tersebut. Tahun lalu, penghargaan serupa diberikan kepada sastrawan Peru, Mario Vargas Llosa. Transtroemer berhak atas hadiah 10 juta kronor atau 944.246 pounds.
Minggu, 02 Oktober 2011
Demitologisasi Sastra Mantra Sutardji
Hasnan Bachtiar
http://kataitukata.wordpress.com/
Dewasa ini telah mengemuka suatu mitos sastra (Barthes). Para kritikus, seolah bahu-membahu dalam konsensus imajiner, mengimani suatu mazhab yang mutakhir. Sastrawan “mantra” menjadi imam bagi mayoritas umat: Sutardji Calzoum Bachri (SCB).
Bukan hal yang mengherankan, penisbatan ini tertuju kepada penyair masyhur itu. Pujangga yang hebat, memiliki puisi-puisi yang sangat baik dan sungguh sulit mencari cela pada anak-anak rohani yang telah tercipta dengan kualitas berkelas, kecuali oleh ketajaman kritikus tulen yang bernyali. Dengan menaruh segala rasa hormat, bahwa tulisan-tulisannya yang hadir dalam kesusastraan Indonesia, barangkali setara dengan pelbagai khazanah tafsir kitab suci yang diagungkan.
http://kataitukata.wordpress.com/
Dewasa ini telah mengemuka suatu mitos sastra (Barthes). Para kritikus, seolah bahu-membahu dalam konsensus imajiner, mengimani suatu mazhab yang mutakhir. Sastrawan “mantra” menjadi imam bagi mayoritas umat: Sutardji Calzoum Bachri (SCB).
Bukan hal yang mengherankan, penisbatan ini tertuju kepada penyair masyhur itu. Pujangga yang hebat, memiliki puisi-puisi yang sangat baik dan sungguh sulit mencari cela pada anak-anak rohani yang telah tercipta dengan kualitas berkelas, kecuali oleh ketajaman kritikus tulen yang bernyali. Dengan menaruh segala rasa hormat, bahwa tulisan-tulisannya yang hadir dalam kesusastraan Indonesia, barangkali setara dengan pelbagai khazanah tafsir kitab suci yang diagungkan.
Langganan:
Postingan (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzib
A. Azis Masyhuri
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A. Riyadi Amar
A. Yusrianto Elga
A.H. J Khuzaini
A.J. Susmana
A.S Laksana
Abd. Basid
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S
Abdurrahman Wachid
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adi Faridh
Adian Husaini
Adreas Anggit W.
Adrizas
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agni Rahadyanti
Aguk Irawan M.N.
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Hartanto
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Naufel
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Airlangga Pribadi
Ajip Rosidi
Akbar Ananda Speedgo
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Aldila Avrikartika
Alfred Tuname
Ali Audah
Ali Soekardi
Amien Wangsitalaja
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
Andry Deblenk
Angela
Anggota FSL
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Septian
Anwar Nuris
Any Rufaidah
APSAS (Apresiasi Sastra)
Arafat Nur
Ari Saputra
Ariany Isnamurti
Arie Yani
Arief Junianto
Arifin Hakim
Arim Kamandaka
Arina Habaidillah
Armada Riyanto CM
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
Arwan
Arysio Santos
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atafras
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Babad Nuca Nepa
Babe Derwan
Badrut Tamam
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bambang Kuncoro
Bambang Satriya
Bambang Sugiharto
Bandung Mawardi
Banyuwangi
Bengawan Solo di Karanggeneng
Beni Setia
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Biografi
Blambangan kuno
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bujang Tan Domang
Bung Tomo
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
CNN Indonesia
D. Dudu AR
D. Zawawi Imron
Dahlan Kong
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Daniel Paranamesa
Danilo Kis
Danuji Ahmad
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David ZA
Dea Anugrah
Dedi Pramono
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dian
Diana A.V. Sasa
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Diskusi buku
Djibril Muhammad
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djulianto Susantio
Dody Yan Masfa
Dom Dinis
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwidjo U. Maksum
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi Purwanto
Edith Koesoemawiria
EH Ismail
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Endarmoko
Eko Nuryono
Elin Yunita Kristanti
Ellyn Novellin
Elnisya Mahendra
Em Syuhada’
Emha Ainun Nadjib
Eny Rose
Eriyanti
Esai
Evan Ys
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fakhrudin Aris
Fanani Rahman
Fariz al-Nizar
Faruk
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fauzan Al-Anzhari
Fazabinal Alim
Felix K Nesi
Ferdiansyah Thajib
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Forum Sastra Lamongan
Furqon Lapoa
Galuh Tulus Utama
Ganug Nugroho Adi
Gde Artawan
Gede Mugi Raharja
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gito Waluyo
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
H.B. Jassin
Haaretz
Hadi Napster
Halim HD
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamzah Fansuri
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Harry Susilo
Hartono Harimurti
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Henri Nurcahyo
Hepi Andi Bastoni
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Santoso
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Joni Putra
Hikmat Gumelar
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
I Made Prabaswara
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IGK Tribana
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra J. Piliang
Indra Tjahjadi
Indra Tranggono
IPNU Kabupaten Lamongan 1955
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwank
Jadid Al Farisy
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D Rahman
Jamaluddin Mohammad
Jamrin Abubakar
Jauhari Zailani
Javed Paul Syatha
Jean Couteau
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joao Ruiz De Castelo Branco
Johan Khoirul Zaman
John Halmahera
John Sinartha Wolo
Joko Budhiarto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joko Widodo
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K.H. Anwar Manshur
K.H. Ma'ruf Amin
Karanggeneng
Kasnadi
Katrin Bandel
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
KOSTELA
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kukuh Yudha Karnanta
Kurnia EF
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Sitoresmi
Lamongan
Lamongan 1916
Larung Sastra
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Lina Kelana
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Loe Lan Ing
Lukisan Rengga AP
Lukman Santoso Az
Lutfi Rakhmawati
Lynglieastrid Isabellita
Lysander Kemp
M Anta Kusuma
M. Aan Mansyur
M. Harir Muzakki
M. Latief
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Raudah Jambak
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Majelis Sastra Asia Tenggara
Makalah Tinjauan Ilmiah
Mala M.S
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Margita Widiyatmaka
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marsi Ragaleka
Martin Aleida
Martin Lings
Masdharmadji
Mashuri
Mathori A Elwa
Matroni Muserang
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Mohammad Eri Irawan
Muafiqul Khalid MD
Mudjia Rahardjo
Muh Syaifullah
Muhajir Arifin
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alimudin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yamin
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
Nadhi Kiara Zifen
Nafi’ah Al-Ma’rab
Nailunni’am
Naqib Najah
Naskah Teater
Nasrullah Thaleb
Nawa Tunggal
Nevatuhella
Nezar Patria
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nitis Sahpeni
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nunung Nurdiah
Nurel Javissyarqi
Nurjanah
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi
Obrolan
Octavio Paz
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pagelaran Musim Tandur
Pawang Surya Kencana
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
PDS HB Jassin
Pesantren Tebuireng
Petrus Nandi
Philipus Parera
Pipiet Senja
Plato
Pramoedya Ananta Toer
Pratono
Pringadi AS
Priyatna Abdurrasyid
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
R Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Rahmat Sularso Nh
Raihul Fadjri
Raja Ali Haji
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ranang Aji SP
Ratnaning Asih
Ratno Fadillah
Raudal Tanjung Banua
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Rengga AP
Resensi
Reuni Mts Putra-Putri Simo Sungelebak 1991-1992
Rheza Ardiansyah
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riyadhus Shalihin
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rojiful Mamduh
Romi Zarman
Rosihan Anwar
Roso Titi Sarkoro
Rudy Polycarpus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Mueller
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Samin
Samsudin Adlawi
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sapardi Djoko Damono
Saparinah Sadli
Sartika Dian Nuraini
Sarworo Sp
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Satriwan
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sejarah
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Septi Sutrisna
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Siwi Tri Puji B
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Solo Exhibition Rengga AP
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
St Sularto
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sudartomo Macaryus
Sugiarta Sriwibawa
Sugiarto
Sujatmiko
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suripto SH
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutamat Arybowo
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
Syi'ir
Sylvianita Widyawati
Syu'bah Asa
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Th Sumartana
Thales
Theo Uheng Koban Uer
Timur Budi Raja
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
To Take Delight
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tomas Transtroemer
Tosa Poetra
Toto Gutomo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W. Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Awaludin
Warih Wisatsana
Waskiti G Sasongko
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wemmy Alfadhli
Wicaksono
Widya Oktaviani
Wina Bojonegoro
Wingko Legendaris dari Babat-Lamongan
Wisnu T Hanggoro
Wowok Hesti Prabowo
Y Alprianti
Y. Wibowo
Yani Arifin Sholikin
Yanto Musthofa
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yok’s Slice Priyo
Yoks Kalachakra
Yona Primadesi
Yoram Kaniuk
Yunit Permadi
Yusi A. Pareanom
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Rachmat Sugito